Anda di halaman 1dari 43

Literatur Review

Rhinosinusitis Akut KA
RAW
AN
G

U D
RS
TI–
AK
US
FK
EMBRIOLOGI
Embriologi Wajah

Embriologi Hidung

Embriologi Sinus Paranasal


EMBRIOLOGI WAJAH

 Akhir minggu ke-4, mulai tampak tonjol-tonjol wajah:


 Prominensia maxilla
 Prominensia mandibula
 Prominensia frontonasalis → bag. kanan&kiri menebal menjadi
plakoda nasal
EMBRIOLOGI WAJAH
5 Struktur Pembentuk Wajah :
EMBRIOLOGI HIDUNG
 Minggu ke-5, plakoda hidung invaginasi membentuk
lubang hidung.
 Jaringan yang mengelilingi masing-masing lubang
membentuk tonjol hidung lateral dan medial
EMBRIOLOGI HIDUNG
 Gabungan tonjol hidung medial lengkung cuping dan
ujung hidung.
 Gabungan tonjol hidung lateral alae.
EMBRIOLOGI SINUS PARANASAL

 Minggu ke-6 lubang hidung bertambah dalam dan menembus ke


mesenkim di bawahnya.
 Membrana oronasalis memisahkan lobang hidung dari rongga mulut
primitif : koana primitif → koana tetap.
 Sinus paranasal berkembang sbg divertikula dinding lateral hidung,
meluas ke dalam tulang maksila, ethmoid, frontal, sfenoid.
EMBRIOLOGI SINUS PARANASAL

Sinus Maksilaris 
- Sinus Paranasal pertama yang terbentuk
- Hari ke -65 awalnya berupa tunas sepanjang
permukaan inferolateral ethmoidal pada kapsul nasal.

Sinus Ethmoidalis 
- Bulan ke-3 dan ke-4 evaginasi dinding lateral
nasal.

Sinus maksilaris dan sinus ethmoidalis  sejak lahir.


EMBRIOLOGI SINUS PARANASAL
Sinus Frontalis dari sinus ethmoidalis anterior; usia 8 tahun ;
hingga usia 25 tahun.

Sinus Sphenoid usia 8-10 tahun ; hingga akhir usia belasan atau
awal 20-an.
ANATOMI

HIDUNG

SINUS PARANASAL
ANATOMI HIDUNG
ANATOMI HIDUNG
ANATOMI SINUS PARANASAL

Sinus paranasal adalah rongga udara di area wajah yang terhubung dengan hidung.
ANATOMI SINUS PARANASAL
 Sinus Maxillaris
• Sinus paranasal yang terbesar.
• Hanya sinus yang ditemukan sejak lahir.
• Ostium  di superior dinding medial sinus dan bermuara
melalui infundibulum ethmoid ke nasofaring.

Merupakan sinus yang paling mudah terinfeksi karena :


• Dasar sinus dekat dengan akar gigi rahang atas
• Ostium sinus lebih tinggi dari dasar sinus → drainage
tergantung dari gerak silia
ANATOMI SINUS PARANASAL
 Sinus Ethmoid
• Sinus berbentuk piramid dan berongga-rongga.
• Berdasarkan letak :
sinus ethmoid anterior bermuara ke meatus medius
sinus ethmoid posterior bermuara ke meatus superior
• Merupakan sinus yg paling bervariasi dan dianggap
penting karena dapat menjadi fokus infeksi sinus lain

Di depan sinus ethmoid anterior adalah resesus frontal.


Di daerah ethmoid anterior, terdapat infundibulum.
ANATOMI SINUS PARANASAL

 Sinus Sphenoid
• Pada dinding lateral sinus sphenoid dilewati oleh N.optikus dan
A.carotis interna.

Sinus Frontal
• Dekat dengan mata dan ruang kranial.
• Bila terjadi inflamasi  komplikasi serius a.l selulitis orbita,
abses epidural/subdural, meningitis.
ANATOMI SINUS PARANASAL

Kompleks Osteo Meatal ( KOM ) terdapat pada sepertiga tengah


dinding lateral hidung, di meatus medius, ada muara-muara
saluran dari sinus maxilla, sinus frontal, sinus ethmoid anterior.

 KOM merupakan daerah yang


rumit dan sempit.
FUNGSI HIDUNG

Indra penghidu
Menyiapkan udara inhalasi Paru-paru
Mempengaruhi refleks terhadap paru-paru
Modifikasi bicara
FUNGSI SINUS PARANASAL

Fungsi dari sinus paranasal :

- Respirasi

- Proteksi

Di dalam sinus  mukosa yang bersilia

 memproduksi mukus

Silia bergerak secara teratur mengalirkan lendir menuju ostium


 akhirnya semua bermuara di nasofaring ( dekat tuba
Eustachius )
EPIDEMIOLOGI

>> anak-anak

Pria=Wanita

↓ di musim panas
DEFINISI

Rhinosinusitis
adalah: inflamasi hidung dan sinus paranasal
yang ditandai dengan adanya 2 atau
lebih gejala, salah satunya harus
termasuk sumbatan/obstruksi/
kongesti/pilek(sekret hidung anterior
/posterior)
± Nyeri/tekanan wajah
± ↓/hilangnya penghidu

Dan salah 1 dari temuan nasoendoskopi :


-Polip dan /
-Sekret Mukopurulen dari meatus media dan /
-Edema/obstruksi mukosa di meatus media
EPOS Primary Care Guidelines : European
Position Paper on the Primary Care
Dan atau temuan CT:
Diagnosis and Management of
Perubahan mukosa di KOM dan/ sinus
Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2007
KLASIFIKASI
ETIOLOGI

 Virus
 Bakteri
o Streptococcus pneumoniae
o Haemophylus influenzae
o Branhamella catarrhalis
o Streptokokus pyogenes
o Staphylococcus aureus dan bakteri anaerob ( kronik )
 Jamur
Pd keadaan immunocompromissed.
plg banyak Candida sp. dan Aspergillus sp.
FAKTOR PREDISPOSISI

Faktor Host Faktor Lingkungan


Genetik/Kongenital Infeksivirus/bakteri/ jamur
*Kistik fibrosis Trauma
*Sindrom Imotilitas Silia Bahan kimia/ polutan (co.
Alergi/Kondisi imun/ Defisiensi tembakau)
gizi
Iatrogenik
Abnormalitas anatomi (septum)
-Obat-obatan
Penyakit Sistemik
-Pembedahan
Endokrin
Metabolik
Dingin/ panas/ lembab/ kering
Neuromekanisme
Neoplasma
Deformitas rangka
Gangguan gigi geligi
Benda Asing
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS

MAYOR MINOR

Nyeri/nyeri tekan wajah* Sakit kepala


Kongesti/rasa penuh wajah Demam ( RS kronis)
Sumbatan di hidung
Halitosis
Sekret purulen postnasal
Letih
Discharge
Nyeri gigi
Hiposmia/anosmia
Purulen dalam rongga Batuk
hidung Nyeri/tekanan/rasa
Demam hanya RS akut penuh pada telinga
≥2 gejala mayor
Ballenger’s Head and Neck Surgery. atau
Otolaryngology. 4th ed. 1 gejala mayor & 2 gejala
minor
RHINOSINUSITIS MAKSILARIS AKUT
Predisposisi: ISPA, alergi hidung kronik, BA, deviasi septum nasi,
deformitas rahang-wajah (co. palatoskisis), gangguan gigi geligi.

Gejala: Demam, malaise, dan nyeri kepala reda dengan analgetik,


wajah terasa bengkak,penuh, nyeri gigi pada gerakan kepala
mendadak, khas: nyeri pipi tumpul dan menusuk
(palpasi,perkusi), sekret mukopurulen,busuk.
RHINOSINUSITIS ETHMOIDALIS AKUT
Sering selulitis orbita.

Sering bersamaan dengan Rhinosinusitis maksilaris dan frontalis.

Gejala: Nyeri tekan antara kedua mata dan di atas jembatan hidung,
sumbatan hidung.
RHINOSINUSITIS FRONTALIS AKUT

Hampir selalu bersamaan dengan


rhinosinusitis ethmoidalis anterior.
> Dewasa
Gejala: tanda-tanda infeksi; khas: nyeri
kepala berlokasi di atas alis mata, pagi
hari, memburuk menjelang tengah hari,
perlahan mereda hingga menjelang malam;
nyeri dahidisentuh, bengkak supraorbita.
Patognomonik: nyeri hebat di atas sinus
terinfeksi (palpasi,perkusi)
RHINOSINUSITIS SPHENOID AKUT

Sangat jarang

Khas: Nyeri kepala mengarah ke verteks kranium


DIAGNOSIS
DIAGNOSIS RHINOSINUSITIS AKUT
EPOS 2007

Gejala <12 minggu


Onset tiba-tiba
2/> gejala harus termasuk sumbatan/ kongesti/ obstruksi hidung/ pilek
( sekret hidung anterior/ posterior):
± Nyeri/tekanan wajah
± ↓/hilangnya pengidu
Akut rekuren interval bebas gejala
DIAGNOSIS RHINOSINUSITIS AKUT
Anamnesis : gejala alergibersin, ingus encer seperti air, hidung
gatal, mata gatal serta berair.
Rhinosinusitis Viral Akut ( common cold)  gejala<10hari.
Rhinosinusitis non-Viral Akut
Perburukan gejala setelah 5 hari/ menetap setelah 10 hari dengan
lama sakit <12 minggu.
TATALAKSANA

Rhinosinusitis
RHINOSINUSITIS Akut
Dewasa
Gejala
Gejala kurang
menetap atau Indikasi rawat/
dari 5 hari atau
memberat rujuk
membaik • Edema periorbital
setelah 5 hari
• Diplopia
Berat (demam/ • Ophtalmoplegia
Common Cold, Sedang, nyeri berat), •Berkurangnya
Terapi Steroid Ti Antibiotik penglihatan
simptomatik topikal •Nyeri frontal yang
dan steroid berat
topikal •Pembengkakan
frontal
•Tanda meningitis
Tidak ada Ada perbaikan Tidak ada atau gejala
perbaikan dalam 2 hari, perbaikan neurologis fokal
setelah 14 hari Lanjutkan dalam 2 hari,
terapi, terapi selam 7- Rujuk spesialis
Rujuk Spesialis 14 hari
TATALAKSANA

Rhinosinusitis maksilaris
- Antibiotik spektrum luas (amoksisilin,
ampisilin atau ertitromisin+sulfonamid)
,alternatif : amoksisilin/as.klavulanat,
sefaklor, sefuroksim,
trimeptropim+sulfonamid.
- Dekongestan(pseudoefedrin)ES.
insomnia, agitasi
- Tetes hidung poten co.fenilefrinbbrp hari
- Kompres hangat wajah
- Analgetik co.aspirin
- Gagal segera irigasi antrum
TATALAKSANA

- Bila penyebabnya gigi geligi


antibiotik,irigasi sinus, koreksi gangguan
gigi.

Rhinosinusitis Ethmoidalis 
*Antibiotik sistemik
*Dekongestan hidung
*Obat semprot/tetes vasokonstriktor lokal
*Gagaletmoidektomi
TATALAKSANA

Rhinosinusitis frontalis akut


-Antibiotik
-Dekongestan
-Tetes hidung vasokonstriktor
-Gagal drainase sinus frontalis (teknik
trepanasi)
TATALAKSANA ANTIBIOTIKA

Sinusitis: From microbiology to Management. 2006


Rhinosinusitis
Akut
RHINOSINUSITIS Anak

Gejala
Gejala kurang menetap atau Indikasi rawat,
dari 5 hari atau memberat nasal endoskopi,
membaik setelah 5 hari kultur, pencitraan,
Antibiotik IV, dan
atau pembedahan
Sedang,
Berat (demam/ • Edema periorbital
Common Cold, Apakah ada • Diplopia
asma atau nyeri berat), • Ophtalmoplegia
Terapi •Berkurangnya
simptomatik bronkitis
penglihatan
kronis Toksik, •Nyeri frontal yang
Nontoksik
sakit berat
, •Pembengkakan
Ya, Berikan berat frontal
Tidak, Pertimbangka antibiotik Rawat •Tanda meningitis
Terapi n amoxicillin oral inap, atau gejala
simptomatik oral Antibiotik neurologis fokal
Tidak ada
perbaikan IV
dalam 2 hari,
Rawat inap
TERAPI PEMBEDAHAN

Indikasi
 Kehilangan kemampuan
visual yang agresif. Tidak
ada respon yang baik 2-3
hari setelah terapi
Jenis
 Functional Endoscopic
Sinus Surgery
 Caldwell-Luc Operation
 External ethmoidectomy
 Frontal Sinus
 Frontal Sinus Obliteration
with osteoplastic

Ballenger’s otorhinolaryngology Head & Neck Surgery. 16th Ed


Komplikasi

 Selulitis orbital
 Subperiosteal Abses

 Meningitis
 Abses epidural
 Abses intracerebral

Ballenger’s otorhinolaryngology Head & Neck Surgery. 16th Ed


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai