SAMARINDA PENGERTIAN HEPATITIS B Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Hepatitis B merupakan masalah kesehatan dunia, termasuk Indonesia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa hepatitis B merupakan penyebab lebih dari 780.000 kematian tiap tahun di dunia. Virus Penyebab Hepatitis B stabil dalam darah, plasma dan serum serta dapat bertahan lama di luar tubuh manusia dalam berbagai tingkat kelembapan udara dan temperatur yang tinggi. Virus hepatitis B sangat menular bahkan 100 kali lebih mudah dan 10 kali lebih banyak menular dibandingkan dengan virus HIV. Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata. Saat ini di Indonesia, penyakit hepatitis B termasuk dalam kelompok 10 besar penyakit penyebab kematian. Angka kejadian penyakit hepatitis B di Indonesia merupakan yang tertinggi di antara jenis hepatitis lainnya. CARA PENULARAN VIRUS HEPATITIS B Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan. Secara horisontal, dapat terjadi akibat kontak langsung pada penderita. PENULARAN SECARA HORIZONTAL Kontak jarum suntik (spuit, jarum tatto, tindik) Kontak cairan tubuh penderita (keringat, air liur, dan cairan lain) Transfusi darah
B
Hubungan seksual
Penggunaan barang bersama (baju, sikat gigi,
alat cukur, alat makan) HAL-HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN BAGI PERSIAPAN PASIEN
Hasil LAB positif
Komunikasi pada pasien dan keluarga
Semua kebutuhan pasien diruangan dianjurkan
barang yang disposible (satu kali pakai, mis: linen, pakaian, alat makan) HAL-HAL YG PERLU DI PERHATIKAN KETIKA MENANGANI/KONTAK LANGSUNG PADA PENDERITA HEPATITIS B
Mencuci tangan Perlengkapan pelindung pribadi (sarung tangan, masker, kaca mata pelindung, sepatu boot, celemek) Penanganan benda tajam
Penanganan sanitasi dan pengelolaan sampah
Memproses alat bekas pakai (dekontaminasi,
pencucian dan sterilisasi) MENCUCI TANGAN Segera setelah tiba di tempat kerja Sebelum melakukan kontak langsung dengan penderita Sebelum memakai sarung tangan
Setelah melepas sarung tangan
PERLENGKAPAN PELINDUNG PRIBADI Pakai sarung tangan sebelum kontak langsung pada penderita Ganti sarung tangan utk setiap tindakan untuk mencegah kontaminasi silang Gunakan sarung tangan steril dan tebal jika akan melakukan tindakan pada penderita Dianjurkan penggunaan disposible untuk sarung tangan, celemek dan masker. PENANGANAN SANITASI DAN PENGELOLAAN SAMPAH
Menjaga area terbatas bagi pasien dan tenaga
medis Buat tempat sampah khusus bagi penderita hepatitis dan selalu berada dekat area terbatas Pisahkan sampah medis infeksius hepatitis B, ikat rapat dan beri label/tulisan Untuk limbah cair bisa menggunakan metode disinfeksi dan pengenceran DEKONTAMINASI, PENCUCIAN DAN STERILISASI
Dekontaminasi yaitu suatu upaya yang
dilakukan untuk memusnahkan/mematikan mikroorganisme yang pathogen sehingga aman untuk penanganan selanjutnya. Dekontaminasi adalah langkah pertama menangani perlatan, perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lainnya yang terkontaminasi. Dekontaminasi adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memutus rantai penularan infeksi dengan mengurangi tingkat kontaminasi microbial pada intrumen bedah. Pencucian adalah sebuah cara yang efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada peralatan dan instrumen yang kotor atau sudah digunakan. Baik sterilisasi maupun desinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian sebelumnya. Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau membunuh semua mikroorganisme dari benda mati atau instrument DEKONTAMINASI Segera setelah digunakan, masukkan benda- benda yang telah terkontaminasi ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10-15 menit. Ini akan dengan cepat mematikan virus hepatitis B dan HIV. Gunakan tempat plastik untuk dekontaminasi agar mencegah tumpulnya benda tajam dan berkaratnya logam akibat reaksi kimia Pastikan bahwa benda-benda yang terkontaminasi telah terendam seluruhnya dalam larutan klorin. Petugas harus menggunakan alat-alat pelindung antara lain sarung tangan dan masker. Permukaan yang luas, misalnya pada pemeriksaan pelvis atau meja tindakan dan alat serta lantai, yang kemungkinan besar bersentuhan dengan darah atau cairan tubuh harus didekontaminasi dengan menyeka menggunakan disinfektan yang tepat seperti larutan klorin 0,5% Membuat larutan klorin 0,5%
Jumlah bagian air = 5,25% – 1 = 10 – 1 = 9
0,5% Ambil 1 bagian larutan sediaan (5,25%), dan tambahkan dengan 9 bagian air PENCUCIAN DAN PEMBILASAN
Jika benda-benda yang terkontaminasi tidak
dapat dicuci segera setelah didekontaminasi, bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan organik, lalu cuci dengan seksama secepat mungkin. Bedakan antara wadah untuk dekontaminasi dan pencucian (siapkan 2 larutan) Gunakan sarung tangan tebal/rumah tangga jangan yang mudah robek atau sudah bocor. Dianjurkan menggunakan kaca mata pelindung untuk melindungi mukosa mata dari percikan. Sikat dengan seksama terutama dibagian sambungan dan pojok peralatan Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal di peralatan Bilas dengan air mengalir agar bersih dari sisa bahan/kotoran dan cairan pencuci/busa sabun, karena beberapa detergen dapat menghambat kerja desinfektan kimiawi Letakkan instrument di atas kain bersih, sebelum instrument diproses lebih lanjut (DTT/sterilisasi) STERILISASI (DISINFEKSI TINGKAT TINGGI Sterilisasi dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patoge atau apatoge beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran denngan cara merebus, stoom, panas tinggi atau bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, strerilisasi gas (formalin, H2O2), radiasi ionisasi. PROSEDUR PEMROSESAN ALAT SEMOGA BERMANFAAT