Anda di halaman 1dari 33

Noisy Breathing Pada Anak

Pendahuluan

• Noisy breathing pada bayi dan anak merupakan gejala klinis


adanya obstruksi saluran napas
• Obstruksi saluran napas  aliran udara abnormal Noisy
breathing
• Paling sering ditemukan stridor dan wheezing
• Terjadi di semua usia, paling sering pada balita khususnya
bayi
• Penyebab: kelainan bawaan, infeksi maupun non infeksi
Pendahuluan (2)

• Untuk diagnosis sebagian besar dengan Anamnesis dan


PemFis
• Pemeriksaan Penunjang: Foto rontgen toraks, barium meal,
polisomnografi, uji fungsi paru, nasofaringoskopi dan
bronkoskopi
• Tatalaksana dan prognosis tergantung pada penyebab nosiy
breathing

Identifikasi Penyebab itu PENTING!!!


Jenis Noisy Breathing

Snooring/
Stridor
mendengkur

Wheezing
STRIDOR
Stridor

Stridor adalah bunyi napas inspirasi yang


keras. Kasar dengan nada sedang, akibat Terjadi saat
turbulensi di saluran respiratorik yang inspirasi
menyempit akibat osbtruksi

Tempat terjadi dari hidung Akut <14 hari


sampai bronkus, biasanya di
laring dan trakea Kronik ≥ 14 hari
Etiologi Berdasarkan Usia

Bayi Young Child Older child


• Laringo-trakeomalasia • Croup • Infeksi respiratorik
• Hipertrofi timus • Epiglotitis akut
• Hipertrofi adenoid
• Croup
• Epiglotitis
• Benda asing
Jenis Stridor

Kasar dan
Snoring Gurgling High-pitched
saat inspirasi

Hidung Faring Laring Trakea

Nasofaring
Pendekatan Diagnosis Berdasarkan Onset
Akut Kronis
Dengan Demam Tanpa Demam
Adenotonsilitis Benda asing Laringomalasia
Croup Angioneurotic oedema Trakeomalasia
Epiglotitis Kelainan vaskular
Benda asing
Hipertrofi adenoid
Hipertrofi timus

Paling sering laringotrakeomalasia dan hiperplasia timus


Laringo-trakeomalasia

Laringotrakeomalasia: melemahnya struktur


supraglotis dan dinding trakea yang
mengakibatkan kolaps dan obstruksi saluran
napas pada saat inspirasi

Stridor timbul pada saat Kejadian laringomalasia adalah sekitar 45-


lahir atau beberapa 75% pada bayi dengan stridor, sedangkan
minggu setelah lahir trakeomalasia sekitar 45,7%.
Laringomalasia

Penyebab belum diketahui pasti

Dugaan adanya imaturitas laring  hipotonia


Abnormalitas neuromuskular  peningkatan flasiditas 
struktur supraglotis tidak tertopang

Flasiditas epiglotis  jatuh ke belakang (dinding posterior) laring


 obstruksi
Trakeomalasia

Primer
• Kongenital

Sekunder:penekanan dari luar yang  penyempitan trakea


• Penekanan pembuluh darah
• Penekanan massa
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis Laringomalasia Trakeomalasia
Onset gejala Saat lahir dan beberapa minggu setelah lahir, Saat lahir dan beberapa minggu setelah lahir
memberat saat usia 8-9 tahun
Hal yang Posisi terlentang, saat menangis atau agitas, Posisi terlentang dan saat infeksi resoiratorik
memperburuk saat infeksi resoiratorik atas, setelah makan atas dengan sekret yang banyak
dan minum
Gejala pernapasan Tangis bayi normal Suara serak atau afoni
Pektus eksavatus  usaha pernapasan yang Retraksi dinding dada
berlebihan dan lama Batuk menggonggong dan sesak napas
Aspirasi pneumonia kronik
Gejala lain Toleransi makan baik, sesekali tersedak Sesak berat dan kesulitan makan  gizi kurang
Apnea saat tidur Serangan refleks apnea
Jenis stridor High pitched dan bervibrasi saat inspirasi Stridor inspiratorik  kelainan ekstratorakal
Stridor ekspiratorik  kelainan intratorakal
Stridor bifasik
Pemeriksaan Penunjang

• Foto leher: perubahan letak aritenoid dan epiglotis ke


arah medial inferior
Laringomalasia • Foto leher:inspirasi  penyempitan trakea
• Laringoskopi flekesibel: epiglotis kolaps (omega shape
dengan atau tanpa pelebaran aritenoid

• Trakeobronkoskopi: struktur trakea


• Penunjang lain foto dada, barium enema
Trakeomalasia
Tatalaksana dan Prognosis Laringomalasia dan
Trakeomalasia
• Umumnya tidak memerlukan tindakan bedah (90%) karena
mengalami perbaikan dengan sendirinya
• 10% memerlukan tindakan bedah berupa trakeostomi
• Jika trakeomalasia dibawah baras tengah dipertimbangkan pemberian
CPAP, stent eksternal dan internal atau arteriopeksi
• Prognosis umumnya baik, hati2 2 penyulit berupa aspirasi pneumonia
kronis dan gagal tumbuh
Hiperplasia Timus
• Kelainan paling sering dijumpai berupa neoplasma, timoma dan kista
• Penyebab belum diketahui pasti (pada usia 1-12 bulan masih terlihat
di Rontgen)
• Manifestasi klinis tergantung letak dan ukuran
• Jika besar dan terletak di daerah superior thoracic inlet  trakea
tertekan  stridor
• Pada posisi prone  stridor berkurang bahkan menghilang
Tatalaksana Dan Prognosis Hiperplasia Timus

Tatalaksana Prognosis
• Tidak ada gejala obstruksi  • Umumnya baik dan menghilang
observasi pada usia 2 tahun tanpa
• Gejala stridor  kortikosteroid intervensi bedah
selama 5-7 hari
• Tindakan eksisi jika gagal
kortikosteroid
• Tidak respon kortikosteroid 
pikir neoplasma
SNORING/MENDENGKUR
Snoring

Dibagi menjadi 2: Primary snoring  tidak


Spektrum klinis gangguan Primary Snoring dan adanya hiopventilasi/apnea
pernapasan saat tidur Obstructive sleep apnea saat dilakukan
syndrome (OSAS) polisomnografi

Primary snoring:
Occasional snoring (OS) HS berhubungan dengan
<3x/minggu obstructive sleep apnea
Habitual snoring (HS) (OSA)
>3x/minggu
Klasifikasi Snoring

• Hanya posisi terlentang


Mild snoring • Terjadi tidak setiap malam

• Posisi terlentang
Moderate snoring • Terjadi setiap malam

• Pada posisi apapun


Severe Snoring • Terjadi Setiap malam
Patofisiologi
• Teori balance of forces : ukuran lumen farings tergantung pada
keseimbangan antara tekanan negatif intrafaringeal yang timbul
selama inspirasi dan aksi dilatasi otot-otot jalan nafas atas.
Tidur  tonus neuromuskular <<  lumen farings mengecil  aliran
udara terbatas atau obstruksi
• Teori starling resistor : jalan nafas atas berperan sebagai starling
resistor yaitu perubahan tekanan yang memungkinkan farings untuk
mengalami kolaps yang menentukan aliran udara melalui saluran
nafas atas.
Faktor Risiko
• Hipertrofi adenoid dan tonsil
• Anomali kraniofasial
• Obseitas (lingkar leher berbanding BMI)
• Adanya penyakit dasar atopi seperti asma, dermatitis atopik dan
rinitis alergi
Manifestasi Klinis

HS dengan OSA HS tanpa OSA


• Gejala dengkuran yang keras • Terbangun saat tidur malam
• Apnea • Mengantuk di siang hari
• Posisi tidur abnormal • Gangguan perilaku
• Keringat malam yang berlebihan • Hipertensi
• Siang hari: gangguan perilaku,
mudah mengantuk, sakit kepala,
bernapas melalui mulut
Penegakan Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan Penunjang: pemeriksaan rontgen atau pencitraan dan
observas tidur (dengan pulse oxymetri dan polisomnografi)
Tatalaksana
• Tergantung pada etiologi dan faktor risiko pada anak
• Pada HS dengan OSA dibutuhkan membutuh terapi agresif baik bedah
maupun non bedah
• Terapi bedah berupa tonsilektomi/adenotonsilektomi dan koreksi
diporporsi kraniofasial
• Terapi non bedah berupa penurunan berat badan dan CPAP
Komplikasi

Komplikasi Komplikasi
Gagal tumbuh
neurobehavioral kardiovaskular

Penyakit Gagal napas dan


Eneuresis
repiratorik kematian
Wheezing
Definisi
• Wheezing adalah suara napas yang kontinyu hampir seperti musik
terdengar saat ekspirasi
• Wheezing terjadi karena turbulensi udara akibat penyempitan saluran
respiratorik sedang dan besar
• Tingginya nada tergantung kecepatan aliran udara dan derajat
penyempitan saluran napas
Etiologi berdasarkan usia
• Bayi (0-1 tahun)
a. Wheezing fisiologis
b. Infeksi virus khususnya RSV
c. Malformasi kongenital jika berat
• Usia Prasekolah (1-4 tahun)
a. Asma
b. Common cold
c. Aspirasi benda asing
• Anak usia sekola (5-12 tahun) dan remaja  asma
Etiologi berdasarkan lokasi

Saluran napas besar Saluran napas kecil


(laring, trakea dan (bronkus dan
bronkus utama) bronkiolus)
• Malformasi kongenital • Asma
• Tumor atau kista • Pneumonia aspirasi
saluran respirasi berulang
• Benda asing
Perkembangan Menjadi Asma
Anak <3 tahun dengan wheezing berkembang menjadi asma jika di
dapatkan:
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Riw. Parental asma Hipereosinofilia (>4% pada hitung
jenis)
Dermatitis atopi pada bayi Wheezing diluar flu
Adanya rinitis alergi pada pasien

Diperkirakan asma jika didapat 2 Kriteria mayor atau 1


kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor
Prognosis
• Tidak semua bayi dengan wheezing dapat berkembang menjadi asma
dikemudian hari
• Wheezing dapat menghilang dengan sednirinya
• Untuk mencegah terjadinya asma diperlukan antiinflamasi jika
disebabkan oleh inflamasi
Terima Kasih. Tuhan memberkati!

Anda mungkin juga menyukai