Preskas VER
Preskas VER
Oleh:
Yolanda Ravenia Saraswati G99161105
Lichte Christian Purbono G9916110-
Deonika Ariescieka G9916210-
Marcelina G9917110-
Anisa Kusuma Astuti G9916210-
Pembimbing
dr. Adji Suwandono, Sp.F, SH
IDENTITAS
• Nama : SIMPEN/NARSO
• Jenis Kelamin : Perempuan.
• TTL : 71 tahun.
• Agama : Islam.
• Pekerjaan : Bakul
• Alamat : Purwosari,Laweyan
KEADAAN JENAZAH
• Tidak bermeterai
• Meja otopsi stainless
• Kantong mayat oranye
170 x 72 cm
• Kantong mayat dibuka
mayat terbungkus jarik
cokelat dan ungu
• Kepala disanggah 3 bantal
• Kain jarik dibuka
mayat dalam kondisi
telanjang
SIKAP JENAZAH
• Terlentang dengan muka
menghadap ke atas
• Lengan kanan
• 450 terhadap sumbu
tubuh
• Atas 1200 < bawah
• Tangan kanan disamping
pinggang dengan telapak
menghadap ke belakang
• Lengan kiri
• 450 terhadap sumbu
tubuh
• Atas 1200 < bawah
• Tangan kiri disamping
pinggang dengan telapak
menghadap ke belakang
• Tungkai kanan
• 450 terhadap sumbu tubuh
• Atas 900 < bawah
• Kaki kanan menghadap ke bawah
• Tungkai kiri
• 450 terhadap sumbu tubuh
• Atas 900 < bawah
• Kaki kirimenghadap ke bawah
Kaku • Tidak terdapat kaku pada seluruh sendi
KANAN KIRI
Lengan atas dan bawah serta Lengan atas dan bawah serta
tangan hijau kehitaman, kulit tangan hijau kehitaman, kulit
mengelupas, luka (-), mengelupas, luka (-),
hematom (-), krepitasi (-). hematom (-), krepitasi (-).
Jari di bawah kuku keunguan Jari di bawah kuku keunguan
ANGGOTA GERAK BAWAH
KIRI
KANAN
Tungkai atas
Tungkai atas dan
dan bawah
bawahserta
sertatangan
tangan
hijau kehitaman,
hijau kehitaman, kulit
kulitmengelupas,
mengelupas,luka
(-), hematom
luka (-), krepitasi
(-), hematom (-). (-).
(-), krepitasi
Jari di
Jari di bawah
bawah kuku
kukukeunguan
keunguan
• Punggung dan pantat : Kulit mengelupas, luka (-),
hematom (-), krepitasi(-)
• Dubur : Keluar cairan berwarna cokelat disertai feses
KESIMPULAN
1. Korban adalah seorang perempuan dengan identitas
yang jelas dan dikenal dengan panjang badan seratus
lima puluh sentimeter.
2. Pada kepala, leher, dada, perut, dan keempat anggota
gerak tubuh terdapat pembusukan.
3. Pada lubang kelamin keluar gelembung udara disertai
keluarnya cairan tubuh
4. Pada dubur keluar cairan berwarna cokelat disertai feses.
5. Tanda-tanda kekerasan tidak dapat dievaluasi karena
pembusukan lanjut.
6. Kelainan nomor dua, tiga, dan empat berhubungan
dengan kematian korban, sebab kematian tidak dapat
ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam
sesuai permintaan penyidik.
7. Perkiraan saat kematian jenazah lebih dari dua puluh
empat jam hingga enam hari dari sebelum saat
pemeriksaan.
Demikian visum et repertum ini dibuat dengan mengingat
sumpah pada waktu menerima jabatan berdasarkan Lembaran
Negara Nomor 350 tahun 1937 dan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1981.
Sebuah kondisi yang terjadi bila suplai oksigen ke darah dan
jaringan berkurang karena adanya gangguan pernapasan
Disebut juga anoxia/anoxaemia/hipoksia
Biasanya disertai dengan peningkatan karbon dioksida
KLASIFIKASI
1. Gordon Anoxic anoxia •••Hanging
Jalan masuk udara terhambat secara mekanis
Hanging
2. Mekanisme Asfiksia ••Strangulasi
Asfiksia mekanik
•kompresi Strangulasi
Oksigen dari atmosfer tidak dapatoleh
masuk tangan/alat
ke darah
• Suffocation
3. Kausa ••Tenggelam
Kompresi
• Hanging, strangulation, torako-abdominal
contaminated air
Anaemic anoxia••sal.napas/paru
masuknya oksigen ke paru berkurang akibat penyakit
Obstruksi lubang masuk udara :
Patologis
• Bronkhitis
Asfiksiadarah •untuk
• Kapasitas Suffocation
Spasme membawa
laringeal oksigen berkuran
•obstruksi ••Substansi
Obstruksi
Keracunan CO, pendarahan jalan
yanghebat
beracun napaspenggunaan
menghalangi : bendaoksigen
Toksik
Stagnant anoxia asing,
• Keracunan darah, cairan, tenggelam
CO
• Paralisis pusat napas o.k opium, barbiturat
Asfiksiadarah terganggu
• Sirkulasi • oksigen yang sehingga transpor
kurang jumlahnya padake jaringan
udara yang
• Pasien
diinspirasi yang tidak sadar
posisi
gagal
Lingkungan
• Ruangan terututp
• Gagal jantung, syok
• Lokasi pada ketinggian
Asfiksia • pneumotoraks bilateral
Histotoxic
Traumatik anoxia
akibat • Emboli lemak pulmoner pasca fraktur
udara
•Asfiksia
Oksigenpostural
••pada
cukup, namunKeracunan
tidak
pasien yangbisa CO
digunakan
tidak jaringan
sadar atau stupor, dimana bagian
karena yang atas tubuh lebih
defek pada proses enzimatik rendah dari bagian lainnya
• tercemar
Keracunan
Iatrogenik sianida akut deaths
• anesthetic
Intake
Transportasi
Oksigen di udara
kurang Utilisasi
Blokade hemoglobin
Obstruksi sal. Napas (karboksi-
hemoglobin) Hipoksia histotoksik
Gangguan akibat gangguan
pertukaran gas Keadaan patologis sistem enzimatik
Gerakan inspirasi (gagal jantung, pernapasan
terganggu anemia, IHD)
Mekanisme Asfiksia
Penurunan
Darah stasis di
Asfiksia volume darah
organ
balik ke jantung
Penurunan
Penurunan Pembengkakan
tekanan O2 kapiler aliran darah
ke paru
Kekurangan
Dilatasi kapiler Stasis kapiler oksigenasi
paru
Fase Asfiksia
Penurunan O2 dan penimbunan CO2 merangsang
pusat pernafasan di medula oblongata amplitudo Fase
dan frekuensi pernafasan meningkat, nadi cepat,
TD meninggi tampak tanda2 sianosia terutama Dispnea
pada muka dan tangan
Bradikardi, vasodilatasi
dan penurunan tekanan
Aritmia
Manual
(throttling)
Dengan
ligature
(Penjeratan)
Cara Manual
1. Menggunakan 1 tangan
dengan pelaku di depan
korban
2. Dengan 2 tangan dengan
pelaku di depan atau di
belakang korban
3. Dengan 1 lengan dan pelaku
di depan atau dibelakang
korban
Gambaran Post Mortem
• Tanda tanda asfiksia
• Memar pada leher
▫ Akibat jari pelaku menekan
leher
▫ Biasanya berbentuk
melingkat, merah gelap atau
keunguan
• Abrasi dari leher
▫ Goresan kuku (bisa dari
pelaku maupun korban)
▫ Berbentuk crescent
• Tampak kongesti pada wajah
dan kepala
Pemeriksaan Dalam
• Memar atau pendarahan pada M. SCM
• Fraktur os hyoid (bukti kekerasan) dan cornu
superior os thyroidea unilateral
• Pendarahan pada laring
Ligature Strangulation
• Alat yang digunakan bisa berbagai macam (kain,
tongkat, gesper, tali, kabel)
• Bekas luka berbentuk sirkuler dengan beberapa
kali putaran, biasanya di bawah kartilago
thyroidea
• Kongesti wajah yang berat, pendarahan dari
hidung dan mulut (bahkan telinga)
• Urinasi, defekasi dan ejakulasi involunter
Mekanisme Ligature Strangulation
1. Bansdola
▫ Tongkat diletakkan di depan dan dibelakang
kepala
▫ Salah satu ujung kedua tongkat diikat dengan
tali
▫ Ujung lainnya di pertemukan menekan
leher kematian
2. Garroting
▫ Menjadi metode eksekusi yudisial di beberapa
negara
▫ Korban dipasangkan sabuk dari besi pada leher
sabuk di eratkan
▫ Jejas mirip dengan hanging
Tanda Post Mortem
• Tanda asfiksia klasik dan non spesifik muncul
• Lidah menjulur keluar
• Pendarahan dari hidung, mulut, telinga
• Jejas yang berbentuk sesuai alat yang digunakan
depresi pada lokasi alat karena edema jaringan di
atas dan dibawahnya
• Kulit pada jejas teraba kering, pucat, dengan abrasi
disekitarnya
• Lebar jejas sesuai dengan alat
• Jejas biasanya pada/dibawah kartilago thyroidea
• Pola jejas dapat dilihat dengan menempelkan
lakban transparan ditempel ke kaca objek
dilihat dibawah mikroskop
• Bila tampak luka lecet di sekitar jejas korban
melakukan perlawanan
Penjeratan
Gantung Diri
(Strangulation)
Berhubungan
Suicide (bunuh diri) Pembunuhan
dengan
Kombinasi diatas
Pemeriksaan
Luar Dalam
• Morfologi jejas jerat (Furrow) • Pendarahan jaringan
▫ Inkomplet lunak
▫ Superior
▫ Oblique ▫ M. SCM
▫ Kedalaman ireguler ▫ Pendarahan
• Jejas jerat kecil hambatan total arteri perikarotid
▫ Wajah pucat
• Ruptur transversal a.
▫ Ptekie pada kulit dan konjungtiva
• Jejas jerat lebar & lunak hambatan saluran napas karotid intima
dan vena • Fraktur hyoid dan laring
▫ Kongesti wajah dan kepala
• Pendarahan nodus limfe
• Portrusi lidah, saliva keluar
• Le facia symphatique (ipsilateral dilatation of the
• Trauma kolumna spinal
pupil and partial opening of the eyelids from the
v.servikal
knot of ligature) • Kongesti organ
• Kepala miring/berayun
• Tanda asfiksia
• Relaksasi sfringter
PEMBUNUHAN BUNUH DIRI
Alat Penjerat:
Simpul Biasanya simpul mati Simpul hidup
Jumlah lilitan Hanya satu Satu atau lebih
Arah Mendatar Serong ke atas
Jarak titik tumpu-simpul Dekat Jauh
Korban:
Jejas jerat Berjalan mendatar Meninggi ke arah simpul
Luka perlawanan + -
Luka-luka lain Ada, sering di daerah leher Biasanya tidak ada,
mungkin terdapat luka
Homicide or Suicide?
Jarak dari lantai
Jauh percobaan lain
Dekat, dapat tidak
tergantung
TKP:
Lokasi Bervariasi Tersembunyi
Kondisi Tidak teratur Teratur
Pakaian Tidak teratur, robek Rapi dan baik
Alat: Dari si pembunuh Berasal dari yang ada di
TKP
Surat peninggalan - +
Ruangan: Tidak teratur, terkunci dari Terkunci dari dalam
luar
Asfiksia Traumatik
Penekanan dari luar dinding dada
• Misalnya : tertimbun pasir, runtuhan tanah,
kompresi torako-abdominal
• Ditemukan sianosis + bendungan hebat
• Bendungan pada wajah wajah bengkak,
penuh ptekie, edema konsungtiva + pendarahan
subkonjungtiva
• Mekanisme kematian
▫ Asfiksia
▫ Trauma