A
N
T
O
I
B
J
A
A
T
M
U
R
OBAT MIKOSIS JAMUR SUBKUTANEUS
& SISTEMIK
A. AMFOTERISIN B
Merupakan obat pilihan utk infeksi mikosis
sistemik
Molekul polien berikatan dg ergosterol yg
berada dlm membran sel pd sel jamur
mengganggu fungsi membran elektrolit
(terutama kalium) molekul2 kecil keluar
dr sel kematian sel.
Secara umum, dosis 0,3-0,5 mg/kgBB
cukup efektif utk berbagai infeksi jamur.
AMFOTERISIN B
Efek Samping :
1. Demam & menggigil
2. Gangguan ginjal
3. Hipotensi
4. Anemia
5. Efek neurologik
6. Tromboflebitis
AMFOTERISIN B
B.FLUSITOSIN
Flusitosin : suatu antimetabolit pirimidin
sintetik yg digunakan hanya dlm bentuk
kombinasi dg amfoterisin utk mengobati
mikosis sistemik & meningitis yg disebabkan
oleh Criptococcus neoformans & Kandida.
Mekanisme : merusak sintesis asam nukleat
& protein jamur.
Amfoterisin B mempengaruhi permeabilitas
sel shg memudahkan flusitosin
mempenetrasi sel jamur.
FLUSITOSIN
Flusitosin tersedia dlm sediaan kapsul 250 &
500 mg.
Dosis yg dianjurkan antara 50-150
mg/kgBB/hari yg terbagi dlm 4 dosis.
Dosis harus dikurangi pd pasien dg insufisiensi
ginjal.
Efek samping :
1. Toksisitas hematologik
2. Gangguan hati
3. Gangguan saluran cerna
C. KETOKONAZOL
Bermanfaat dlm pengobatan mikosis
sistemik.
Mekanisme : menghambat demetilasi
lanosterol menjadi ergosterol yg
merupakan sterol penting utk membran
jamur mengganggu fungsi membran &
meningkatkan permeabilitas.
Terdapat dlm sediaan tablet 200 mg, krim
2 % & shampo 2 %.
KETOKONAZOL
Dosis yg dianjurkan utk dewasa : 1 x 200-400
mg sehari. Pd anak2 diberikan 3,3-6,6
mg/kgBB/hari.
Ketokonaol & amfoterisin B tidak boleh
diberikan bersamaan.
Efek samping :
1. Gangguan saluran cerna
2. Efek endokrin seperti impotensi & ketidak-
teraturan menstruasi
3. Gangguan fungsi hati
KETOKONAZOL
D. FLUKONAZOL
Diberikan utk profilaksis, menurunkan infeksi
jamur pd penerima transplantasi sumsum tulang.
Mekanisme : menghambat sintesis ergosterol
membran jamur seperti ketokenazol.
Dosis yg disarankan adlh 100-400 mg per hari.
Efek samping :
1. Mual dan muntah
2. Kulit kemerahan
3. Teratogen poten
4. Hepatitis (jarang)
5. Menghambat sitokrom P-450 yg
memetabolisme obat-obat lain.
FLUKONAZOL
E. ITRAKONAZOL
Memiliki spektum anti jamur yg luas, dapat
mengobati aspergilosis, kandidemia,
koksidioidomikosis, dan kriptokokosis.
Merupakan obat pilihan utk blastomikosis.
Mekanisme kerja = azol lainnya.
Dosis yg disarankan 200 mg/hari.
Efek samping : mual, muntah, kulit
kemerahan, hipokalemia, hipertensi,
edema dan sakit kepala.
ITRAKONAZOL
OBAT INFEKSI MIKOTIK SUPERFISIAL
A. GRISEOFULVIN
Efektif terhadap berbagai jenis jamur
dermatofit (jamur yg menyebabkan infeksi
kulit superfisial).
Mekanisme : masuk ke dlm sel jamur
berinteraksi dg mikrotubulus dlm jamur yg
merusak serat mitotik & menghambat mitosis
mengganggu pertumbuhan jamur.
Terapi harus dilanjutkan sampai jaringan
normal menggantikan jaringan yg terinfeksi.
GRISEOFULVIN
Dosis :
1. Anak : 5-15 mg/kgBB/hari
2. Dewasa : 500-1000 mg/hari dlm dosis tunggal
atau terbagi (bila dosis tunggal tdk dpt
ditoleransi).
Efek samping :
1. Reaksi alergi, sakit kepala, mual (jarang)
2. Hepatotoksisitas
3. Teratogenik
4. Meningkatkan intoksikasi efek alkohol
GRISEOFULVIN
B. NISTATIN
Mekanisme kerja mirip amfoterisin B.
Penggunaannya terhadap kandida secara
topikal terbatas krn toksisitas sistemiknya.
Tidak di absorpsi di sal.cerna & tdk pernah
digunakan secara parenteral.
Obat ini diberikan secara p.o (swish and
swallow) utk pengobatan kandidiasis oral.
Efek samping : dpt menimbulkan mual dan
muntah.
NISTATIN
Dosis nistatin dinyatakan dlm unit. Tiap 1
mg mengandung tdk kurang dr 200 unit
nistatin.
Utk kandidiasis mulut & esofagus pd
pasien dewasa diberikan dosis 500.000 –
1.000.000 unit, 3 atau 4 kali sehari.
Obat tdk langsung ditelan tp di tahan dulu
di rongga mulut.
Pemakaian pd kulit disarankan 2-3 x sehari.
Tablet vaginal 1-2 x sehari selama 14 hari.
NISTATIN
MIKONAZOL DAN OBAT TOPIKAL LAIN