DM TIPE 2 Bervariasi, mulai dari dominan defek sekresi insulin yang disertai
resistensi insulin.sampai resistensi insulin dominan disertai
defisiensi insulin relatif.
DM GESTASIONAL Diabetes mellitus yang muncul pada masa kehamilan, umumnya bersifat
sementara
Faktor Resiko
1. Kelompok dengan berat badan lebih (Indeks Massa Tubuh [IMT] ≥23 kg/m 2) yang disertai
dengan satu atau lebih faktor risiko sebagai berikut:
2. Liver:
Pada penderita DM tipe-2 terjadi resistensi insulin yang berat dan memicu gluconeogenesis sehingga produksi
glukosa dalam ( H G P =hepatic glucose production) meningkat. Obat yang bekerja melalui jalur ini adalah
metformin, yang menekan proses gluconeogenesis
3. Otot:
Pada penderita DM tipe-2 didapatkan gangguan kinerja insulin yang multiple di
intramioselular, akibat gangguan fosforilasi tirosin sehingga timbul gangguan transport
glukosa dalam sel otot, penurunan sintesis glikogen, dan penurunan oksidasi glukosa. Obat
yang bekerja di jalur ini adalah metformin, dan tiazolidindion.
4. Sel lemak:
Sel lemak yang resisten terhadap efek antilipolisis dari insulin, menyebabkan peningkatan
proses lipolysis dan kadar asam lemak bebas (FFA=Free Fatty Acid) dalam plasma.
Peningkatan FFA akan merangsang proses glukoneogenesis, dan mencetuskan resistensi
insulin di liver dan otot. FFA juga akan mengganggu
sekresi insulin. Gangguan yang disebabkan oleh FFA ini disebut sebagai lipotoxocity. Obat
yang bekerja dijalur ini adalah tiazolidindion.
5. Usus:
Glukosa yang ditelan memicu respon insulin jauh lebih besar dibanding kalau diberikan secara
intravena. Efek yang dikenal sebagai efek incretin ini diperankan oleh 2 hormon GLP-1
(glucagon-like polypeptide-1) dan GIP (glucose-dependent insulinotrophic polypeptide atau
disebut juga gastric inhibitory polypeptide). Pada penderita DM tipe-2 didapatkan defisiensi
GLP-1 dan resisten terhadap GIP. Disamping hal tersebut incretin segera dipecah oleh
keberadaan ensim DPP-4, sehingga hanya bekerja dalam beberapa menit. Obat yang bekerja
menghambat kinerja DPP-4 adalah kelompok DPP-4 inhibitor. Saluran pencernaan juga
mempunyai peran dalam penyerapan karbohidrat melalui kinerja ensim alfa-glukosidase yang
memecah polisakarida menjadi monosakarida yang kemudiandiserap oleh usus dan berakibat
meningkatkan glukosa darah
8. Otak:
Insulin merupakan penekan nafsu makan yang kuat. Pada individu yang obes baik yang DM
maupun non-DM, didapatkan hiperinsulinemia yang merupakan mekanisme kompensasi dari
resistensi insulin. Pada golongan ini asupan makanan justru meningkat akibat adanya resistensi
insulin yang juga terjadi di otak. Obat yang bekerja di jalur Ini adalah GLP-1 agonis, amylin dan
bromokriptin.
DM tipe 1 vs DM tipe 2
DM Tipe 1 DM Tipe 2
1. Edukasi
2. Diet
3. Exercise (latihan fisik/olah raga)
4. Obat: Oral hipoglikemik, insulin
TERAPI MEDIKAMENTOSA
Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat belum berhasil.
Terapi obat hipoglikemik oral, terapi insulin, atau kombinasi keduanya.
TERAPI MEDIKAMENTOSA
1. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Pemicu sekresi insulin: sulfonilurea dan glinid.
Penambah sensitivitas insulin : biguanid dan tiazolidindion.
Penghambat glukoneogenesis : metformin.
Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa.
Dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatan sesuai dengan respons
kadar glukosa darah.
TERAPI MEDIKAMENTOSA
2. INSULIN
Indikasi pemberian insulin :
Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen
Penderita DM Tipe 2 tertentu apabila terapi lain yang diberikan tidak dapat mengendalikan
kadar glukosa darah
Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut
atau stroke
DM Gestasional dan penderita DM yang hamil
Ketoasidosis diabetik
TERAPI MEDIKAMENTOSA
JENIS AWITAN PUNCAK LAMA
3. Terapi Kombinasi
Terapi dengan OHO kombinasi harus dipilih dua macam
obat dari kelompok dengan cara kerja yang berbeda
Masih belum tercapai, kombinasi 3 obat atau kombinasi
OHO dengan insulin
Monitoring
• Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
• Pemeriksaan HbA1C
• Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM)
Kelainan Komorbid
• Dislipidemia
• Hipertensi
• Acute Coronary Sindrome
• Obesitas
• Gangguan Koagulasi
Komplikasi
• Ketoasidosis Diabetik
• Hipoglikemi
• Makroangiopati (Stroke)
• Mikroangiopati (Retinopati, Neuropati, Nefropati)
Obat yang dipakai BPJS: