Anda di halaman 1dari 44

AFEKSIO GENITALIS

1. Sifilis (Lues Venerea)

-Treponema Pallidum
Spiral teratur; P: 6-15m; L: 0,15µm
Bersifat kronik dan sistemik, mempunyai
masa laten
STADIUM PADA SIFILIS

Keterangan:
S.t. = sanggama tersangka
S I = sifilis stadium I
S II = sifilis stadium II
S III = sifilis stadium III
GEJALA KLINIS
 STADIUM I
2 - 4 minggu
Papul lentikuler → erosi → ulkus
Ulkus : bulat , soliter, dasar jaringan granulasi
merah bersih, diatasnya hanya tampak serum,
dinding tidak bergaung, tidak disertai tanda2
radang di kulit sekitarnya. Yang khas ulkus
indolen dan teraba indurasi  ulkus durum.
♀ : labia mayor, labia minor Ekstragenital : lidah,
♂ : sulkus koronarius tonsil, dan anus

KGB regional : membesar, soliter, indolen, tidak


lunak, besarnya lentikuler, tidak supuratif
Sifilis primer
GEJALA KLINIS
STADIUM II
Mulai sekitar 6-8 mg stl S I
Terdapat gejala konstitusi
Sindroma melibatkan banyak organ
o Kelainan kulit menyeluruh
o Pembengkakan KGB
o Kondiloma lata
o Lesi pd mukosa mulut
o Alopesia areata
o Hepato/splenomegali
o Dll.
KONDILOMA LATA
GEJALA KLINIS
STADIUM III
Timbul 3-10 th setelah Stadium I
Kelainan yang khas ialah Gumma: infiltrat
sirkumskrip, kronis, mengalami perlunakan dan
bersifat destruktif. Besarnya bervariasi dari lentikuler
sampai sebesar telur ayam
Nodus : mirip gumma namun lebih superfisial dan
lebih kecil, cenderung bergerombol, dan berwarna
merah kecokelatan.
Sifilis Kardiovaskuler
Neurosifilis
GUMMA NODUS
DIAGNOSIS
ANAMNESIS & GAMBARAN KLINIS
MIKROSKOP LAPANGAN GELAP
o Ambil serum dari ulkus yang telah dibersihkan.  Teteskan
NaCl pada object glass (sekeliling diberi vaselin).
SEROLOGI ( TSS ) :
o non treponema  reaktif 2-4 minggu setelah infeksi.
Pemantauan Tx.
o Treponemal.
PEMERIKSAAN LCS
o Neurosifilis
PEMERIKSAAN RONTGEN
PENATALAKSANAAN
 SIFILIS DINI (primer, sekunder)
 Benzatin Penisilin 2,4 jt IU I.M dosis tunggal
 Prokain Penisilin G 0,6 jt IU I.M 1x/hr~10hr
 Eritromisin stearat 4x500mg p.o/hr~1 bulan
 Doxycyclin 2x100mg (1bulan)

 SIFILIS LANJUT (primer,sekunder laten lanjut (>1thn), laten dini


(<1thn)
 Benzatin Penisilin 2,4 jt IU I.M 1x1
 Laten dini 1x
 Laten lanjut 3x (3 minggu)
 Prokain Penisilin G 0,6 jt IU im 1x1 (20hr )
 Tetrasiklin 4x500mg p(30 hr)
 Eritromisin stearat 4x500mg (30hr)

 SIFILIS KONGENITAL
 Prokain Penisilin G 50.000 IU/kg BB, I.M 1x1(10hr)
DIAGNOSIS BANDING

• Stadium I
– Herpes genitalis
– Ulkus piogenik
– Skabies
– Ulkus mole
DIAGNOSIS BANDING

• Stadium II
– Erupsi obat alergik
– Morbili
– Pitiriasis rosea
– Psoriasis vulgaris
– Dermatitis seboroik
– Kondiluma akuminata
– Alopesia areata
DIAGNOSIS BANDING

• Stadium III
– Jamur sistemik
– Tuberkulosis kutis
– Keganasan
2. ULKUS MOLE/CHANCROID

• Ulkus genital akut, setempat,


dapat berinokulasi sendiri
• Haemophilus ducreyi
Gram(-), tidak berkapsul dan
anaerob fakultatif
• Pria >> daripada wanita
GEJALA KLINIS
• Masa inkubasi 3-7 hari
• Diawali dengan papul  ulkus
• Ulkus : multiple, dangkal, tidak terdapat indurasi,
sangat nyeri. Tepi bergaung, rapuh, tidak rata,
kulit atau mukosa sekeliling ulkus eritematosa.
Dasar ulkus dilapisi oleh eksudat nekrotik kuning
keabu-abuan dan mudah berdarah.
♀ : introitus, vestibulum, dan labia minora
♂ : preputium, frenulum, dan sulcus koronarius
• 50% pasien dapat dijumpai bubo inguinal 
berfluktuasi dan mudah pecah
Bubo inguinal
KOMPLIKASI
• Adenitis inguinal (bubo inflamatorik)
• Fimosis atau parafimosis
• Fistula uretra
• Rectovaginal fistula
• Infeksis campuran
DIAGNOSIS
• Temuan klinis

• Biakan H.ducreyi, sensitivitas 60-80% namun sulit


dilakukan

• PCR sensitivitas dan spesifisitas lebih baik dari kultur


namun mahal

• Sediaan hapus dengan pengecatan Gram  basil


gram negatif yang berderet berpasangan seperti rel
kereta api.
PENGOBATAN

• Siprofloksasin 2 x 500 mg selama 3 hari atau


• Eritomisin 4 X 500 mg selama 7 hari, atau
• Azitromycin 1 gr per-oral dosis tunggal, atau
• Seftriakson 250 mg injeksi i.m, dosis tunggal
Lokal untuk ulkus: kompres atau rendam dalam
larutan salin. Aspirasi bila bubo berukuran 5 cm
atau lebih.
3. Kondiloma Akuminata
• Kondiloma Akuminata adalah tumor pada
genitalia yang bersifat lunak seperti jengger
ayam dan tidak bersifat nyeri
• Kutil anogenital yang disebabkan oleh infeksi
Human Papilloma virus (HPV). Kutil berupa
papul atau nodul epidermis dengan permukaan
verukosa yang dapat mengenai perineum,
genitalia, lipat paha dan anus
ETIOLOGI
• Penyebab dari penyakit ini adalah Human
Papilloma Virus (HPV)
1. HPV tipe 6 dan 11 menimbulkan lesi
dengan pertumbuhan (jengger ayam)
2. HPV tipe 16, 18 dan 31 menimbulkan
lesi yang datar (flat)
3. HPV tipe 16 dan 18 dihubungkan
dengan karsinoma genital
GEJALA KLINIS
• Papul atau tumor, dapat soliter atau multipel
dengan permukaan yang verukous atau
seperti jengger ayam.
• Predileksi umumnya di daerah seperti
meatus uretra, skrotum, penis, serviks,
vagina, anus, perianus, lipat inguinal,
rongga mulut.
• Dapat pula disertai pruritus anogenital,
nyeri, dan rasa terbakar.
DIAGNOSIS
• Gejala dan pemeriksaan fisik: papul
verukous, bersifat lunak dan tidak
nyeri
• Test acetowhite menggunakan asam
asetat 3-5 %
• Histopatologi
• Polimerase Chain Reaction (PCR)
PENATALAKSANAAN
• Tingtura dengan tinctura podofilin 10-25 %
• Tingtur trichlor acetic acid 50%
• Bedah beku (N2O liquid)
• Injeksi Intralesi dengan interferon
• Pengangkatan lesi dengan cara pembedahan
4. LIMFOGRANULOMA VENEREUM

Bentuk tersering
Sindrom Inguinal :
Etiologi : Limfadenitis &
Chlamydia trachomatis periadenitis KGB inguinal
medial + tanda radang +
gejala konstitusi 
perlunakan tak serentak
GEJALA KLINIS

Gejala
Klinis

Bentuk Bentuk
Dini Lanjut

Afek Sindrom Sind. Sind. Sind.


primer Inguinal Genital Anorektal Uretral
GEJALA KLINIS
• Masa inkubasi 1-4 minggu
• Stadium Dini:
– Lesi primer genital: tidak khas, nyeri (-), cepat
hilang.
– Erosi, papul miliar, vesikel, ulkus dangkal
– Lokasi:
• Pria: sulkus koronarius, frenulum,
prepusium, penis, uretra dan skrotum
• Wanita: posterior Vagina, serviks, jarang di
vulva
GEJALA KLINIS….
• Sindroma inguinal:
– Limfadenitis inguinal
unilateral (KGB inguinal
medial)
– Pria>> wanita
– Tanda peradangan akut (+)
– Perlunakan tidak serentak
– Sign of groove (Greenblatt’s
sign)
– Etage bubonen: menjalar ke
KGB fossa iliaca / KGB
femoralis
GEJALA KLINIS
• Stadium lanjut:
– Sindroma genital (Esthiomene):
• Edema labia dan klitoris; penis, scrotum
– Sindroma anorektal:
• Wanita>>>
• Penyebaran langsung ke kelenjar perirektal
• Gejala: perdarahan, duh anal purulen, febris,
nyeri defeksi, konstipasi, diare, sakit perut
bawah
• Proktokolitis berat dan striktura rekti
• Pd pria: homoseksual
DIAGNOSIS
• Gambaran klinis
• Tes GPR (Gate Papacosta Reaction)
peningkatan globulin
• Pengecatan Giemsa dari pus
• Tes Frei
• Tes serologi
• Kultur jaringan
PENATALAKSANAAN
 Istirahat total
 Obat
1. Kotrimoksasol 2 x 2 tablet/hr selama 14 hr
2. Doksisiklin 2 X 100mg/hr selama 14 hr
3. Tetrasiklin 4 X 500mg/hr selama 21 hr
4. Eritromisin 4 X 500mg/hr selama 21 hr
5. Absesdi aspirasi dan drainase, bila terdapat ulkus
dikompres dengan rivanol 0,1% atau kalium
permanganas 1/5000
 Pembedahan
5. GRANULOMA INGUINALE
• Donovanosis
• Calymmatobacterium granulomatosis
granulomatisGram (-), bentuk peniti
• Gambaran khas: ulserasi granulomatus pd
genital dan sekitarnya
• Masa inkubasi 1 mg-3 bln
GEJALA KLINIS
• Papul/vesikel tdk nyeriulkus granulomatus
• Ulkus bentuk bulat, menggaung, mudah
berdarahmeluasjaringan parut yg
luaselefantiasis genital
• Pembengkakan di inguinalabses
(pseudobubo)
• 4 bentuk klinis:
– Nodular
– Ulsero-vegetatif
– Hipertropik
– Sikatrisial
DIAGNOSIS
• Gambaran klinis
• Pemeriksaan apusan ulkus
• Biopsihistopatologis (badan-badan
Donovan)
DD/: LGV, ulkus mole, karsinoma sel
skuamosa, Tuberkulosa kutis
KOMPLIKASI
• Karsinoma  serius
• Lesi menyembuhfibrosis, striktura,
phimosisdeformitas genital
• Elefantiasis genital
• Komplikasi ekstragenital
PENGOBATAN
• Tetrasiklin 4 X 500 mg/hr selama 3 mg
• Kotrimoksasol 2 X 2 tablet/hr selama 3-4 mg
• Klorampenikol 3 X 500 mg/hr selama 3 minggu
atau Gentamisin 1 mg/kgBB/hr im selama 3 mg
• Doksisiklin 1 X 100 mg/hr selama 3 mg
• Eritromisin 4 X 500 mg/hr selama 3 mg
• Siprofloksasin
• Azithromycin

Anda mungkin juga menyukai