(ANTIHIPERTENSI)
Kuliah Farmakologi I
Hipertensi
CO = HR x SV
Ket:
Cardiac Output (CO) = volume darah yg dipompa/menit
Heart Rate (HR) = kec denyut jantung/menit (75 denyut/menit)
Stroke Volume (SV) = ml darah yg dipompa/denyut (70 ml/denyut)
Regulasi tekanan darah
Sistem Renin-Angiotensin (RAS)
Bila volume darah yg mengalir melalui ginjal berkurang dan TD di
glomeruli ginjal menurun, mis karena penyempitan arteri setempat,
maka ginjal akan membentuk dan melepaskan enzim proteolitis
renin.
Dalam plasma, renin menghidrolisa protein angiotensinogen (yg
terbentuk di dalam hati) menjadi angiotensin I (AT I).
Zat ini diubah oleh enzim ACE (Angiotensin Converting Enzyme)
menjadi zat aktif angiotensin II (AT II).
AT II ini antara lain berdaya vasokonstriktif kuat, dan menstimulasi
sekresi hormon aldosteron oleh anak-ginjal dengan sifat retensi
garam dan air.
Akibatnya adalah volume-darah dan TD naik lagi menjadi normal.
Penyebab hipertensi
90 % tidak diketahui
7 % : penyakit ginjal,
penciutan aorta, tumor
pada anak ginjal
3 % : hormonal
Hipertensi akibat obat dan
kondisi lain
Penggunaan pil KB → estrogen meretensi
air
Penggunaan garam → garam meretensi air
Kehamilan
Adanya peregangan uterus yang terlalu kuat
dan menerima darah terlalu sedikit →
dilepaskan zat-zat yang dapat
meningkatkan tekanan darah
Stres akut
Makanan yang mengandung tiramin + MAOI
Nikotin
Resiko hipertensi
Kerusakan jantung →
Karena harus kerja
lebih keras)
Resiko hipertensi
Infark jantung
Tindakan Umum
(Non Farmakologis)
menguruskan badan
diet : garam, kolesterol
stop rokok
cukup istirahat dan tidur
olah raga teratur
Golongan Obat-Obat Hipertensi
Diuretika
Diuretika dan/atau β-bloker
sering digunakan sebagai
terapi hipertensi baris
pertama (first line therapy)
Obat diuretika:
1. Diuretika tiazid
2. Diuretika loop
3. Diuretika hemat kalium
Diuretika
Diuretika
1. Diuretika tiazid
Mekanisme kerja:
Pe↑an ekskresi Na dan
air → me↓kan vol. Ekstrasel
→ CO ↓ → tek. Darah ↓
Contoh: hidroklorotiazid,
indapamid, klortalidon,
metolazon
Diuretika
2. Diuretika loop
Mekanisme kerja:
Menghambat kotranspor Na+/K+/Cl+ dari
membran lumen pada pars asenden ansa henle
→ reabsorpsi Na+,K+,Cl+ me↓
Mek. Kerja:
Memblok sistem renin-angiotensin-
aldosteron sehingga renin plasma turun
Digunakan hanya untuk terapi alternatif
karena efek ke kardiovaskular masih diteliti
Contoh: Aliskiren
Ca2+ Channel Bloker/ CCB
(Penyekat Kanal Kalsium)
Mek. kerja:
Memblok α1-adrenoseptor → relaksasi otot
polos dan arteri vena (vasodilatasi) →
me↓kan resistensi vaskular perifer dan
me↓kan tekanan darah arterial
Contoh: prazosin, oksazosin, terazosin
Obat-obat Adrenergik yg
Bekerja Sentral
1. α2-agonis
Mek. Kerja:
menstimulasi reseptor α2-adrenergik di otak
→ mengurangi aliran adrenalin dari SSP →
me↓kan denyut jantung, CO, resistensi
perifer, aktivitas renin plasma dan refleks
baroreseptor
Contoh: klonidin, metildopa
2. Reserpin
Mek. Kerja : Menurunkan cadangan noradrenalin
Vasodilator
Mek. kerja:
Merelaksasi otot polos vaskular →
menurunkan resistensi perifer → tek.
darah↓
Contoh: hidralazin, minodiksil
Contoh Strategi Pengobatan
hipertensi tahap I (TDS 140-159 mmHg atau TDD 90-99
mmHg):
Umumnya diuretik (untuk mengeluarkan garam dan air),
tiazid, ACE I, antagonis angiotensin II, β-bloker, CCB
jika TD belum turun : kombinasi
hipertensi tahap II (TDS > 160 mmHg atau TDD > 100
mmHg)
Kombinasi 2 obat/lebih, biasanya : diuretik tiazid + ACEI
atau antagonis angiotensin II atau β-bloker atau CCB