Anda di halaman 1dari 56

BAGIAN ILMU BEDAH LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN Maret 2017


UNIVERSITAS PATTIMURA

TUMOR REKTUM

Oleh:
SUMAN JARO
NIM. 2011-83-029

Konsulen:
Dr. Achmad Tuahuns Sp.B

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU Bedah
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. M. HAULUSSY
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017
IDENTITAS
 Nama : Tn. AT
 Umur : 73 Tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Alamat : Namlea (Waesili)
 Tanggal masuk RS : 20 Januari 2017
 Tanggal keluar RS : 04 Februari 2017
 Tanggal Pemeriksaan : 31 Januari 2017
 Pengantar : Keluarga
 Agama : Islam
 Status pernikahan : Sudah menikah
Keluhan utama : Bengkak pada skrotum
Riwayat Penyakit Sekarang : Keluhan dirasakan sejak ± 2 bulan sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan disertai rasa nyeri yang hilang
timbul dan menjalar hingga ke bagian perut kiri bawah.
Benjolan tidak dirasakan keluar masuk. Pasien sempat
merasakan demam beberapa hari SMRS. Pasien juga
merasa mual (+), muntah (-), tidak terdapat benjolan
pada tempat lain. makan dan minum baik. BAB dan
BAK lancer.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Benjolan pernah muncul sebelumnya pada tahun 2012namun menghilang
pada tahun 2014 dan tidak terasa nyeri. HT (+), DM (-).
Riwayat Keluarga :
Tidak ada yang menderita hal yang sama.
Riwayat Kebiasaan :
Merokok (+) 1 bungkus /hari,Alkohol (-).
Riwayat Pengobatan :
Pasien mengkonsumsi obat prednisone, ibuprofen, novalgin, amlodipine
dari RS Namlea.
PEMERIKSAAN FISIK

TD : 140/70 mmHg, N : 85x/menit, P : 20x/menit, S : 36,7ºC

Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Otore -/-, pendengaran kesan normal
Hidung : Rinore -/-
Tenggorokan :T1/T1, Hiperemis (-)
Mulut : kandidiasis (-), Stomatitis (-), sianosis (-), pucat (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening-/- pembesaran
kelenjar tiroid -/-
Dada : Inspeksi : Normochest, pengembangan dada simetris kiri
= kanan) Palpasi : Nyeri tekan (-), fremitus vokal normal
Perkusi : Sonor
Jantung : Bunyi jantung I/II murni – regular, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru :Vesikuler +/+, Rhonki -/- Wheezing -/-
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen : Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba
Perkusi : timpani
Genitalia :Teraba massa (+) pada scrotum kiri letak pada daerah
postero-inferior, dengan konsistensi keras (+), , mobile (+),
nyeri tekan (+), kemerahan (-), teraba hangat (-),
Transluminasi (-).
Ekstremitas : Akral hangat (+), edema (-)
Rectal touche :Tidak dilakukan pemeriksaan
Status Lokalis
 Pada skrotum kanan : Teraba massa (+) dengan letak pada
daerah postero-inferior, dengan konsistensi kenyal (+), , mobile
(+), nyeri tekan (+), kemerahan (-), teraba hangat (-).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium pada 21/01/2017
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Hematology Rutin
Hemoglobin 15,0 g/dl 11,5-17
Hematrokit 42,9 % 37-54
Leukosit 10.000 /mm3 4.000-10.000
Platelet 329.000 /mm3 150.000-500.000
Faal Hati
SGOT (ASAT) 14 U/L < 33
SGPT (ALAT) 27 U/L < 50
Albumin 3,0 mg/dl 3,5-5,0
Bilirubin
Total 0,6 mg/dl <1,5
Direck 0,2 mg/dl <0,5
Indireck 0,4 mg/dl <1,1
Gula Darah
GDP 126 mg/dl 80-100
Kholesterol 150 mg/dl <200

Hasil pemeriksaan laboratorium pada 25/01/2017


GDP 126 mg/dl 80-100
Ureum 16 mg/dl 10-50
Creatinin 0,7 mg/dl 0,7-1,2
DIAGNOSIS KERJA
 Tumor Testis Sinistra

PLANNING
 Persiapan operasi (Orchydektomi)
 IVFD RL 7 tpm
 Cefotaxime 1 gr/12 jam (IV)
 Transamin 250 mg/12 jam (IV)
 Pasang kateter
FOLLOW UP

Tanggal/jam S (subjective); O (objective); Planning


A (assesment)
31/01/2017 S : Nyeri luka operasi (+), nyeri Persiapan operasi (Orchydektomi)
perut (-), demam (+) IVFD RL 7 tpm
O: Cefotaxime 1 gr/12 jam (IV)
 TTV : TD 130/60, nadi Transamin 250 mg/12 jam (IV)
64x/menit, RR 16x/menit, t Pasang kateter
36,8oC
 Palpasi skrotum (S) : tampak
massa dengan konsistensi
kenyal, mobile, nyeri (-), dan
teraba hangat.
A : Tumor testis sinistra
01/02/2017 S : Nyeri luka operasi (+), dan IVFD RL 7 tpm
belakang/punggung terasa sakit. Cefotaxime 1 gr/12 jam (IV)
O: Transamin 250 mg/12 jam (IV)
 TTV : TD 110/60, nadi Diet lunak
68x/menit, RR 18x/menit, t Rawat luka.
36,7oC Post anestesi
 Skrotum (S) : luka operasi Tirah baring
nyeri tekan sedikit (+), Head up 30O
hiperemis (-), darah (-). Ranitidin 50 mg/12jam (IV)
Terpasang drain ± 50 cc. Ketorolac 30 mg/8 jam (IV)
Kateter ± 700 cc Paracetamol drp/8 jam (IV)
A : Post. Orchydectomi testis
sinistra H-1
02/02/2017 S : Pasien post op orchydektomi IVFD RL 7 tpm
dengan keluhan (-) Cefotaxime 1 gr/12 jam (IV)
O: Rawat luka
 TTV : TD 130/70, nadi
68x/menit, RR 20x/menit, t
36,7oC
 Skrotum (S) : luka operasi
nyeri tekan (-), hiperemis (-
), darah (-). Terpasang drain
± 3 cc. Kateter ± 300 cc
A : Post. Orchydectomi testis
sinistra H-2
03/02/2017 S : Pasien post op orchydektomi Aff infus
dengan keluhan perut terasa Aff kateter
kembung Aff drain
O: Cefixime 200 mg tab (2 x 1 tab)
 TTV : TD 140/80, nadi Asam mefenamat 500mg (3 x 1tab)
68x/menit, RR 18x/menit, t
36,7oC
 Skrotum (S) : luka operasi
nyeri tekan (-), hiperemis (-
), darah (-).
A : Post. Orchydectomi testis
sinistra H-3
04/02/2017 S : Pasien post op orchydektomi Rawat jalan
dengan keluhan nyeri tempat Cefixime 200 mg tab (2 x 1 tab)
operasi yang terasa hilang timbul Asam mefenamat 500mg (3 x 1tab)
O:
 TTV : TD 150/70, nadi
68x/menit, RR 18x/menit, t
36,7oC
 Skrotum (S) : luka operasi
nyeri tekan (-), hiperemis (-
), darah (-).
A : Post. Orchydectomi testis
sinistra H-4
Anatomi
Scrotum adalah sebuah
kantong yang menoniol keluar dari
bagian bawah dinding anterior
abdomen' Scrotum berisi testis,
epididymis, dan ujung bawah funiculus
spermaticus.
- Kulit
- Fascia superficialis
- Fasciae spermaticae
- Tunica vaginalis
LANJUTAN
Testis adalah sepasang organ
berbentuk lonjong dengan
ukuran panjang lebih kurang
2 inci (5 cm) dan sedikit
pipih sisi ke sisi.
TUMOR TESTIS
 Sebagian besar tumor testis primer berasal dari sel
germiL
 Lebih dari setengah tumor mengandung lebih dari satu
jenis tumor: seminoma, karsinoma embrional, yolk suc
tumor, polyembryoma, koriokarsinoma, dan teratoma.
EPIDEMIOLOGI
o Insiden tumor sel germinal testis kejadian 8-10 per
100.000 populasi dunia standar (WSP) ditemukan di
Denmark, Jerman, Norwegia, Hungaria dan Swiss.
o Penduduk asal non Eropa adalah penduduk Maori dari
Selandia Baru dengan 7 per 100.000 WSP.
o Afrika, Karibia dan Asia tingkat kejadian biasanya
kurang dari 2 per 100.000 WSP.
Tumor sel germinal. Umur tingkat insiden spesifik kanker testis di
selatan East England, 1995 1999. Sumber: Thames Kanker Registry2
ETIOLOGI
Penelitian penyebab tumor sel germinal testis
(hipotesis) bahwa proses penyakit dimulai dalam
kehidupan janin dan terdiri dari diferensiasi abnormal
sel germinal primordial.
- Asosiasi Dengan Cacat Bawaan Dari Alat Kelamin Laki-
Laki
- Faktor Risiko Prenatal
- Eksposur Di Masa Dewasa
- Infertilitas Laki-Laki
- Eksposur Tertentu
KLASIFIKASI
Usia pasien memberikan petunjuk untuk
kemungkinan besar jenis ini tumor.
o Pada bayi baru lahir, tumor testis yang paling sering
adalah tumor sel granulosa juvenile.
o Kebanyakan tumor sel germinal terjadi antara usia 20
dan 50 tahun. Seminoma spermatositik dan limfoma
maligna biasanya terjadi pada pasien yang lebih tua,
meskipun keduanya juga dapat terjadi pada individu
yang lebih muda
PATOGENESIS
Sebuah pencarian di katalog Wellcome Trust
Sanger Institute of somatik Mutasi Kanker (Cosmic,
http://www.sanger.ac.uk/cosmic, pencarian yang
dilakukan pada tanggal 23 Januari, 2012) menunjukkan
lima gen bermutasi di TGCT dapat menjadi KIT, TP53,
KRAS / NRAS, dan BRAF. Di antara gen ini, KIT, TP53,
dan KRAS / NRAS yang ditemukan lebih sering
bermutasi pada seminoma (6-19%).
Peristiwa genetik yang terlibat dalam TGCT patogenesis. faktor genetik
beberapa yang terlibat pada setiap tahap perkembangan TGCT.
GEJALA KLINIS
 Presentasi biasa adalah nodul atau pembengkakan tanpa
rasa sakit dari satu testis. Sekitar sepertiga dari pasien
mengeluhkan rasa nyeri atau rasa berat di skrotum atau
perut bagian bawah.
 Di sekitar 10% dari pasien bukti metastasis mungkin
menyajikan gejala: sakit perut, masalah gastrointestinal,
batuk atau sesak. Ginekomastia juga dapat dilihat di
sekitar 5% kasus.
PENANDA TUMOR
 Ada dua penanda tumor serum pokok, alpha fetoprotein (AFP),
subunit beta human chorionic gonadotropin (ßhCG) dan laktat
Dehidrogenase (LDH)
 AFP disintesis oleh kantung janin kuning dan juga hati dan usus.
meningkat 50-70% dari tumor sel germinal testis dan memiliki
serum paruh 4,5 hari.
 hCG disekresikan oleh sel-sel trofoblas plasenta subunit beta
dengan waktu paruh 24-36 jam yang meningkat pada 50%
pasien dengan tumor sel germinal.
 Dehidrogenase laktat (LDH tes ini tidak spesifik meskipun
derajat dari korelasi elevasi dengan sebagian besar penyakit.
SEMINOMA
 Definisi
Tumor sel germinal sel cukup seragam, biasanya
dengan glikogen yang jelas atau padat yang mengandung
sitoplasma, inti reguler besar, dengan satu atau lebih
nukleolus, dan batas sel didefinisikan dengan baik.
 Epidemiologi
Peningkatan insiden tumor sel germinal testis
pada populasi putih , peningkat dua kali lipat setiap 30
tahun, peningkatan (Singapore Chinese, Selandia Baru
Maori dan Jepang) dan tidak ada peningkatan (US
Blacks).
LANJUTAN
 Gambaran Klinis
Pembesaran testis, yang biasanya tidak menimbulkan rasa
sakit. Hidrokel dapat hadir.
 Pencitraan
Seminoma memiliki salah satu penampilan pada sonografis
karakteristik dari tumor testis. umumnya hypoechoic. Seminoma
dapat lobulated atau multinodular;
 Penyebaran Tumor
Seminoma bermetastasis awalnya melalui limfatik ke
kelenjar getah bening paraaortic, dan setelah itu ke kelenjar
mediastinum dan supraklavikula. Haematogeneous spread terjadi
kemudian dan melibatkan hati, paru-paru, tulang dan organ
lainnya.
Seminoma. A. USG gambar Transverse testis menunjukkan besar,
didefinisikan dengan baik, massa seragam hypoechoic (panah putih).
Sebuah pelek kecil yang normal, lebih hyperechoic, sisa-sisa parenkim
(panah hitam). B USG gambar longitudinal dari tesits menunjukkan
lobular, baik defnined, massa hypoechoic (panah).
LANJUTAN
 Makroskopik
Testis yang terkena biasanya membesar. Sebuah
hidrokel kecil mungkin ada tetapi biasa bagi seminoma
yang menyebar ke kantung vagina.. Khas seminoma
sebuah bentuk abu-abu, krem massa lobulated homogen
pucat memiliki fokus yang tidak teratur nekrosis .
pembentukan kista dan perdarahan jarang terjadi.
Nodul terpisah dari massa utama dapat dilihat dan
kadang-kadang tumor terdiri dari banyak nodul
makroskopik yang berbeda.
Seminoma. A Typical homogenous whitish seminoma. B Nodular architecture
 Mikroskopik
Seminoma biasanya terdiri dari sel-sel yang seragam
diatur dalam lembaran atau dibagi menjadi kelompok atau
kolom dengan trabekula berserat halus dikaitkan dengan
menyusup limfositik, yang mungkin padat dengan
pembentukan folikel. sel plasma dan eosinofil juga dapat
terjadi pada kesempatan. Kurang sering penampilan
termasuk band fibrosa padat dan "cystic" ruang diproduksi
oleh edema dalam tumor.
Seminoma.A Seminoma cells with finely granular
eosinophilic cytoplasm. B Intratubular typical
seminoma
SEMINOMA SPERMATOSITIK
 Definisi
Sebuah tumor yang terdiri dari sel-sel germinal yang
bervariasi dalam ukuran dari limfosit-seperti sel-sel raksasa
dengan diameter dari sekitar 100 µm, dengan sebagian besar
tumor yang terdiri dari sel-sel ukuran menengah.
 Epidemiologi
Seminoma spermatositik jarang, frekuensi bervariasi
1,2-4,5 persen. Tidak ada perbedaan dalam predileksi ras
dari tumor sel germinal lainnya.
LANJUTAN
 Gambaran klinis
Kebanyakan tumor terjadi pada laki-laki yang lebih
tua dengan usia rata-rata 52 tahun tetapi juga dapat ditemui
pada pasien dalam satu dekade ketiga kehidupan mereka.
seminoma spermatositik hanya terjadi di testis. Kebanyakan
tumor unilateral. Umumnya gejala terdiri dari
pembengkakan tanpa rasa sakit dari durasi variabel. penanda
tumor serum negatif.
LANJUTAN
 Makroskopi
Ukuran berkisar dari 2
sampai 20 cm dengan rata-rata
7 cm {347}. Tumor sering
lembut, baik dibatasi dengan
menggelembung permukaan
dipotong berlendir. Mereka
telah digambarkan sebagai
lobulated, kistik, hemoragik dan
bahkan nekrotik.
LANJUTAN
 Histopatologi
Sel-sel tumor yang noncohesive dan didukung oleh stroma
sedikit atau edema. edema dapat menyebabkan pola
"pseudoglandular". band kolagen dapat melampirkan
kompartemen tumor. infiltrasi limfositik dan reaksi stroma
granulomatosa hanya jarang terlihat.
Gambar 9. Spermatocytic seminoma devoid of stroma and very edematous

Gambar 10 Spermatocytic seminoma. A Note the three different cell types of spermatocytic seminoma.
B Intratubular spread of spermatocytic seminoma
SEMINOMA SPERMATOSITIK
DENGAN SARKOMA
 Definisi
Sebuah seminoma spermatositik terkait dengan dibeda-
bedakan atau, lebih jarang, dengan sarkoma dibedakan.
 Gambaran Klinis
Rentang usia 34-68 tahun. Pasien khas memiliki massa
perlahan-lahan tumbuh yang tiba-tiba membesar dalam beberapa
bulan diagnosis. Lima puluh persen pasien memiliki metastasis
pada saat diagnosis. Tingkat serum alpha-fetoprotein dan human
chorionic gonadotropin normal.
 Histopatologi
Komponen seminoma spermatositik sering memiliki fokus
dari ditandai pleomorfisme, dan histologis bersebelahan dengan
komponen sarkoma. sarkoma dapat menunjukkan berbagai
rhabdomyosarcoma patterns-, sarkoma sel spindle, dan
chondrosarcoma
LANJUTAN
 Makroskopi
Biasanya tumor besar
(hingga 25 cm), menggembung
massa dengan beraneka ragam
permukaan dipotong
menunjukkan daerah nekrosis,
dan perubahan myxoid fokus.
Cut bagian: tidak
teratur, focally fibrosis, samar-
samar multinodular, beraneka
ragam putih untuk tan
permukaan dengan fokus
perdarahan.
TERATOMA
 DEFINISI
Tumor terdiri dari beberapa jenis jaringan yang
mewakili berbagai germinal lapisan (endoderm, mesoderm
dan ektoderm). Teratoma mungkin mengandung sel raksasa
sinsitiotrofoblas.
 Epidemiologi
Teratoma terjadi dalam dua kelompok umur. Pada
orang dewasa, frekuensi teratoma murni berkisar 2,7-7%
dan 47- 50% di TGCTs campuran. Pada anak-anak, kejadian
adalah antara 24-36%. Sejumlah kelainan bawaan,
LANJUTAN
 Gambaran Klinis
Tanda dan gejala Pada anak-anak, 65% dari teratoma terjadi
pada tahun 1 dan 2 kehidupan dengan usia rata-rata 20 bulan. Pada
pasien pascapubertas, paling terlihat pada orang dewasa muda. Gejala
terdiri dari pembengkakan atau karena metastasis.
Kadar serum AFP dan hCG mungkin meningkat pada pasien
dewasa. Sebagian besar pasien datang dengan massa yang biasanya
tegas, tidak teratur atau nodular, tidak nyeri tekan dan tidak
bertransiluminasi. Sekitar 2-3% dari tumor testis prapubertas mungkin
berhubungan dengan atau salah didiagnosis sebagai hidrokel, terutama
jika tumor mengandung komponen kistik.
Karena baik dari tumor ini adalah hormon aktif, pubertas
prekoks tidak terlihat. Serum alpha-fetoprotein (AFP) tingkat
membantu dalam diferensiasi teratoma dari yolk sac tumor.
 Pencitraan
Teratoma umumnya juga dibatasi massa kompleks. Tulang
rawan, kalsifikasi, fibrosis, dan pembentukan bekas luka akibat di
fokus echogenic. Pembentukan kista umumnya terlihat pada
teratoma dan demonstrasi massa didominasi cystic menunjukkan
bahwa itu adalah salah satu teratoma atau tumor sel benih
dicampur dengan komponen besar dari teratoma di dalamnya.

 Makroskopi
Tumor yang nodular dan perusahaan. Permukaan potong
yang heterogen dengan daerah padat dan kistik sesuai dengan
jenis jaringan ini secara histologis. Tulang rawan, tulang dan
berpigmen daerah mungkin dikenali.
Teratoma. Sebuah USG gambar longitudinal dari testis kiri (kursor) menunjukkan parenkim yang
normal digantikan oleh kompleks multiseptated, massa, cystic. B Gross spesimen menegaskan sifat
kistik massa.
TUMOR STAGING
 TNM klasifikasi tumor sel germinal testis

 T - tumor primer
Kecuali untuk PTIS dan Pt4, di mana orchiectomy radikal
tidak selalu diperlukan untuk tujuan klasifikasi, sejauh mana
tumor primer diklasifikasikan setelah orchiectomy radikal;
lihat pT. Dalam keadaan lain, TX digunakan orchiectomy
radikal telah dilakukan.
 N - Kelenjar getah bening Regional
NX : Kelenjar getah bening regional tidak bisa dinilai
N0 : Tidak ada getah bening regional simpul metastasis
N1 : Metastasis dengan kelenjar getah bening massa 2 cm atau
kurang dalam opsi Dimensi terbesar atau beberapa kelenjar getah
bening, tidak lebih dari 2 cm dalam dimensi terbesar
N2 : Metastasis dengan massa kelenjar getah bening lebih dari 2
cm tapi tidak lebih dari 5 cm dalam dimensi terbesar, atau
beberapa kelenjar getah bening, salah satu massa lebih dari 2 cm
tapi tidak lebih dari 5 cm dalam dimensi terbesar
N3 : Metastasis dengan massa kelenjar getah bening lebih dari 5
cm dalam dimensi terbesar
 M - Distant metastasis
 MX Distant metastasis tidak bisa dinilai
 M0 metastasis ada jauh
 M1 metastasis Jauh
 M1a Non kelenjar getah bening daerah (s) atau paru-paru
 M1b Tempat Lainnya...
 pTNM klasifikasi patologis
pT - tumor primer
PTX : Tumor primer tidak dapat dinilai (Lihat T tumor primer, di atas)
pT0 : Ada bukti tumor primer (misalnya bekas luka histologis di testis)
PTIS : Iintratubular neoplasia sel benih (karsinoma in situ)
pT1 : Tumor terbatas pada testis dan epididimis tanpa pembuluh darah
/ invasi limfatik; tumor dapat menyerang tunika albuginea tunika
vaginalis tetapi tidak
pT2 : Tumor terbatas pada testis dan epididimis dengan pembuluh
darah / invasi limfatik, atau tumor memperluas melalui tunika albuginea
dengan keterlibatan tunica vaginalis
PT3 : Tumor menginvasi cord spermatika dengan atau tanpa pembuluh
darah / invasi limfatik
PT4 : Tumor menginvasi skrotum dengan atau tanpa pembuluh darah /
invasi limfatik
 S - penanda tumor Serum
 SX studi Serum penanda tidak tersedia atau tidak
dilakukan
 S0 tingkat pendidikan Serum penanda dalam batas normal
PENATALAKSANAAN
 PEMBEDAHAN
- Radikal orkidektomi inguinal
- Orkidektomi parsial
 RADIOTERAPI
DISKUSI
Pasien laki laki berumur 73 tahun status suda
menikah. keluhan bengkak pada skrotum dirasakan sejak ± 2
bulan sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai rasa
nyeri yang hilang timbul dan menjalar hingga ke bagian perut
kiri bawah. Pasien sempat merasakan demam beberapa hari
SMRS. Pasien juga merasa mual (+). Benjolan pernah muncul
sebelumnya pada tahun 2012 namun menghilang pada tahun
2014 dan tidak terasa nyeri. HT (+).Merokok (+) 1 bungkus
/hari. Status lokalis pada skrotum kanan teraba massa (+)
dengan letak pada daerah postero-inferior, dengan
konsistensi kenyal (+), , mobile (+), nyeri tekan (+).
LANJUTAN
 Pada pasien tersebut diatas, memiliki gambaran gejala
seperti pada tumor testis dimana presentasi klinis biasa
adalah nodul atau pembengkakan tanpa rasa sakit dari
satu testis. Sekitar sepertiga dari pasien mengeluhkan rasa
nyeri atau rasa berat di skrotum atau perut bagian bawah.
 Mutasi pada gen yang dapat terjadi pada pasien yaitu
mutasi gen tunggal namun jarang terjadi di TGCT. Sebuah
pencarian di katalog Wellcome Trust Sanger Institute of
omatic Mutasi Kanker (Cosmic,
http://www.sanger.ac.uk/cosmic, pencarian yang dilakukan
pada tanggal 23 Januari, 2012) menunjukkan lima gen
bermutasi di TGCT dapat menjadi KIT, TP53, KRAS /
NRAS, dan BRAF.
LANJUTAN
 Beberapa penanda tumor yang dapat dilakukan yaitu
penanda tumor serum pokok, alpha fetoprotein (AFP) dan
subunit beta human chorionic gonadotropin (ßhCG).
 Pada pasien tidak ditemukan hasil pemeriksaan
histopatologi. Namun ada beberapa jenis tumor germ cel
testis yaitu seminoma, karsinoma embrional, yolk suc
tumor, polyembryoma, koriokarsinoma, dan teratoma.
Menurut angka kejadian terjadinya tumor pada usia lebih
dari 50 tahun (sesuai usia pasien 73 tahun) yaitu
spermatocytic seminoma.
LANJUTAN
 Spermatositik Seminoma yaitu sebuah tumor yang terdiri
dari sel-sel germinal yang bervariasi dalam ukuran dari
limfosit-seperti sel-sel raksasa dengan diameter dari
sekitar 100 µm,
 Kebanyakan tumor terjadi pada laki-laki yang lebih tua
dengan usia rata-rata 52 tahun tetapi juga dapat ditemui
pada pasien dalam satu dekade ketiga kehidupan mereka..
Kebanyakan tumor unilateral. Umumnya gejala terdiri dari
pembengkakan tanpa rasa sakit dari durasi variabel.
penanda tumor serum negatif.
LANJUTAN
Penatalaksanaan yang diberikan terhapat pasien yaitu
operasi orchidectomi. Radikal orkidektomi inguinal
direkomendasikan untuk semua pasien dengan dugaan
tumor testis untuk memungkinkan evaluasi histologis akurat
serta kontrol tumor lokal.
Pendekatan inguinal adalah lebih baik untuk
pendekatan skrotum karena ada risiko teoritis dari
penyebaran limfatik sel kanker testis pada kulit skrotum dan
drainase limfatik nya. Komplikasi meliputi perdarahan
retroperitoneal, infeksi luka, pembentukan seroma,
hypoaesthesia lokal dan inguinal gigih dan skrotum neuralgia.
TERIMA KASIH ☺

Anda mungkin juga menyukai