Sirkulasi • Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM antara lain berupa
darah penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer .
• perfusi jaringan bagian distal dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus
menurun yang kemudian dapat berkembang menjadi nekrosi/gangren.
Faktor
Berat Jenis
badan resiko kelamin
lain
Gaya
hidup
I: benturan tumit, pada saat calcaneus menyentuh tanah dan otot, tendon,
serta ligamen berelaksasi, menjadikan tempat penyerapan energi yang
optimal.
II: kaki bagian tengah, pada saat kaki mendatar dan dapat beradaptasi
dengan tanah yang tidak rata, mepertahankan keseimbangan dan menyerap
goncangan saat menapak. Calcaneus tepat dibawah pergelangan kaki,
menjaga kaki depan dan belakang tetap segaris untuk penopangan beban.
III: pengangkatan tumit, pada saat calcaneus diangkat, mengalami pronasi,
otot, tendon dan ligamen mengencang dan kaki mencapai lengkungannya
kembali.
IV: jari kaki bergerak mendorong.
Riwayat :
Gejala neuropati perifer : hipesthesia, hiperesthesia, paresthesia, disesthesia,
radicular pain dan anhidrosis.
Penderita yang menunjukkan gejala didapatkan claudicatio, nyeri iskemik
saat istirahat, luka yang tidak sembuh dan nyeri kaki yang jelas.
kelemahan dan rasa tidak nyaman pada kaki sering dirasakan oleh penderita
diabetes karena kecenderungannya menderita oklusi aterosklerosis
tibioperoneal
Pemeriksaan ulkus dan keadaan umum ekstremitas
daerah yang menjadi tumpuan beban terbesar, seperti tumit,
area kaput metatarsal di telapak, ujung jari yang menonjol
(pada jari pertama dan kedua). malleolus daerah ini sering
mendapatkan trauma.
Callus hipertropik
Kuku yang rapuh/pecah
Hammer toes
Fissure
Penilaian kemungkinan isufisiensi
vaskuler
adanya bunyi bising (bruit) pada arteri
iliaka dan femoralis,
atrofi kulit, hilangnya rambut pada
kaki, sianosis jari kaki, ulserasi dan
nekrosis iskemia, kedua kaki pucat
pada saat kaki diangkat setinggi
jantung selama 1-2 menit
cuff dipasang pada calf distal dan
Doppler dipasang pada arteri dorsalis
pedis atau arteri tibialis posterior.
ABI didapatkan dari tekanan sistolik
ankle dibagi tekanan sistolik
brachialis.
Penilaian kemungkinan neuropati perifer
Status neurologis dapat diperiksa dengan
menggunakan monofilament Semmes-
Weinsten untuk mengetahui apakah penderita
masih memiliki "sensasi protektif',
abnormal jika penderita tidak dapat
merasakan sentuhan monofilamen ketika
ditekankan pada kaki dengan tekanan yang
cukup sampai monofilamen bengkok
Pemeriksaan darah :
lekositosis abses atau infeksi lainnya pada kaki.
Anemia penyembuhan luka dihambat , nyeri saat istirahat.
Profil metabolik :
pengukuran kadar glukosa darah, glikohemoglobin dan kreatinin serum regulasi
glukosa dan fungsi ginjal
Pemeriksaan laboratorium vaskuler noninvasif : Pulse Volume Recording
(PVR), atau plethymosgra
X-ray : demineralisasi dan sendi Charcot serta adanya ostomielitis.
CT & MRI : membantu diagnosis abses apabila pada pemeriksaan fisik tidak
jelas.
Bone scanning : dipertanyakan kegunaannya karena besarnya hasil false
positif dan false negative
Arteriografi konvensional : untuk memperlihatkan luas dan makna penyakit
atherosklerosis
Penilaian dan klasifikasi ulkus diabetes sangat penting untuk membantu
perencanaan terapi dari berbagai pendekatan dan membantu memprediksi
hasil.
University of Texas kedalaman ulkus dan membaginya lagi berdasarkan
adanya infeksi atau iskemi.
Setiap tingkatan dibagi menjadi 4 stadium,
A : luka bersih
B : luka iskemik
C : luka terinfeksi non iskemik
D : luka terinfeksi dan iskemik
Sistem Klasifikasi Ulkus Wagner-Meggit kedalaman luka dan terdiri dari 6
grade luka
Guideline The Infectious Disease of America
Mild : terbatas hanya pada kulit dan jaringan subkutan
Moderate : lebih luas atau sampai jaringan yang lebih dalam
Severe :disertai gejala infeksi sistemik atau ketidakstabilan metaboli
Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh disertai dengan pembentukan kalus ”claw”
Derajat IV : gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selullitis
Stadium :I
Stadium II
Stadium III
Stadium IV & V
Fase inflamasi
Fase proliferasi
Fase remodelling
warna kemerahan
karena kapiler
melebar (rubor),
suhu hangat (kalor),
- Hari 1 hingga 5
rasa nyeri (dolor),
-Sel mast dan pembengkakan -Leukosit mengeluarkan
menghasilkan serotonin enzim hidrolitik yang
dan histamine yang (tumor)
membantu mencerna
meningkatkan bakteri dan kotoran
permeabilitas kapiler luka.
sehingga terjadi
eksudasi cairan, -Limfosit dan monosit
penyebukan sel radang, yang kemudian muncul
disertai vasodilatasi ikut menghancurkan
setempat yang dan memakan kotoran
menyebabkan udem dan luka dan bakteri
pembengkakan. (fagositosis)
Fase
inflamasi
-Dari akhir fase inflamasi sampai kira – kira
akhir minggu ketiga.
-Fibroblast menghasilkan mukopolisakarida,
asam aminoglisi dan prolin yang merupakan
bahan dasar kolagen serat yang akan
mempertautkan tepi luka.
-terdiri dari penyerapan kembali -Udem dan sel radang diserap, sel
jaringan yang berlebih, pengerutan muda menjadi matang, kapiler baru
sesuai dengan gaya gravitasi, dan menutup dan diserap kembali, -Pada akhir fase ini, perupaan luka
akhirnya perupaan kembali jaringan -kolagen yang berlebih diserap dan kulit mampu menahan regangan kira
yang baru terbentuk. sisanya mengerut sesuai dengan – kira 80% kemampuan kulit normal.
regangan yang ada
-Fase ini dapat berlangsung berbulan -Selama proses ini dihasilkan -Hal ini tercapai kira – kira 3-6 bulan
– bulan dan dinyatakan berkahir jaringan parut yang pucat, tipis, dan setelah penyembuhan
kalau semua tanda radang sudah lemas serta mudah digerakkan dari
lenyap. dasar.
• Bentuk & ukuran luka dilakukan dengan pengukuran 3 dimensi atau
dengan photographer m kemajuan proses penyembuhan luka.
• alat ukur tepat, hindari infeksi nosokomial.
• Jika mengukur kedalam luka / goa pada luka, gunakan alat ukur
steril( kapas lidi / pinset steril)
Teknik
swab
luka
Proses kearah penyembuhan luka secepat mungkin
debridemen
Menurunkan terjadinya amputasi
pengelolaan penanganan
infeksi. luka
UlkusDM
komorbiditas tekanan
dan risiko plantar pedis
kekambuhan (off-loading),
bedah
Penilaian kompetensi vaskular pedis -MRI angiogram, doppler
/angiografi.
Perabaan pulsasi : arteri poplitea, tibialis posterior dan
dorsalis pedis
bedah vaskular rekonstruktif dapat meningkatkan prognosis
Angioplasti transluminal perkutaneus (ATP), tromboarterektomi dan bedah
pintas terbuka (by pass) efektif untuk jangka panjang
Penggunaan antiplatelet keadaan insufisiensi arteri perifer
memperlambat progresifitas sumbatan dan kebutuhan rekonstruksi
pembuluh darah
1) Palpasi.
• Dinilai dengan melakukan palpasi pada daerah tibia dan dorsalis pedis untuk
menilai ada / tidaknya denyut nadi ( arteri dorsalis pedis )
• pasien dengan lanjut usia ( lansia) terkadang sulit diraba, dapat menggunakan
USG Doppler.
N(Hidrofilik)
dan kronis disertai eksudat yang sedang.
• Indikasi : Luka robek, luka trauma, luka akut dan kronik
dengan eksudat sedang,luka akibat tekanan,luka
diabetik,luka kanker, luka bakar 1&2,luka donor.
B (Hidrofilik)
banyak.
• Indikasi: luka akut dan kronik disertai banyak eksudat,
ulkus akibat tekanan,ulkus kaki,ulkus diabetic,luka
kanker,luka bakar derajat 3
F
penyembuhan luka,sesuai untuk luka ulkus yang minimal
eksudat .
(adesif) • Indikasi : luka robek,luka trauma,ulkus kaki,ulkus diabetik,
luka post operasi, luka kanker,luka bakar derajat 1& 2
• terbuat dari rumput laut (brown algae), balutan ini akan
berubah menjadi gel apabila bercampur dengan eksudat atau
cairan luka.
Calcium alginate • membantu proses penyembuhan luka dan mempercepat
terbentuknya jaringan granulasi
• daya serap yang tinggi, tidak melekat pada permukaan luka, jadi
mudah diangkat untuk membersihkan luka, dapat digunakan
Keuntungan & kekurangan untuk menekan relief seperti bantalan pada penonjolan tulan.
• membuat dasar luka menjadi kering.
Metode :
total non-weight bearing,
total contact cast gips yang dibentuk secara khusus untuk menyebarkan beban
pasien keluar dari area ulkus
foot cast dan boots,
sepatu yang dimodifikasi (half shoe, wedge shoe),
serta alat penyanggah tubuh seperti crutches dan walker
Bedah elektif untuk menghilangkan nyeri akibat deformitas seperti pada
kelainan spur tulang, hammertoes atau bunions
Bedah profilaktif diindikasikan untuk mencegah terjadinya ulkus atau
ulkus berulang pada pasien yang mengalami neuropati dengan melakukan
koreksi deformitas sendi, tulang atau tendon.
Bedah kuratif diindikasikan bila ulkus tidak sembuh dengan perawatan
konservatif, misalnya angioplasti atau bedah vascular (Osteomielitis)
Bedah emergensi adalah tindakan yang paling sering dilakukan, dan
diindikasikan untuk menghambat atau menghentikan proses infeksi,
ulkus dengan daerah infeksi yang luas
adanya gangren gas.
Tindakan bedah emergensi dapat berupa amputasi atau debridemen jaringan
nekrotik
Menurut The Infectious Diseases Society of America
Infeksi ringan : apabila didapatkan eritema < 2 cm
Infeksi sedang: apabila didapatkan eritema > 2 cm
Infeksi berat : apabila didapatkan gejala infeksi sistemik
Terapi
Alternatif
Anti mikroba
Terapi Belatung
cairan luka
akan terlarut
akibat
kandungan
gula yang tinggi
Non invasif
dgn Vacum
assisted
closure device memberikan
digunakan pada luka tekanan
kronik yang ukurannya (VAC)
subatmosfer
berkurang tidak lebih secara intermiten
dari 30% setelah empat atau terus-terusan
minggu dilakukannya dengan tekanan
debridement /pada Terapi sebesar 50-175
luka dengan cairan Luka mmHg.
eksudat yang banyak,
yang tidak bisa Tekanan
ditatalaksana secara Negatif
efektif hanya dengan
mengganti perban.