alopesia areata
– Nama : An. A
– Usia : 11 tahun
– Jenis Kelamin : Laki-laki
– Alamat : cilincing
– Suku : Jawa
– Agama : Islam
– Tanggal Pemeriksaan :
Anamnesis (Auto & Allo
anamnesis)
– Keluhan Utama
Rambut rontok sejak 1minggu yang lalu
– Keluhan Tambahan
Kadang terasa gatal jika berkeringat
Riwayat Penyakit Sekarang
– Riwayat Alergi
- Alergi obat- obatan dan makanan disangkal
– Riwayat Pengobatan
– Riwayat Sosial-Ekonomi
Keluarga pasien sosial ekonomi menengah ke bawah.
Pemeriksaan Fisik
– Tanda Vital
- Tekanan darah : tidak ada kelainan
- Nadi : tidak ada kelainan
- Suhu : tidak ada kelainan
- Pernapasan :tidak ada kelainan
Status Generalisata
– Kepala :
– Rambut : tidak ada kelainan
– Mata : tidak ada kelainan
– Hidung : tidak ada kelainan
– Mulut : tidak ada kelainan
– Leher
– KGB: tidak ada kelainan
– Kelenjar tiroid tidak ada kelainan
– Thoraks : tidak ada kelainan
Distribusi Regional
– Tetapi lama kelamaan pada tengah kepala botak dan kebotakan hanya dialami
pada daerah itu saja tidak ada kebotakan ditempat lain.
– Selain mengeluh rambut rontok, pasien juga mengeluh kadang terasa gatal
pada daerah yang mengalami kebotakan ketika pasien beraktivitas diluar
ruangan.
Pemeriksaan Fisik (Status
Dermatologis)
Distribusi Regional
– Medikamentosa
– Kortikosteroid topikal 2x1
– Triamnisolon asetonid injeksi
– Non-Medikamentosa
– Hindari stress yang dapat mempengaruhi kerontokan rambut
– Menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala
Prognosis
1. Kutikula
2. Korteks
3. Medula
Siklus pertumbuhan rambut normal
Alopesia
Alopesia berarti kehilangan rambut dari tubuh. Berikut ada beberapa tipe
alopesia :
• Alopesia Universalis
Kebotakan yang mengenai seluruh rambut yang ada pada tubuh.
• Alopesia Totalis
Kebotakan yang mengenai seluruh rambut kepala.
• Alopesia Areata
Kebotakan yang terjadi setempat-setempat dan berbatas tegas,
umumnya terdapat pada kulit kepala, tetapi dapat juga
mengenai daerah berambut lainnya.
Alopesia Areata
1. Genetik
2. Imunologi
3. Faktor lain
Klasifikasi
Ikeda (1965), setelah meneliti 1989 kasus, mengemukakan klasifikasi alopesia areata sebagai
berikut :
1. Tipe umum : umur 20-40 tahun, 6% akan berkembang menjadi alopesia totalis
2. Tipe atipik : dimulai pada masa anak-anak dan 75% berkembang menjadi alopesia totalis
3. Tipe prehipertensif : usia dewasa muda, 39% akan menjadi alopecia totalis
4. Tipe kombinasi : setelah usia 40 tahun dan 10% akan menjadi alopecia totalis
Patogenesis
• Sisa rambut seperti tanda seru (exclamation mark hair) batang rambut ke
arah pangkal makin halus tetapi mudah dicabut.
Jenis Rambut
1. Faktor Fisiologi :
– Hormon :
- Androgen : Mempercepat pertumbuhan dan
menebalkan rambut di daerah janggut (pada pria).
Pada wanita, dapat menyebabkan hirsutisme. Pada
penderita alopesia androgenik, dapat memperkecil
diameter batang rambut dan memperkecil waktu
pertumbuhan rambut anagen.
- Estrogen : Dapat memperlambat pertumbuhan rambut,
tetapi memperpanjang anagen.
- Tiroksin.
- Kortikosteroid.
– Metabolisme
– Vaskularisasi
- Logam berat (thalium, merkuri dan arsen) → terikat pada grup sulfhidril dlm
keratin rambut.
ALOPESIA
– Sering dihubungkan juga dengan infeksi fokal, kelainan endokrin, dan stress emosional.
– 10-20% penderita alopesia areata mempunyai riwayat alopesia areata dalam keluarganya.
Epidemiologi
– Puncak insidensi tampaknya terjadi pada dewasa muda, yaitu pada usia 15-29
tahun.
– Sebanyak 44% orang dengan alopesia areata telah mulai terlihat pada usia
kurang dari 20 tahun dan kurang dari 30% orang dengan alopesia areata terlihat
pada usia lebih dari 40 tahun.
Imunologi
Faktor Lain
Klasifikasi
Ikeda (1965), setelah meneliti 1989 kasus, mengemukakan klasifikasi
alopesia areata sebagai berikut :
– Tipe umum
Meliputi 83% kasus terjadi diantara umur 20 – 40 tahun, dengan
gambaran lesi berupa bercak bercak bulat selama masa perjalanan
penyakit.
– Tipe atopic
Meliputi 10% kasus, yang umumnya mempunyai stigmata atopi atau
penyakitnya telah berlangsung lebih dari 10 tahun. Tipe ini dapat
menetap atau mengalami rekurensi pada musim-musim tertentu
(perubahan musim)
Lanjutan … Pada kasus ini pasien
berusia11tahun dan
termasuk kedalam tipe
umum
– Tipe prehipertensif
Meliputi 4% kasus dengan riwayat hipertensi pada penderita maupun
keluarganya.
– Tipe kombinasi
Meliputi 5% kasus, pada umur > 40 tahun dengan gambaran lesi-lesi
bulat atau retikular. Penyakit endokrin autonomik yang terdapat pada
penderita antara lain berupa diabetes mellitus dan kelainan tiroid.
Patogenesis
– Kelainan yang terjadi pada alopesia areata dimulai oleh adanya rangsangan
yang menyebabkan folikel rambut setempat memasuki fase telogen lebih awal
sehingga terjadi pemendekan siklus rambut.
– Rambut yang melanjutkan siklus akan membentuk rambut anagen baru yang
lebih pendek, lebih kurus, terletak lebih superfisial pada middermis dan
berkembang hanya sampai fase anagen IV
– Beberapa ciri khas alopesia areata dapat dijumpai, misalnya berupa batang
rambut tidak berpigmen dengan diameter bervariasi, dan kadang-kadang
tumbuh lebih menonjol ke atas (rambut-rambut pendek yang bagian
proksimalnya lebih tipis di banding bagian distal sehingga mudah dicabut),
disebut exclamation mark hairs atau exclamation point.
– Lesi yang telah lama tidak mengakibatkan pengurangan jumlah folikel. Folikel
anagen terdapat di semua tempat walaupun terjadi perubahan rasio anagen :
telogen.
– Folikel anagen akan mengecil dengan sarung akar yang meruncing tetapi tetap
terjadi diferensiasi korteks, walaupun tanpa tanda keratinisasi. Rambut yang
tumbuh lagi pada lesi biasanya di dahului oleh rambut velus yang kurang
berpigmen.
Gambaran Klinis
– Bercak dengan kerontokan rambut pada kulit kepala, alis, janggut dan bulu
mata.
– Bundar atau lonjong.
– Pada tepi daerah yg botak ada rambut yg terputus, bila rambut itu dicabut akan
terlihat bulbus yg atrofi. Sisa rambut terlihat seperti tanda seru.
– Rambut tanda seru (Exclamation Mark Hair) adalah batang rambut yang ke
arah pangkal makin halus,
– rambut sekitarnya tampak normal, namun mudah dicabut.
– Pada beberapa penderita kelainan menjadi progresif dgn terbentuknya
bercak baru sehingga terdapat Alopesia totalis.
– Adanya trikodistrofi, anagen effluvium, atau telogen yang luas, dan perubahan
pada gambaran histopatologi.
– Tes menarik rambut pada bagian tepi lesi yang positif menunjukkan keaktifan
penyakit
– Tinea kapitis,
– Lupus eritematosus
– Telogen Effluvium
– Trikotilomania
– Alopesia Andregenik
Terapi
– Penatalaksanaan Umum
- Tidak ada terapi kuratif yang tersedia untuk alopesia areata. Penatalaksanaan untuk
aleposia areata ini masih kurang memuaskan. Dalam kebanyakan kasus, yang paling
penting adalah penanganan pasien secara psikologis baik berupa dukungan dari
dokter, keluarga, maupun kelompok lain.
- Pasien dengan area alopesia yang luas dapat disarankan untuk memakai wig. Alis
mata juga dapat digambar dengan menggunakan make-up ataupun ditato untuk
memperbaiki kosmetik.
Terapi (Penatalaksanaan
Khusus)
– Injeksi intralesi dengan Triamsinolon asetonid
dapat membantu,
– Pemberian topikal dgn kortikosteroid.
– Dapat juga dengan penutulan Fenol 95% yang
dinetralisasikan dgn alkohol setiap minggu
Pada kasus ini debrikan
kortikosteroid topikal dan
triamsinolon asetonid
Prognosis
– Pada awalnya rambut yang tumbuh kembali akan berupa rambut velus yang
halus, kamudian akan digantikan dengan rambut yang kuat dan berpigman.
– Namun, pada 33 % kasus akan mengalami episode alopesia seumur hidupnya.
– Prognosis buruk dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia awal terkena
alopesia yang < 10 tahun, luasnya alopesia, cepat atau lambatnya pengobatan
serta adanya kelainan organ tubuh lain misalnya distrofi kuku.