0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan1 halaman
Studi ini meneliti hubungan antara penggunaan helm dan beratnya cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas. Data dikumpulkan dari 62 pasien di rumah sakit Ambon antara November-Desember 2015. Tidak menggunakan helm meningkatkan risiko cedera kepala berat 2,6 kali lipat. Terdapat hubungan antara penggunaan helm dengan berat cedera kepala, tetapi tidak antara jenis helm dengan berat cedera.
Studi ini meneliti hubungan antara penggunaan helm dan beratnya cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas. Data dikumpulkan dari 62 pasien di rumah sakit Ambon antara November-Desember 2015. Tidak menggunakan helm meningkatkan risiko cedera kepala berat 2,6 kali lipat. Terdapat hubungan antara penggunaan helm dengan berat cedera kepala, tetapi tidak antara jenis helm dengan berat cedera.
Studi ini meneliti hubungan antara penggunaan helm dan beratnya cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas. Data dikumpulkan dari 62 pasien di rumah sakit Ambon antara November-Desember 2015. Tidak menggunakan helm meningkatkan risiko cedera kepala berat 2,6 kali lipat. Terdapat hubungan antara penggunaan helm dengan berat cedera kepala, tetapi tidak antara jenis helm dengan berat cedera.
CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN
MENGGUNAKAN SCORING GLASGOW COMA SCALE DI UGD RSUD. DR. M. HAULUSSY AMBON NOVEMBER - DESEMBER 2015
ABSTRAK
Pendahuluan : Bertambahnya kendaraan bermotor dan semakin berkembangnya fasilitas transportasi
telah meningkatkan angka kejadian kegawatdaruratan karena kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebap kematian ke 10 di dunia dan ke 3 di Indonesia. Kecelakaan lalu lintas dapat mengakibatkan berbagai cedera terutama cedera kepala. RISKESDAS 2013 menyatakan kecelakaan lalu lintas merupakan penyebap ke 2 cedera dan National Trauma Data Bank, cedera kepala menempati peringkat ke 2 dari seluruh cedera. Keadaan tersebut diatas umunya diakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat yang menggunakan kendaraan bermotor dalam menggunakan helm atau menggunakan helm dengan benar serta memenuhi Standart Nasional Indonesia (SNI). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara penggunaan helm dengan beratnya cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas dan hubungan antara perbedaan jenis helm SNI (open face dan full face) dengan beratnya cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan potong lintang bertempat di RSUD DR. M. Haulussy Ambon bulan November - Desember 2015. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dengan perhitungan minimal sampel yaitu 49 sampel. Hasil : Hasil pada penelitian ini yaitu didapatkan jumlah sampel sebanyak 62 pasien. Jenis kelamin laki-laki lebih banyak mengalami cedera kepala (77,4%) dari pada perempuan dengan perbandingan 3:1. Kelompok usia terbanyak yaitu 15 - 24 tahun (41,9%), Beratnya cedera kepala terbanyak adalah CKR (64,5%). Status penggunaan helm terbanyak adalah tidak menggunakan helm (53,2%). Data dianalisis dengan uji statistik Chi-square menunjukkan nilai p = 0,044 (α = 0,05) untuk penelitian hubungan antara penggunaan helm dengan beratnya cedera kepala. Pada analisis hubungan antar perbedaan jenis helm SNI (open face dan full face) dengan beratnya cedera kepala dengan menggunakan analisis Fisher didapatkan nilai p = 1,000 (α = 0,05). Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan helm dengan beratnya cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perbedaan jenis helm SNI (open face dan full face) dengan beratnya cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas. Hasil uji statistik nilai rasio prevalensi (RP) didapatkan pasien yang tidak menggunakan helm mempunyai resiko 2,6 kali lebih besar untuk mengalami cedera kepala berat dibandingkan dengan yang menggunakan helm.
Kata kunci: Cedera kepala, Jenis helm SNI, Kecelakaan lalu lintas, Penggunaan helm.