Anda di halaman 1dari 80

PEMERIKSAAN

NEUROLOGIS PADA
ANAK DAN BAYI

Dr. Amor P. Ginting, SpA


RSK Mojowarno-Jombang
 ANAMNESIS :
 penyakit
 kehamilan
 Kelahiran
 Penyakit lampau
 Perkembangan
 Keluarga
 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan neurologis pada anak dan
bayi
 Waktu pemeriksaan :
 Bayi → 2-3 jam setelah minum
 Mengantuk/letih → mempengaruhi hasil pemeriksaan
 Suhu ruangan → 27-290C
 Variasi individu
 Inspeksi → penglihatan, pendengaran, motorik,
dst.
INSPEKSI
ANAK-ANAK
 Kesadaran

 Kelainan kongenital, keadaan kulit, wajah.

 Aktivitas, mobilitas, koordinasi, perkembangan,


komunikasi, perhatian, reaksi terhadap suara.
 Bicara → gagap, disatria, sengau, gangguan

artikulasi.
 Gerakan abormal → tremor, tic, korea, atetosis,

mioklonus, anggukan kepala,


kedipan mata.
Inspeksi . . .
 BAYI
 Usahakan untuk tidak memegang penderita,
cukup diperhatikan.
 Posisi bayi normal :
 Terlentang → lengan-tungkai fleksi
Tangan menggenggam
 Telungkup/prone position :
 Kepala menempel pada alas → diangkat ~ usia bayi.
 Lengan-tungkai fleksi
POSISI BAYI NORMAL
POSISI ABNORMAL
 Frog posture
 kedua lengannya terbaring lemas di
samping tubuhnya, kedua lengan terbuka
disertai abduksi dan eksternal rotasi sendi
panggul.
 ”floppy infant”.
 Hemiplegi
 hanya ekstremitas satu sisi yang fleksi,
sedangkan sisi lainnya ekstensi lemah.
 ”Erb’s Paralyse”.
Posisi abnormal . . . .

 Opisthotonus
→ opisthotonus yang disertai dengan
ekstensi spastik pada ke-empat
ekstremitas →”cerebral Palsy”.
 Hipotoni
→ terbaring lurus tertelungkup dengan
posisi kedua lengan dan tungkainya
diletakkan lurus di atas meja →SSP.
PEMERIKSAAN

SYARAF KRANIALIS
Pemeriksaan Syaraf Kranialis . . . .

 Syaraf kranialis I (N.Olfaktorius)


 Uji penciuman (sensasi bau) lebih dari 5-
6 tahun
 uji pada setiap lobang hidung secara
terpisah (salah satu lobang hidung
ditutup), mata. tidak merangsang dan
sudah dikenal oleh pasien.
Pemeriksaan Syaraf Kranialis . . . .
Syaraf kranialis II (N.Optikus)
 Meliputi :
 Uji ketajaman penglihatan
 mengikuti muka seseorang
 responnya terhadap mimik seseorang
dan
 kemampuannya mengambil mainan dan
mengikuti benda yang bergerak.
 Refleks kedip dan memejamkan mata
bila ada benda yang mendadak
bergerak ke arah mata menunjukan
visus yang baik, tapi hal ini terjadi pada
anak di atas 1 tahun.
Pemeriksaan Syaraf Kranialis . . . .
Syaraf kranialis III, IV, VI (Nn.
Okulomotorius, troklearis, dan
abdusen)
 Uji gerakan kedua mata.
 Uji akomodasi
 Uji diplopia
 Refleks cahaya.
Pemeriksaan Syaraf Kranialis . . . .

Syaraf kranialis V (N. Trigeminus)


 Fungsi :
 Motoris

 Pengunyah → masester,
Pterigoid
temporalis.
 Sensoris → daerah wajah

setengah kulit kepala


bagian depan.
Syaraf kranialis VII (N. Fascialis)
Pemeriksaan :
 Tersenyum
 Meringis
 Bersiul
 membuka dan memejamkan mata.
 Reflek kornea
 Uji sensori pengecap
• gula atau garam atau asam sitrat atau kina
• lidah harus tetap di luar
Syaraf kranialis VIII (N. Akustikus)

Syaraf VII terdiri dari :


 N. kokhlearis untuk pendengaran
 N. Vestibularis untuk keseimbangan
Syaraf kranialis IX (N. Glosofaringeus)

Pemeriksaan ditujukan untuk melihat kelainan yang


timbul, yaitu :
 Hilangnya refleks muntah (gag relex)
 Disfagia ringan
 Hilangnya sensoris pengecap
 Deviasi uvula ke sisi yang baik
 Hilangnya sensorik pada faring, tonsil, tenggorok bagian
atas dan lidah bagian belakang.
 Hilangnya konstriksi dinding posterior faring saat bersuara
”ah”
 Hipersalivasi.
Syaraf Kranialis X (N. Vagus)
Gangguan pada syaraf ini berupa :
 Motorik :
 Afonia(suara menghilang)
 Disfonia (gangguan suara)
 Disfagia (kesukaran menelan, biasanya kalau
minum kembali ke hidung)
 Spasme esofagus
 Paralisis palatum mole (refleks muntah megatif
dan palatum sisi yang sakit tidak dapat terangkat
pada waktu bersuara)
Syaraf Kranialis X (N. Vagus). . .

 Sensorik :
 Nyeri dan parestesia pada faring dan laring,
batuk, sesak nafas dan pseudoasma.
 Vegetatif :
 Bradikaria, takikardia dan dilatasi lambung.
Syaraf kranialis XI (N. Aksesorius)

 mengangkat bahu dan memutar kepala


melawan tahanan pemeriksa.
 Kelainan :
 Bahu yang terkena tampak lebih rendah

 atrofi otot m. Sternokleidomastoideus.

 Pasien tidak dapat mengangkat bahu


yang terkena dan memutar kepala ke
sisi yang sehat.
Syaraf kranialis XII (N.Hipoglosus)
 Pemeriksaan :
 menilai kekuatan lidah →

menyorongkan ujung lidah ke pipi


kanan dan kiri melawan jari pemeriksa.
 deviasi lidah pada waktu dijulurkan

→ lidah akan berdeviasi ke sisi lesi,


atrofi
tremor.
SISTEM MOTORIK
• Amati :
• posturnya saat berdiri
• Berjalan
• berlari
• Bermain
• Uji kekuatan otot
• dapat mengerjakan instruksi pemeriksa dan
kooperatif.
• Pada bayi dan anak yang tidak kooperatif →
kesan keseluruhan
Motorik . . . .

• Anak → duduk dan tungkai tergantung


• kekuatan kinetik → menggerakkan anggota
badan yang diuji dan pemeriksa menahan
gerakan-gerakannya
• kekuatan statik → menahan anggota badan
yang diuji tetap ditempatnya dengan kekuatan
terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan
oleh pemeriksa
Motorik . . . .
Pemeriksaan
 anak-anak :
 mengangkat bahu
 ditekan bahunya dan pasien disuruh menahan.
 Berjabat tangan → pronasi dan supinasi sambil
ditahan.
 menggerakkan kaki dan tangan.
 Dibandingkan dengan kekuatan otot analognya
yang kontralateral
Motorik . . . .

 balita dan bayi


 Tonus otot dengan cara pronasi dan
supinasi pergelangan tangan.
 Fleksi dan ekstensi siku

 Dorsofleksi dan plantarfleksi


pergelangan kaki
 Memegang otot yang diperiksa.
Motorik . . .

Respon Traksi
 lahir - 2 bulan → mengangkat anak
tersebut pada kedua tangannya dari
posisi tidur ke posisi duduk. → kepala
anak akan tertinggal → “head leg”
Respon Traksi . . .

 sudah menghilang setelah 3 bulan


 masih ada

 Hipotoni

 kelainan SSP

 prematuritas.
Suspensi Ventral
Mengetahui :
 kontrol kepal

 kurvatura toraks dan


 kontrol tangan dan kaki terhadap
gravitasi.
Cara :
 Bayi ditidurkan dalam posisi pronasi

 telapak tangan pemeriksa menyangga badan bayi


pada daerah dada.
 Pada bayi aterm dan normal

 kepala akan jatuh ke bawah membentuk sudut


sekitar 450 atau kurang dari posisi horizontal
 punggung lurus atau sedikit fleksi

 tangan fleksi pada siku dan sedikit ekstensi pada


sendi bahu dan sedikit fleksi pada sendi lutut.
TANDA RANGSANG MENINGEAL

Kaku Kuduk
leher ditekuk secara pasif terdapat tahanan
 dagu tidak dapat menempel pada dada.

leher dibuat hiperekstensi


 Diputar

 digerakan ke samping.
Rangsang Meningeal . . .

Tanda Brudzinski I (Brudzinki’s neck


sign)
Stimulasi :
 kepala pasien difleksikan sampai dagu
menyentuh dada
Respon :
 fleksi bilateral di sendi dan lutut panggul
Rangsang Meningeal . . .

Tanda Burdzinski II (Brudzinki’s contralateral


leg sign)
Stimulasi
 pengangkatan kaki secara lurus

Respon
 fleksi pada sendi lutut dan panggul pada kaki
kontralateral
Rangsang Meningeal . . .
Tanda Brudzinski III
 Stimulasi
 penekanan pada kedua pipi atau tepat dibawah os
zigomatikus
 Respon
 fleksi pada kedua tungkai pada sendi lutut dan tungkai
Tanda Brudzinski IV
 Stimulasi
 penekanan pada simphisis pubis
 Respon
 fleksi pada kedua tungkai pada sendi lutut dan tungkai
Tanda Kernig
 Stimulasi
 memfleksikan salah satu tungkai di sendi panggul
kemudian tungkai
 Respon
 fleksi di sendi panggul dan lutut pada tungkai
kontralateral
PEMERIKSAAN SENSORIS

 sangat sulit dilakukan pada anak,


 tidak mungkin pada bayi.
 anak lebih dari 6 tahun baru dapat
dilakukan uji sensibilitas
PEMERIKSAAN REFLEKS
REFLEKS SUPERFISIAL
Refleks dinding abdomen
 Cara :
 menggores dinding abdomen dengan 4 goresan yang
membentuk segi empat (belah ketupat) dengan titik-titik
sudut di bawah xifoid, di atas simpisis dan kanan kiri
umbilikus.
 Hasil :
 umbilikus akan bergerak pada tiap goresan.
 Hasil negatif pada :
 Bayi kurang 1 tahun
 Poliomielitis
 Lesi sentral atau piramidal
Refleks Fisiologis . . .

Refleks tendon biceps


 cara

 mengetuk tendon biceps

 hasil

 fleksi sendi siku


Reflek Fisiologis . . .

Refleks Patela
 Cara

 mengetuk tendon patela

 Hasil

 ekstensi sendi lutut


Refleks Fisiologis ….

 Refleks akan meningkat pada :


 Lesi upper motor neuron
 Hipertiroidism
 Hipokalsemia
 Tumor batang otak.
 Refleks menurun pada :
 Lesi lower motor neuron
 Sindroma down
 malnutrisi
KLONUS

KLONUS LUTUT
Dengan memegang dan mendorong os
patella ke arah distal
→m. kwadriseps femoris teregang dan
secara reflektorik otot tersebut
berkontraksi secara berulang-ulang
selama pendorongan terhadap os patella
masih tetap diadakan.
KLONUS KAKI
Dorsofleksi secara berlebihan
 otot-otot betis teregang

 kontraksi ini berlangsung secara


berulang-ulang selama peregangan
terhadap otot-otot betis masih
dilakukan
Reflek Patologis
Refleks Plantaris Babinski
 Stimulasi
 penggoresan telapak kaki bagian lateral
dari tumit ke bawah jari-jari
 Respon
 ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan
(abduksi) jari-jari kaki
Refleks Patologis . . .

Refleks Chaddock
 Stimulasi
 penggoresan pada kulit dorsum pedis

bagian lateral
 Respon
 ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan

(abduksi) jari-jari kaki


Refleks Patologis . . . .

Refleks Oppenheim
 Stimulasi
 pengurutan dari proksimal ke distal secara kleras
dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan pada kulit
di os tibia
 Respon
 ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan
(abduksi) jari-jari kaki
Refleks Gordon
 Stimulasi
 memencet betis secara keras
 Respon
 ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan
(abduksi) jari-jari kaki
Refleks Shaeffer
 Stimulasi
 memencet tendon achilles secara keras
 Respon
 ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan
(abduksi) jari-jari kaki
Refleks Gonda
 Stimulasi
 penekukan (plantar fleksi) maksimal dari jari kaki
keempat
 Respon
 ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan
(abduksi) jari-jari kaki
REFLEKS-REFLEKS PADA BAYI
Jenis refleks Usia mulai Usia menghilang
Moro Sejak lahir 6 bulan

Memegang
Palmar Sejak lahir 6 bulan
Plantar Sejak lahir 9-10 bulan

Snout Sejak lahir 3 bulan


Tonic Neck Sejak lahir 5-6 bulan
Stepping (berjalan) Sejak lahir 12 bulan

Penempatan taktil (placing 5 bulan 12 bulan


response)
Terjun (parachute) 8-9 bulan Seterusnya ada

Landau 3 bulan 21 bulan


Refleks Moro
cara :
 bayi dibaringkan terlentang, kemudian
diposisikan setengah duduk dan disangga oleh
kedua telapak tangan pemeriksa
 secara tiba-tiba tapi hati-hati kepala bayi
dijatuhkan 30-400 (merubah posisi badan anak
secara mendadak).
 menimbulkan suara keras secara mendadak
ataupun dengan menepuk tempat tidur bayi
secara mendadak.
positif :
 abduksi ekstensi keempat ekstremitas dan
pengembangan jari-jari, kecuali pada falang
distal jari telunjuk dan ibu jari dalam keadaan
fleksi. Gerakan itu segera diikuti oleh
adduksi-fleksi ke-empat ekstremitas.
asimetris : gangguan sistem neuromuskuler
asimetris pada tangan dan kaki :
 curiga adanya hemiparese
 nyeri akibat fraktur klavikula atau humerus
menurun :
 bayi dengan fungsi SSP yang tertekan
(hipoksia, perdarahan intrakranial, laserasi
jaringan otak)
 hipotoni

 hipertoni

 prematur

menghilang usia 6 bulan


Refleks palmar grasp
cara :
 bayi/anak ditidurkan dalam posisi supinasi,
kepala menghadap ke depan dan tangan
dalam keadaan setengah fleksi.
 Dengan memakai jari telunjuk pemeriksa
menyentuh sisi luar tangan menuju bagian
tengah telapak tangan dengan cepat dan
hati-hati, sambil menekan permukaan
telapak tangan.
 positif : fleksi seluruh jari (memegang tangan
pemeriksa)
 asimetris : kelemahan otot-otot fleksor jari
tangan yang dapat disebabkan oleh palsi pleksus
brachialis inferior (klumpke paralyse)
 menetap sampai usia 6 bulan.
 menetap pada usia diatas 6 bulan : khas pada
cerebral palsy
Refleks plantar grasp
cara :
 bayi atau anak ditidurkan dalam
posisi supinasi kemudian ibu jari
tangan pemeriksa menekan pangkal
ibu jari bayi di daaerah plantar.
 positif : fleksi plantar seluruh jari kaki
 negatif : kelainan medula spinalis

 mulai menghilang usia 9 bulan, dan


sudah hilang sama sekali pada usia
10 bulan.
Refleks Snout

cara :
 perkusi pada daerah bibir atas

 positif : bibir atas dan bawah


menyengir atau kontraksi otot-otot
di sekitar bibir dan di bawah
hidung.
 menetap : regresi SSP
Refleks tonic neck

cara :
 bayi / anak ditidurkan dalam posisi

supinasi, kemudian kepalanya


diarahkan menoleh salah satu sisi.
positif :
 lengan dan tungkai yang dihadapi/sesisi menjadi
hipertoni dan fleksi, sedangkan lengan dan
tungkai sisi lainnya/dibelakangi menjadi hipertoni
dan fleksi.
menetap pada usia 6 bulan : patologis
(tersering oleh karena gangguan pada
gangglion basalis)
Refleks berjalan (stepping)
cara :
 bayi dipegang pada daerah toraks dengan kedua
tangan pemeriksa.
 Pemeriksa mendaratkan bayi pada posisi berdiri di
atas tempat periksa.
 Pada bayi kurang 3 bulan, salah satu kaki yang
menyentuh alas tempat periksa akan menapakkan
kakinya.
 Kemudian akan diikuti oleh kaki yang lain dan kaki
yang sudah menyentuh akan berekstensi seolah-
olah melangkah untuk melakukan gerakan
berjalan.
negatif :
 cerebral palsy
 mental retardasi
 hipotoni
 hiperoni
 penekanan fungsi SSP

Anda mungkin juga menyukai