Anda di halaman 1dari 28

ETIK DAN KEBIJAKAN DALAM

KEPERAWATAN PALIATF

TIM KEPERAWATAN PALIATIF


STIKES WIRA MEDIKA
KONSEP ETIK

• Etik berasal dari kata ethos yang bermakna


kebiasaan, adat istiadat, akhlak, watak, perasaan,
sikap, dan cara berfikir.

Orientasi dari
Norma dan perilaku
tindakan perawat
Keperawatan dan etik
• Keperawatan adalah profesi yang berhubungan
dengan privasi individu
• Antara perawat dan pasien memiliki nilai-nilai
tersendiri yang harus tetap dipertahankan
• Kode etik keperawatan dan nilai, norma dan adat
istiadat pada setiap individu
Prinsip-prinsip Etik yang berkaitan dengan
keperawatan Paliatif

• Autonomy (otonomi)
• Benefecience (berbuat baik)
Analisis prinsip
• Non-Maleficience (tidak merugikan) etik pada contoh
kasus
• Veracity (kejujuran)
• Fidelity (akuntabilitas)
• Justice (keadilan)
Contoh Kasus
• Nyonya X. berusia 72 tahun telah menjalani proses cuci
darah selama 4 tahun terakhir dan memiliki riwayat
hyperlipidemia dan penyakit paru obstruktif kronis.
Nyonya X. datang dengan aneurisme aorta dan
berencana untuk pembedahan untuk memperbaiki
kondisinya. Pasien bertahan selama operasi dan
mendapatkan pelayanan keperawatan pasca operasi
sesuai standar untuk aneurisme aorta.
lanjutan…

• Pelayanan ini termasuk pemeriksaan neurologi dan


pengkajian neurologi 10 menit setiap jam, ventilator
mekanis mendukung pengukuran, syok hipovolemik dan
pencegahan aktivitas hemodinamik, dan monitoring mean
arterial pressure (MAP). Nyonya X juga masih tetap
melakukan cuci darah dan keadaan pasca operasinya
relative stabil.
lanjutan…

• Pada hari kelima pasca operasi, nyonya X. masih dalam


kondisi yang serius tetapi masih dalam keadaan cukup baik.
Namun, nyonya X menuliskan sebuah pesan kepada
perawat yang berisi “saya ingin mati”. Perawat memastikan
kondisi pasien pasca operasi masih baik dan tidak ada
tindakan lebih lanjut berdasarkan hasil catatan terakhir.
lanjutan…
• Pada hari keenam pasca operasi, pasien diekstubasi dan
mendapatkan oksigen melalui nasal kanul serta obat-
obatan vasoaktif. Dalam beberapa jam, nyonya X
mengalami distress pernafasan dan bernafas menggunakan
perut. Pasien diberikan oksigen 40% dengan masker.
Saturasi oksigen berada pada 94% dan mulai membaik dan
pasien distabilisasi dengan nasal kanul 6L/menit. Karena
nyeri punggung yang sangat lama dialami oleh pasien,
pasien mengakatan “sakitnya tak tertahankan”, dan sekali
lagi pasien mengatakan “saya ingin mati saja”.
lanjutan…

• Pasien ditawarkan untuk epidural untuk meredakan nyeri, tetapi


dia menolak dan mengatakan “sudahlah, saya tidak mau berjuang
lagi”. Keluarga nyonya X setuju pada permintaannya dan
merelakan dia untuk mati dengan menghentikan perawatan. Para
dokter yang hadir saat itu tidak setuju dan ingin melanjutkan
perawatan pasca operasi tersebut. Bagian konsultan etik, legal dan
psikologi telah dipanggil oleh perawat. Namun, nyonya X menolak
untuk bertemu psikiater dan meminta dia untuk tidak masuk
kekamarnya karena dia benar-benar ingin mati.
lanjutan…

• Residen berpendapat “ini adalah pembunuhan” dan


tidak mau terlibat dalam perawatan nyonya X. perawat
berpikir bahwa permintaan pasien harus diperhatikan
dengan serius, menghormati otonomi pasien, tetapi
langkah terbaik harus diambil untuk menilai dasar dari
ucapan pasien dan apa yang dimaksudkan pasien dan
maksud mereka.
Withholding & Withdrawing

• Salah satu masalah etik yang sering dihadapi oleh tenaga


kesehatan terkait dengan kondisi kritis pasien
• Withholding : upaya yang dilakukan tidak ada hasil
• Withdrawing: penghentian terapi karena sia-sia
• Perlu persiapan dan informasi yang lengkap bagi pasien
ataupun keluarga
Membuat keputusan etik
• Mengidentifikasi masalah kesehatan
• Mendefinisikan isu etik
• Mengumpulkan tambahan informasi
• Menetapkan batas terhadap pembuat keputusan
• Mengevaluasi prinsip etik dan moral
• Mengeksplorasi pilihan/alternative lain
• Melaksanakan keputusan
• Mengevaluasi dan memodifikasi suatu tindakan
(Menurut Urden, Stacy, & Lough (2010))
Konsep legal

• Hal yang berkaitan dengan 3 hal berikut:


• Hukum administrasi
• Hukum sipil
• Hukum pidana
Isu terkait aspek legal

• Kelalaian
• Kewajiban, pelanggaran, sebab akibat, kerusakan
• Malpraktek
• Isu legal terkait bantuan hidup:
• DNR (Do Not Resucitation)
• Penolakan tindakan bantuan hidup
• Kematian otak
KEBIJAKAN PERAWATAN
PALIATIF
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 812/Menkes/SK/VII/2007
TENTANG KEBIJAKAN PERAWATAN PALIATIF

Apa saja yang diatur ???


a. Perawatan paliatif pendekatan kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa,

konteks budaya ,sistem nilai yang dianutnya,


Kualitas Hidup? termasuk tujuan hidup, harapan, dan niatnya

Dimensi:
a. Kemampuan fungsional (aktivitas)
b. Kesejahteraan keluarg
c. Fungsi social
d. Kepuasan terhadap pengobatan (termasuk masalah
keuangan)
e. Orientasi masa depan
f. Kehidupan seksual, termasuk gambaran terhadap diri
sendiri
g. Fungsi dalam bekerja
Palliative home care ??
Dilakukan di rumah pasien, oleh tenaga paliatif dan atau keluarga atas bimbingan/
pengawasan tenaga paliatif.
Hospis ??
tempat dimana pasien dengan penyakit stadium terminal yang tidak dapat dirawat di rumah namun
tidak melakukan tindakan yang harus dilakukan di rumah sakit.

pelayaan untuk mengendalikan gejala-gejala yang ada


Sarana (fasilitas) kesehatan ??
tempat yang menyediakan layanan kesehatan secara medis bagi masyarakat.
Kompeten ??
keadaan kesehatan mental,pasien mampu membuat keputusan secara rasional berdasarkan informasi
Tujuan • Payung hukum dan arahan bagi
perawatan paliatif

umum
Tujuan • Pelayanan paliatif yang bermutu
sesuai standar
• pedoman pelaksanaan

khusus • SDM terlatih


• Sarana prasarana
Sasaran Kebijakan Paliatif
• Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga
• Pelaksana perawatan paliatif : dokter, perawat, tenaga kesehatan
• Institusi-institusi terkait (Dinkes, RS, Puskesmas,dll)
Lingkup Kegiatan Perawatan Paliatif
 Penatalaksanaan nyeri.
 Penatalaksanaan keluhan fisik lain.
 Asuhan keperawatan
 Dukungan psikologis
 Dukungan social
 Dukungan kultural dan spiritual
 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement).

Rawat inap, rawat jalan, dan kunjungan/rawat rumah.


ASPEK MEDIKOLEGAL DALAM PERAWATAN
PALIATIF

Apa saja hal-hal terkait


aspek Mediolegal ?
Berkaitan dengan
hukum
Persetujuan tindakan medis/informed consent untuk pasien paliatif.

• Pemahaman yang jelas dari px dan keluarga (tujuan & pelaksanaan perawatan
paliatif)
• Pelaksanaan informed concern sesuai peraturan perundangan
• Informed concern tidak hanya pada tindakan medis namun pada tindakan
berisiko lainnya
• Persetujuan diutamakan dari pasien sendiri selama masih kompeten
Resusitasi / tidak?

• Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten / oleh Tim Perawatan paliatif
• Informasi diberikan diawal perawatan paliatif
• dalam bentuk pesan (advanced directive) atau dalam informed consent
• Tim perawatan paliatif dapat membuat keputusan untuk tidak melakukan
resusitasi apabila pasien berada dalam tahap terminal dan tindakan resusitasi
diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas hidupnya
SUMBER DAYA MANUSIA

1. Tenaga kesehatan, pekerja sosial, rohaniawan, keluarga, relawan.


2. Telah mengikuti pendidikan/pelatihan perawatan paliatif dan telah mendapat sertifikat.
3. Pelatihan
4. Pendidikan : Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif, ilmu keperawatan paliatif).
Perawatan pasien paliatif di ICU

• Dalam menghadapi tahap terminal, Tim perawatan paliatif harus mengikuti


pedoman penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life-
supporting
TEMPAT DAN ORGANISASI PERAWATAN PALIATIF

• Rumah sakit
• Puskesmas
• Rumah singgah/panti (hospis)
• Rumah pasien
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
 Sistem berjenjang dengan melibatkan perhimpunan profesi/keseminatan terkait.
 Pembinaan dan pengawasan tertinggi dilakukan oleh Departemen Kesehatan.
PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN MUTU PERAWATAN PALIATIF

 Pemenuhan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan dan non kesehatan


 Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan/Continuing Professional Development untuk perawatan paliatif (SDM)
untuk jumlah, jenis dan kualitas pelayanan.
 Menjalankan program keselamatan pasien/patient safety.
PENDANAAN
1. pengembangan sarana dan prasarana
2. peningkatan kualitas SDM/pelatihan
3. pembinaan dan pengawasan
4. peningkatan mutu pelayanan.
Sumber pendanaan dapat dibebankan pada APBN/APBD dan sumber-sumber lain yang tidak
mengikat. Untuk perawatan pasien miskin dan PNS dapat dimasukan dalam skema Askeskin dan Askes.

Anda mungkin juga menyukai