Anda di halaman 1dari 93

USULAN PENELITIAN

PENGARUH EKSTRAK DAUN GINSENG JAWA (Talinum triangulare)


TERHADAP KETEBALAN DINDING AORTA TIKUS ATEROSKLEROSIS

OLEH:
RIKA OKTANIA SARI
201310330311171

Pembimbing I : dr. Dian Yuliartha Lestari, Sp.PA


Pembimbing II : dr. Annisa’ Hasanah, M.Si
Penguji : dr. Alfa Sylvestris, Sp.M
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tiap tahun ada 500.000 kasus baru
Aterosklerosis : penebalan dan kekakuan
aterosklerosis dan 125.000 yang meninggal
pembuluh darah (Stapleton et al., 2010).
di Indonesia (Wijaya, 2011)

PJK peringkat ke-5 penyebab kematian Aterosklerosis  kontributor utama


terbanyak di seluruh rumah sakit di terjadinya penyakit jantung koroner (PJK)
Indonesia tahun 2005 (Depkes, 2005). (Okada et al., 2007).

Kaempferol : antioksidan, antimikroba, anti


Daun ginseng jawa (Talinum inflamasi, anti-kanker, neuroprotective,
triangulare): antidiabetik, analgesik, dan anti alergi
• flavonoid golongan kaempferol (Calderón-Montaño, 2011).
• saponin
(Aja et al., 2010) Saponin mampu mengikat kolesterol (Arcuri
dalam Sangi et al., 2008).
RUMUSAN MASALAH
Apakah terdapat pengaruh ekstrak daun
ginseng jawa (Talinum triangulare) terhadap
ketebalan dinding aorta tikus aterosklerosis?
TUJUAN

Umum Khusus
Membuktikan efektivitas
Membuktikan pengaruh pengaruh ekstrak daun
ekstrak daun ginseng jawa ginseng jawa (Talinum
(Talinum triangulare) triangulare) dalam
terhadap ketebalan dinding berbagai dosis terhadap
aorta tikus aterosklerosis. ketebalan dinding aorta
tikus aterosklerosis.
MANFAAT
MANFAAT

Akademisi

• Menambah wacana bahwa ekstrak daun ginseng jawa


(Talinum triangulare) dapat berpengaruh pada
ketebalan aorta tikus aterosklerosis.
• Sebagai dasar melakukan penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan tanaman ginseng jawa (Talinum
triangulare).
MANFAAT

Klinisi
• Penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti
ilmiah yang menjelaskan tentang pengaruh
ekstrak daun ginseng jawa (Talinum triangulare)
terhadap ketebalan dinding aorta tikus
aterosklerosis.
MANFAAT

Masyarakat

• Masyarakat mengetahui pengaruh ekstrak daun


ginseng jawa (Talinum triangulare) terhadap
ketebalan dinding aorta sehingga budidaya
tanaman ginseng jawa bisa semakin
berkembang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pembuluh Darah

Robbins and Cotrans, 2007


AORTA

Dinding arteri elastik besar: aorta (potongan transversal). Pulasan: pulasan elastik. Pembesaran
lemah (Eroschenko, 2010).
AORTA

Diameter normal aorta asenden <2,1 cm/m2, aorta desenden


<1,6 cm/m2, dan aorta abdominalis <3,0cm/m2
(Erbel et al., 2011).

Ketebalan dinding aorta normal adalah <89,98μm


(Josiane et al., 2004)
ATEROSKLEROSIS
Aterosklerosis adalah pembuluh darah arteri yang kaku. Merupakan suatu
proses inflamasi kronik yang dalam patofisiologinya melibatkan lipid,
thrombosis, dinding vaskular dan sel-sel imun (Strom JB et al., 2011).

FaktorFaktor
resikoresiko
mayormayor
: : Faktor resiko minor:
Hiperkolesterolemia (Robert, 2009) Kurangnya gerak fisik teratur
Hipertensi (Jimenez et al., 2007) Stress emosional
Merokok (Silbernagl, 2010) Kontrasepsi oral
Diabetes mellitus (Hess et al., 2012) Hiperuricemia
Obesitas
Makanan tinggi karbohidrat
(Robert, 2009)
ATEROSKLEROSIS
Penebalan Tunika Intima (Simionescu, 2007)
(Halim, 2008)
INDUKSI ATEROSKLEROSIS
(Silalahi J, 2011)

asam kolat berfungsi menurunkan kadar HDL


(Srivastava, 2008).
Pemberian minyak babi sebanyak 2 gram, asam kolat 0,02
gram dan kuning telur puyuh rebus 1 gram, ditambah
aquades hingga 2ml, diberikan dengan metode sonde
lambung dan ditambah pakan standar selama 28 hari
terbukti mampu menginduksi plak aterosklerosis yang
bermakna (Gani, 2013).
DAUN GINSENG JAWA
Taksonomi

• Divisi : Magnoliophyta
• Klas : Magnoliopsida
• Anak-klas : Caryophyllidae
• Bangsa : Caryophyllales
• Suku : Portulacaceae
• Marga : Talinum
• Jenis : Talinum triangulare (Jacq.) Willd. (Setijo, 2006)
DAUN GINSENG JAWA

Komponen zat non-gizi Kandungan per 100 gr


Total Fenol 64,64 mg
Quersetin 0,41 mg
Kaemferol 3,52 mg
Antosianin 0,22 mg
Asam Klorogenat 0,38 mg
Asam Kafeat 0,41 mg
Asam Ferulat 0,09 mg
(Andarwulan et al., 2012)
DAUN GINSENG JAWA
Sampel Kadar Fenolik±SE Kadar Fenolik±SE
(mg/g ekstrak) (mg/g daun)
Ekstrak Heksan 97,94 ± 11,95 (a) 9,56 ± 1,16 (a)
Ekstrak Etil Asetat 153,46 ± 6,59 (c) 17,14 ± 0,74 (b)
Ekstrak Etanol 171,03 ± 16,71 (d) 31,47 ± 3,07 (d)
Ekstrak Metanol 122,52 ± 8,51 (b) 33,21 ± 2,31 (d)
Ekstrak Air 95,56 ± 4,59 (a) 22,13 ± 1,06 (c)
Ekstrak Air Panas-Daun Segar 107,36 ± 6,94 (x) 32,66 ± 2,11 (x)
Ekstrak Air Panas-Daun Kering 116,11 ± 8,33 (y) 19,89 ± 1,43 (y)

(Lydia., 2009)
Antioksidan
• Antioksidan mentransformasikan radikal bebas menjadi spesies yang
kurang reaktif  membatasi efek toksiknya (Setiawan & Suhartono, 2006).
• Kaempferol  antioksidan, antimikroba, anti inflamasi, anti-kanker,
neuroprotective, antidiabetik, analgesic, dan anti alergi (Calderón-
Montaño, 2011).
• Konsumsi makanan kaya kaempferol akan menurunkan resiko
beberapa penyakit termasuk penyakit kardiovaskuler (Lin J et al., 2007).
• Saponin mengurangi resiko aterosklerosis karena kemampuannya
mengikat kolesterol (Arcuri dalam Sangi et al., 2008).
TIKUS PUTIH

Klasifikasi Tikus putih (Rattus norvegicus) adalah:


• Kingdom : Animalia
• Divisi : Chordata
• Kelas : Mammalia
• Ordo : Rodentia
• Famili : Muridae
• Subfamili : Murinae
• Genus : Rattus
• Spesies : Rattus norvegicus L.
(Krinke, 2006)
TIKUS PUTIH
Bagian-Bagian Tikus Manusia

Lapisan arteri Tunika intima, tunika media, tunika adventisia Sama dengan tikus

Elastisitas arteri Mengandung lamina elastika Sama dengan tikus


Lapisan terdiri dari sel – sel otot polos; lamina
Lapisan otot arteri Elastic Externa (LEE) and Lamina Elastica Interna Sama dengan tikus
(IEL)
Terdiri Dari (1-2 lapisan sel) lapisan tebal kulit Sama dengan tikus
Arteriole
Otot tipis; ditemukan pericyte intermiten
Jaringan Tidak ada IEL dari lapisan sel otot polos;
Kapiler ditemukan pericytes intermiten Sama dengan tikus

Ditemukan jumlah yang bervariasi : Biasanya di


Jaringan ikat subendotelial Jarang ditemukan
pembuluh darah yang lebih besar

Jarang terlihat, hampir tidak pernah mencapai


Vasa vasorum Kadang – kadang terlihat
pembuluh darah
Dikelilingi oleh kardiomiosit sampai ke parenkim Kadang-kadang dikelilingi oleh kardiomiosit
Vena pulmonary
paru dekat ujung jantung
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
Diet Tinggi kolesterol Ekstrak Daun Ginseng Jawa
Asam kolat (minyak babi) (Talinum triangulare)

 HDL, menjaga kadar


LDL dalam sirkulasi
kolesterol total  Saponin Flavonoid

Hiperkolesterolemia Kaempferol

Stress oksidatif,
ROS
Oksidasi
Disfungsi endotel LDL

Bioavaibilitas NO LDL-ox

Gangguan Inflamasi, Proliferasi sel


vasodilatasi  agregrasi monosit, ekspresi
adhesi molekul: ICAM-1,
otot polos
VCAM-1, Eselectin, Sitokin pembuluh darah Keterangan :
: tidak diteliti
Foam Cell
: diteliti
Aterosklerosis
: menghambat
Ketebalan tunika intima dan media 
HIPOTESIS PENELITIAN

Terdapat pengaruh ekstrak daun


ginseng jawa (Talinum triangulare)
terhadap ketebalan dinding aorta tikus
aterosklerosis.
BAB 4
Pemberian ekstrak buah asam jawa (Tamarindus indica)
berpengaruh terhadap penurunan kontraksi otot polos uterus
METODE PENELITIAN
marmut betina (Cavia porcellus).
Jenis dan Rancangan Lokasi Penelitian
Penelitian
• Laboratorium Biomedik
• Penelitian ini Fakultas Kedokteran
merupakan penelitian Universitas Muhammadiyah
experimental dengan Malang.
menggunakan
metode post test Waktu Penelitian
control group design. • Agustus-September 2016
Populasi dan Sampel

Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih


(Rattus norvegicus strain wistar).

Sampel Sampel yang digunakan adalah tikus putih jantan


strain wistar dengan usia 2-3 bulan dengan berat
180-200 gram, dengan kondisi sehat yang ditandai
dengan gerakan yang aktif serta mata yang jernih.
Besar Replikasi
Rumus Frederer : Rumus mengantisipasi kemungkinan drop out
(Sastroasmoro&Ismael, 2011) :
(t-1) (p-1) ≥ 15
n’ = [n/1-f]
(t-1) (4-1) ≥ 15 Keterangan :
3t-3 ≥ 15 n’ = jumlah sampel penelitian
n = besar sampel yang dihitung
3t ≥ 18 f = perkiraan proporsi drop out, kira-kira 10% (f = 0,2)

t ≥ 6 (Notoatmodjo, 2012) Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah


(n’) = 6 / (1-0,1) = 6,67  7
Dibutuhkan minimal 6 ekor Setiap kelompok diisi 7 ekor sehingga total sampel
untuk setiap kelompok. penelitian ini adalah 28 ekor tikus.
Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu
simple random sampling.

Karakteristik Sampel
Inklusi : Eksklusi :
1. Tikus putih jenis kelamin jantan 1. Tikus sakit selama proses perlakuan (gerakan tidak
2. Umur 2-3 bulan aktif, tidak mau makan, rambut kusam atau rontok)
3. Berat badan 150-200 gram 2. Tikus mati selama proses perlakuan
4. Tikus dalam keadaan sehat, ditandai dengan
gerakannya yang aktif, bulu yang tebal, mata yang
jernih
5. Tikus mengalami kenaikan berat badan minimal 15
gram setelah diberi induksi aterosklerosis
Variabel Penelitian
Bebas Dosis ekstrak daun ginseng
jawa dan induksi aterosklerosis.

Terikat Ketebalan aorta tikus.


Definisi Operasional

• Ekstrak daun ginseng jawa merupakan ekstrak ethanol daun ginseng jawa yang
dibagi dalam tiga dosis, yaitu 25mg/200gBB, 50mg/200gBB, dan
100mg/200gBB diberikan dengan metode sonde lambung sekali sehari setelah
2 jam pemberian diet tinggi kolesterol selama 28 hari. Daun ginseng jawa
didapatkan dari Bogor (pusat budidaya tanaman herba IPB) kemudian
diekstraksi di Laboratorium Biomedik FKUMM oleh peneliti dengan supervisi
laboran ahli. Ekstrak akan disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu 40C
(Depkes, 2000).
Definisi Operasional

• Ketebalan dinding aorta adalah rata-rata ketebalan tunika intima dan media
arkus aorta tikus tiap sampel pada masing-masing kelompok dengan OlyVIA
DotSlide viewer. Setiap aorta diukur pada 8 zona (arah jam 12.00, 13.30, 15.00,
16.30, 18.00, 19.30, 21.00, dan 22.30) dengan perbesaran 400x pada arkus
aorta setiap sampelnya secara mikroskopis (Nugroho, 2006). Pengambilan
sampel dan pengukuran ketebalan dinding aorta akan dilakukan oleh peneliti
disupervisi oleh ahli patologi anatomi di Laboratorium Biomedik FKUMM.
Ketebalan dinding aorta normal adalah < 89,98μm (Josiane et al., 2004).
Definisi Operasional

• Kenaikan berat badan tikus setelah induksi adalah kenaikan


berat badan minimal 15 gram dari berat badan sebelum
perlakuan (Gloria, 2010)
Alat dan Bahan
Bahan dan alat penelitian Alat dan bahan bedah tikus Alat dan bahan
a. Pakan standar BR-1 (air 12%, a. Alat bedah minor pembuatan ekstrak daun
protein kasar 20-22%, lemak kasar b. Formalin 10% ginseng jawa
≥5%, abu≤7,5%, Ca 0,9-1,2%, P c. Papan bedah dan jarum a. Daun Ginseng Jawa
0,6-0,8%, coccidiostat positif, pentul b. Wadah plastik
antibiotika positif) (Sholeh, 2011). d. Handscoun (Alexandru, 2011) c. Loyang
b. Pakan tinggi kolesterol d. Oven
c. Kandang tikus individual e. Rotary evaporator
d. Penutup kandang dari anyaman Alat lain f. Toples kaca
kawat a. Sonde modifikasi g. Beaker glass
e. Botol air minum b. Kamera digital 16 MP h. Erlenmeyer
f. Timbangan analitik Ohaus dengan c. Botol film i. Gelas ukur
ketelitian 0.0001 gr d. Neraca berat badan j. Cawan poselen
g. Tempat makan tikus e. Spuit injeksi 3 ml k. Pengaduk
h. Handscoun (Rimbun, 2013) f. Label (Alexandru, 2011) l. Alkohol 95% (Depkes, 2000)
Prosedur Penelitian

Penentuan Dosis
Penelitian terdahulu tentang ekstrak daun
salam (Flavonoid = 1,118mg/100mg) terbukti
menurunkan kadar kolesterol total pada tikus
putih jantan dengan induksi pakan tinggi
kolesterol (minyak babi 10%, asam kolat
0,1%, dan kuning telur rebus 5%) pada dosis
7,2mg/200gBB (Rimbun, 2013).

Dosis penelitian tersebut dikonversikan ke


dosis untuk ekstrak daun ginseng jawa
Sehingga untuk penelitian ini akan menggunakan
dosis 1/2n, n, dan 2n yaitu
25mg/200gBB,
50mg/200gBB, dan
100mg/200gBB.
Pembagian Kelompok
• Kontrol positif :
BR-1 (15g/hr) + minum ad libitum + pakan tinggi kolesterol
(2ml/200grBB/hari)  sonde lambung selama 28 hari

• Perlakuan 1 :
BR-1 (15g/hr) + minum ad libitum + diet tinggi kolesterol
(2ml/200grBB/hr) + ekstrak daun ginseng jawa
(25mg/200gBB/hr)  sonde lambung selama 28 hari.
Pembagian Kelompok
• Perlakuan 2 :
BR-1 (15g/hr) + minum ad libitum + diet tinggi kolesterol
(2ml/200grBB/hr) + ekstrak daun ginseng jawa
(50mg/200gBB/hr)  sonde lambung selama 28 hari.

• Perlakuan 3:
BR-2 (15g/hr) + minum ad libitum + diet tinggi kolesterol
(2ml/200grBB/hr) + ekstrak daun ginseng jawa
(100mg/200gBB/hr)  sonde lambung selama 28 hari.
Adaptasi

Proses adaptasi hewan coba dalam kandang (per kelompok)


selama 7 hari dengan tujuan agar tikus menyesuaikan diri
terhadap lingkungan yang baru. Selama adaptasi tikus diberikan
pakan standar BR-1 yang mengandung air 12%, protein kasar 20-
22%, lemak kasar ≥5%, abu≤7,5%, Ca 0,9-1,2%, P 0,6-0,8%,
coccidiostat positif, antibiotika positif sebanyak 15g/hari serta
minum ad libitum.
Induksi Aterosklerosis

Minyak babi 10%, asam kolat 0,1%, dan kuning telur


rebus 5%. Bahan-bahan tersebut ditambah aquades hingga
2ml, diberikan dengan metode sonde lambung dan
ditambah pakan standar selama 28 hari (Gani, 2013).
Pembuatan Ekstrak Daun Ginseng Jawa
Proses ini dilakukan di Laboratorium Biomedik FKUMM. Proses ekstraksi daun
ginseng jawa (Talinum triangulare) (Depkes, 2000):
1. Daun ginseng jawa (5 kg) disortir, dicuci bersih, dan ditiriskan.
2. Dikeringkan (oven suhu 600C selama 3 hari)
3. Digiling dengan mesin penggiling dan ayakan mesh 80/100, didapatkan
serbuk daun ginseng jawa sebanyak 1,2 kg.
4. Diambil 500 gram serbuk daun ginseng jawa, ditambahkan alkohol 90%
sebanyak 1 liter, dicampur lalu dimasukkan toples. Ditambahkan lagi alkohol
sampai serbuk terendam dengan tinggi cairan 3 cm di atas pemukaan serbuk
(total alkohol yang digunakan 1200ml). Toples ditutup rapat dan didiamkan
selama 5 hari dan setiap hari diaduk rata tiap 3 jam.
5. Pada hari ke-5 disaring, lalu filtrat atau ekstrak cair ditampung.
Pemberian Ekstrak Daun Ginseng Jawa
6. Ampas dimasukkan dalam toples, direndam lagi dengan alkohol 96%
sebanyak 1 liter, didiamkan semalaman dengan pengadukan berkala.
7. Filtrat ditampung lagi dan ampas direndam lagi dengan alkohol
semalam. Proses ini diulang sampai ekstrak jernih (total 5 kali
remaserasi 1/perendaman).
8. Seluruh ekstrak cair yang ditampung dijadikan satu lalu diuapkan
dengan rotary evaporator suhu 600C, tekanan 175 mmBar.
9. Ekstrak kental ditampung dalam cawan, dibiarkan di atas pemanas
sampai kental setengah pasta.
10. Ekstrak ditampung di dalam botol, hasil 500 gr serbuk daun ginseng
jawa diperlukan pelarut alkohol 96% sebanyak 5200ml dan
didapatkan ekstrak kental daun ginseng jawa 123,086 gr.
Proses Anastesi dan Pembedahan Hewan Coba
Anastesi
Hewan coba dimasukkan ke toples kaca yang sudah diberi kapas
(kloroform +)  tunggu 60 detik (hitung dengan stopwatch)  Hewan
coba yang teranastesi ditandai dengan tidak adanya respon nyeri 
diletakkan pada meja paraffin dan keempat kaki tikus difiksasi
menggunakan jarum pentul.
Pembiusan dilakukan satu persatu agar pembiusan dapat dilakukan
secara inhalasi dengan dosis kloroform 0,67ml/hewan coba.
(Alexandru, 2011)
Proses Anastesi dan Pembedahan Hewan Coba
Pembedahan
Hewan coba teranastesi dengan baik (pingsan)  diletakkan pada
papan lilin dan keempat kakinya difiksasi menggunakan jarum pentul
 dibedah menggunakan gunting dari abdomen hingga setinggi leher
 faring dipegang dan diiris menggunakan pinset anatomis dan scalpel
 pisahkan jantung dan seluruh bagian aorta dari jaringan sekitarnya
 di cuci menggunakan formalin  dimasukkan botol yang berisi
formalin.
(Alexandru, 2011)

Pembedahan dilakukan dilakukan oleh peneliti dengan supervisi dari


ahli patologi anatomi.
Proses Anastesi dan Pembedahan Hewan Coba

Perlakuan Hewan Coba Setelah Pembedahan


• Harus dipastikan bahwa hewan coba tidak mengalami recovery.
Pastikan bahwa denyut nadi sudah berhenti.
• recovery  euthanasia(Cervical Dislocation)
• Selanjutnya hewan coba yang sudah dipastikan mati,
dikumpulkan menjadi satu lalu dikubur.
(Alexandru, 2011)
Pembuatan Sediaan Histopatologi
Pembuatan sediaan histopatologi dilakukan di Laboratorium Biomedik FKUMM
oleh peneliti dengan supervisi dari ahli histopatologi.
Cara membuat sediaan histopatologi adalah sebagai berikut:
1. Arkus aorta diambil dan difiksasi dalam larutan formalin 10%  dipotong 3mm
di distal perbatasan atrium dan ventrikel.
2. Irisan tersebut diletakkan pada tabung organ dan difiksasi dengan formalin 10%
selama 24 jam.
3. Dilakukan dehidrasi dengan merendam pada alkohol bertingkat, yaitu pada
konsentrasi 50%, 70%, 95% dan dua kali alkohol absolut masing-masing selama
30 menit.
4. Dilakukan clearing dengan menggunakan alkohol dan xilol murni masing-
masing selama 60 menit.
5. Dilakukan proses infiltrasi dengan xilol dan paraffin dengan perbandingan 1:3
selama 24 jam dan murni selama 1 jam pada suhu 46-520C.
Pembuatan Sediaan Histopatologi
6. Dilakukan blocking dengan paraffin keras pada suhu 46-520C
selama 1 jam.
7. Kemudian dipotong dengan mikrotom berukuran 2-5
milimikron dan potongan direkatkan pada kaca obyek.
8. Dipanaskan pada suhu 46-520C di dalam inkubator (24jam).
9. Dilakukan deparafinisasi (perendaman dengan xilol dua kali
alkohol absolut 95% dan H2O masing-masing selama 3menit).
10.Dibuat 1 slide untuk setiap tikus sehingga akan akan 24 slide
dari 24 ekor tikus.
Pembuatan Sediaan Histopatologi
11. Dilakukan pewarnaan hematoxilin eosin dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Pemberian Haris Hematoxilen selama 15 detik.
b. Eosin staining selama 15-20 menit.
c. Dehidrasi pada alkohol bertingkat 50%, 70%, 85%, 95% dan dua kali
alkohol absolut.
d. Pemberian xilol selama 5 menit.
e. Mounting menggunakan perekat entelan.
f. Panaskan suhu 46-520C dalam inkubator selama 24 jam.
g. Sediaan diamati oleh peneliti dan diklarifikasi oleh ahli histologi, dengan
menggunakan OlyVIA Dotslide viewer.

(Sarah, 2003)
Pengamatan Sediaan
Pengamatan sediaan dilakukan dengan melihat rata-rata ketebalan
tunika intima dan media arkus aorta tikus tiap sampel pada
masing-masing kelompok dengan OlyVIA DotSlide viewer. Setiap
aorta diukur pada 8 zona (arah jam 12.00, 13.30, 15.00, 16.30,
18.00, 19.30, 21.00, dan 22.30) dengan perbesaran 400x pada
arkus aorta setiap sampelnya secara mikroskopis.

(Nugroho, 2006).
Alur
Penelitian
Analisis Data

• Uji ANOVA : membuktikan adanya perbedaan bermakna antara kontrol


dengan kelompok dengan pemberian ekstrak. Ada perbedaan bermakna jika
signifikan (sig) < 0,05.
• Uji Tukey 5% : kelanjutan dari uji ANOVA, digunakan untuk mengetahui
perbedaan yang bermakna antar masing-masing kelompok perlakuan dalam
penelitian.
• Uji korelasi : mengetahui hubungan signifikan antar dosis ekstrak daun
ginseng jawa (Talinum triangulare).
• Uji regresi linier sederhana : mengetahui seberapa kuat hubungan yang
didapat dari analisa korelasi dan untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh
antar dosis ekstrak daun ginseng jawa (Talinum triangulare) dengan
perlakuan.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Hasil Penelitian

A B

Gambar 5.1. Ketebalan Dinding Aorta (pengecatan HE, perbesaran 40x skala Dot Slide) pada aorta tikus pada
berbagai kelompok. A. Aorta tikus K+; B. Aorta tikus P3. Secara deskriptif, dinding aorta pada kelompok K+
lebih tebal apabila dibandingkan dengan kelompok P3.
Hasil Penelitian
Ketebalan Dinding Aorta (μm)
Kelompok Rerata
1 2 3 4 5 6

K+ 239,2 221,4 161 186,21 241,4 246,5 215,9517

P1 165,4 178,6 157,8 156,4 159,4 160,7 163,05

P2 154,7 125,3 124,5 142,6 131,8 126,6 134,25

P3 114,8 112 115,5 115 124,2 122,1 117,2667


Hasil Penelitian
Ketebalan Dinding Aorta
250

200
Ketebalan (μm)

150

100

50

0
K+ P1 P2 P3
Kelompok
Analisis Data

Uji Normalitas

Nilai siginifikansi sebesar 0,372. Pada uji ini nilai signifikan dari hasil uji
Shapiro-Wilk ini > 0,05 maka distribusi data normal
Analisis Data

Uji Homogenitas

Hasil uji Homogenitas menunjukkan nilai signifikansi dari uji homogenitas


Levene sebesar 0.348. Nilai p>0,05 berarti varian data pada masing-masing
perlakuan bersifat homogen
Analisis Data

Uji Anova

Data dengan p < 0,05, yang berarti data tersebut signifikan


Terdapat perbedaan ketebalan yang signifikan pada tiap kelompok perlakuan.
Analisis Data

Uji Post Hoc


P1 0,001*
K+ P2 0,000*
P3 0,000*
P2 0,071 Terdapat perbedaan
P1 ketebalan yang bermakna
P3 0,002* antara setiap kelompok
P3 P3 0,430 perlakuan, kecuali P1 dengan
P2 dan P3 dengan P2.
Analisis Data

Uji Regresi Linier

Pengaruh pemberian dosis ekstrak daun ginseng jawa (Talinum


triangulare) ketebalan dinding aorta sebesar 69% (R2=0,690).
Analisis Data

Uji Regresi Linier 240.0




Ketebalan Aorta = 198,19 + (-0,93 x dosis) 

1. Tanpa pemberian ekstrak daun ginseng

Ketebalan Aorta
jawa, dinding aorta mengalami penebalan 200.0

hingga 198,19μm. 

2. Pemberian ekstrak daun ginseng jawa setiap 


 
dosis 1mg/200grBB/hari dapat menurunkan 160.0 


ketebalan dinding aorta sebanyak 0,93μm. 

3. Dosis efektif untuk mengembalikan 




 
Ketebalan Aorta = 198.19 + -0.93 * dosis 
ketebalan dinding aorta seperti normal 120.0
R-Square = 0.69 

(89,98μm) adalah 115,28 mg/200kgBB/hari.


0 25 50 75 100
BAB 6
PEMBAHASAN
Pembahasan

Hasil uji anova : signifikasi p= 0,000.


Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol positif dengan kelompok
perlakuan.
Terbukti ekstrak daun ginseng jawa berpengaruh terhadap ketebalan aorta tikus

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana perbedaan tersebut, maka langkah
selanjutnya adalah dengan melakukan uji Post Hoc.
Pembahasan

Uji Post Hoc didapatkan P1, P2 dan P3 dibandingkan K+ nilai p<(0,05)


Ketiga dosis perlakuan mampu mengurangi penebalan dinding aorta.

Sesuai dengan penelitian terdahulu :

Konsumsi makanan kaya kaempferol akan menurunkan resiko beberapa penyakit


termasuk penyakit kardiovaskuler (Lin J et al., 2007). Saponin dapat mengurangi
resiko aterosklerosis karena kemampuannya dalam mengikat kolesterol (Sangi et al.,
2008). Daun ginseng jawa (Talinum triangulare) mengandung saponin dan flavonoid
yang 90% adalah kaempferol sebagai antioksidan (Aja et al., 2010).
Pembahasan
Salah satu mekanisme peningkatan ekspresi gen antioksidan
adalah melalui aktivasi nuclear factor erythroid 2 related
factor 2 (Nrf2) sehingga terjadi peningkatan gen yang
berperan dalam sintesis enzim antioksidan endogen misalnya
gen SOD (superoxide dismutase) (Murray et al., 2009).

Saponin menghambat penyerapan kolesterol dari misel dan


menghambat penyerapan kembali asam empedu dan sintesis
kolesterol karena interaksi saponin dengan asam empedu
membentuk misel campuran yang besar yang tidak larut
sehingga tidak dapat diserap diusus dan diekskresikan lewat
feses (Zhao et al., 2005; Lee Sun-Ok et al., 2005).
Pembahasan
Uji regresi didapatkan R2 =0,690  ekstrak daun ginseng jawa memberikan
pengaruh 69% terhadap ketebalan aorta tikus.
31% 1lainnya merupakan faktor lain yang tidak diteliti.

Berbeda dengan penelitian terdahulu :

Ekstrak biji buah pinang (Areca Cathecu L.) yang mengandung flavonoid dan
saponin di dalamnya hanya mampu memberikan 57% pengaruh terhadap ketebalan
dinding aorta (Prabowo, 2012).
Faktor lain yang tidak diteliti : faktor genetik, dan faktor antioksidan endogen yang
dimiliki oleh tikus yaitu SOD, glutation tereduksi (GSH) (Halliwel, 2006).
Pembahasan
Secara keseluruhan dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa pemberian ekstrak
daun ginseng jawa (Talinum triangulare) dapat menurunkan ketebalan dinding aorta
pada tikus aterosklerosis yang diberi diet tinggi kolesterol.

Dosis terbesar (P3) --> ketebalan dinding aorta belum kembali pada keadaan normal
(< 89,98μm (Josiane et al., 2004)).

Dosis efektif yang bisa mengembalikan ketebalan aorta sampai sama dengan normal
adalah 115,28mg/200grBB/hari menurut persamaan hasil uji regresi linier.
Pembahasan

Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu


terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun ginseng jawa (Talinum
triangulare) terhadap ketebalan dinding aorta tikus aterosklerosis.
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh ekstrak daun ginseng jawa (Talinum triangulare) terhadap
ketebalan dinding aorta tikus aterosklerosis.
2. Dosis ekstrak daun ginseng jawa (Talinum triangulare) yang memberikan efek
penurunan ketebalan dinding aorta paling besar pada penelitian ini adalah
100mg/200grBB/hari.

3. Dosis efektif ekstrak daun ginseng jawa (Talinum triangulare) yang bisa
mengembalikan ketebalan dinding aorta seperti tikus normal adalah
115,28mg/200grBB/hari.
Saran

1. Perlu dilakukan penelitian tentang efek penurunan ketebalan aorta tikus


aterosklerosis dengan pengambilan metode ekstrasi yang beda.
2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk meneliti perubahan mikroskopis dari
dinding aorta seperti meneliti diameter pembuluh darah, jumlah foam cell, kadar
NO, dan kadar ROS yang berpengaruh pada pembentukan plak aterosklerosis.
LAMPIRAN
PROSES SONDE DIET TINGGI PROSES SONDE EKSTRAK DAUN
KOLESTEROL GINSENG JAWA

PROSES PENGOLAHAN EKSTRAK PROSES PEMBUATAN DIET


DAUN GINSENG JAWA TINGGI KOLESTEROL

PREPARAT JADI

PROSES PEMBEDAHAN HEWAN COBA


Daftar Pustaka
Ade, 2008, Khasiat Antihiperkolesterolemia Seduhan Teh Herbal Garcinia “X” pada Tikus Putih Betina (Rattus norwegiens) Akibat Induksi Minyak Babi, FKUI, pp.
11:1-59, unpublished.
Afanas’ev I, 2011, ROS and RNS signaling in heart disorders: could antioxidant treatment be successful?, Oxi. Med. Cell., Longev, pp. 1–13.
Afrose, S., Hossain, Md. S., Salma, U., Miah,A.G., and Tsujii, H., 2010, Dietary karaya Saponin and Rhodobacter capsulatus Exert Hypocholesterolemic Effects by
suppression of Hepatic Cholesterol and Promotion of Bile Acid Synthesis in Laying Hens. Cholesterol : 272731 PMCID: 3065839. Pp.1-9.
Aja, A.N.C. Okaka, P.N. Onu, U. Ibiam, A.J. Urako, 2010, Phytochemical Composition of Talinum triangulare (Water Leaf) Leaves, Pakistan Journal of Nutrition 9, pp.
527-530.
Alexandru Iliuţã, 2011, Experimental use of animals in research, Balneo-Research Journal, Vol.2, Nr.1, pp. 65-69.
Ali, Mulyohadi., Mulyani, Sri., Muliartha, Ketut, 2006, Diet Atrogenik pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus Strain Wistar) sebagai Model Hewan Aterosklerosis, Jurnal
Kedokteran Brawijaya, pp. 9 : 23-25.
Amagase H., B.L. Petesch, H. Matsuura, S. Kasuga, dan Y. Itakura, 2001, Intake of Garlic and Its Bioactive Components, The Journal of Nutrition, pp. 131:955S-962S.
Andarwulan, Didah Nur Faridah, Yolanda Sylvia Prabekti, Harum Fadhilatunnur, Leo Mualim, Sandra Arifin Aziz, Luis Cisneros-Zevallos, 2012, ‘Polyphenols,
carotenoids, and ascorbic acid in underutilized medicinal vegetables’, Journal of Functional Foods, pp. 4: 339-347.
Aqil F, I Ahmed , and Z Mehmood, 2006, Antioxidant and free radical scavenging properties of twelve traditionally used Indian medicinal plants, Turk J Biol, pp. 30:
177-183.
Calderón-Montaño JM, Burgos-Morón E, Pérez-Guerrero C, López-Lázaro M. A., 2011, Review on the Dietary Flavonoid Kaempferol, Mini Rev Med Chem, pp.
11:298–344.
Cheeke, P.R., 2001, Actual and Potential Applications of Yucca schidigera and Quillaja saponaria Saponins in human and animal nutrition, Recent Advances in Animal
Nutrition in Australia, pp. 13 : 115-126.
Cotran R.S., Robbins S.L., 2007, Struktur Pembuluh Darah, dalam : Kumar V., Cotran R.S., Robbins S.L., 2007, Buku Ajar Patologi Cetakan 1, EGC, Jakarta, pp. 254-
256
Daftar Pustaka
Depkes RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Depkes RI, Jakarta, pp. 10-11.
Depkes RI, 2014, Profil Kesehatan Indonesia 2014, diakses tanggal 22 Desember 2015, <
http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Profil%20Kesehatan%20Indonesia%202014.pdf >
Depkes, 2005, Penyakit Tidak Menular (Ptm) Penyebab Kematian Terbanyak di Indonesia, diakses tanggal 22 Desember 2015, < http://www.depkes.go.id >
Eberlein M, Scheibner K, Black K, et al., 2008, Antioxidant inhibition of hyluronan fragment-induced inflammatory gene expression, Journal Inflammation, Vol. 5,
pp.20.
Erbel R, Alfonso F, Boileau C. et al., 2011, Task force on aortic dissection of the European Society of Cardiology in: Diagnosis and management of aortic dissection,
Eur Heart J, pp. 3:1-65.
Febbo PG, Ladanyi M, Aldape KD, De Marzo AM, Hammond ME, Hayes DF, Iafrate AJ, Kelley RK, Marcucci G, Ogino S., 2011, NCCN Task Force report:
Evaluating the clinical utility of tumor markers in oncology, JNatl Compr Canc Netw. 9: S1–S32.
Gani, N., I. Lidya dan P. Mariska, 2013, Profil Lipida Plasma Tikus Wistar yang Hiperkolesterolemia pada Pemberian Gedi Merah (Abelmoschus manihot L.),
UNSRAT-Manado, diakses 13 Januari 2016, < http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmou >
Gloria A. Otunola, 2010, Effects of diet-induced hypercholesterolemia on the lipid profile and some enzyme activities in Wistar rats, African Journal of Biochemistry
Research Vol. 4 (6), pp. 149-154.
Gössl M, Rosol M, Malyar N M. et al., 2010, Functional anatomy and hemodynamic characteristics of vasa vasorum in the walls of porcine coronary arteries, Anat
Rec A Discov Mol Cell Evol Biol, pp. 23:1-78.
Guyton Arthur, C & Hall, E, 2014, Metabolisme Lipid, dalam : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi ke 12, EGC, Jakarta, pp. 882-894.
Ha, C.J. and Kim, S.H., 1984, Effects of ginseng saponins on cholesterol solubility. Saengyak Hakhoechi, pp. 15:134-38.
Hackam DG, 2006, Intensive reduction of low-density lipoprotein-cholesterol: implications of recent trials, Am J Cardiovasc Drugs, pp. 6: 367–371.
Halcox J, Quyyumi AA., 2006, Metabolic Syndrome : Overview and Current Guidelines, Hospital Physician, pp. 1-12.
Daftar Pustaka
Hall A & Bassiouny, 2012, Pathophisiology of carotic atherosclerosis, Ultrasound and Carotic Bifurcation Atherosclerosis, University of Chicago, pp. 508-519.
Halliwell, B. and Gutteridge, J. M. C., 2007, Free Radicals in Biology and Medicine, Oxford University Press, Oxford, pp. 16-18.
Haris, M, 2011, Penentuan Kadar Flavanoid Total dan Aktivitas Antioksidan dari Daun Dewa (Gynura pseudochina [Lour] DC) dengan Spektrofotometer UV-Visibel,
Unpublised.
Haris, M, 2011, Penentuan Kadar Flavanoid Total dan Aktivitas Antioksidan dari Daun Dewa (Gynura pseudochina [Lour] DC) dengan Spektrofotometer UV-Visibel,
Unpublised.
Hess K, Marx N, Lehrke M, 2012, Cardiovascular disease and diabetes: the vulnerable patient, European Heart Journal Supplements, pp. 7:435-439.
Hess K, Marx N, Lehrke M, 2012, Cardiovascular disease and diabetes: the vulnerable patient, European Heart Journal Supplements, pp. 7:435-439.
Hotamsil G.S., 2010, Endoplasmic Stress and Atherosclerosis, Nature Med. Vol. 16, pp.369-399
Hotamsil G.S., 2010, Endoplasmic Stress and Atherosclerosis, Nature Med. Vol. 16, pp.369-399.
Jimenez FL, Johnson JS, Somers VK, Gat GT, 2007, Dyslipidemia and Classical Factors for Atherosclerosis, Mayo Clinic Cardiology, 3rded, Mayo Clinic Scientific
Press, Canada, pp. 1124-1126.
Jimenez FL, Johnson JS, Somers VK, Gat GT, 2007, Dyslipidemia and Classical Factors for Atherosclerosis, Mayo Clinic Cardiology, 3rded, Mayo Clinic Scientific
Press, Canada, pp. 1124-1126.
Josiane, M.M., Antonio, M.O., Carlos, Selma, Maria Lúcia Eleutério, 2004, Structure of The Aortic Wall in The Guinea Pig And Rat. Braz. J. morphol. Sci. (2004)
21(1), 35-38
Junquiera L. C, Carneiro J, Kelley R.O., 2007, Blood Vessel, In: Basic Histology, 10th edition, Washington, Lange: 316-23
Kamran Ghasemi, Yosef Ghasemi, Mohammad Ali Ebrahimzadeh, 2009, Antioxidant Activity, Phenol and Flavonoid Contents of 13 Citrus Species Peels and Tissues,
Pak. J. Pharm. Sci., Vol.22, No.3, pp.277-281
Khaleel, A.E., Gad, M.Z., El-Maraghy, S.A., Hifnawy, M.S. and Abdel-Sattar, E., 2005, Study of Hypocholesterolemic and Antiantherosclerotic Propertis of
Menticagosativa L. Cultivated in Egypt, J of Food and Drug Analy, pp. 13:3:212-18.
Daftar Pustaka
Kim, S.W., Park, S.K., Rang, S.I., Kang, H.C., Oh, H.J., Bae, C.Y., and Bae, D.H., 2003, Hypocholesterolemic property of Yucca schidigera and Quillajasaponaria
extracts in human body, Arch. Pharm. Res., pp. 26:1042-46.
Krinke, G. J., 2006, The Laboratory Rat, San Diego, CA: Academic Press, pp. 150-152.
Kronozon I, Tunik PA, 2006, Aortic Atherosclerotic Disease and Stroke, American Heart Association, 114, p.63-75.
Kumar V., 2007, Endotel Pembuluh Darah, dalam : Kumar V., Cotran R.S., Robbins S.L., 2007, Buku Ajar Patologi Cetakan 1, EGC, Jakarta, pp 258-260
Lakshmi, V., Mahdi, A.A., Agarwal, S. K . and Khanna, A. K., 2012, Steroidal saponin from Chlorophytum nimonii (Grah) with lipid-lowering and antioxidant activity,
Original article, pp. 3:227-32.
Lee Sun-Ok, Simon A.L., Murphy P.A., and Hendrich S., 2005, Soyasaponin Lowered Plasma cholesterol and increased Fecal bile Acids in Female Golden Syrian
hamsters. Experimental Biology and Medicine, pp. 230:472-78.
Lee, H.S., 2008, HPLC Analysis of phenolic compounds, dalam : Nollet, L. M. l. (Ed.), Food Analysis by HPLC, Second Edition, Revised and Expanded, Marcell
Dekker, Inc., New York, pp. 1245-1250.
Li, J. & Siegrist, J., 2012, Physical Activity and Risk of Cardiovascular Disease—A Meta-Analysis of Prospective Cohort Studies, Int. J. Environ, Res. Public Health,
3390(9), pp.391-407.
Libby Peter, 2013, Inflamation in Atherosclerosis, National Institute of Health Public Access Atherosclerosis Thromb, Vasc. Biol. Vol. 32, pp.2045-2051.
Lin J, Rexrode KM, Hu F, Albert CM, Chae CU, Rimm EB, Stampfer MJ, Manson JE, 2007, Dietary intakes of flavonols and flavones and coronary heart disease in
US women, Am J Epidemiol, pp. 165:1305–1313.
Lorenz CH, Robbins HE, 2009, The range of normal values of cardiovascular structures in infants, children, and adolescents measured by magnetic resonance imaging.
Pediatr Cardiol, pp. 21:37–46
Lydia Ninan Lestario, Anggelia Essi Christian, Yohanes Martono, 2009, Aktivitas Antioksidan Daun Ginseng Jawa (Talinum triangulare), AGRITECH, Vol. 29, No. 2,
pp. 71-77.
Mazza, G, Guclu-Ustundag, Ozlem, 2007, Saponins : Properties, Applications and Processing, Critical Review in Food Science and Nutrition, Canada, 47 : 231-258.
Mittal, C., Gorthi, S., Rohatgi, S., 2009, Early cognitive impairment : role of clock drawing test, MJAFI, 66(1), pp. 25-28.
Daftar Pustaka
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W., 2009, Biokimia harper (27 ed.), Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 236-240.
Nakashima Y, Fujii H, Sumiyoshi S, Wight TN, Sueishi K, 2007, Early human atherosclerosis: accumulation of lipid and proteoglycans in intimal thickenings followed
by macrophage infiltration, Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology, pp. 27:1159–65.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, pp. 56-58.
Nugroho, A. O., 2006, Pengaruh Pemberian Suplemen Melatonin terhadap Jumlah Sel Busa dan Ketebalan Dinding Aorta Abdominalis Tikus Wistar yang Diinduksi
Aterosklerosis, Undip, Semarang, pp. 35-36.
Okada, T., Ayada, K., Usui, S., Yokota, K., Cui, J., Kawahara, Y., Inaba, Y., Hirohata, S., Mizuno, M., Yamamoto, D., Kusachi, S., Matsuura, E., and Oguma, K., 2007,
Antibodies against heat shock protein 60 derived from Helicobacter pylori : Diagnostic implications in cardiovascular disease. Journal of Auitoimmunity, 29 :
106-15.
Orviyanti, G., 2012, Perbedaan Pengaruh Yoghurt Susu, Jus Kacang Merah dan Yoghurt Kacang Merah terhadap Kadar Kolesterol LDL dan Kolesterol HDL Serum
pada Tikus Dislipidemia, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, pp. 23:1-55.
Pitojo, Setijo, 2006, Talesom (Tanaman Berkhasiat Obat), Kanisius, Yogyakarta, pp. 22-25.
Prabowo, W., 2012, Centella Anti Radang, PT.Intisari Mediatama, Jakarta, pp.24-25.
Price Sylvia A & Wilson Lorraine, 2006, Penyakit aterosklerotik koroner, Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, Edisi ke-6, EGC, Jakarta, pp. 576-612.
Pringgoutomo S, 2007, Riwayat Pengembangan Obat dengan Tanaman Obat di Dunia Timur dan Barat, dalam Buku Ajar Kursus Herbal Dasar untuk Dokter, Balai
Penerbit FK UI, Jakarta, pp 1-5.
Rimbun, S., 2013, Pengaruh Pemberian Ekstrak dan Rebusan Daun Salam (Eugenia polyantha) pada Aorta Tikus Sprague Dawley yang Diberi Pakan Tinggi Lemak,
Semarang, Diponegoro, diakses 14 Januari 2016 < http://eprints.undip.ac.id/41971/1/578_Rimbun_Situmorang_22030111150002.pdf >
Robert O L, K Holmes, J Muller, DA Cross, MJ Cross, 2009, ERK5 and the regulation of endothelial cell function, Biochem Soc Trans, pp. 37 (6):1254-1259.
Robinson, T, 2007, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Penerbit ITB, Bandung, volume 2, pp. 21-23.
Ruel G, Pomerlau S, Couture P, Lamarche B dan Covillard C., 2006, Favourable impact of low-calorie cranberry juice consumption on plasma HDL-cholesterol
concentrations in men, British Journal of Nutrition, Vol. 96, pp.357-64.
Daftar Pustaka
Sampurna, Riko, 2016, Pengaruh Ekstrak Daun Belimbing Wuluh terhadap Ketebalan Tunika Intima sampai Tunika Media Pembuluh Darah pada Tikus Model
Aterosklerosis, unpublished.
Sangi, M., Runtuwene, M. R. J., Simbala, H. E. I., Makang, V. M. A., 2008, Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa Utara, Chem, pp. 1:123-130.
Sarah Wolfensohn, 2003, Handbook of Laboratory Animal Management and Welfare, Blackwell Publishing, Oxford, pp. 41-57
Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2011. Penelitian Kualitatif, Dalam : Kaswandani, N., Sastroasmro, S., ed. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, 4th ed. Sagung Seto,
Jakarta, pp. 291.
Setiawan, B. dan Suhartono, E., 2005, Stres Oksidatif dan Peran Antioksidan pada Diabetes Melitus, Majalah Kedokteran Indonesia, pp. 55(2): 86-90.
Sholeh, Muhammad, 2011, Pengaruh Komposisi Bungkil Biji Kapas dalam Pakan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Daging Ternak Unggas, Prosiding Seminar
Nasional Inovasi Perkebunan, Bogor, pp. 36.
Signh, 2011, Vein, In: Histopathology of the vessels, 8th ed, Lippincott-Raven, Philadelphia, pp. 185-207.
Silbernagl & Lang, 2010, Jantung dan Sirkulasi, dalam : Tesk dan Atlas Berwarna Patofisiologi, EGC, Jakarta, pp.236-239.
Simbala, Herny E.I., 2009, Analisis Senyawa Alkaloid beberapa Jenis Tumbuhan Obat sebagai Bahan Aktif Fitofarmaka, Semarang : FKUNDIP.
Simionescu, M., 2007, Implications of early structural-functional changes in the endothelium for vascular disease, Arterioscler Thromb Vasc Biol 27: 266– 74.
Srivastava RAK, Srivastava N, Averna M, 2008, Dietary Cholic Acid Lower Plasma Levels of Mouse and Human Apolipoprotein A-I Primarily Via Transcriptional
Mechanism, Eur.J.Biochem, pp. 267: 4272-4280
Stapleton PA, Goodwill AG, James ME, Brock RW, Frisbee JC, 2010, Hypercholesterolemia and microvascular dysfunction: interventional strategies, J Inflamm
(Lond), pp. 7: 54.
Strom JB, Libby P., Atherosclerosis, In: Lily LS., Phatophysiology of Heart Disease, 5 ed. Walter Kluwer, pp 113-134
Suzanne M Dintzis, 2012, Comparative Anatomy and Histology : A Mouse and Human Atlas, Elsevie, New york, pp. 611-670.
V. P. Eroschenko, 2010, Atlas Histologi Difiore: Dengan Korelasi Fungsional, Ed. 11. ed., D. Dharmawan and N. Yesdelita, Eds., EGC, Jakarta, pp. 1234-1267.
Daftar Pustaka
Viral, 2013, Study of Coronary Atherosclerosis by Modified American Heart Association Classification of Atherosclerosis-An Autopsy Study, Journal of Clinical and
Diagnostic Reasearch, pp. 2494-2497.
Wijaya A., 2011, Pengaruh ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostanaL.) terhadap penurunan jumlah foam cell pada aorta tikus (Rattus novergicus) model
aterogenik, J. Universitas Brawijaya, 2(1):1-10.
Winarsi, H, 2007, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, Cetakan ke 2, Kanisnus, Yogyakarta, pp. 50-54.
Wolfensohn, S., dan Lloyd, M., 2013, Handbook of Laboratory Animal Management and Welfare, 4th ed., Wiley-Blackwell, West Sussex, pp.234.
Worotikan, D, E, 2011, Efek Buah Lemon Cui (Citrus microcarpo) terhadap Kerusakan Lipida pada Ikan Mas (Cyprinus carpio L) dan Ikan Cakalang (Katsuwonus
pelamis) Mentah, Unpublised.
Zhao, H.L., Sim, J.S., Shim, S.H., Ha, Y.W., Kang, S.S. and Kim, Y.S., 2005, Antiobese and hypolipidemic effects of platycodin saponins in diet-inducedobese rats;
evidences for lipase inhibition and calorie intake restriction. International J of obesity, pp. 29: 983-90.

Anda mungkin juga menyukai