Anda di halaman 1dari 19

KEWARGANEGARAAN

Otonomi Daerah
Kelompok 12
• Indah Apriliyani 1102013132 • Irfan Arif Zulfikar 1102013140
• Inez Talitha 1102013134 • Ismy Drina Mutia 1102013141
• Inna Nurrohmatul K 1102013135 • Junita Putri Anwar 1102013142
• Intan Marsela 1102013136 • Kalyana Alkila 1102013143
• Intan Meila T 1102013137 • Chairunnisa Zata Y 1102013149
• Iqhbal Yunas A 1102013139
• M. Fadli Ilham Akbari 1102013159
Definisi Otonomi Daerah
• Secara Etimologi - Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani yang
berarti auto, dan nomous. Auto berarti sendiri, dan nomous berarti hukum atau
peraturan. jadi, pengertian otonomi daerah adalah aturan yang mengatur
daerahnya sendiri.
• Menurut UU No. 32 Tahun 2004 : Pengertian otonomi daerah menurut
UU No. 32 Tahun 2004 adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Hakikat Otonomi Daerah
Berdasarkan pengertian-pengertian otonomi daerah tersebut dapat disimpulkan
bahwa hakikat otonomi daerah adalah sebagai berikut :
• Daerah memiliki hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangga
pemerintahan sendiri, baik, jumlah, macam, maupun bentuk pelayanan
masyarakat yang sesuai kebutuhan daerah masing-masing.
• Daerah memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri, baik kewenangan mengatur maupun mengurus rumah tangga
pemerintahan sendiri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
Pelaksanaan Otonomi Daerah
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga
sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara
memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung
jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber
potensi yang ada di daerahnya masing-masing.
Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah
dengan potensi dan kekhasan daerah masing-masing. Ini merupakan
kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan
kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah.
Pelaksanaan Otonomi Daerah
Maju atau tidaknya suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan
kemauan untuk melaksanakan yaitu pemerintah daerah. Pemerintah daerah
bebas berkreasi dan berekspresi dalam rangka membangun daerahnya, tentu
saja dengan tidak melanggar ketentuan hukum yaitu perundang undangan.
Titik Berat Pelaksanaan Otonomi Daerah

Adapun titik berat pelaksanaan otonomi daerah adalah pada Daerah Tingkat II (Dati
II) dengan beberapa dasar pertimbangan:
1. Dimensi Politik, Dati II dipandang kurang mempunyai fanatisme kedaerahan
sehingga risiko gerakan separatisme dan peluang berkembangnya aspirasi federalis
relatif minim;
2. Dimensi Administratif, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada
masyarakat relatif dapat lebih efektif;
3. Dati II adalah daerah "ujung tombak" pelaksanaan pembangunan sehingga Dati
II-lah yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di daerahnya.
Prinsip Otonomi
Atas dasar itulah prinsip otonomi, yang dianut adalah:
1. Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi obyektif di
daerah. Artinya daerah diberikan kewenangan untuk menangani urusan pemerintahan
berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi
untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah.
2. Bertanggung jawab, pemberian otonomi diselaraskan/diupayakan untuk memperlancar
pembangunan di seluruh pelosok tanah air. artinya daerah diberikan kewenangan untuk
menangani urusan pemerintahan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang
senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan
potensi dan kekhasan daerah.
Prinsip Otonomi Daerah
3. Dinamis, pelaksanaan otonomi selalu menjadi sarana dan dorongan untuk
lebih baik dan maju. Artinya daerah diberikan kewenangan mengurus dan
mengatur semua urusan pemerintahan yang mencakup kewenangan semua
bidang pemerintahan, kecuali kewenangan terhadap bidang politik luar negeri,
keamanan, moneter, agamar, peradilan, dan keamanan. serta fiskal nasional.
Asas Otonomi Daerah
Dalam otonomi daerah ada prinsip desentralisasi, dekonsentrasi dan pembantuan yang
dijelaskan dalam UU No.32 tahun 2004 sebagai berikut:
1. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerinta kepada
Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
3. Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa
dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah
kabupaten kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
Nilai Dasar
Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD 1945 berkenaan
dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, yaitu:
1.Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak
mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara
("Eenheidstaat"), yang berarti kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa dan
negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan
pemerintahan; dan
Nilai Dasar
2.Nilai dasar Desentralisasi Teritorial, dari isi dan jiwa pasal 18 Undang-
undang Dasar 1945 beserta penjelasannya sebagaimana tersebut di atas maka
jelaslah bahwa Pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik desentralisasi
dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan.
Dikaitkan dengan dua nilai dasar tersebut di atas, penyelenggaraan
desentralisasi di Indonesia berpusat pada pembentukan daerah-daerah otonom
dan penyerahan/pelimpahan sebagian kekuasaan dan kewenangan pemerintah
pusat ke pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sebagian sebagian
kekuasaan dan kewenangan tersebut.
Dasar Hukum Otonomi Daerah
• Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
• Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 mengenai Penyelenggaraan Otonomi Daerah,
Pengaturan, pembagian, serta Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yangg Berkeadilan, dan
perimbangan keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
• Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 mengenai Rekomendasi Kebijakan dalam
Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
• UU No. 31 Tahun 2004 mengenai Pemerintah Daerah
• UU No. 33 Tahun 2004 mengenai Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
Tujuan Otonomi Daerah
• agar tidak terjadi pemusatan dalam kekuasaan pemerintahan pada tingkat
pusat sehingga jalannya pemerintahan dan pembangunan berjalan lancar
• agar pemerintah tidak hanya dijalankan oleh pemerintah pusat, tetapi daerah
pun dapat diberi hak untuk mengurus sendiri kebutuhannya
• agar kepentingan umum suatu daerah dapat diurus lebih baik dengan
memperhatikan sifat dan keadaan daerah yang mempunya kekhususan
sendiri.
Tujuan Otonomi Daerah
• Peningkatan terhadap pelayanan masyarakat yang semakin lebih baik.
• Pengembangan kehidupan yang lebih demokrasi.
• Keadilan nasional.
• Pemerataan wilayah daerah.
• Pemeliharaan hubungan antara pusat dengan daerah serta antar daerah dalam rangka
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Mendorong pemberdayaaan masyarakat.
• Menumbuhkan prakarsa serta kreativitas, meningkatkan peran serta keterlibatan masyarakat,
mengembangkan peran serta fungsi dari DPRD
REFERENSI
• H.S. Sunardi dan Purwanto, Tri Bambang. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan
untuk Kelas IX SMP dan MTs. Jakarta : Global. Hal : 49-57
• http://woocara.blogspot.com/2015/10/pengertian-otonomi-daerah-dasar-
hukum-prinsip-asas-dan-tujuan-otonomi-daerah.html#ixzz3zDbGY9PU
PERTANYAAN
• 1. OTONOMI KHUSUS. KENAPA PEMBERIAN OTONOMI DAERAH
KEPADA PAPUA MASIH BELUM CUKUP ?
• 2. CONTOH PEMBAGIAN DAN PENGATURAN SEPERTI APA ? CONTOH
TUGAS PEMBANTUAN DARI DAERAH KE PUSAT ?
• 3. JELASKAN HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DENGAN
PEMBANGUNAN DAERAH ?
• 4. PENGATURAN UMR. KENAPA UMR DI DAERAH BERBEDA- BEDA ?
• 5. KEUNTUNGAN ADANYA OTONOMI DAERAH ?
• 6. APA HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DENGAN DEMOKRASI ?

Anda mungkin juga menyukai