Anda di halaman 1dari 10

1

LAPORAN KASUS
Leukoma Kornea OS















Oleh
Wawan Eko Wahyudi
H1A 009 011




DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA
BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014
2

BAB I
PENDAHULUAN
Kornea (Latin, cornum = seperti tanduk) membentuk bagian anterior bola
mata merupakan jaringan transparan dan avaskular, mempunyai peranan dalam
refraksi cahaya. Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang
dilalui berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan
strukturnya yang uniform, avaskuler.

Secara histologis kornea terdiri atas 5 lapisan, yaitu :
1. Epitel
2. Membran Bowman
3. Stroma
4. Membran Descemet
5. Endotelium
Di kehidupan sehari-hari, seringkali kornea mengalami luka akibat trauma
maupun infeksi. Penyembuhan luka pada kornea berupa jaringan parut (sikatrik),
baik akibat radang ,maupun trauma. Sikatrik kornea dapat menimbulkan gangguan
penglihatan mulai dari kabur sampai dengan kebutaan. Sikatrik kornea dapat
bentuk ringan (nebula), sedang (makula) dan berat (leukoma). Gangguan kornea
merupakan penyebab kebutaan kedua didunia setelah katarak.


3

BAB II
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : Anak A
Umur : 16 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Suku : Sasak
Alamat : Cakra Barat, Mataram
Tanggal Pemeriksaan : 21 Mei 2014

2. Anamnesis
A. Keluhan Utama
Mata kiri tidak bisa melihat sejak usia 6 tahun
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Mata RSUP NTB diantar oleh anggota sebuah
LSM, dengan keluhan Mata kiri pasien tidak dapat melihat sejak usia 6
tahun. Awalnya mata kiri pasien terkena lemparan daun pepaya yang
tepat mengenai mata pasien saat bermain dengan kakaknya. Daun pepaya
tersebut dilempar tepat mengenai mata pasien dari arah depan, kemudian
menurut pasien, mata terasa sakit, merah dan berair serta sakit kalau
terkena cahaya. Keluhan ini dirasakan pasien hampir satu bulan, namun
pasien tidak pernah berobat hanya mengompres matanya dengan air
dingin dan menutup matanya dengan kasa selama 2 bulan. Setelah itu
pasien dan keluarganya mengeluh adanya bercak putih ditengah mata kiri
pasien dan pasien juga mengeluh mata kirinya tidak bisa digunakan untuk
melihat. Setelah itu pasien tidak pernah berobat karena alasan tidak ada
biaya. Mata merah, nyeri atau mata sering berair saat ini tidak didapatkan
pada pasien ini. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya rasa mengganjal
atau rasa tidak nyaman saat menutup mata kirinya.

4


Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku belum pernah mengalami trauma mata seperti ini
sebelumnya. Gangguan penglihatan (kabur) sebelumnya juga tidak
pernah dialami oleh pasien. Riwayat infeksi mata juga tidak pernah
dialami pasien. Riwayat operasi yang berhubungan dengan mata
disangkal. Riwayat kelainan mata sejak lahir disangkal. Riwayat memakai
kacamata atau lensa kontak sebelumnya disangkal.
C. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarganya yang mengalami hal serupa dengan pasien.
D. Riwayat Alergi
Riwayat alergi obat (-).
E. Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat untuk keluhan dirasakan, pasien dulu hanya
melakukan kompres dingin pada matanya dan menutup matanya dengan
kasa selama 2 bulan.
3. Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran/GCS : Compos mentis / E4V5M6
B. Pemeriksaan Tanda Vital
Tekanan darah : 110/80mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Frekuensi Napas : 20 kali/menit
Suhu : 36,5
O
C







5

C. Status Lokalis
No Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri
1. Visus 6/6


LP (-)

2. Posisi Bola Mata orthoforia exotropia
3. Gerakan bola mata




4. Palpebra
Superior
Edema (-) (-)
Hiperemi (-) (-)
Pseudoptosis (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
5. Palpebra
Inferior
Edema (-) (-)
Hiperemi (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
6. Fissura palpebra + 10 mm + 12 mm
7 Bulu Mata normal normal
8. Konjungtiva
Palpebra
Superior
Hiperemi (-) (-)
Sikatrik (-) (-)
9. Konjungtiva
Palpebra
Inferior
Hiperemi (-) (-)
Sikatrik (-) (-)
10. Konjungtiva
Bulbi
Injeksi
Konjungtiva
(-) (-)
Injeksi Siliar (-) (-)
Massa (-) (-)
Edema (-) (-)
6

11. Kornea Bentuk Cembung Cembung
Kejernihan jernih keruh
Permukaan licin Tidak rata
Sikatrik (-) (+)
Benda Asing (-) (-)
12. Bilik Mata
Depan
Kedalaman Dalam Sulit dievaluasi
Hifema (-) Sulit dievaluasi
13. Iris Warna coklat Sulit dievaluasi
Bentuk Bulat dan regular Sulit dievaluasi
14. Pupil Bentuk Bulat, 3mm Sulit dievaluasi
Refleks cahaya
langsung
(+) Sulit dievaluasi
Refleks cahaya
tidak langsung
Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi
15. Lensa Kejernihan Jernih Sulit dievaluasi
Iris Shadow (-) Sulit dievaluasi
16. TIO Palpasi Kesan normal Kesan normal
17. Funduskopi Refleks Fundus Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi

Foto Mata Pasien











Tampak kekeruhan pada kornea mata kiri
7

BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan.
Adapun permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah:
SUBJECTIVE
a. Mata kiri pasien tidak dapat digunakan melihat sejak usia 6 tahun
b. Ada bercak putih dipermukaan mata kiri yang menutupi bagian hitam
mata kiri pasien setelah mengalami trauma
OBJECTIVE
a. Pemeriksaan status lokalis pada mata kanan didapatkan :
Visus mata kiri : LP (-)
Kedudukan bola mata kiri exotropia
Seluruh Kornea mata kiri tampak keruh berwarna putih, permukaan
tidak rata, COA, iris, pupil, lensa mata kiri tidak dapat di evaluasi,
fisura palpebra kiri sedikit lebar daripada kanan.
2. Analisa Kasus
A. Mata kiri pasien tidak dapat digunakan melihat sejak usia 6 tahun
B. Ada bercak putih dipermukaan mata kiri yang menutupi bagian
hitam mata kiri pasien setelah mengalami trauma
Dari anamnesis didapatkan pada pasien ini pernah mengalami trauma pada
mata kirinya pada saat pasien berusia 6 tahun. Saat itu didapatkan mata pasien
terkena lemparan daun pepaya saat bermain dengan kakaknya, kemudian
mata kiri pasien mengalami nyeri dan mengalami penurunan penglihatan serta
didapatkan bercak putih pada mata kiri pasien. Kemungkinan dulu pasien
mengalami ulkus pada korneanya sehingga menimbulkan jaringan parut atau
sikatrik yang berbekas di kornea mata kiri pasien.
8


Sikatrik yang terjadi setelah cidera kornea sembuh dapat tipis atau tebal.
Sikatrik yang tipis sekali yang hanya dapat dilihat dengan slit lamp disebut
nebula. Sedangkan sikatrik yang agak tebal dan dapat kita lihat menggunakan
senter disebut makula. Sikatrik yang tebal sekali disebut leukoma. Pada
pasien ini leukoma menutupi seluruh kornea. Hal ini menyebabkan hambatan
semua cahaya yang masuk, sehingga pasien tidak dapat melihat menggunakan
mata kiri.
C. Hasil pemeriksaan status lokalis pada mata kanan
Visus mata kiri : LP (-)
Kedudukan bola mata kiri exotropia
Seluruh Kornea mata kiri tampak keruh berwarna putih, permukaan
tidak rata, COA, iris, pupil, lensa mata kiri tidak dapat di evaluasi,
fisura palpebra kiri sedikit lebar daripada kanan.
Pada pasien ini, dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan kekeruhan
kornea berwarna putih yang menutupi seluruh permukaan kornea, kekeruhan
ini akibat sikatrik yang tebal yang muncul setelah mata kiri pasien mengalami
trauma saat usia 6 tahun. Sikatrik ini menyebabkan hambatan semua cahaya
yang masuk ke mata kiri menyebabkan visus mata kirinya no light
perception. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kedudukan bola mata kiri
exotropia, hal ini disebabkan karena pasien hanya menggunakan mata
kanannya saja sejak usia 6 tahun terutama setelah trauma mata kirinya dan
tidak bisa dipakai untuk melihat sehingga kedudukan bola mata kiri menjadi
exotropia.
9

D. Assessment
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat
pada pasien mengarahkan pada leukoma kornea OS, ditegakan karena dari
hasil pemeriksaan terlihat jelas sikatriks putih padat pada kornea dan
menyebabkan kekeruhan kornea serta adanya riwayat trauma mata
sebelumnya.
Diagnosis Banding:
a. OS Leukoma Adheren, disingkirkan karena pada pemeriksaan tidak
terdapat sinekia anterior.
b. OS Makula kornea, disingkirkan karena dari hasil pemeriksaan
sikatriks ukurannya besar, dan dapat dilihat meskipun tanpa alat bantu.
Pada nebula perlu bantuan senter untuk melihat bercak di kornea.
c. OS Nebula kornea, disingkirkan karena dari hasil pemeriksaan
sikatriks ukurannya cukup besar, dan dapat dilihat dari jarak 1meter
sedangkan pada nebula hanya dapat dilihat dengan menggunakan slit
lamp.
E. Planning
Tatalaksana Operatif
a. Keratoplasti : Indikasi keratoplasti jika terjadi jaringan parut yang
mengganggu penglihatan, kekeruhan kornea yang menyebabkan
kemunduran tajam penglihatan
F. KIE
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya (leukoma)
Menjelaskan penanganan leukoma dan prognosis penyakit tersebut
Mata tidak boleh dikucek-kucek
G. Prognosis
Prognosis pada pasien ini, meliputi :
Prognosis pengelihatan (ad functionam)
Prognosis pengelihatan pasien dubia ad malam
Prognosis nyawa (ad vitam)
Prognosis nyawa pasien dubia ad bonam
10

BAB IV
RINGKASAN AKHIR

Pasien seorang laki-laki, usia 16 tahun, datang dengan keluhan mata kiri tidak
bisa melihat sejak usia 6 tahun. Keluhan ini dirasakan setelah mata pasien
mengalami trauma yang mengenai kornea mata kiri dan meninggalkan jaringan
sikatrik yang menutupi seluruh kornea mata kiri.
Pemeriksaan status lokalis pada mata kiri didapatkan visus mata kiri LP (-)
kedudukan bola mata kiri exotropia, seluruh kornea mata kiri tampak keruh
berwarna putih, permukaan tidak rata, COA, iris, pupil, lensa mata kiri tidak dapat
di evaluasi, fisura palpebra kiri sedikit lebar daripada kanan. Pasien ini di
diagnosis dengan leukoma kornea OS.
Rencana tatalaksana untuk pasien adalah tatalaksana medikamentosa berupa
pemberian tetes mata cendo lyter dan diusulkan untuk dilakukan keratoplasti.
Prognosis fungsi pengelihatan mata kiri pada pasien ini malam.

Anda mungkin juga menyukai