Anda di halaman 1dari 28

OBAT-OBAT SKV

(ANTIHIPERTENSI)

Kuliah Farmakologi I
Hipertensi

 keadaan tekanan darah


lebih tinggi dari normal
 bukan penyakit, tapi
merupakan suatu
gejala dari gangguan
Sistol Diastol
pada mekanisme Tekanan darah
(mm Hg) (mm Hg)
regulasi tekanan darah Normal < 120 dan < 80
Prahipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi tingkat 1 140-159 atau 90-99
Hipertensi tingkat 2 > 160 Atau > 100

JNC VII, 2003


Hipertensi

 Faktor yg mempengaruhi tek. darah:

CO = HR x SV
Ket:
 Cardiac Output (CO) = volume darah yg dipompa/menit
 Heart Rate (HR) = kec denyut jantung/menit (75 denyut/menit)
 Stroke Volume (SV) = ml darah yg dipompa/denyut (70 ml/denyut)
Regulasi tekanan darah
Sistem Renin-Angiotensin (RAS)
 Bila volume darah yg mengalir melalui ginjal berkurang dan TD di
glomeruli ginjal menurun, mis karena penyempitan arteri setempat,
maka ginjal akan membentuk dan melepaskan enzim proteolitis
renin.
 Dalam plasma, renin menghidrolisa protein angiotensinogen (yg
terbentuk di dalam hati) menjadi angiotensin I (AT I).
 Zat ini diubah oleh enzim ACE (Angiotensin Converting Enzyme)
menjadi zat aktif angiotensin II (AT II).
 AT II ini antara lain berdaya vasokonstriktif kuat, dan menstimulasi
sekresi hormon aldosteron oleh anak-ginjal dengan sifat retensi
garam dan air.
 Akibatnya adalah volume-darah dan TD naik lagi menjadi normal.
Penyebab hipertensi

 90 % tidak diketahui
 7 % : penyakit ginjal,
penciutan aorta, tumor
pada anak ginjal
 3 % : hormonal
Hipertensi akibat obat dan
kondisi lain
 Penggunaan pil KB → estrogen meretensi
air
 Penggunaan garam → garam meretensi air
 Kehamilan
Adanya peregangan uterus yang terlalu kuat
dan menerima darah terlalu sedikit →
dilepaskan zat-zat yang dapat
meningkatkan tekanan darah
 Stres akut
 Makanan yang mengandung tiramin + MAOI
 Nikotin
Resiko hipertensi

 Kerusakan jantung →
Karena harus kerja
lebih keras)
Resiko hipertensi

 Pengerasan pembuluh darah (karena menahan


tekanan darah yang tinggi)
Resiko hipertensi

 Infark otak (karena pecah suatu pembuluh di otak


→ lumpuh separuh badan)
Resiko hipertensi

Infark jantung
Tindakan Umum
(Non Farmakologis)
 menguruskan badan
 diet : garam, kolesterol
 stop rokok
 cukup istirahat dan tidur
 olah raga teratur
Golongan Obat-Obat Hipertensi
Diuretika
 Diuretika dan/atau β-bloker
sering digunakan sebagai
terapi hipertensi baris
pertama (first line therapy)
 Obat diuretika:
1. Diuretika tiazid
2. Diuretika loop
3. Diuretika hemat kalium
Diuretika
Diuretika

1. Diuretika tiazid
Mekanisme kerja:
Pe↑an ekskresi Na dan
air → me↓kan vol. Ekstrasel
→ CO ↓ → tek. Darah ↓
Contoh: hidroklorotiazid,
indapamid, klortalidon,
metolazon
Diuretika

2. Diuretika loop
Mekanisme kerja:
Menghambat kotranspor Na+/K+/Cl+ dari
membran lumen pada pars asenden ansa henle
→ reabsorpsi Na+,K+,Cl+ me↓

Btggjwb thd reabsorpsi 25-30% NaCl yg


disaring
Contoh: Furosemid, bumetanid, asam
etakrinat, torsemid
Diuretika

3. Diuretika hemat kalium


 Obat-obat ini bekerja di tubulus renalis
rektus untuk menghambat reabsorspsi Na+,
sekresi K+, dan sekresi H+
 Obat ini mencegah kehilangan K+ yg tjd pd
tiazid dan furosemid
Contoh: Spironolakton, triamteren, amilorid
β-bloker
Mek. Kerja:
1. Me↓kan aliran simpatik
dari SSP
2. Menghambat pelepasan
renin dari ginjal →
mengurangi
pembentukan
angiotensin II dan sekresi
aldosteron
Contoh: propanolol,
atenolol
ACE Inhibitor
Mekanisme kerja:
 Menghambat enzim pengkonversi angiotensin
(Angiotensin Converting Enzyme) yg mengubah
angiotensin I menjadi angiotensin II → vasodilatasi &
me↓kan sekresi aldosteron
 Me↓kan inaktivasi bradikinin → bradikinin ↑ → vasodilatasi
Contoh: kaptopril, enalapril
ACE Inhibitor

Efek samping ACE Inhibitor :


 Batuk kering
 Hiperkalemia
 Kulit merah
 Hipotensi
 Demam
 Fetotoksik (KI untuk ibu hamil)
Antagonis Angiotensin II

 Antagonis reseptor angiotensin II memiliki


efek farmakologi = ACE Inhibitor, yaitu
menimbulkan vasodilatasi dan me↓kan
sekresi aldosteron
 Efek samping lebih ringan dari ACE Inhibitor
meskipun sama bersifat fetotoksik
Contoh: losartan, kandesartan, irbesartan
Inhibitor Renin

 Mek. Kerja:
Memblok sistem renin-angiotensin-
aldosteron sehingga renin plasma turun
 Digunakan hanya untuk terapi alternatif
karena efek ke kardiovaskular masih diteliti
Contoh: Aliskiren
Ca2+ Channel Bloker/ CCB
(Penyekat Kanal Kalsium)

 Konsentrasi kalsium intaseluler mempunyai


peranan penting dalam mempertahankan
tonus otot polos dan kontraksi miokard.
 Mek.kerja CCB:
Menghambat pemasukan ion-ion Ca2+ ke
dalam sel-sel otot polos pembuluh darah
Contoh: verapamil, nifedipin, diltiazem
α-bloker

 Mek. kerja:
Memblok α1-adrenoseptor → relaksasi otot
polos dan arteri vena (vasodilatasi) →
me↓kan resistensi vaskular perifer dan
me↓kan tekanan darah arterial
Contoh: prazosin, oksazosin, terazosin
Obat-obat Adrenergik yg
Bekerja Sentral
1. α2-agonis
 Mek. Kerja:
menstimulasi reseptor α2-adrenergik di otak
→ mengurangi aliran adrenalin dari SSP →
me↓kan denyut jantung, CO, resistensi
perifer, aktivitas renin plasma dan refleks
baroreseptor
 Contoh: klonidin, metildopa
2. Reserpin
Mek. Kerja : Menurunkan cadangan noradrenalin
Vasodilator

 Mek. kerja:
Merelaksasi otot polos vaskular →
menurunkan resistensi perifer → tek.
darah↓
 Contoh: hidralazin, minodiksil
Contoh Strategi Pengobatan
hipertensi tahap I (TDS 140-159 mmHg atau TDD 90-99
mmHg):
 Umumnya diuretik (untuk mengeluarkan garam dan air),
tiazid, ACE I, antagonis angiotensin II, β-bloker, CCB
 jika TD belum turun : kombinasi

hipertensi tahap II (TDS > 160 mmHg atau TDD > 100
mmHg)
 Kombinasi 2 obat/lebih, biasanya : diuretik tiazid + ACEI
atau antagonis angiotensin II atau β-bloker atau CCB

hipertensi karena penyakit lain: jika disebabkan tumor,


harus dengan bedah tumor

Anda mungkin juga menyukai