Anda di halaman 1dari 8

Evidence Based Medicine

Monica Rosellini
Evidence Based Medicine

• Evidence Based Medicine (EBM) merupakan penggunaan bukti terbaik dalam membuat
keputusan mengenai perawatan pasien individual dengan berhati – hati, tegas, dan bijaksana.
• EBM mengaplikasikan bukti atau evidence terbaik yang dapat ditemukan dalam literatur medis
kepada pasien dengan masalah medis sehingga menghasilkan perawatan terbaik yang
memungkinkan untuk setiap pasien.
Langkah EBM

Menurut Leen et al, 2014, terdapat 5


langkah dalam EBM yaitu:

1. bertanya (Ask) mengenai pertanyaan terfokus


mengenai perawatan individual, komunitas atau
populasi.
2. Mendapatkan (acquire) bukti terbaik yang ada dan
sesuai dengan pertanyaan anda.
3. Menilai (Appraise) validitas dan seberapa mungkin
bukti tersebut digunakan dalam masalah yang ada.
4. Mengaplikasikan (Apply) bukti dengan pembuatan
keputusan yang kolaboratif dengan pasien atau
kelompok.
5. Memantau (Assess) hasil akhir dan
menyebarluaskannya.
PICO
• Pertanyaan sering hanya sebagian yang
dirumuskan, yang membuat pencarian
jawaban di literatur menjadi susah.

• Memecah pertanyaan menjadi komponen


komponennya dan menyusunnya kembali
sehingga menjadi lebih mudah mencari
jawaban merupakan langkah awal yang
penting di EBM, sebagian besar
pertanyaan klinis dapat dibagi menjadi
empat komponen,sering disingkat PICO
Desain penelitian
• Tipe pertanyaan yang berbeda memerlukan desain
studi yang berbeda.
• Setelah mengidentifikasi tipe pertanyaan, dapat
menyesuaikan penelitian yang spesifik yang paling
baik menjawab pertanyaan. Langkah selanjutnya
setelah memformulasikan pertanyaan adalah
mencari bukti dengan kualitas yang terbaik yang
dapat menjawab pertanyaan tersebut
Critical Appraisal

• Setelah memperoleh bukti yang sesuai dengan pertanyaan, sangatlah perlu untuk menilai
kualitasnya, desainnya serta kemampuan bukti tersebut untuk diaplikasikan, penilaian ini dinamakan
Critical appraisal yaitu proses memeriksa hasil penelitian secara hati – hati dan sistematis apakah
penelitian tersebut dapat dipercaya, baik nilainya maupun relevansinya dengan konteks tertentu
Implementasi

• Langkah berikutnya yaitu mengimplementasikan bukti yang telah diperoleh dan ditelaah.
• EBM merupakan standar yang diterima di pelayanan kesehatan modern dan semakin dikenal
sebagai inti kompetensi klisis. Secara internasional, beberapa lembaga telah menekankan
pentingnya menggunakan bukti ilmiah untuk memandu keputusan klinis sebagaimana meningkatkan
hasil akhir pasien. Profesional di bidang pelayanan kesehatan perlu untuk melakukan lebih dari
sekadar mendapatkan dan menilai bukti ilmiah, tetapi mengimplementasikannya juga diperlukan
SUMBER
Mayer D,2010,Essential Evidence-Based Medicine: second edition,Inggris: Cambridge University
Press
Tumbelaka A R,2002, Evidence-Based Medicine (EBM),Sari Pediatri, Vol. 3 No. 4, Maret 2002:
247-248
Leen B, Bell M, McQuillan, 2014, Evidence-Based Practice: a Practice Manual, Irlandia : Health
Service Executive (HSE)

Anda mungkin juga menyukai