Anda di halaman 1dari 86

Membuat Obat Tradisional dan

Fitofarmaka
Farmasi Kelas X
Standar Kompetensi:
Membuat Obat Tradisional dan Fitofarmaka

Kompetensi Dasar:
 Mendeskripsikan Obat Tradisional dan
Fitofarmaka
 Membuat Sediaan Ekstrak dan Tinctura dari
Campuran Bahan Alam
 Membuat Sediaan Ekstrak/Galenika
 Membuat Sediaan Obat Tradisional
 Melakukan Pembuatan Sediaan Fitofarmaka

Kesehatan
Obat Tradisional dan Fitofarmaka
Permenkes RI No. 246/Menkes-
/Per/V/1990

Obat Tradisional adalah bahan atau


ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan galenik atau campuran dari
bahan-bahan tersebut, yang secara turun
temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman

Kesehatan
Sediaan Galenik
adalah hasil ekstraksi bahan atau
campuran bahan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan atau hewan

Kesehatan
Produksi dan Distribusi

Mendirikan Usaha Industri Obat


Tradisional diperlukan izin dari Menteri
Kesehatan (sekarang Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia disingkat Badan POM),
sedangkan untuk mendirikan Usaha Jamu
Racikan dan Usaha Jamu Gendong tidak
diperlukan izin

Kesehatan
Persyaratan Untuk Mendapatkan Izin Usaha Industri Obat Tradisional
dan Industri Kecil Obat Tradisional

Jenis Persyaratan Usaha Industri Obat Tradisional Usaha Industri Kecil Obat
Tradisional
A.Lokasi Didirikan ditempat yang bebas Didirikan ditempat yang bebas
pencemaran dan tidak pencemaran dan tidak
mencemari lingkungan mencemari lingkungan
B. Bentuk Perusahaan Dilakukan oleh Badan Hukum Dilakukan oleh Perorangan,
PT atau Koperasi badan hukum PT atau Koperasi
Harus memiliki Nomor Pokok Harus memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak Wajib Pajak
C. Penanggung Jawab Teknis Apoteker swarga Negara Boleh bukan Apoteker jika
Indonesia hanya memproduksi Obat
Tradisional rajangan, pilis, tapel
dan parem
D.Pedoman Cara Produksi Wajib mengikuti CPOTB dan Wajib mengikuti CPOTB dan
Obat Tradisional yang Baik pemenuhan persyaratan telah pemenuhan persyaratan telah
(CPOTB) mengikuti CPOTB dinyatakan mengikuti CPOTB dinyatakan
oleh petugas yang berwenang oleh petugas melalui
melalui pemeriksaan setempat pemeriksaan setempat dan
dan pemberian sertifikat pemberian Sertifikat CPOTB
CPOTB.

Kesehatan
Industri Obat Industri Kecil
Tradisional Obat Tradisional
Persetujuan Diajukan ke Diajukan ke Dinas
Prinsip Badan POM RI Kesehatan
Propinsi
tembusan Badan
POM RI
Izin Usaha Diajukan ke Diajukan ke Dinas
Badan POM RI Kesehatan
Propinsi setempat
Tabel 16. Permohonan Persetujuan Prinsip dan Izn
Usaha Industri Obat Tradisional dan Industri Kecil Obat
Tradisional
Kesehatan
Peraturan tentang Fitofarmaka dengan
Permenkes RI No.
760/Menkes/Per/IX/1992

Fitofarmaka adalah sediaan obat dan OT


yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari
simplisia atau sediaan galenik yang telah
memenuhi pesyaratan yang berlaku

Kesehatan
Uji Fitofarmaka adalah uji toksisitas, uji
farmakologik, experimental dan uji klinis
fitofarmaka.

Uji Farmakologik experimental adalah


pengujian pada hewan coba untuk
memastikan khasiat fitofarmaka.

Kesehatan
Uji Klinis adalah pengujian pada manusia
untuk mengetahui atau memastikan
adanya efek farmakologik, tolerabilitas,
keamanan dan manfaat klinis untuk
pencegahan penyakit, pengobatan
penyakit atau gejala penyakit

Kesehatan
Bahan baku fitofarmaka dapat berupa
simplisia atau sediaan galenik

Bahan baku fitofarmaka harus memenuhi


persyaratan yang tertera dalam
Farmakope Indonesia, Ektra
Farmakope Indonesia, Materia Medika
Indonesia, ketentuan atau persyaratan
lain yang berlaku

Kesehatan
Ramuan (komposisi) Fitofarmaka
Terdiri dari 1 (satu) simplisia atau sediaan
galenik

Ramuan dapat terdiri dari beberapa


simplisia/sediaan galenik dengan syarat
tidak boleh lebih dari 5 (lima)
simplisia/sediaan galenik

Kesehatan
Simplisia tersebut sekurang-kurangnya
telah diketahui khasiat dan
keamanannya berdasarkan pengalaman

Penggunan zat kimia berkhasiat


(tunggal murni) tidak
diperbolehkan/dilarang dalam
fitofarmaka.

Kesehatan
Persyaratan

JAMU dengan syarat sudah dilakukan uji


toksisitas dan uji farmakologik
eksperimental pada hewan coba

FITOFARMAKA dengan syarat sudah


dilakukan uji toksisitas, uji
farmakologik eksperimental dan uji
klinis

Kesehatan
Gambar 129. Jamu Gendong
(www2.kompas.com. tanggal 25 November 2008)

Kesehatan
Bentuk-bentuk sediaan fitofarmaka
antara lain:

Sediaan oral terdiri dari serbuk,


rajangan, kapsul (ekstrak), Pil (ekstrak),
sirup dan sediaan terdispersi

Sediaan topical terdiri dari salep/krim


(ekstrak), Suppositoria (ekstrak),
Linimenta (ekstrak) dan bedak.

Kesehatan
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan RI Nomor: HK.00.05.4.2411
tanggal 12 Mei 2004 tentang Ketentuan
Pokok pengelompokan dan
Penandaan Obat Bahan Alam
Indonesia
Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan
menjadi :
Jamu
Obat Herbal Terstandar
Fitofarmaka
Kesehatan
Jamu
Kelompok Jamu harus mencantumkan
logo dan tulisan “JAMU” dicetak dengan
warna hitam di atas dasar warna putih
atau warna lain yang menyolok kontras
Logo berupa Ranting Daun terletak
dalam lingkaran warna dicetak dengan
warna hijau di atas dasar warna putih
atau warna lain yang menyolok kontras
dengan warna logo, ditempatkan pada
pada bagian atas sebelah kiri dari
wadah/pembungkus/brosur.
Kesehatan
Penandaan
Bagian Depan
Berat Bersih :

Berat Bersih : Nama Obat Tradisional


Nama Dagang
Nama Obat Tradisional

Nama Dagang TL : 000000000

TR : 000000000
Nama & Alamat Pabrik
Nama & Alamat Pabrik Jamu Dan Nama & Alamat Pabrik
Jamu Pemberi Lisensi

Gambar 84. Obat Tradisional Indonesia

Kesehatan
Contoh label kemasan untuk

Berat bersih : Berat Bersih :

Nama Obat Tradisional Nama Obat Tradisional


Nama Dagang
Nama Dagang
TL : 000000000
TR/TL : 000000000
Nama & Alamat Pabrik Jamu
Nama & Alamat Pabrik Jamu Dan Nama & Alamat Pabrik
Pemberi Lisensi

Gambar 86. Obat Tradisional Fitofarmaka

Kesehatan
Obat Herbal terstandar adalah sediaan
obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah
dengan uji praklinis dan bahan bakunya
telah distandardisasi

Kesehatan
Obat Herbal Terstandar
Harus mencantumkan logo dan tulisan
OBAT HERBAL TERSTANDAR

Logo berupa jari-jari daun (3 pasang)


terletak dalam lingkaran ditempatkan
pada bagian atas sebelah kiri
wadah/pembungkus/brosur dicetak
dengan warna hijau di atas dasar warna
putih atau warna lain yang menyolok
kontras dengan warna logo
Kesehatan
Tulisan OBAT HERBAL TERSTANDAR
dicetak dengan warna hitam di atas dasar
warna putih atau warna lain yang
menyolok kontras dengan tulisan OBAT
HERBAL TERSTANDAR.

Kesehatan
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan
alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji
praklinik dan uji klinik bahan baku dan
produk jadinya telah distandardisasi.

Kesehatan
Fitofarmaka
Mencantumkan tulisan FITOFARMAKA
dengan warna hitam di atas dasar warna
putih atau warna lain yang menyolok
kontras
Logo Jari-jari daun (yang kemudian
membentuk bintang terletak dalam
lingkaran) ditempatkan pada bagian atas
sebelah kiri wadah /pembungkus/brosur
dicetak dengan warna hijau di atas dasar
putih atau warna lain yang menyolok
kontras dengan warna logo.
Kesehatan
Kesehatan
Kode Nomor Pendaftaran Obat
Tradisional
Terdiri dari 11 digit yaitu 2 (dua) digit
pertama berupa huruf dan 9 (Sembilan)
digit kedua berupa angka
Digit ke-1 menunjukkan obat tradisional,
yaitu dilambangkan dengan huruf T
Digit ke-2 menunjukkan lokasi obat
tradisional tersebut diproduksi

Kesehatan
TR , obat tradisional produksi dalam
negeri
TL, obat tradisional produksi dalam negeri
dengan lisensi
TI , obat tradisional produksi luar negeri
atau impor

Kesehatan
BTR, obat tradisional yang berbatasan
dengan obat produksi dalam negeri
BTL, obat tradisional yang berbatasan
dengan obat produksi dalam negeri
dengan lisensi
BTI, obat tradisional yang berbatasan
dengan obat produksi luar negeri atau
impor

Kesehatan
Bahan-bahan yang digunakan

Jamu harus memenuhi kriteria:


aman sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan,
klaim khasiat dibuktikan berdasarkan
data empiris,
memenuhi persyaratan mutu yang
berlaku

Kesehatan
Obat herbal terstandar harus
memenuhi kriteria :
aman sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan,
klaim khasiat dibuktikan secara
ilmiah/pra klinik,
telah dilakukan standarisasi terhadap
bahan baku yang digunakan dalam produk
jadi,
memenuhi persyaratan mutu yang
berlaku
Kesehatan
Nama Produk Bentuk Sediaan Nama Pabrik Indikasi
Diabmeneer Kapsul PT.Nyonya Meneer Membantu meringankan gejala
kencing manis
Diapet Kapsul PT. Soho Industri Pharmasi Mengurangi frekuensi buang air
besar, memadatkan tinja dan
menyerap racun pada penderita diare
serta bukan sebagai pengganti oralit

Lelap Kaplet salut selaput PT. Soho Industri Pharmasi Membantu meringankan gangguan
tidur
Fitogaster Kaplet PT. Kimia Farma Membantu meredakan perut kembung

Fitolac Granul PT. Kimia Farma Membantu memperlancar Air Susu


Ibu (ASI)

Glucogard Kapsul PT. Phapros Membantu meringankan gejala


kencing manis
Tolak Angin Cairan obat dalam PT.Sido Muncul Untuk masuk angin, sakit perut,
mabuk perjalanan,
memelihara/menjaga daya tahan
tubuh

Tabel 17. Contoh Obat Herbal Terstandar


Kesehatan
Fitofarmaka harus memenuhi syarat:
Aman sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan,
klaim khasiat harus dibuktikan
berdasarkan uji klinik,
telah dilakukan standarisasi terhadap
bahan baku yang digunakan dalam produk
jadi,
memenuhi persyaratan mutu yang
berlaku

Kesehatan
Nama
Bentuk Sediaan Nama Pabrik Indikasi
Produk
Rheumaneer Kapsul PT.Nyonya Untuk pengobatan nyeri
Meneer sendi ringan sampai
sedang
Stimuno Kapsul dan PT. Dexa Sebagai immunomodulator
Sirup Medica (pengatur sistem imun)

X-gra Kapsul PT. Phapros Untuk disfungsi ereksi


dengan atau tanpa
ejakulasi dini
Tensigard Kapsul PT. Phapros Untuk menurunkan tekanan
Agromed darah sistolik/diastolik pada
hipertensi ringan hingga
sedang

Tabel 18. Contoh Fitofarmaka

Kesehatan
Perbedaan obat tradisional dan fitofarmaka:

Obat Tradisional Fitofarmaka


1. digunakan dalam upaya perawatan 1. digunakan dalam upaya pelayanan
sendiri, kesehatan formal,
2. khasiat berdasarkan pengalaman 2. khasiat berdasarkan penelitian
(empiris, turun temurun), ilmiah (uji farmakologi, uji toksisitas,
3. tujuan penggunaan: untuk promotif uji klinis),
(peningkatan kesehatan): sehat 3. tujuan penggunaan: untuk kuratif
lelaki, jamu habis bersalin; untuk (pengobatan penyakit): anti
preventif (pencegahan penyakit): hipertensi, anti diabetes,
temulawak untuk hepatoprotektor, 4. indikasi dan parameter pengujian
antioksidan, jelas,
4. indikasi dan parameter pengujian 5. bahan baku telah terstandarisasi.
tidak jelas,
5. bahan baku belum terstandarisasi.

Kesehatan
Prioritas pemilihan fitofarmaka:
bahan bakunya relatif mudah diperoleh
didasarkan pada pola penyakit di
Indonesia
perkiraan manfaatnya terhadap penyakit
tertentu cukup besar
memiliki rasio risiko dan kegunaan yang
menguntungkan penderita
merupakan satu-satunya alternatif
pengobatan

Kesehatan
Jenis-jenis Obat Tradisional yang
dikembangkan Menjadi Fitofarmaka

Lampiran Permenkes RI No.


760/Menkes/Per/IX/1992 tanggal 4
September 1992 tentang daftar obat
tradisional yang harus menjadi
Fitofarmaka

Kesehatan
Antelmintik
Anti ansietas (anti cemas)
Anti asma
Anti diabetes (hipoglikemik)
Anti diare
Anti hepatitis kronis
Anti herpes genitalis
Anti hiperlipidemia
Anti hipertensi

Kesehatan
Anti hipertiroidisme
Anti histamine
Anti inflamasi
Anti kanker
Anti malaria
Anti TBC
Antitusif/ekspektoransia
Disentri
Dispepsia (gastritis)
Diuretik
Kesehatan
EKSTRAKSI

Ekstraksi atau penyarian adalah suatu


kegiatan penarikan zat-zat yang dapat
larut dari bahan yang tidak dapat larut
dengan pelarut cair

Kesehatan
Ekstrak adalah sediaan kental yang
diperoleh dengan mengekstraksi senyawa
aktif dari simplisia nabati atau hewani
menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian
hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan.

Kesehatan
Proses Ekstraksi

dapat dipisahkan menjadi pembuatan


serbuk, pembasahan, penyarian dan
pemekatan
umumnya akan bertambah baik jika
permukaan serbuk simplisia yang
bersentuhan dengan cairan penyari makin
luas, makin halus serbuk simplisia
seharusnya makin baik ekstraksinya

Kesehatan
Tetapi tidak selalu demikian, karena
ekstraksi masih tergantung juga pada sifat
fisik dan kimia simplisia yang
bersangkutan, simplisia yang terlalu halus
menyebabkan proses ekstraksi dengan
cara perkolasi menjadi sulit

Kesehatan
Perkolasi akan berjalan baik bila ada
ruang antar sel yang cukup sehingga
cairan penyari dapat turun, bila serbuk
terlalu halus, ruang antar sel yang
merupakan jalan turunnya cairan penyari
berkurang, sehingga cairan tidak dapat
turun.

Kesehatan
Serbuk yang terlalu halus juga akan
mempersulit penyaringan karena butiran-
butirannya akan membentuk suspensi
yang sulit dipisahkan
Hasil ekstraksi menjadi tidak murni lagi
karena bercampur dengan partikel-
partikel tersebut
Berdasarkan uraian tersebut, maka
diperlukan derajat halus simplisia yang
tepat

Kesehatan
Derajat halus beberapa simplisia yang
diperoleh dengan percobaan berulang-
ulang, contohnya:
Akar pule pandak (8/24)
Buah cabe (10/24)
Kulit kayu manis (18/24)
Biji kola (24/34)
Herba timi (34/40)

Kesehatan
Ekstraksi dipengaruhi oleh:
Derajat kehalusan serbuk
Perbedaan konsentrasi: makin besar
perbedaan konsentrasi makin cepat
ekstraksi

Kesehatan
Faktor pemilihan cairan penyari:
murah, mudah diperoleh,
stabil secara fisika dan kimia, bereaksi
netral, tidak mudah menguap, tidak
mudah terbakar, selektif dan tidak
mempengaruhi zat berkhasiat

Cairan penyari yang umum digunakan


pada perusahaan obat tradisional adalah
air, etanol atau etanol-air

Kesehatan
Air : murah, mudah didapat, stabil, tidak
mudah menguap, tidak mudah terbakar,
tidak beracun dan alamiah, tetapi ada
kerugian penggunaan air yaitu tidak
selektif, ekstrak yang diperoleh mudah
ditumbuhi kapang dan kuman, dan untuk
pengeringan ekstrak akan membutuhkan
waktu yang lama,menyari zat-zat lain
disamping zat aktif yang pada umumnya
merupakan pengganggu seperti gom, pati,
protein, lemak, enzim, lendir dan lain-lain

Kesehatan
Ekstrak air mudah ditumbuhi kapang dan
kuman, untuk itu dapat ditambahkan zat
pengawet seperti etanol, gliserin ataupun
gula
Kerugian lain air sebagai cairan penyari
adalah enzim yang terlarut dengan air
akan dapat menyebabkan reaksi enzimatis
yang menyebabkan penurunan mutu, dan
air juga dapat mempercepat proses
hidrolisis

Kesehatan
Etanol : lebih selektif, tidak beracun,
netral, kapang dan kuman sulit tumbuh
dalam etanol dengan konsentrasi 20%,
dan waktu yang diperlukan untuk
memekatkan ekstrak relatif lebih cepat
Untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi
biasanya digunakan campuran etanol dan
air dengan perbandingan tertentu yang
diperoleh dari hasil percobaan

Kesehatan
Cara Ekstraksi

Dibedakan menjadi: maserasi,


perkolasi, infundasi, dan distilasi uap

Ekstraksi tersebut seringkali dapat


dimodifikasi, seperti misalnya maserasi
dapat disempurnakan dengan digesti

Kesehatan
Maserasi

adalah proses ekstraksi/penyarian


simplisia yang menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengadukan atau
pengocokan pada temperatur ruangan
(kamar)

Kesehatan
Prinsip metode ini adalah pencapaian
konsentrasi pada keseimbangan,cairan
penyari akan menembus dinding sel dan
masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif

Cairan penyari yang dapat digunakan


adalah air, etanol, air-etanol atau
pelarut lain

Kesehatan
Keuntungan cara maserasi adalah cara
pengerjaan dan peralatan yang digunakan
sederhana dan mudah diusahakan

Kerugian cara maserasi adalah


pengerjaan lama dan penyariannya
kurang sempurna.

Kesehatan
Maserasi dilakukan dengan cara
10 bagian simplisia dengan derajat halus
yang sesuai dimasukkan ke dalam bejana,
kemudian ditambahkan 75 bagian cairan
penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5
hari terlindung dari cahaya sambil
berulang-ulang diaduk

Kesehatan
Setelah 5 hari, diserkai, ampas diperas
Ampas ditambah cairan penyari
secukupnya diaduk dan diserkai sehingga
diperoleh seluruh sari sebanyak 100
bagian
Bejana ditutup dan dibiarkan ditempat
sejuk terlindung dari pengaruh langsung
cahaya selama 2 hari, kemudian endapan
yang terjadi dipisahkan

Kesehatan
Pengadukan pada cara maserasi ditujukan
untuk meratakan konsentrasi larutan di
luar butir serbuk simplisia sehingga
dengan pengadukan tersebut tetap
terjaga adanya perbedaan konsentrasi
yang sekecil-kecilnya antara larutan di
dalam sel dengan larutan di luar sel
Hasil sari dengan cara maserasi perlu
dibiarkan 2 hari untuk mengendapakan
zat-zat yang tidak diperlukan tetapi ikut
terlarut dalam cairan penyari

Kesehatan
Cara maserasi ini ditujukan untuk
membuat tingtur
Jika diinginkan menjadi ekstrak maka
dapat dilanjutkan dengan pemekatan
tingtur tersebut dengan cara penyulingan
atau penguapan pada tekanan rendah dan
suhu 50ºC hingga konsentrasi yang
dikehendaki

Kesehatan
Penguapan dengan tekanan rendah
menyebabkan cairan penyari akan
menguap di bawah titik didihnya,
sehingga waktu penguapan akan lebih
cepat
Alat yang biasa digunakan yaitu alat
penguap vakum berputar.

Kesehatan
Modifikasi yang sering dilakukan terhadap
cara maserasi adalah digesti, yaitu cara
maserasi dengan menggunakan
pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40–
50ºC
Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan
untuk simplisia yang zat aktifnya tahan
terhadap pemanasan
Umumnya kelarutan zat aktif akan
meningkat dengan peningkatan suhu

Kesehatan
Maserasi juga dapat dimodifikasi dengan
menggunakan mesin pengaduk
Proses maserasi dengan mesin pengaduk
yang berputar terus menerus membuat
waktu maserasi dapat dipersingkat
menjadi 6 sampai dengan 24 jam

Kesehatan
Remaserasi dapat dilakukan dengan cara
cairan penyari dibagi dua
Seluruh serbuk simplisia dimaserasi
dengan cairan penyari pertama
Sesudah dienap tuangkan dan diperas,
ampas dimaserasi lagi dengan cairan
penyari yang kedua

Kesehatan
Gambar 130. Contoh Tingtur Hasil Maserasi
(www.tinkturen-selbstgemacht.de. Tanggal 25
November 2008)

Kesehatan
Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan


mengalirkan cairan penyari yang selalu
baru melalui serbuk simplisia yang telah
dibasahi sampai sempurna, umumnya
dilakukan pada suhu ruang
Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia
ditempatkan dalam suatu bejana silinder,
yang bagian bawahnya diberi sekat
berpori, cairan penyari dialirkan dari atas
ke bawah melalui serbuk tersebut
Kesehatan
Tahapan Penyarian terdiri dari tahap
pengembangan bahan, tahap maserasi
antara, tahap perkolasi sebenarnya
(penetesan atau penampungan ekstrak)
secara terus menerus sampai diperoleh
ekstrak yang jumlahnya 1 sampai 5 kali
bahan

Kesehatan
Kelebihan cara perkolasi:
aliran cairan penyari menyebabkan
adanya pergantian larutan yang terjadi
dengan larutan yang konsentrasinya lebih
rendah, sehingga meningkatkan derajat
perbedaan konsentrasi

Kesehatan
Alat perkolasi disebut perkolator
Cairan yang digunakan untuk menyari
disebut cairan penyari atau menstrum
Larutan zat aktif yang keluar dari
perkolator disebut sari atau perkolat

Kesehatan
Bentuk perkolator ada 3 macam yaitu:
perkolator berbentuk tabung
Paruh
Corong

Pemilihan bentuk perkolator:


Tergantung pada jenis serbuk simplisia
yang akan disari
Ukuran perkolator tergantung jumlah
bahan yang akan disari tidak lebih dari ⅔
tinggi perkolator
Kesehatan
Cara Perkolasi:
Membasahi 10 bagian simplisia atau
campuran simplisia dengan derajat halus
yang sesuai menggunakan 2,5-5 bagian
cairan penyari
Campuran dimasukkan dalam bejana
tertutup sekurang-kurangnya selama 3
jam
Selama 24 jam sambil cairan penyari
dibiarkan menetes dengan kecepatan
1mL/s
Kesehatan
Kemudian cairan penyari ditambah
berulang-ulang
Hasil akhir perkolasi dapat dilakukan
dengan pemeriksaan zat aktif secara
kualitatif pada perkolat terakhir

Kesehatan
Infundasi

Infundasi adalah proses ekstraksi yang


pada umumnya digunakan untuk menyari
zat kandungan aktif yang larut dalam air
dari bahan nabati
Ekstraksi ini menghasilkan ekstrak yang
tidak stabil dan mudah ditumbuhi kapang
dan kuman, sehingga tidak boleh
disimpan lebih dari 24 jam

Kesehatan
Infus dibuat dengan cara:
membasahi bahan bakunya dengan air 2
kali bobot bahan, untuk bunga 4 kali
bobot bahan dan untuk karagen 10 kali
bobot bahan
bahan baku ditambah air dan dipanaskan
selama 15 menit pada suhu 90–98ºC,
untuk 100 bagian ekstrak diperlukan 10
bagian bahan.

Kesehatan
Derajat kehalusan simplisia untuk
infundasi, misalnya:
(2/3) misalnya untuk daun kumis kucing,
daun sirih dan akar manis
(3/6) untuk akar kelembak
(6/8) untuk rimpang lengkuas, rimpang
temu lawak dan rimpang jahe
(8/24) untuk kulit kina

Kesehatan
Proses pembuatan infusa:
Simplisia dicampur bahan dengan air
secukupnya dalam sebuah panci
Dipanaskan di dalam tangas air selama 15
menit, dihitung mulai temperatur di dalam
panci mencapai 90ºC sambil sekali-sekali
diaduk
Infus diserkai pada waktu panas melalui
kain flanel
Ditambahkan air mendidih melalui
ampasnya jika kekurangan air
Kesehatan
Infus yang mengandung minyak atsiri
harus diserkai dalam keadaan dingin
Infus asam jawa dan simplisia yang
berlendir tidak boleh diperas
Infus kulit kina ditambah dengan asam
sitrat sepersepuluh bobot simplisia
Infus simplisia yang mengandung
glikosida antrakinon ditambahkan natrium
karbonat sebanyak sepersepuluh dari
bobot simplisia

Kesehatan
Pembuatan Infus

Kesehatan
Kesehatan
Kesehatan
Modifikasi infusa dikenal dengan nama
dekok yaitu infus dengan waktu yang
lebih lama (≥ 30 menit ) dan temperatur
sampai titik didih air

Kesehatan
Destilasi Uap
Distilasi uap digunakan untuk menyari
simplisia yang mengandung komponen
dengan titik didih tinggi pada tekanan
udara normal
Prinsip distilasi uap adalah cairan penyari
dididihkan sehingga menguap, uap
tersebut terkondensasi dengan adanya
pendingin sehingga membasahi dan
merendam simplisia
Ekstraksi ini dilakukan berulang kali
sampai simplisia tersari sempurna
Kesehatan
Ekstraksi Berkesinambungan

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut


pada temperatur titik didihnya selama
waktu tertentu dan jumlah pelarut
terbatas yang relatif konstan dengan
adanya pendingin balik
Alat ekstraksi dengan refluks terdiri dari
labu tempat simplisia dan cairan penyari,
dan pendingin balik

Kesehatan
Proses ekstraksi:
cairan penyari bersama dengan simplisia
dipanaskan hingga mendidih, uap penyari
akan naik ke atas, uap penyari
mengembun karena didinginkan oleh
pendingin balik

Kesehatan
Contoh alat distilasi dengan pompa vakum
(www.indonetwork.co.id . tanggal 25 November 2008)

Kesehatan
Soxhletadalah ekstraksi dengan
menggunakan pelarut yang selalu baru
yang umumnya dilakukan dengan alat
khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu
dengan jumlah pelarut yang relatif
konstan dengan adanya pendingin balik
Alat ekstraksi terdiri dari labu, tabung
soxhlet dan pendingin balik

Kesehatan
Proses ekstraksi:cairan penyari dalam
labu dipanaskan hingga mendidih, uap
cairan penyari naik ke atas melalui pipa
samping, kemudian diembunkan kembali
oleh pendingin tegak
Cairan turun ke labu melalui tabung yang
berisi serbuk simplisia melarutkan zat
aktif serbuk simplisia
Karena adanya sifon, seluruh cairan akan
turun kembali ke labu

Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai