Anda di halaman 1dari 15

1.

Rizki Puji Lestari 41171097000044


2. Debie Yolanda 41171097000045
3. Firdha Ayu Silfa 41171097000046
4. Dewi Rahma Fitri 41171097000047
5. Irza Anisa Fitri 41171097000048
6. Alfiati Peni Defita 41171097000049
7. Dhea Kanzela 41171097000050
8. Lia Zulyska 41171097000051
9. Ramaza Rizka 41171097000052
10. Elok Faikoh 41171097000053
11. Hasan Asyari Khatib 41171097000054
12. Juita Sartina 41171097000055
13. Efri Pabella Putri 41171097000056
14. Fabiola Palasinta P 41171097000057
15. Abdul Malik 41171097000058
Pelayanan Farmasi

• Suatu pelayanan langsung


dan bertanggung jawab Pekerjaan Kefarmasian
kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan • Pekerjaan kefarmasian
adalah pembuatan, termasuk
farmasi dengan maksud pengendalian mutu sediaan
mencapai hasil yang pasti farmasi, pengamanan
untuk meningkatkan mutu pengadaan, penyimpanan
kehidupan pasien. dan distribusi obat,
pelayanan obat atas resep
dokter, pelayanan informasi
obat, pemberian konseling
kepada pasien, pemantauan
terapi obat serta penelusuran
riwayat pengobatan pasien.
Menyelenggarakan
Meberikan Menjalankan kegiatan pelayanan
pelayanan pengawasan obat profesional
informasi dan berdasarkan berdasarkan
konseling aturan-aturan prosedur kefarmasian
mengenai obat yang berlaku. dan kode etik profesi.

Melakukan dan Mengadakan


Melangsungkan penelitian di
memberi pelayanan pelayanan
bermutu melalui bidang farmasi
farmasi yang dan peningkatan
analisa, telaah dan optimal
evaluasi pelayanan. metode
• Farmasi klinik adalah suatu disiplin ilmu yang fokus terhadap
aplikasi keahlian farmasi dalam membantu memaksimalkan
khasiat obat dan meminimalkan toksisitas obat pada pasien.
Peran farmasi klinik menyediakan
• Analisa risiko baik secara
kualitatif, semi kualitatif,
kuantitatif dan
• Melakukan evaluasi risiko
• Mengatasi risiko dengan
• Karakteristik kondisi melakukan sosialisasi
klinik pasien terhadap kebijakan pimpinan
Apoteker
• Penyakit pasien Rumah Sakit, mengidentifikasi
• Farmakoterapi pilihan tindakan untuk
pasien mengatasi risiko, menetapkan
(cost benefit analysis),
menganalisa risiko yang
mungkin masih ada dan
mengimplementasikan rencana
tindakan.
Pengkajian Penelusuran
dan Riwayat
Pelayanan Penggunaan Riwayat
Resep Pengkajian Resep : Obat penggunaan obat,
administratif, alergi obat,
farmasetik, klinis interaksi obat,
rasionalitas obat

adanya kebutuhan
Dispensing : pasien terhadap
peracikan obat, obat, dokumentasi
pemberian etiket obat yang
digunakan pasien
Pelayanan
Rekonsiliasi Informasi
Obat Obat (PIO) - Menjawab pertanyaan
- Pengumpulan
data - Membuat brosur atau
leaflet
- komparasi - Penyuluhan

- Melakukan penelitian
penggunaan obat
- konfirmasi,
- Membuat makalah dalam
- komunikasi forum ilmiah
- Melakukan program jaminan
mutu.
Pemberian Visite
kegiatan kunjungan ke
Konseling - Membuka komunikasi pasien rawat inap yang
- Three Prime Questions dilakukan apoteker
- Menggali informasi secara mandiri atau
dari pasien bersama tim tenaga
kesehatan

home pharmacy care


- Memberikan biasanya untuk penyakit
penjelasan terkait obat kronis tertentu yang
- Melakukan verifikasi perlu perawatan intensif
akhir dalam mencapai
outcome therapy
Monitoring
Pemantauan Efek
Terapi Obat Samping
(PTO) Obat deteksi adanya reaksi obat
Pengkajian pemilihan obat, (MESO) yang tidak dikehendaki,
dosis, cara pemberian obat, identifikasi obat-obatan dan
respon terapi, dan reaksi pasien yang mempunyai
obat yang tidak dikehendaki resiko tinggi mengalami efek
samping obat,

- Pemberian rekomendasi evaluasi laporan efek samping


obat dan algoritma terapi, diskusi
penyelesaian terkait obat dan dokumentasi efek samping
- Pemantauan efektivitas obat dengan tim farmasi dan
dan efek samping terapi terapi, serta pelaporan ke pusat
efek samping obat tingkat
obat. nasional.
Evaluasi Dispensing
Penggunaan Sediaan
Obat (EPO) Steril
Bertujuan untuk menjamin
- Indikator peresepan agar pasien menerima
- Indikator pelayanan obat sesuai dengan dosis
yang dibutuhkan,
- Indikator fasilitas menjamin sterilitas dan
stabilitas produk

Pemantauan
Kadar Obat
dalam Darah Interpretasi hasil pemeriksaan kadar
(PKOD) obat tertentu atas permintaan dari
dokter yang merawat karena indeks
terapi yang sempit atau atas usulan
dari apoteker kepada dokter
a. Indikator persyaratan minimal, yaitu indikator yang digunakan
untuk mengukur terpenuhi tidaknya standar masukan, proses, dan
lingkungan .
b. Indikator penampilan minimal, yaitu indikator yang ditetapkan
untuk mengukur tercapai tidaknya standar penampilan minimal
pelayanan yang harus dilaksanakan.
Pada tahun 1996 FIP menetapkan standar untuk pelayanan
praktik kefarmasian yakni Good Pharmacy Practice (GPP) in
Community and Hospital Setting (FIP, 1966). Standar yang
ditetapkan tersebut merupakan bagian terpenting yang harus
digunakan oleh organisasi kefarmasian nasional, pemerintah dan
organisasi kefarmasian internasional sebagai standar pelayanan
kefarmasian yang harus diimplementasikan oleh apoteker.
Apoteker dalam melaksanakan praktik pelayanan kefarmasian di
rumah sakit dituntut untuk bersikap profesional dan mampu
melaksanakan pekerjaan kefarmasian baik yang bersifat
menejerial maupun pelayanan klinik berdasarkan regulasi yang
telah ditetapkan.
Kegiatan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan
evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai target yang ditetapkan.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1. monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja
2. memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu:
1. melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai target yang
ditetapkan;
2. meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.

Evaluasi Mutu Pelayanan merupakan proses pengukuran, penilaian atas


semua kegiatan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit secara berkala.
Kualitas pelayanan meliputi: teknis pelayanan, proses pelayanan, tata
cara/standar prosedur operasional, waktu tunggu untuk mendapatkan
pelayanan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mutu pelayanan farmasi klinik di
Rumah Sakit diantaranya:
a. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan
prosedur kefarmasian dan etik profesi.
b. Waktu penyiapan obat yang meliputi penerimaan resep, skrining resep,
dispensing obat, memeriksa obat dengan resep dan penyerahan obat.
c. Waktu pemberian informasi obat serta kelengkapan dan kesesuaian
informasi obat.
d. Pelaksanaan pemberian komunikasi atau konseling, informasi dan
edukasi pada pasien.
e. Pemantauan efektivitas dan keamanan penggunaan obat yang telah
dilakukan.
f. Pemberian pelayanan yang bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi
pelayanan.
g. Identifikasi masalah terkait dengan penggunaan obat dan
pengatasannya yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai