Anda di halaman 1dari 40

Referat

Uveitis
Pembimbing : dr. Yulia Fitriani, Sp. M
Penyusun:
Grace Fidia 1620221200
Pendahuluan
●Uveitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi pada
lapisan traktus uvealis yang meliputi peradangan pada iris,
korpus siliaris dan koroid yang disebabkan oleh infeksi,
trauma, neoplasia, atau proses autoimun
●Uveitis merupakan salah satu penyebab kebutaan.
Morbiditas akibat uveitis terjadi karena terbentuknya sinekia
posterior sehingga menimbulkan peningkatan tekanan
intraokuler dan gangguan pada nervus optikus

2
Anatomi

3
4
Uveitis
●Definisi
peradangan atau inflamasi yang terjadi pada lapisan traktus
uvealis yang meliputi peradangan pada iris, korpus siliaris dan
koroid yang disebabkan oleh infeksi, trauma, neoplasia, atau
proses autoimun.

5
Klasifikasi
●Klasifikasi Anatomis
○Uveitis anterior
Merupakan inflamasi yang terjadi terutama pada iris dan
korpus siliaris atau disebut juga dengan iridosiklitis.

○Uveitis intermediet
Merupakan inflamasi dominan pada pars plana dan retina
perifer yang disertai dengan peradangan vitreous.

○Uveitis posterior
Merupakan inflamasi yang mengenai retina atau koroid.

○Panuveitis
Merupakan inflamasi yang mengenai seluruh lapisan uvea.
6
●Klasifikasi Klinis

○Uveitis akut
Uveitis yang berlangsung selama < 6 minggu, onsetnya cepat
dan bersifat simptomatik.

○Uveitis kronik
Uveitis yang berlangsung selama > 6 minggu bahkan sampai
berbulan-bulan atau bertahun-tahun, seringkali onset tidak
jelas dan bersifat asimtomatik.

7
●Klasifikasi Etiologis

○Uveitis infeksius
Uveitis yang disebabkan oleh infeksi virus, parasit, dan bakteri

○Uveitis non-infeksius
Uveitis yang disebabkan oleh kelainan imunologi atau
autoimun.

8
●Klasifikasi patologis

○Uveitis non-granulomatosa
Infiltrat dominan limfosit pada koroid

○Uveitis granulomatosa
Infiltrat dominan sel epiteloid dan sel-sel raksasa multinukleus

9
Uveitis Anterior
Definisi
●peradangan iris dan bagian depan badan siliar.
●Peradangan pada uvea dapat mengenai hanya pada iris yang
disebut iritis atau mengenai badan siliar yang di sebut siklitis.
Biasanya iritis akan disertai dengan siklitis yang disebut
iridosiklitis atau uveitis anterior.

11
Klasifikasi
Non- Granulomatosa Granulomatosa
Onset Akut Tersembunyi
Nyeri Nyata Tidak ada atau ringan
Fotofobia Nyata Ringan
Penglihatan Kabur Sedang Nyata
Merah Sirkumneal Nyata Ringan
Keratic precipitates Putih halus Kelabu besar
(“mutton fat”)
Pupil Kecil dan tak teratur Kecil dan tak teratur
Sinekia posterior Kadang-kadang Kadang-kadang
Noduli iris Tidak ada Kadang-kadang
Lokasi Uvea anterior Uvea anterior,
posterior,difus
Perjalanan penyakit Akut Kronik
Kekambuhan Sering Kadang-kadang 12
Etiologi
●Berdasarkan spesifitas penyebab :

○Penyebab spesifik (infeksi) disebabkan oleh virus (herpes,


sindrom nekrosis retina akut, bakteri, fungi, ataupun parasit
yang spesifik.

○Penyebab non spesifik (non infeksi) atau reaksi


hipersensitivitas
Disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap
mikroorganisme atau antigen yang masuk kedalam tubuh dan
merangsang reaksi antigen antibodi dengan predileksi pada
traktus uvea.
13
●Berdasarkan asalnya:

○Eksogen : Pada umumnya disebabkan oleh karena trauma,


operasi intraokuler, ataupun iatrogenik.

○Endogen : disebabkan idiopatik, autoimun, keganasan,


mikroorganisme atau agen lain dari dalam tubuh pasien
misalnya infeksi tuberkulosis, herpes simpleks.

14
PATOFISIOLOGI
efek langsung suatu infeksi atau
merupakan fenomena alergi pada radang iris dan corpus siliar
uvea

rusaknya Blood Aqueous


Barrier
peradangan yang lebih akut :
penumpukan sel-sel radang berupa
sel-sel radang dapat melekat pus di dalam COA (hipopion) peningkatan protein, fibrin, dan
pada endotel kornea (keratik sel-sel radang dalam humor
presipitat) akuos (flare/tyndall efect)
peradangan yang lebih akut :
migrasi eritrosit ke dalam COA
(hifema)
perlekatan antara iris dengan
sel-sel radang dapat melekat tidak mendapatkan terapi kapsul lensa bagian anterior
pada endotel kornea adekuat (sinekia anterior)

perlekatan antara iris dengan


tertutupnya trabekular oleh bagian tepi pupil (sinekia
gangguan metabolisme lensa
sel-sel radang posterior)

menghambat aliran akuos


lensa keruh humor dari bilik mata
belakang ke bilik mata depan

akuos humor tertumpuk di tekanan dalam bola mata


bilik mata belakang dan akan semakin meningkat
mendorong iris ke depan (glaukoma sekunder)
(Iris Bombe)
Manifestasi Klinis
●mata sakit
●mata merah
●Fotofobia
●penglihatan turun ringan dengan mata berair
●Sulit melihat dekat (meradangnya otot akomodasi)

17
Pemeriksaan Fisik
●Injeksi siliaris

●Keratic precipitate non granuloma

18
●Keratik presipitat granulomatosa : mutton fat

19
●Pada pemeriksaan slit lamp dapat terlihat flare di bilik mata
depan (tyndall effect)

●bila terjadi inflamasi berat dapat terlihat hifema atau hipopion

20
●Dijumpai sinekia posterior

21
KOEPPE NODULE
BUSSACA NODULE
Iris Bombe
●Pupil kecil
akibat peradangan otot sfingter pupil dan terdapatnya edema
iris.

●Lensa keruh terutama bila telah terjadi katarak komplikata

●Tekanan intra okuler meningkat, bila telah terjadi glaukoma


sekunder

25
●Pada uveitis non-granulomatosa dapat terlihat presipitat
halus pada dataran belakang kornea.

● Pada uveitis granulomatosa dapat terlihat presipitat besar


atau mutton fat noduli Koeppe (penimbunan sel pada tepi
pupil) atau noduli Busacca (penimbunan sel pada permukaan
iris).

26
DD Iridosiklitis Glaukoma
Keratitis akut
akut akut
Sakit rasa
Sakit Sakit sekali Sakit sedikit
tertekan

Sangat
Visus Berkurang Berkurang
berkurang

Injeksi Injeksi
Merah Injeksiperikorneal
perikorneal episkleral

Iris Warna kotor Warna kotor Normal

Sedikit
Pupil Mengecil Normal/kecil
melebar

27
Terapi NonSpesifik
●Kacamata Hitam
●Kompres hangat
●Midiatrikum
○agar otot-otot iris dan badan silier relaks, sehingga dapat
mengurangi nyeri dan mempercepat panyembuhan. Selain itu,
midriatikum sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya
sinekia
●Sulfas atropin 1% sehari 3 kali tetes
●Homatropin 2% sehari 3 kali tetes
●Scopolamin 0,2% sehari 3 kali tetes

28
●Anti Inflamasi
●Dewasa : Topikal dengan dexamethasone 0,1 % atau
prednisolone 1 %. Bila radang sangat hebat dapat diberikan
subkonjungtiva atau periokuler: dexamethasone phosphate 4
mg (1ml). prednisolone succinate 25 mg (1 ml). triamcinolone
acetonide 4 mg (1 ml). methylprednisolone acetate 20 mg. Bila
belum berhasil dapat diberikan sistemik prednisone oral mulai
80 mg per hari sampai tanda radang berkurang, lalu diturunkan
5 mg tiap hari.
●Anak : prednison 0,5 mg/kgbb sehari 3 kali. Pada pemberian
kortikosteroid, perlu diwaspadai komplikasi-komplikasi yang
mungkin terjadi, yaitu glaukoma sekunder pada penggunaan
lokal selama lebih dari dua minggu, dan komplikasi lain pada
penggunaan sistemik.

29
Terapi Spesifik
●Karena penyebab yang tersering adalah bakteri, maka obat
yang sering diberikan berupa antibiotik.
●Dewasa : Lokal berupa tetes mata kadang dikombinasi
dengan steroid. Subkonjungtiva kadang juga dikombinasi
dengan steroid. Per oral dengan Chloramphenicol 3 kali sehari
2 kapsul
●Anak : Chloramphenicol 25 mg/kgbb sehari 3-4 kali.
Walaupun diberikan terapi spesifik, tetapi terapi non spesifik
seperti disebutkan diatas harus tetap diberikan, sebab proses
radang yang terjadi adalah sama tanpa memandang
penyebabnya.
30
Komplikasi
●Sinekia anterior dan posterior
●Glaukoma sekunder
●Katarak komplikata

31
Uveitis Posterior
Definisi
●peradangan yang mengenai uvea bagian posterior yang
meliputi retinitis, koroiditis, vaskulitis retina dan papilitis yang
bisa terjadi sendiri-sendiri atau secara bersamaan

33
Etiologi
■virus : virus sitomegalo, herpes simpleks, herpes zoster,
rubella, rubeola, HIV, virus Epstein-Barr, virus coxsackie.
■bakteri : Mycobacterium tuberculosis, brucellosis, sifilis
sporadik dan endemik, Nocardia, Neisseria meningitides,
Mycobacterium avium-intracellulare, Yersinia, dan Borrelia.
■fungus : Candidia, Histoplasma, Cryptococcus, dan Aspergillus.
■parasit : Toxoplasma, Toxocara, Cysticercus, dan Onchocerca.
●penyakit non infeksi (uveitis non granulomatosa)
○autoimun : penyakit Behcet, Sindroma Vogt-Koyanagi-
Harada, poliarteritis nodosa, ofthalmia simpatis, vaskulitis
retina.
○keganasan : sarkoma sel retikulum, melanoma maligna,
leukemia, lesi metastatik.
○etiologi tak diketahui : sarkoidosis, koroiditis geografik,
epiteliopati pigmen plakoid multifokal akut, retinopati
34
“birdshot”, epiteliopati pigmen retina.
Manifestasi Klinis
●Penurunan ketajaman penglihatan (Visus 0)
●Dibelakang lensa  warna kuning  abses badan kaca
●TIO rendah
●Gejala umum infeksi akuta suhu tinggi, menggigil

35
Pemeriksaan Fisik
●Visus 0
●Hipopion
●TIO menurun
●Demam

36
Penatalaksanaan
●Sesuai penyebab
●Konservatif
Biasanya pasien diberikan anti- radang seperti kortikosteroid,
immunosuppressive / cytotoxic agent . Bila penyebabnya
infeksi maka akan diberikan antibiotik atau anti virus
●Tindakan
Kadang-kadang vitrektomi atau bedah retina dilakukan untuk
membersihkan cairan dalam bola mata yang meradang.

37
Komplikasi
●Katarak
●Glaukoma
●Sinekia posterior
●Sinekia anterior
●Seklusio pupil
●Oklusio pupil
●Endoftalmitis
●Panoftalmitis
●Ablasio retina

38
TREATMENT
●DEXAMETHASONE ED 6 X GTT 1
●SULFAS ATROPINE 1% 2 X GTT 1
●IF NECESSARY :
○TIMOLOL MALEAT 0,5 % ED 2 X GTT 1 ODS
○METHYL PREDNISOLON 1MG/KGBW
●FIND RISK FACTOR
●REFER TO OPHTHALMOLOGIST
Thanks!
Any questions?

40

Anda mungkin juga menyukai