Anda di halaman 1dari 36

KEMENTERIAN DALAMA NEGERI

DiITJEN BINA PEMERINTAHAN DESA


DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN KERJASAMA DESA

TATA CARA KERJASAMA DESA


BIDANG PEMERINTAHAN DESA
(PERMENDAGRI NO. 96 TAHUN 2017)

DISAMPAIKAN PADA ACARA


ASISTENSI DAN BI,BINGAN TEKNIS PENERAPAN APLIKASI KEUANGAN DAN ASET DESA TA 2018
HOTEL ASTON SEMARANG, 22-24 0KTOBER 2018
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

 DATA PRIBADI
A. Nama :Dr. Ir. M. Zamzani B. Tjeneng, M. Si
B. NIP :19700419 199612 1 001
C.Tmpt/Tgl.Lahir :Makassar, 19 April 1970
D. Agama :Islam
E. Jabatan Skrg : Kepala Sub Direktorat Pada Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Desa,
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa, Kementerian Dalam Negeri.
F. Alamat Kantor : Jl. Raya Pasar Minggu KM.19 Jakarta Selatan 12072

G.Riwayat Jabatan :
1. Kepala Seksi Kawasan Strategis Pada Ditjen Bina Pembangunan Daerah.
2. Kepala Sub Direktorat Wilayah Tertinggal Pada Ditjen Bina Pembangunan Daerah.
3. Kepala Sub Direktorat Kerjasama Perkotaan Pada Ditjen Bina Pembangunan Daerah.
4. Kepala Sub Direktorat Sistim Informasi Keuangan dan Aset Desa Pada Ditjen Bina
Pemerintahan Desa.
5. Kepala Sub Direktorat Kerjasama Pemerintah Pada Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama
Desa.

H.Riwayat Pendidikan Umum :


1. Program Doktoral, Administrasi Publik Universitas Padjajaran.
2. Pasca Sarjana, Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada.
3. Sarjan Teknik dan Manajemen Industri (Institut Teknologi Indonesia). 2
UNDANG-UNDANG
TENTANG DESA

1. UNTUK MENGATASI BERBAGAI PERMASALAHAN YANG ADA DI


DESA BAIK DIBIDANG SOSIAL- BUDAYA DAN EKONOMI
2. UNTUK MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN DESA DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA
3. MEMPERKUAT KEMANDIRIAN DESA
4. MENINGKATKAN PERAN APARATUR PEMERINTAH DESA DALAM
PEMBANGUNAN DAN KEMASYARAKATAN
5. MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN GOTONG ROYONG
MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA.
KERJASAMA DESA

Kerjasama Desa Bidang Pemerintahan Desa yang


selanjutnya disebut Kerjasama Desa adalah kesepakatan
bersama antar-Desa dan/atau dengan pihak ketiga yang
dibuat secara tertulis untuk mengerjakan bidang
pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan
dan pemberdayaan masyarakat yang menjadi potensi dan
kewenangan Desa serta menimbulkan hak dan kewajiban
para pihak.
DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 39 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik


Indonesia Nomor 111 Tahun 2014
Tahun 2008 tentang Tentang Pedoman Teknis Peraturan Di
Kementerian Negara Desa
2. Undang-Undang Nomor 6 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Tahun 2014 tentang Desa Indonesia Nomor 114 Tahun 2014
Tentang Pedoman Pembangunan Desa
3. Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Pemerintahan Daerah Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 Tentang
Pengelolaan Aset Desa
4. Peraturan Pemerintah 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
Nomor 43 Tahun 2014 44 Tahun 2016 Tentang Kewenangan
tentang Peraturan Desa
Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 tahun 2014 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 46 Tahun 2016 Tentang
tentang Desa sebagaimana Laporan Kepala Desa
telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
Nomor 47 Tahun 2015 96 Tahun 2017 Tentang Tatacara
Kerjasama Desa Di Bidang Pemerintahan
Desa
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa 5
MANDAT PP 47 TAHUN 2015 - PASAL 149
• Peluang Desa untuk melakukan kerja sama ini, diharapkan tidak
hanya dimanfaatkan oleh elit elit desa untuk kepentingannya
sendiri atau kelompok tertentu saja, melainkan diwujudkan
untuk mempercepat kemandirian desa dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya, karena itu perlu diatur Tata Cara
Kerja sama Desa yang dapat dijadikan Pedoman bagi
Pemerintah Desa, maupun Pihak Ketiga dalam melaksanakan
Kerja sama Desa.

• Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 149 Peraturan


Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, perlu disusun pedoman tentang Kerja Sama Desa
di bidang Pemerintahan Desa, maka telah diterbitkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 96 Tahun
2017 Tentang Tata Cara Kerja Sama Desa Di Bidang
Pemerintahan Desa.
6
RUANG LINGKUP KERJA SAMA DESA

Kerjasama Antar Desa


Kerjasama Atas
Ruang Lingkup
Prakarsa Desa
Kerjasama Dengan
Pihak Ketiga
Kerjasama Atas
Prakarsa Pihak Ketiga

Kerja sama antar-Desa hanya berlaku untuk desa dalam satu


wilayah Kabupaten/ Kota. Apabila Desa yang akan melakukan kerja
sama berada di lain Kabupaten/ Kota dalam satu wilayah Provinsi,
maka harus mengikuti ketentuan kerja sama antar- Daerah
7
MELALUI RUANG LINGKUP PASAL 3 HARUS MENGIKUTI
KESEPAKATAN DESA LAIN DI KETENTUAN
MUSYAWARAH LAIN
DENGAN KERJASAMA ANTAR-
ANTAR-DESA KABUPATEN DAERAH
PERATURAN DALAM SATU
BERSAMA PROVINSI MELALUI KESEPAKATAN
KEPALA DESA MUSYAWARAH DESA
PASAL 2 PASAL 5
PERJANJIAN
KERJASAMA KERJASAMA
KERJASAMA KERJASAMA
DIATUR DENGAN PIHAK
DENGAN
ANTAR-DESA DESA KETIGA
BILA
DESA DENGAN DESA DIATUR
MELIBATKAN DILAKUKAN
LAIN DALAM 1 DENGAN
BUMDESA DENGAN
(SATU) KECAMATAN ATAU TERDIRI ATAS
PIHAK SWASTA,
ORGANISASI KERJA SAMA
DESA DENGAN KERJASAMA PENYERTAA
KEMASYARAKAT ATAS PRAKARSA
DESA LAIN ANTAR ANTAR-DESA N MODAL
YANG ADA
AN, DAN DESA
KECAMATAN LEMBAGA
DALAM 1 (SATU) DALAM SATU KERJA SAMA
KAWASAN LAINNYA
KABUPATEN/KOTA ATAS PRAKARSA PIHAK
PERDESAAN
PIHAK KETIGA KETIGA
DILAKUKAN OLEH DILAKUKAN OLEH

BKAD PEMERINTAH DESA


BIDANG DAN/ATAU POTENSI DESA YANG DIKERJASAMAKAN
 Bidang dan/atau potensi Desa yang dikerjasamakan antar-Desa,
meliputi
1. Pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh Desa untuk mencapai
nilai ekonomi yang berdaya saing;
2. Kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat antar-Desa; dan/atau
3. Bidang keamanan dan ketertiban.

 Bidang dan/atau potensi Desa yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga


dalam rangka untuk mempercepat dan meningkatkan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.

 Bidang dan/atau potensi Desa yang akan dikerjasamakan harus tertuang


dalam RPJM Desa dan RKP Desa dan apabila belum tertuang dalam RPJM Desa
dan RKP Desa, maka harus dilakukan perubahan terhadap RPJM Desa dan RKP
Desa tersebut melalui musyawarah perencanaan pembangunan Desa yang
diadakan secara khusus dengan mekanisme perubahan.
9
1. Penentuan skala prioritas bidang dan/atau potensi yang
akan dikerjasmakan menerapkan tahapan Perencanaan
Partisipatif Pembangunan Desa (P3D)
2. Bidang dan/atau potensi desa yang akan
dikerjasamakan harus disepakati dalam Musyawarah
Desa dan termuat di dalam RPJM Desa dan RKP Desa

10
TATA CARA KERJASAMA ANTAR DESA

DILAKUKAN MELALUI TAHAPAN MELIPUTI:

PENYUSUNAN
RANCANGAN
PERSIAPAN PENAWARAN PERATURAN BERSAMA PELAKSANAAN
KEPALA DESA DAN
PENANDATANGANAN

21/12/2018 11
TAHAPAN PERSIAPAN KERJASAMA ANTAR DESA

Bidang dan /atau Musyawarah


Kepala Desa
Potensi Desa Desa
Inventarisasi Skala prioritas

Disepakati/tidak

Bidang/potensi
RPJMDes Dan Ditetapkan
desa yang akan
RKPDes Kerjasama
dikerjasamakan
Dicantumkan Kepala Desa

12
TAHAPAN PENAWARAN KERJASAMA ANTAR DESA

Kepala Desa Musyawarah


Kepala Desa
Lain Desa

Menyampaikan penawaran Diterima


kerjasama

Disepakati/tidak

Kepala Desa Memberikan Ditetapkan


lainnya jawaban tertulis Kerjasama

Kepala Desa
13
TAHAPAN PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN BERSAMA
KEPALA DESA DAN PENANDATANGANAN KERJASAMA ANTAR DESA

Rancangan Peraturan Bersama


Kepala Desa
Dibahas Konsultasi
Tata Ruang, Pungutan,
Musyawarah Desa Bupati/ Organisasi, Pembebanan
Walikota melalui Camat APBDes

Sepakat

Kepala Desa
Jangka Waktu 20 hari Menetapkan dan menandatangani

Peraturan Bersama
Kepala Desa
14
CONTENT PERATURAN BERSAMA KADES
DAN PERJANJIAN BERSAMA

• RUANG LINGKUP KERJASAMA


• BIDANG KERJASAMA
• TATA CARA DAN KETENTUAN PELAKSANAAN KERJASAMA
• JANGKA WAKTU
• HAK DAN KEWAJIBAN
• PENDANAAN
• TATA CARA PERUBAHAN, PENUNDAAN DAN PEMBATALAN
• PENYELESAIAN PERSELISIHAN

21/12/2018 15
TAHAPAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DESA

Kepala Desa

Menetapkan

Peraturan Bersama Kepala Desa Laporan

Pembentukan BKAD
Sebagai pelaksana Kerjasama

BKAD
BADAN KERJA SAMA ANTAR DESA (BKAD)
• Dibentuk manakala pemerintah desa memilih opsi KERJASAMA ANTAR DESA
melalui mekanisme musyawarah Desa dan ditetapkan dengan Peraturan Bersama
Kepala Desa
• Susunan keanggotaan BKAD antara lain :
1. Pemerintahan Desa
2. anggota BPD
3. Lembaga Kemasyarakatan Desa
4. Lembaga Desa lainnya
5. Tokoh masyarakat dengan mempertimbangkan keadilan gender
• Tugas BKAD adalah mengelola kerja sama antar-desa, meliputi: mempersiapkan,
melaksanakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kerja sama.
• BKAD bertanggung jawab kepada masing-masing Kepala Desa

21/12/2018 17
BADAN KERJA SAMA ANTAR DESA (BKAD)
Pengorganisasian BKAD ditinjau dari aspek status dan
STATUS DAN KEDUDUKAN

kedudukannya adalah sebagai berikut :


1. Status pembentukan BKAD ditetapkan dengan
Keputusan Bersama Kepala Desa; STRUKTUR BKAD
2. Badan Kerja sama Antar Desa (BKAD) merupakan
badan yang dibentuk atas dasar kesepakatan antar-
Desa untuk membantu Kepala Desa dalam
melaksanakan kerja sama antar-Desa.; KETUA
3. Sekretariat BKAD berkedudukan di tempat yang
disepakati bersama dalam Musawarah Antar Desa.
SEKRETARIS
1. Keputusan tertinggi dalam BKAD ditetapkan dalam
Musyawarah Antar Desa;
2. BKAD bertanggungjawab kepada masing-masing Kepala Kelompok/Unit Kelompok/Unit Kelompok/Unit
HUBUNGAN KERJA

Kerja Kerja Kerja


Desa;
3. BKAD bukanlah institusi yang bersifat eksklusif atau
berada diatas institusi Desa, sehingga BKAD tidak perlu
menjadi organisasi berbadan hukum privat seperti
Perkumpulan Badan Hukum dan lain sebagainya. Dalam
praktek hukum, AD/ART Perkumpulan Badan Hukum
hanya mengenal rapat anggota, sedangkan BKAD tunduk
kepada Musyawarah Antar-Desa dan
pertanggungjawabannya kepada Kepala Desa. 18
TATA CARA KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA

PRAKARSA PIHAK
PRAKARSA DESA
KETIGA

PENYUSUNAN
RANCANGAN
PERJANJIAN BERSAMA
PERSIAPAN PENAWARAN DENGAN PIHAK KETIGA PELAKSANAAN
DAN
PENANDATANGANAN

19
TAHAPAN PERSIAPAN PRAKARSA DESA

Bidang dan /atau Musyawarah


Kepala Desa
Potensi Desa Desa
Inventarisasi Skala prioritas

Bidang Dan/Atau Potensi


Desa Tertuang

Manfaat Dan Biaya Bidang/potensi RPJMDes


KAK Kerja Sama Yang desa yang akan
Terencana Dan Terukur Dan RKPDes
dikerjasamakan
Analisa

20
TAHAPAN PENAWARAN PRAKARSA DESA

KAK

PEMERINTAH PENAWARAN KERJASAMA


DESA PIHAK KETIGA
SURAT PENAWARAN
Mengusulkan mengacu pada KAK
BPD

Melaksanakan
Musyawarah
Desa

Menetapkan Pihak Ketiga yang


akan melakukan 21
kerjasama
TAHAPAN PENYUSUNAN
PERJANJIAN BERSAMA DAN PENANDATANGANAN PRAKARSA DESA
PEMERINTAH
DESA
Tata Ruang, Pungutan,
Menyiapkan Organisasi, Pembebanan
APBDes
RANCANGAN PERJANJIAN
BERSAMA DENGAN PIHAK KETIGA

Dikonsultasikan

MASYARAKAT BUPATI /WALIKOTA MELALUI


CAMAT
20 Hari Yang Telah Diperbaiki Sesuai Dengan
Masukan Dari Bupati/Walikota Dan
KEPALA DESA Masyarakat
Menandatangani Paling
Lama 7 Hari Setelah
Disepakati
PERJANJIAN BERSAMA PEMERINTAH
DESA DENGAN PIHAK KETIGA
TAHAPAN PELAKSANAAN KERJASAMA PRAKARSA DESA

KEPALA DESA

WAJIB MELAPORKAN HASIL


PELAKSANAAN

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

DENGAN TEMBUSAN

BUPATI /WALIKOTA MELALUI CAMAT


TATA CARA KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA
PIHAK KETIGA
PRAKARSA PIHAK KETIGA (TAHAP PENAWARAN)
MENYAMPAIKAN PENAWARAN
RENCANA KERJASAMA

PEMERINTAH DESA

MENYAMPAIKAN PENAWARAN
KERJASAMA
BPD

UNTUK DIBAHAS

MUSYAWARAH DESA

HASIL MUSYAWARAH DESA

PIHAK KETIGA YANG AKAN


MELAKUKAN KERJA SAMA
KERJASAMA DESA BERAKHIR APABILA :

1. TERDAPAT KESEPAKATAN PARA PIHAK MELALUI PROSEDUR YANG DITETAPKAN


DALAM KESEPAKATAN ATAU PERJANJIAN
2. TUJUAN KESEPAKATAN ATAU PERJANJIAN TELAH TERCAPAI
3. TERDAPAT KEADAAN LUAR BIASA YANG MENGAKIBATKAN KESEPAKATAN ATAU
PERJANJIAN KERJA SAMA TIDAK DAPAT DILAKSANAKAN
4. SALAH SATU PIHAK TIDAK MELAKSANAKAN ATAU MELANGGAR KETENTUAN
KESEPAKATAN ATAU PERJANJIAN
5. DIBUAT KESEPAKATAN ATAU PERJANJIAN BARU YANG MENGGANTIKAN
KESEPAKATAN ATAU PERJANJIAN LAMA
6. BERTENTANGAN DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
7. OBJEK KESEPAKATAN ATAU PERJANJIAN HILANG
8. TERDAPAT HAL YANG MERUGIKAN KEPENTINGAN MASYARAKAT DESA,
DAERAH, ATAU NASIONAL
9. BERAKHIRNYA MASA KESEPAKATAN ATAU PERJANJIAN
21/12/2018 25
STRATEGI PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Setiap perselisihan yang timbul dalam kerja sama Desa


diselesaikan secara musyawarah serta dilandasi semangat
kekeluargaan
PERSELISIHAN KERJASAMA DESA
SATU WILAYAH SATU KABUPATEN
KECAMATAN
DIFASILITASI DAN DIFASILITASI DAN
DISELESAIKAN OLEH DISELESAIKAN OLEH
CAMAT BUPATI
BILA TIDAK SELESAI
DILAKUKAN MELALUI PROSES ARBITRASE

21/12/2018 26
HASIL KERJASAMA DESA
PENDAPATAN
DESA

REKENING
UANG
KAS DESA
DI SETOR

UNTUK MENINGKATKAN
PELAYANAN DAN
HASIL
KESEJAHTERAAN
KERJASAMA MASYARAKAT DESA
DESA

BARANG ASET DESA


DICATAT
SEBAGAI
PELAPORAN DAN EVALUASI HASIL KERJA SAMA DESA

Alur Laporan Kerjasama Antar Desa

Kepala Desa Camat dan


BKAD MUSDES
Bupati/Wali Kota
BPD

Alur Laporan Kerjasama Dengan Pihak Ketiga

Camat dan
Pemerintah Desa MUSDES
Bupati/Wali Kota

28
PELAPORAN DAN EVALUASI HASIL KERJA SAMA DESA

EVALUASI HASIL KERJASAMA DESA

Evaluasi hasil kerjasama desa


Evaluasi Hasil
bertujuan untuk melihat dan
Laporan
Kerja Sama
Berdasarka
n Laporan
Evaluasi
diumumka
mengetahui masukan (input),
Desa dan n kepada proses, keluaran (output) serta
Observasi Masyarakat
dampak (outcome) dari
kegiatan kerjasama desa.

29
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

TANGGUNGJAWAB PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

PUSAT PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN


Menteri Dalam Gubernur, yang Bupati/Walikota, Camat sesuai dengan
Negeri, yang dalam dalam yang pelaksanaannya pelimpahan yang
pelaksanaannya pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala diberikan oleh
dilakukan oleh dilakukan oleh Kepala Dinas Pembangunan Bupati/ Walikota.
Direktur Jenderal Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pelaksanaan
Bina Pemerintahan Masyarakat dan Desa Kabupaten/Kota pembinaan dilakukan
Desa, dengan Provinsi melalui melalui Kepala oleh Kepala Seksi
mengadakan Kepala Bidang Bidang Pemerintahan Pembangunan
koordinasi dengan Pemerintahan Desa Desa Masyarakat dan Desa
Kementerian/Lembag Kecamatan atau
a, Pemerintah sebutan lain
Provinsi dan
Pemerintah
kabupaten/Kota.

30
KEGIATAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

PUSAT:
1. Memberikan pedoman dan standar pelaksanaan penyelenggaraan kerja sama desa di
bidang Pemerintahan Desa;
2. Memberikan pedoman tentang dukungan pendanaan dari Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa terkait
penyelenggaraan kerja sama desa;
3. Memberikan pedoman penyusunan proposal kerja sama desa;
4. Memberikan bimbingan, supervisi, dan konsultasi penyelenggaraan kerja sama desa
kepada Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan Badan Kerja Sama Antar
Desa;
5. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam kerjasama desa
kepada Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan Badan Kerja Sama
Antar Desa;
6. Menetapkan bantuan keuangan langsung kepada Desa dalam rangka pembinaan kerja
sama desa;
7. Melakukan pendidikan dan pelatihan kerja sama desa kepada aparatur Pemerintahan
Desa, Badan Permusyawaratan Desa dan Badan Kerja Sama Antar Desa;
8. Melakukan penelitian tentang penyelenggaraan Kerja Sama Desa di Desa tertentu 31
KEGIATAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

PROVINSI:

1. melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka penyusunan


Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur tentang kerja sama Desa;
2. Melakukan pembinaan peningkatan kapasitas Kepala Desa dan perangkat
Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan Badan Kerja Sama Antar Desa terkait
Kerja Sama Antar Desa;
3. Melakukan pembinaan kerja sama Desa melalui bantuan keuangan, bantuan
pendampingan, dan bantuan teknis;
4. Melakukan bimbingan teknis kerja sama Desa kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota; dan
5. Melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan
kerja sama antar Desa

32
KEGIATAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
KABUPATEN/KOTA:
1. memberikan pedoman pelaksanaan penugasan urusan Kabupaten/Kota yang dilaksanakan
oleh Desa melalui kerja sama antar Desa;
2. Memberikan pedoman penyusunan Peraturan Bersama Kepala Desa tentang kerja sama
antar Desa, Peraturan Kepala Desa tentang Badan Kerja Sama Antar Desa dan Perjanjian
Kerjasama Desa dengan Pihak Ketiga;
3. Memberikan pedoman penyusunan proposal kerjasama Desa;
4. Melakukan fasilitasi penyelenggaraan kerja sama antar desa dan/atau kerja sama desa
dengan pihak ketiga;
5. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap proses dan pelaksanaan kerja sama desa;
6. Menetapkan pembiayaan alokasi dana kegiatan untuk penyelenggaraan kerja sama Desa;
7. Mengawasi pengelolaan Keuangan Desa dan pendayagunaan Aset Desa yang
dipergunakan untuk melakukan kerja sama Desa;
8. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kerja sama Desa;
9. Menyelenggarakan Pendidikan dan pelatihan bagi Pemerintah Desa, Badan
Permusyawaratan Desa dan Badan Kerja Sama Antar Desa;
10. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan kerja
sama antar Desa; dan
11. Memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh Kepala Desa terkait
penyelenggaraan ker sama desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 33
KEGIATAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

KECAMATAN:

1. Melakukan fasilitasi penyelenggaraan kerja sama antar desa dan/atau kerja


sama desa dengan pihak ketiga;
2. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap proses dan pelaksanaan kerja
sama desa;
3. Mengawasi pengelolaan Keuangan Desa dan pendayagunaan Aset
Desa yang dipergunakan untuk melakukan kerja sama Desa;
4. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kerja sama
Desa; dan
5. Memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh Kepala Desa
terkait penyelenggaraan ker sama desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

34
PEMBIAYAAN

PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN PEMBINAAN


PEMBIAYAAN KERJASAMA
KERKASAMA DENGAN DAN PENGAWASAN
ANTAR DESA
PIHAK KETIGA KERJASAMA DESA
 Biaya Kerja Sama Antar Desa  Biaya Kerja Desa dengan Biaya pembinaan dan
dibebankan kepada APB Pihak Ketiga dibebankan pengawasan terhadap kerja
Desa masing masing Desa sesuai dengan kesepakatan sama desa dibebankan kepada
yang melakukan kerja sama yang tertuang di dalam DIPA institusi Pembina,
 Termuat di dalam Peraturan Perjanjian Bersama. sehingga pembiayaannya dapat
Desa tentang RPJM Desa,  Apabila dibebankan kepada bersumber dari:
Peraturan Desa tentang RKP APBDesa, maka harus 1. APBD Kabupaten/Kota;
Desa dan Peraturan Desa termuat di dalam Peraturan 2. APBD Provinsi;
tentang APB Desa. Desa tentang RPJM Desa, 3. APBN; dan
 Mendapat persetujuan dari Peraturan Desa tentang RKP 4. Sumber lain yang tidak
Bupati/Walikota Desa dan Peraturan Desa mengikat.
tentang APB Desa
 Apabila dibebankan kepada
APBDesa, maka harus
mendapat persetujuan dari
Bupati/Walikota 35
TERIMA KASIH
Dr. Ir. M. Zamzani B.
Tjenreng, M.Si

081288977232

zamtjenreng70@gmail.com

Website

Anda mungkin juga menyukai