Anda di halaman 1dari 54

ASPEK HUKUM DAN

REGULASI KEPERAWATAN

OLEH
Bambang Kamiwarno,S.Kep
Email : bambangskep1973@yahoo.com
bambangk3@gmail.com
HUKUM (RECHT)

DEFINISI
 Tiada definisi hukum yang lengkap dan sempurna;
 masing-masing sarjana hukum mempunyai
pandangan terhadap hukum sendiri-sendiri.
 masing-masing sarjana hukum mempunyai definisi
sendiri.
Secara sangat umum :
 Hukum adalah keseluruhan aturan nilai mengenai
suatu segi kehidupan mayarakat.
 Hukum adalah kaidah-kaidah atau peraturan-peraturan
tentang tingkah laku dalam masyarakat.

2
TUJUAN HUKUM

 Tujuan paling hakiki dari hukum :


 rasa aman
 Penerapan hukum, harus memperhatikan asas-asas :
 asas kepastian
 penafsiran harfiah atas ketentuan undang-undang
 asas keadilan
 keadilan commutativa :
setiap orang mendapat hak bagian yang sama.
 keadilan distributiva :
setiap orang mendapat hak bagian secara proporsional
sesuai kualitasnya
 asas kemanfaatan
3
Timbulnya Hukum
(dogmatik)
 Manusia dalam masyarakat hidup
berinteraksi
 Untuk mengatur interaksi supaya tidak
saling konflik dan untuk melindungi
manusia dalam masyarakat, perlu adanya
kaedah sosial
 Tata kaedah tersebut terdiri dari kaedah
kepercayaan atau keagamaan, kaedah
kesusilaan, kaedah sopan santun dan
kaedah hukum 4
Kaedah Hukum

 Diperlukan karena dapat memberi


sanksi yang tegas dan menimbulkan
hak dan kewajiban.
 Kaedah hukum berasal dari
kekuasaan diluar diri manusi yang
memaksa
 Masyarakat yang diberi kekuasaan
menjatuhkan sanksi
5
Sollen – Sein
 Kaidah Hukum berisi kenyataan normatif
(apa yang seyogyanya dilakukan) – das
Sollen
 Bukan berisi kenyataan ilmiah atau
peristiwa konkrit – das sein.
 Barang siapa mencuri harus dihukum.
Barang siapa membeli harus membayar.
Merupakan kenyataan normatif bukan yang
sesungguhnya terjadi.
 Dalam hukum yang penting bukan apa yang
terjadi, tetapi apa yang seharusnya terjadi
6
 Hukum adalah keseluruhan
peraturan yang mengatur dan
menguasai manusia dalam
kehidupan bersama. Berkembang
di dalam masyarakat dalam
kehendak, merupakan sistem
peraturan, sistem asas-asas,
mengandung pesan kultural
karena tumbuh dan berkembang
bersama masyarakat.
 hukum kesehatan :
Adalah ketentuan-ketentuan
yang mengatur hak dan
kewajiban baik dari tenaga
kesehatan dalam melaksanakan
upaya kesehatan maupun dari
individu dan masyarakat yang
menerima upaya kesehatan
tersebut dalam segala aspek
promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif serta organisasi dan
sarana.
Fungsi Hukum dalam pelayanan
keperawatan
Memberikan kerangka untuk
menentukan tindakan keperawatan
Membedakan tanggung jawab dengan
profesi yang lain
Membantu mempertahankan standar
praktek keperawatan dengan
meletakkan posisi perawat memiliki
akuntabilitas di bawah hukum
dalam

Pelayanan Kesehatan
HAK-HAK PASIEN DI RS
1. Hak-hak yang berkaitan dg Peraturan RS:
a. Hak mengakses dan mengetahui Peraturan
RS yang berkaitan dengan kepentingannya.
b. Hak untuk tidak diberlakukannya perubahan
peraturan, termasuk perubahan tarif, yang
ditetapkan pada saat pasien tengah berada
dalam masa perawatan.
2. Hak-hak yang berkaitan dg layanan kesehatan:
a. Memilih dokter yang keahlian dan kompetensinya
dinilai mampu menangani penyakit pasien.
b. Mengetahui identitas, status profesional maupun
kualifikasi dokter.
c. Mengganti dokter manakala pasien merasa ragu atau
kehilangan kepercayaan terhadap dokter.
d. Mendapatkan layanan kesehatan sesuai standar.
e. Diberitahu keterbatasan RS (akibat keterbatasan
fasilitas, tenaga medik, tenaga perawat serta teknis
penunjang).
3. Hak-hak yang berkaitan dengan informasi:
a. Mengetahui sistem dan fasilitas layanan kesehatan
yang ada.
b. Mengetahui identitas, status profesional dan kualifi-
kasi tenaga kesehatan yang menanganinya.
c. Mengakses informasi medik.
d. Mendapatkan second opinion pada setiap tahapan.
e. Mengijinkan atau menolak kehadiran orang lain saat
anamnesa, pemeriksaan fisik/lain dan saat tindakan.
f. Mendapatkan saran-saran sebelum meninggalkan RS.
g. Mengetahui jumlah biaya beserta rinciannya.
4. Hak-hak yang berkaitan dg informed consent:
a. Mendapatkan informasi mengenai kondisi
kesehatan, diagnosa dan prognosenya.
b. Diberitahu tentang rencana tindakan medik.
c. Diberitahu tindakan medik yang masih bersifat
eksperimental.
d. Diberitahu risiko serta akibat ikutannya.
e. Mendapatkan informasi tentang ada tidaknya
tindakan medik alternatif.
f. Menyetujui atau tidak menyetujui tindakan
medik.
5. Hak-hak yang berkaitan dg penolakan:
a. Menolak menyetujui tindakan medik.
b. Menolak untuk ikut berpartisipasi dalam pro-
gram riset atau eksperimen.
c. Menolak kehadiran orang lain saat dilakukan
anamnesa, pemeriksaan fisik dan tindakan.
d. Membatalkan persetujuan tindakan medik
sepanjang pelaksanaannya belum sampai pada
tahapan yang tidak mungkin lagi dibatalkan.
e. Meninggalkan rumah sakit manakala merasa
tidak puas atas pelayanan RS.
6. Hak-hak yang berkaitan dg layanan non-medik:
a. Memilih jenis kelas perawatan sesuai keinginan
dan kemampuannya.
b. Mendapatkan layanan non-medik yg manusiawi.
c. Mendapatkan kenyamanan, keamanan, kesela-
matan dari gangguan/ancaman selama dirawat.
d. Mendapatkan “surat keterangan dokter” untuk
berbagai macam kepentingan yang sah.
e. Menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan
yang dianut selama pelaksanaannya tidak meng-
ganggu ketenangan pasien lainnya.
7. Hak-hak yang berkaitan dg konfidensialiatas:
a. Dilindungi kerahasiaan mediknya.
b. Melepaskan sifat kerahasiaan mediknya.
c. Mengijinkan atau tidak mengijinkan pihak
ketiga tertentu (individu ataupun korporasi)
untuk mengakses/mendapatkan informasi.
8. Hak-hak yg berkaitan dg kehadiran orang lain:
a. Bertemu rohaniawan.
b. Mengijinkan kunjungan orang yg dikehendaki.
c. Menolak kunjungan orang yang tak dikehen-
daki.
d. Didampingi keluarga selama kondisi kritis.
HAK PASIEN
DEKLARASI LISABON WORLD MEDICAL ASSOCIATION
WMA KE 34 LISABON, PORTUGAL 1981
GENERAL ASSEMBLY KE 47 BALI 1995
and editorially revised at the 171st Council Session,
Santiago, Chile, October 2005

1.Hak mendapat pelayanan kesehatan yg berkualitas


2.Hak utk bebas memilih RS dan dokter
3.Hak utk menentukan diri sendiri
4.Hak utk mendapat informasi
5.Hak atas kerahasiaan rekam medis
6.Hak utk mendapat penyuluhan kesehatan
7.Hak atas kehormatan harga diri
8.Hak utk mendapat bimbingan rohaniawan
HAK PASIEN
PATIENT’S BILL OF RIGHT
AHA 1973
OKTOBER 1992

1. Berhak atas perawatan yg layak dan manusiawi


2. Berhak mendapat informasi ttg penyakitnya
3. Berhak memutuskan dan menolak rencana pengobatan
4. Berhak menentukan arah kedepan ttg pengobataannya
5. Berhak atas privacy
6. Berhak atas kerahasiaan rekam medis
7. Berhak melihat dan mereview rekam medis
8. Berhak memperoleh pelayanan atas permintaan pasien sesuai dg
peraturan rumah sakit
9. Berhak tahu hubungan bisnis
10.Berhak menyetuji atau menolak penelitian
11.Berhak mendapat pelayanan lebih lanjut
12.Berhak tahu peraturan yg berlaku di RS
UU RI NO 29 TH 2004
tentang
PRAKTIK KEDOKTERAN

UU RI NO 36 TH 2009
tentang
KESEHATAN

UU NO 44 TH 2009
tentang
RUMAH SAKIT

PERMENKES NO 290 TH 2008


tentang
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN

SE DIRJEN YANMED 10 JUNI 1997


tentang
PEDOMAN HAK&KEWAJIBAN PASIEN, DOKTER
DAN RUMAH SAKIT
HAK PASIEN

UU NO 29 TH 2004 tentang Rumah Sakit


PASAL 52

1. Berhak mendapat penjelasan secara


lengkap ttg tindakan medis
2. Berhak meminta pendapat dokter/
dokter gigi lain
3. Berhak mendapat pelayanan sesuai
dengan kebutuhan medis
4. Berhak menolak tindakan medis
5. Berhak mendapat isi rekam medis
UU NO 36 TH 2009
tentang Kesehatan
HAK PASIEN:
MENERIMA ATAU MENOLAK SEBAGIAN
/SELURUH TINDAKAN PERTOLONGAN
YG AKAN DIBERIKAN (PS. 56)

HAK ATAS RAHASIA KONDISI KESEHATAN


(PS.57)

BERHAK MENUNTUT GANTI RUGI (PS.58)


UU NO 44 TH 2009 tentang Rumah Sakit Ps. 32

HAK PASIEN:
• Memperoleh info ttg tatib, hak dan kewajiban pasien
• Memproleh layanan yg manusiawi,adil,jujur, dan tanpa diskri
• Memperoleh layanan yg bermutu, efektif, efisien
• Mengajukan pengaduan
• Memilih dokter dan kelas perawatan
• Second opinion
• Berhak atas privasi
• Mendpt informasi yg lengkap seblm dilakukan tindakan
• Memberi atau menolak atas tindakan yg akan dilakukan
• Didampingi keluarganya dlm kondisi kritis
• Menjalankan ibadah
• Memperoleh keamanan dan keselamatan diri
Lanjutan .....UU NO 44 TH 2009 tentang Rumah Sakit Ps.32

HAK PASIEN:
• Mengajukan usul saran, perbaikan atas perlakuan RS thd dirinya
• Menolak layanan bimbingan rohani yg tdk sesuai dg agama dan
kepercayaan yg dianutnya
• Menggugat dan atau menuntut RS
• Mengeluhkan pelayanan RS yg tdk sesuai dg standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik
HAK PASIEN
SE DIRJEN YANMED 02.04.3.5.2504 TGL 10 JUNI 1997
ttg Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan RS:

1. Berhak atas informasi mengenai tata tertib


dan peraturan RS
2. Berhak atas pelayanan yg manusiawi, adil
dan jujur
3. Berhak atas pelayanan medis yg bermutu
4. Berhak atas asuhan keperawatan
5. Berhak memilih dokter dan kelas perawatan
6. Berhak dirawat dokter yg mandiri
7. Berhak atas second opinion
8. Berhak atas privasi dan kerahasiaan
penyakitnya
9. Berhak atas informasi ttg penyakitnya,
tindakan medis yg akan
dilakukan, risiko tindakan, alternatif tindakan,
prognosis dan perkiraan biaya perawatan
UU NO 44 TH 2009 tentang Rumah Sakit Ps.31

KEWAJIBAN PASIEN:
• Setiap pasien mempunyai
kewajiban thd RSD atas
pelayanan yg diterimanya

•Ketentuan lebih lanjut


mengenai kewajiban
pasien diatur dg Peraturan
Menteri
Evidence: Hasil Evaluasi Peran dan Fungsi Perawat
Puskesmas Daerah Terpencil
(Depkes & UI, 2005)
Terkait dengan tindakan medik:
1. Menetapkan diagnosis penyakit (92.6%)
2. Membuat resep obat (93.1%)
3. Melakukan tindakan pengobatan di dalam
maupun di luar gedung puskesmas (97.1%)
4. Melakukan pemeriksaan kehamilan (70.1%)
dan melakukan pertolongan persalinan
(57.7%)

Direkomendasikan:
Perlu peningkatan kordinasi dalam mewujudkan
perlindungan hukum bagi perawat khususnya
untuk tugas tugas limpah dalam hal
pengobatan.
Tata Hukum di Indonesia
 UUD ,45 : Indonesia adalah negara yang
berdasarkan Hukum (Rechstaat) dan tidak
berdasarkan pada kekuasaan belaka (Machstaat)

 Sumber Hukum : UUD 45, Tap MPR, UU/Peraturan


pengganti UU, PP, Kepres, Permenkes/kepmenkes,
peraturan lainnya
Tata Hukum Kes di Indonesia

UU No.36 / 2009
UUD 45 UU No.29/2004
Ttg Kesehatan
Ttg. Praktik Dokter

RUU PRAKTIK PRAKTIK


TENAGA KEPERAWATAN Permenkes 1419/2005
KESEHATAN
Penyelenggaraan
????....
Praktik dokter & dokter
gigi

RUU PRAK.KEP Permenkes


148/2010 ttg
????....
Praktik
Keperawatan
Tanggung Jawab Hukum
dalam Praktik
 Melaksanakan keperawatan mandiri
atau yang didelegasi
PASAL KRUSIAL DALAM KEPMENKES
148/2010 TTG PRAKTIK
KEPERAWATAN
 Melakukan asuhan keperawatan meliputi Pengkajian,
penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan,
melaksanakan tindakan dan evaluasi.
 Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan atas
permintaan tertulis dokter
 Dalam melaksanakan kewenangan perawat
berkewajiban :
 Menghormati hak pasien
 Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
 Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
 Memberikan informasi
 Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan
 Melakukan catatan perawatan dengan baik
 Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa
seseorang , perawat berwenang melakukan
pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang
ditujukan untuk penyelamatan jiwa.

 Perawat yang menjalankan praktik perorangan


harus mencantumkan SIPP di ruang praktiknya

 Perawat yang menjalankan praktik perorangan


tidak diperbolehkan memasang papan praktik
(sedang dlam proses amandemen)
 Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan
asuhan dalam bentuk kunjungan rumah

 Persyaratan praktik perorangan sekurang-


kurangnya memenuhi :
 Tempat praktik memenuhi syarat
 Memiliki perlengkapan peralatan dan
administrasi termasuk formulir /buku
kunjungan, catatan tindakan dan formulir
rujukan
LARANGAN
 Perawat dilarang menjalankan praktik selain
yang tercantum dalam izin dan melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan standar
profesi

 Bagi perawat yang memberikan pertolongan


dalam keadaan darurat atau menjalankan tugas
didaerah terpencil yang tidak ada tenaga
kesehatan lain, dikecualikan dari larangan ini
 Kepala dinas atau organisasi profesi dapat
memberikan peringatan lisan atau tertulis
kepada perawat yang melakukan
pelanggaran
 Peringatan tertulis diberikan paling banyak 3
kali, apabila tidak diindahkan SIK dan SIPP
dapat dicabut.
 Sebelum SIK atau SIPP di cabut kepala dinas
kesehatan terlebih dahulu mendengar
pertimbangan dari MDTK atau MP2EM
SANKSI
 Pelanggaran ringan , pencabutan izin
selama-lamanya 3 bulan
 Pelanggaran sedang , pencabutan izin
selama-lamanya 6 bulan
 Pelanggaran berat, pencabutan izin selama-
lamanya 1 tahun
 Penetapan pelanggaran didasarkan pada
motif pelanggaran serta situasi setempat
IMPLIKASI DALAM TATATAN
PRAKTEK
SEBAGAI TENAGA PERAWAT RS DAN
PUSKESMAS ATAU TENAGA KESEHATAN DI
LEMBAGA PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA

“ PERAWAT BEKERJA DAN MELAKUKAN


KEWAJIBAN SESUAI DENGAN PERINTAH
JABATAN TIDAK BISA DIMINTAI
PERTANGGUNGJAWABAN ATAS KERUGIAN
ATAU KESALAHAN YG DILAKUKAN “ KUHAP
PASAL 51”
HOME CARE
SK DIRJEN DIRJEN YAN MED
NO HK. 00.06.5.1.311

Ada 23 tindakan keperawatan mandiri yang bisa


dilakukan oleh perawat home care a/l
1. vital sign
2. memasang nasogastric tube
3. memasang selang susu besar
4. memasang cateter
5. penggantian tube pernafasan
6. merawat luka decukbitus
7. suction
8. memasang peralatan O2
9. penyuntikan (IV,IM, IC,SC)
10. Pemasangan infus maupun obat
11. Pengambilan preparat
12. Pemberian huknah/laksatif
13. Kebersihan diri
14. Latihan dalam rangka rehabilitasi medis
15. Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan
diagnostik
16. Penkes
17. Konseling kasus terminal
18. konsultasi/telepon
19. Fasilitasi ke dokter rujukan
20. Menyaipkan menu makanan
21. Membersihkan tt pasien
22. Fasilitasi kegiatan sosial pasien
23. Fasilitasi perbaikan sarana klien.
Praktek mandiri perawat
JUKLAK KEPMENKES 1239
1. SIP dan SIPP harus ada
2. Ruangan praktek sesuai ketentuan
3. Tersedia alat perawatan, alat rumah tangga
dan alat emergency sesuai ketentuan
4. Kewenangan : pemenuhan kebutuhan
O2, Nutrisi, Integritas jaringan, cairan dan
elektrolit, Eliminasi, Kebersihan diri, Istirahat
tidur, Obat-obatan, Sirkulasi, Keamanan dan
keselematan, Manajemen nyeri, Kebutuhan
aktivitas, psikososial, interaksi sosial,
menjelang ajal, seksual, lingkungnan sehat,
kebutuhan bumil, ibu melahirkan, bayi baru
lahir, post partum, baunyak lagi )
Dalam Fase Transisi Tindakan Medik dilakukan….:

1. Algoritme Klinik untuk Perawat yang bekerja di


Puskesmas
2. Balai Pengobatan di bawah pengawasan dokter
3. Berbagai sarana kesehatan dan praktik mandiri:
@ Delegasi tertulis
@ Delegasi lisan
4. Kewenangan atributif (harus terdapat dalam
Undang Undang Praktik Keperawatan
5. Amandemen Kepmenkes 1239/2001: papan
nama harus dipasang, kewenangan atributif, uji
kompetensi
RUU PRAKTIK KEPERAWATAN
(draf 19)
 BAB I : Ketentuan Umum
 BAB II : Azas dan Tujuan
 BAB III : Lingkup Praktik Keperawatan
 BAB IV : Konsil Keperawatan Indonesia
 BAB V : Standard Pendidikan Profesi Kep.
 BAB VI : Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan
 BAB VII : Registrasi Praktik Keperawatan
 BAB VIII : Penyelenggaraan Praktik Kep.
 BAB IX : Pembinaan, Pengembangan dan
 Pengawasan
 BAB X : Ketentuan Peralihan
 BAB XI : Ketentuan Penutup
RUU PRAKTIK KEPERAWATAN
(draft)
 Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia.

 Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri


perawat melalui kolaborasi dengan sistem
klien dan tenaga kesehatan lain dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai
lingkup wewenang dan tanggung jawabnya
pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk
praktik keperawatan individual dan
berkelompok.
Tujuan UUPKep (draft)
Pengaturan penyelenggaraan praktik
keperawatan bertujuan untuk:
 memberikan perlindungan dan kepastian
hukum kepada penerima dan pemberi jasa
pelayanan keperawatan.
 Mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan
oleh perawat.
Lingkup praktik kep : (draft)

 Memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga,


kelompok dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah
kesehatan sederhana dan kompleks.
 Memberikan tindakan keperawatan langsung, pendidikan,
nasehat, konseling, dalam rangka penyelesaian masalah
kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia
dalam upaya memandirikan sistem klien.
 Memberikan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan
dan tatanan lainnya.
 Memberikan pengobatan dan tindakan medik terbatas,
pelayanan KB, imunisasi, pertolongan persalinan normal
dan menulis permintaan obat/resep.
 Melaksanakan program pengobatan secara tertulis dari
dokter.
Konsil Keperawatan
Indonesia (draft)
 Dalam rangka Pengaturan Penyelenggaraan Praktik
Keperawatan Maka dibentuk Konsil Keperawatan
Indonesia.
 Konsil Keperawatan Indonesia mempunyai tugas:
 Melakukan uji kompetensi dan registrasi perawat;
 Mengesahkan standar-standar profesi yang dibuat
oleh organisasi profesi keperawatan dan asosiasi
institusi pendidikan keperawatan;
 Membuat peraturan-peraturan terkait dengan praktik
perawat untuk melindungi masyarakat.
Wewenang Konsil (draft)
 Konsil Keperawatan Indonesia mempunyai wewenang :
 Menyetujui dan menolak permohonan registrasi
perawat;
 Mengesahkan standar kompetensi perawat yang dibuat
oleh organisasi profesi keperawatan dan asosiasi
institusi pendidikan keperawatan;
 Menetapkan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan
perawat;
 Menetapkan sanksi terhadap kesalahan praktik yang
dilakukan perawat; dan
 Menetapkan standar penyelenggaraan program
pendidikan keperawatan
PRAKTIK MANDIRI
 Praktik mandiri dapat dilakukan secara perorangan
dan atau berkelompok.
 Perawat dalam melakukan praktik mandiri sekurang-
kurangnya memenuhi persyaratan:
 Memiliki tempat praktik yang memenuhi persyaratan
kesehatan;
 Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan
keperawatan di luar institusi pelayanan kesehatan
termasuk kunjungan rumah;
 Memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi
buku catatan kunjungan, formulir catatan tindakan
asuhan keperawatan serta formulir rujukan.
 Persyaratan perlengkapan, sesuai
dengan standar perlengkapan
asuhan keperawatan yang
ditetapkan oleh organisasi profesi.
 Perawat yang telah mempunyai
SIPP dan menyelenggarakan
praktik mandiri wajib memasang
papan nama praktik keperawatan.
PENYELENGGARAAN
PRAKTIK KEPERAWATAN
 Praktik keperawatan dilakukankan
berdasarkan pada kesepakatan antara
perawat dengan klien dan atau pasien
dalam upaya untuk peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit,
pemeliharaan kesehatan, kuratif, dan
pemulihan kesehatan.
 Praktik keperawatan dilakukan oleh
perawat profesional (RN) dan perawat
vokasional (PN).
 PN dalam melaksanakan tindakan
keperawatan dibawah pengawasan RN.
 Perawat dapat mendelegasikan dan
atau menyerahkan tugas kepada
perawat lain yang setara kompetensi
dan pengalamannya.
 Setiap orang dilarang menggunakan
identitas berupa gelar atau bentuk lain
yang menimbulkan kesan bagi
masyarakat seolah-olah yang
bersangkutan adalah perawat yang
telah memiliki SIPP.
 Ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga
kesehatan yang diberi kewenangan
oleh peraturan perundang-undangan.
BARU LULUS/SDH KERJA
DRAF AMANDEMEN
SPK KEPMENKES 1239
D III
S1 KEP
SPESIALIS BNSP
DEPKES
PPNI

LSP–KI

UJI KOMPETENSI SERTIFIKAT DINKES PROP


SESUAI LEVEL LULUS KOMPETENSI
S.I.P.
PENDIDIKAN

TIDAK LULUS
DINKES KAB/KOTA DINKES KAB/KOTA

DIKLAT S.I.K S . I . P . P.
PROFESI
PRAKTEK SARKES PRAKTEK MANDIRI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai