Anda di halaman 1dari 56

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN HELM DENGAN BERATNYA

CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN


MENGGUNAKAN SCORING GLASGOW COMA SCALE
DI UGD RSUD. DR. M. HAULUSSY AMBON
NOVEMBER - DESEMBER 2015

PEMBIMBING I : dr. J. Tuamelly, Sp.B(K)Trauma,FICS,FINACS


PEMBIMBING II : dr. Rif’ah Z. Soumena
Latar Belakang

WHO
WHO Regional Asia - Dunia: KLL kematian ke
Tenggara: 10
- Ke 2(303,1/1000 populasi) - Negara berkembang: KLL
→ Kendaraan roda 2 dan 3 Kematian Ke 7
(34%). - Indonesia: KLL kematian
ke 3.
LANJUTAN

NTDB: cedera kepala No. 2.


Risde H.E: kelompok umur
11-20 tahu,
RISKESDAS 2013: KLL
Fonda S: Kelompok umur 15-
sepeda motor penyebap no. 2
19 tahun dan diikuti 20 – 24
cedera dan kelompok umur
tahun.
15 - 24 tahun.
LANJUTAN

Treat dkk: Faktor kesalahan
manusia menjadi faktor
Taiwan, Tidak menggunakan penyebap dari KLL
Helm 4 X lebih besar cedera
kepala. Marselius dkk: mayoritas
subjek kadang kadang tidak
patuh pada peraturan
penggunaan helm
Rumusan Masalah

Hubungan Antara Penggunaan Helm Dengan Beratnya


Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Dengan
Menggunakan Scoring Glasgow Coma Scale (GCS)
Di UGD RSUD. Dr. M. Haulussy Ambon
November - Desember 2015.
Tujuan Penelitian

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS
Mengetahui hubungan antara Untuk mengetahui :
penggunaan helm dengan beratnya 1. Angka kejadia cedera kepala
cedera kepala akibat kecelakaan 2. Karakteristik jenis kelamin
lalu lintas dengan menggunakan 3. Karakteristik kelompok usia
Scoring Glasgow coma scale 4. Gambaran beratnya cedera
(GCS) di UGD RSUD. Dr. M. kepala
Haulussy Ambon November - 5. Hubungan antara perbedaan
Desember 2015. jenis helm SNI (open face dan
full face) dengan beratnya
cedera kepala
Pemerintah dan
Institusi Terakait

Manfaat Masyarakat
Penelitian

Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA

Kecelakaan Lalu Lintas Sepeda Motor
Dan Penggunaan Helm

Pengertian KLL Penggolongan KLL
KLL adalah suatu peristiwa di  KLL ringan
jalan yang tidak diduga dan
tidak disengaja yang  KLL sedang
melibatkan kendaraan dengan  KLL berat
atau tanpa pengguna jalan lain
(UU no. 22 Tahun 2009)
yang mengakibatkan korban
manusia dan/atau kerugian
harta benda. (UU no. 22 Tahun
2009)
LANJUTAN

Sepeda Motor

 Sepeda motor adalah kendaraan bermotor beroda


dua dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan
atau tanpa kereta samping atau kendaraan
bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah. (UU
no.22 tahun 2009)
1. Surat Izin Mengemudi (SIM)
2. Mengutamakan keselamatan pejalan kaki
3. Mengetahui tata cara berlalu lintas
4. Sepeda motor hanya untuk 2 orang
5. Wajib menggunakan helm
LANJUTAN

Helm
 Undang-undang No. 22 Tahun 2009, Pengendara
dan penumpang sepeda motor wajib menggunakan
helm SNI.
 SNI menetapkan helm pelindung (Open Face dan
Full Face) berarti telah memenuhi persyaratan
material dan konstruksi.
Anatomi Kepala

 Kulit Kepala
 Tengkorak
 Meninges
 Bagian Bagian otak
 Cairan Cerebrospinal
Fisiologi (Doktrin Monro-Kellie)

Cedera Kepala

Definisi Klasifikasi
 Cedera kepala adalah  Beratnya Cedera
trauma mekanik pada
kepala yang terjadi baik 1. Ringan (GCS 13-15)
secara langsung atau tidak
langsung yang kemudian
2. Sedang (GCS 9-12)
dapat berakibat kepada 3. Berat (GCS 3-8)
gangguan fungsi neurologis,
fungsi fisik, kognitif,  Morfologi
psikososial, bersifat 1. Fraktur Tengkorak
temporer atau permanent
2. Lesi Intrakranial
Patofisiologi

Gangguan Oksigenasi

Kekurangan suplai Glukosa

Gangguan metabolism

Udem jaringan otak

Tekanan intrakranial meninggi


Penanganan Cedera Kepala

Cedera Kepala Ringan
 Pasien sadar dan berorientasi
 Anamnesis (ID, Mek dan waktu Cedera, Tidak sadar
setelah cedera, Sakit kepala)
 Singkirkan cedera sistemik
 Rontgen Vertebra
 Pem. Darah, zat toksik dalam urin,
 CT-Scan kepala
Lanjutan

Cedera Kepala Sedang
 Pasien kebingungan dan mengantuk.
 Pem. Awal : sama dengan CKR + Pem. Darah sederhana 
rawat (observasi)
 Dirawat : Pem. Neurologis periodik, CT-Scan ulang jika
memburuk atau saat pasien pulang.
Lanjutan

Cedera Kepala Berat

 Pasien tidak mampu melakukan perintah.


 Pemeriksaan dan penatalaksanaan
- ABC (Primary Survey)
- Secondary survey
- Rawat  perawatan definitive bedah saraf
- Reevaluasi neurologis : GCS, Respon cahaya,.
- Obat-obatan
LANJUTAN

 Survey Primer dan Resusitasi
1. Airway
2. Breathing
3. Circulation
 Survey Sekunder : Pem. Neurologis serial (GCS,
Lateralisasi dan reaksi pupil)  deteksi kerusakan
neurologis sedini mungkin.
Terapi Medika Mentosa

 Cairan Intravena
 Hyperventilasi
 Manitol
 Larutan garam Hypertonik
 Barbiturat
 Antikonvulsan
Glasgow Coma Scale

 Instrumen standart mendeskripsikan beratnya cedera
kepala.
 Teasdale and Jennet (1974) pada jurnal Lancet di Glasgow,
Skotlandia.
 GCS memiliki 3 komponen : Mata (E), verbal (V),
Motorik (M). GCS 3-8 (CKB), 9-12 (CKS), 13-15 (CKR)
Kerangka Teori

Hipotesis Penelitian

• Hipotesis penelitian (H1): terdapat hubungan

• Hipotesis nol (H0): tidak terdapat hubungan


Desain

Penelitian

Waktu &
Tempat
Penelitian
Populasi dan Sampel

Populasi Sampel
Seluruh pasien dengan cedera  Total Sampling
kepala akibat kecelakaan lalu lintas  Minimal Sampel: Rumus
di UGD RSUD DR. M. Haulussy Analitik komparatif kategorik
Ambon pada November - tidak berpasangan
𝑍𝛼 2𝑃𝑄+𝑍𝛽 𝑃 1 𝑄 1 +𝑃₂𝑄₂
Desember 2015. n1 = n2 = ²
𝑃₁−𝑃₂
n1 = n2 = 𝟐𝟒, 𝟓𝟒𝟕𝟎𝟓
n = n1 + n2 = 49
Jumlah minimal sampel dalam
penelitian ini adalah 49 pasien.
Kriteria
Retriksi 
INKLUSI : Pasien cedera kepala akibat kecelakaan lalu
lintas yang mengendarai atau menumpang sepeda motor
dengan atau tidak menggunakan helm pada bulan
November - Desember 2015.

EKSKLUSI : Pasien yang mengalami cedera berat


diluar kepala dan wajah yang mempengaruhi Glasgow
Coma Scale (GCS), pasien meninggal di tempat
kejadian maupun dalam perjalanan ke rumah sakit,
pasien yang tidak diketahui jenis penggunaan helm.
Definisi Operasional

No. Variabel DefInisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1 Cedera Kepala Trauma mekanik pada kepala yang GCS (Glasgow Coma 1. Ringan (GCS 13-15) Ordinal
menyebapkan gangguan fungsi Scale) 2. Sedang (GCS 9-12)
neurologis, fisik, kognitif, dan 3. Berat (GCS 3-8)
psikososial

2 Penggunaan Helm Alat kelengkapan kendaraan bermotor Instrumen 1. Menggunakan Helm Nominal
yang digunakan dikepala untuk penelitian sesuai SNI (Open Face
melindungi dari benturan dan dan Full Face)
2. Tidak menggunakan
digunakan dengan baik dan benar.
Helm

3 Jenis Kelamin Perbedaan biologis pasien yang terdiri Instrumen 1. Laki-laki Nominal
dari laki-laki dan perempuan. penelitian 2. Perempuan

4 Usia Usia pasien saat mengalami Instrumen 1. 0 – 14 Ordinal


kecelakaan lalu lintas dan cedera Penelitian 2. 15 – 24
kepala 3. 25 – 44
4. 45 – 64
5. > 65
Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data


Data primer dengan Instrumen  Analisis Univariat
penelitian (Identitas pasien,
Nilai GCS, Penggunaan Helm)  Analisis Bivariat
di UGD RSUD dr. M. Haulussy
Ambon Oktober - Desember
1. Uji statistic Chi-square
2015. 2. Rasio Prevalensi (RP)
Interpretasi


Interpretasi nilai RP : Interpretasi nilai p :
 RP = 1, variable yang diduga  p <0,005, H1 diterima.
merupakan faktor risiko
tersebut tidak ada hubungannya  p >0,005 maka H1 ditolak
dengan efek. dan H0 diterima.
 RP > 1, variable tersebut
merupakan Faktor risiko
timbulnya Efek.
 RP < 1, berarti Faktor resiko
yang diteliti tersebut
mengurangi kejadian.
Kerangka Konsep


- Penggunaan Helm
Pasien Cedera kepala akibat
Kecelakaan lalu lintas - Jenis Helm SNI

Katerangan:

Variabel yang diteliti

Variabel Bebas

Variabel Terikat
Alur Penelitian
Jadwal Penelitian
Periode
 August Sept Okto Nov Des Jan Feb
Tahapan Penelitian
Penyusunan Proposal
Pembimbingan
Proposal
Seminar Proposal
Pengumpulan Data
Pengolahan dan
Analisis Data
Penyusunan Skripsi
Ujian Skripsi
Deskripsi Lokasi
Penelitian

 Penelitian ini dilakukan di RSUD DR. M. Haulussy
Ambon pada pelayanan Unit Gawat Darurat.
Analisis Univariat

Jenis Kelamin

Distribusi frekuensi pasien yang mengalami


cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas
di UGD RSUD. DR. M. Haulussy Ambon
November - Desember 2015 berdasarkan
jenis kelamin.
Pembahasan


 Lahdimawan dkk di RSUD Ulin Banjarmasin yaitu laki-
laki lebih sering (65.8%) dibandingkan dengan perempuan
(34.2%) dengan angka perbandingan 1.9:1.
 Nura M di RSUD Sleman Yogyakarta yaitu laki-laki
(61,1%) lebih banyak dari perempuan (38,9%).
 Anna dan Riskiansyah di ITS laki-laki memiliki risiko
KLL ≥ 2 kali lebih besar dibanding perempuan.
LANJUTAN

Kelompok Usia
Kelompok Usia
0 - 14 15 - 24 25 - 44 45 - 64 ≥ 65

26 24

4 6 2

Frekuensi

Distribusi frekuensi pasien yang mengalami cedera kepala akibat


kecelakaan lalu lintas di UGD RSUD. DR. M. Haulussy Ambon November
- Desember 2015 berdasarkan kelompok usia.
Pembahasan


Lahdimawan dkk di RSUD Ulin Banjarmasin:
kejadian terbanyak dialamikelompok usia 15 - 24
(41.1%).
Fonda S dkk di RSUP Prof. DR. R. D. Kandou,
Manado: kelompok usia terbanyak yaitu
kelompok usia 15 - 24 tahun yaitu 30%. Menurut
Nicholl dan LaFrance, puncak insidensi cedera
kepala adalah pada kelompok usia 15 - 24 tahun.
LANJUTAN

Beratnya Cedera Kepala
Beratnya Cedera Kepala
13 - 15 (CKR) 9 - 12 (CKS) 3 - 8 (CKB)

40.00

14.00
8.00

Frekuensi

Distribusi frekuensi gambaran beratnya cedera kepala berdasarkan


scoring glasgow coma scale (GCS) di RSUD DR. M. Haulussy Ambon
November - Desember 2015.
Pembahasan


Lahdimawan dkk di RSUD Ulin Banjarmasin
pasien cedera kepala yang mengalami CKR
sebanyak 47 pasien (64,4%) CKS sebanyak 14
pasien (19,2%), dan CKB sebanyak 12 pasien
(16,4%).
Analisis Bivariat

Hubungan Antara Penggunaan Helm Dengan Beratnya Cedera Kepala Akibat
Kecelakaan Lalu Lintas Dengan Menggunakan Scoring Glasgow Coma Scale (GCS) Di
UGD RSUD. DR. M. Haulussy Ambon November - Desember 2015.


Analisis Statistik Chi-square
Klasifikasi Beratnya Cedera Kepala
Penggunaan
Total p*
Helm
CKB CKS CKR

6 10 17 33
Tidak
menggunakan
18.2% 30.3% 51.5% 100.0%
0.044

2 4 23 29
Menggunakan
6.9% 13.8% 79.3% 100.0%

8 14 40 62
Total
12.9% 22.6% 64.5% 100.0%
Hasil analisis uji statistik Chi-square pada analisis
* Uji chi-square setelah penggabungan sel cedera kepala (ringan vs sedang+berat) hubungan antara penggunaan helm dengan
beratnya cedera kepala akibat kecelakaan lalu
lintas dengan menggunakan scoring glasgow
coma scale (GCS) di UGD RSUD. DR. M.
Haulussy Ambon November - Desember 2015.
Pembahasan


Lahdimawan dkk : Terdapat hubungan yang
signifikan antara penggunaan helm dengan
beratnya cedera kepala akibat kecelakaan lalu
lintas dengan nilai p = 0,041 (α = 0,05).
Crandon IW dkk di University Hospital of the
West Indies Jamaica, menggunaan helm pada saat
kecelakaan lalu lintas secara signifikan
mengurangi keparahan cedera kepala (P = 0,028).
LANJUTAN

Analisis Rasio Prevalensi
Klasifikasi Beratnya Cedera Kepala
Status Penggunaan
Total
Helm
CKB CKS CKR 𝐴
𝐴+𝐵+𝐶
RPCedera kepala berat = ቊ 𝐷 ቋ
6 10 17 33
𝐷+𝐸+𝐹
6
Tidak menggunakan
0,18
A B C A+B+C = 33
2 = = 2,636
0,1
29

2 4 23 29

Menggunakan Hasil uji statistik nilai rasio prevalensi (RP) pada


D E F D+E+F analisis hubungan antara penggunaan helm dengan
beratnya cedera kepala akibat kecelakaan lalu
lintas dengan menggunakan scoring glasgow coma
scale (GCS) di UGD RSUD. DR. M. Haulussy
Ambon November - Desember 2015.
Pembahasan


 Lahdimawan dkk : Pengendara yang tidak menggunakan
helm mempunyai resiko 2,2 kali lebih besar untuk
mengalami cedera kepala yang lebih berat dibandingkan
dengan yang menggunakan helm.
 Yu wen-yu dkk : Pengendara motor yang tidak
menggunakan helm 4 kali lebih besar untuk mengalami
cedera kepala.
 Ouellet dan Kasantikul : Pengendara yang tidak
menggunakan helm 3,5 kali lebih besar untuk mengalami
cedera serius.
Hubungan antara perbedaan jenis helm SNI (open face dan full face) dengan
beratnya cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan
scoring glasgow coma scale (GCS) di UGD RSUD. DR. M. Haulussy Ambon
November - Desember 2015.


Analisis Statistik Fisher
Klasifikasi Beratnya Cedera Kepala
Jenis Helm Total p*
CKB CKS CKR

0 0 2 2
Full face
0.0% 0.0% 100.0% 100.0%
1.000
2 4 21 27
Open face
7.4% 14.8% 77.8% 100.0%

2 4 23 29
Total
6.9% 13.8% 79.3% 100.0%
* Uji fisher setelah penggabungan sel cedera kepala (ringan vs sedang+berat)

Hasil analisis uji Fisher pada analisis hubungan


antara perbedaan jenis helm SNI (open face dan full
face) dengan beratnya cedera kepala akibat
kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan scoring
glasgow coma scale (GCS) di UGD RSUD. DR. M.
Haulussy Ambon November - Desember 2015.
Pembahasan


 Pengendara kendaraan bermotor yang menggunakan helm full face
memiliki angka kecelakaan lalu lintas yang lebih rendah dan memiliki
keparahan cedera kepala yang lebih rendah dibandingkan dengan
pengguna helm open face.

 Helm full face merupakan helm yang memberi perlindungan lebih dan
terasa nyaman saat memakainya.

 Helm jenis ini tetap memberikan jaminan pendengaran terhadap suara


dari lingkungan sekitar, melindungi dari angin dan matahari. Helm full
face melindungi mata dari debu, polusi, hujan, serangga dan batu kecil
yang mungkin terpental dari kendaraan lain.
Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu kurangnya
jumlah sampel yang dapat diteliti pada pasien yang
menggunakan jenis helm SNI dan keterbatasan
waktu penelitian. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian lanjutan dengan jmlah sampel dan waktu
yang lebih banyak lagi.
Kesimpulan

Secara Umum

Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan helm


dengan beratnya cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas
dengan menggunakan skoring GCS di UGD RSUD DR. M.
Haulussy Ambon November - Desember 2015
LANJUTAN

Secara Khusus

1. Angka kejadian cedera kepala yaitu sebanyak 62


pasien.
2. Untuk karakteristik jenis kelamin yang mengalami
cedera kepala terbanyak pada jenis kelamin laki-
laki (77,4%)
3. Untuk karakteristik kelompok usia yang
mengalami cedera kepala terbanyak berada pada
rentang usia 15 - 24 tahun (41,9%).
LANJUTAN

4. Menurut gambaran beratnya cedera kepala berdasarkan
skoring GCS didapatkan cedera kepala yang paling banyak
dialami yaitu CKR (64.5%), diikuti CKS (22.6%) dan
CKB (12,9%).

5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perbedaan jenis


helm SNI (open face dan full face) dengan beratnya cedera kepala
akibat kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan skoring GCS di
UGD RSUD DR. M. Haulussy Ambon November - Desember
2015 dengan nilai P = 1,000 (P > 0,05).
Saran

 Pemerintah dan Institusi terkait : dapat meningkatkan
pengawasan terhadap AKB dan pengawasan terhadap AKB
agar sesuai SNI.
 Masyarakat : Meningkatkan penggunaan AKB (Helm),
dipergunakan dengan baik dan benar serta sesuai dengan
SNI.

Anda mungkin juga menyukai