Anda di halaman 1dari 70

CONTRACT DRAFTING

(PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN)

PAULUS J.S.

PROGRAM MAGISTER HUKUM


UNIKA SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
PENGANTAR

A. URAIAN SINGKAT

Dalam stasi ini akan dibahas tentang maksud,


metoda serta teknik pembuatan perjanjian (kontrak),
sebagai pemahaman dasar untuk menyelesaikan
kasus-kasus perjanjian secara efektif dan efisien,
melalui pembuatan surat-surat (akta-akta) perjanjian
(kontrak).

contract drafting - paulus j.s. 2


B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir pembelajaran contract drafting, peserta
diharapkan :
1. dapat memahami dasar-dasar pengelolaan kasus
perjanjian melalui pembuatan akta perjanjian
(kontrak) yang berkekuatan hukum.
2. mampu melakukan analisis atas fakta, relasi dan
kejadian-kejadian dalam kasus-kasus perjanjian.
3. mampu melakukan analisis atas ketentuan-
ketentuan hukum yang berlaku pada tiap kasus
perjanjian (kontrak).
4. mampu menyusun naskah perjanjian (kontrak)
menurut teknik pembuatan akta perjanjian (kontrak).
contract drafting - paulus j.s. 3
C. SUMBER HUKUM POSITIF INDONESIA
1. undang-undang,
2. kebiasaan,
3. traktat,
4. jurisprudensi, dan
5. doktrin.

contract drafting - paulus j.s. 4


D. PEMBEDAAN HUKUM INDONESIA

1. Secara umum Hukum Indonesia dapat dibedakan


antara :
a. hukum yang tumbuh,
contoh :
- hukum adat, dan
- hukum (temuan) hakim.
b. hukum yang dikonstruksi.
contoh :
- hukum perundang-undangan.

2. Hukum yang dikonstruksi dibedakan dalam :


a. hukum perundang-undangan, dan
b. hukum di luar perundang-undangan.

contract drafting - paulus j.s. 5


LANJUTAN PEMBEDAAN HUJKUM

BENTUK DAN JENIS HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN


I. Peraturan
a. Undang-Undang Dasar (UUD);
b. Undang-undang (UU) / Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang (PERPU);
c. Peraturan Pemerintah (PP);
d. Peraturan Presiden (PERPRES);
e. Peraturan Daerah (PERDA);
1. Peraturan Daerah Propinsi,
2. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota,
3. Peraturan Desa.
II. Keputusan (Beschikking)
a. Keputusan Presiden (Keppres),
b. Keputusan Gubernur,
c. Keputusan Bupati/Walikota.

contract drafting - paulus j.s. 6


BENTUK HUKUM DI LUAR PERUNDANG-UNDANGAN
• Timbul karena perjanjian.
• Mengikat karena asas pacta sunt servanda.
I. Peraturan lembaga/institusi
contoh :
a. anggaran dasar badan hukum;
b. peraturan kepegawaian yayasan;
c. statuta perguruan tinggi atau rumah sakit.
II. Keputusan eksekutif lembaga/institusi
contoh :
a. keputusan pengangkatan direktur rumah sakit atau rektor,
b. keputusan pemberian izin cuti hamil.
III. Kontrak (perjanjian)
contoh :
a. kontrak kerja,
b. perjanjian kerja-sama bagi hasil.
contract drafting - paulus j.s. 7
PEMBENTUKAN HUKUM

 Dari sudut pandang pembentuk hukum


 Hukum timbul sebagai rancangan dari situasi kehidupan
faktual tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
 Hukum yang dibentuk bukan merupakan suatu tujuan,
melainkan sekedar sarana untuk mencapai suatu tujuan
non-yuridikal yang diproyeksikan dari suatu kehidupan
faktual.

 Teknik Penyusunan Hukum


Bagaimana merumuskan peraturan hukum atau mengatur
peristiwa atau perilaku manusia untuk waktu yang akan
datang (masa depan)

contract drafting - paulus j.s. 8


 Pembentuk Hukum
A. Pembentuk hukum perundang-undangan.
1. pemegang kekuasaan pembentukan undang-undang
(legislatif).
2. pemegang kekuasaan pelaksana (eksekutif)
B. Pembentuk hukum di luar perundang-undangan.
- subyek hukum :
1. orang perorangan.
a. pribadi;
b. himpunan.
2. badan hukum.
a. negara;
b. daerah;
c. lembaga ekonomi;
d. lembaga sosial;
e. lembaga keagamaan.

contract drafting - paulus j.s. 9


TERMINOLOGI

 Salah satu sumber hukum di luar perundang-undangan,


baik dalam lingkup Hukum Nasional maupun Hukum
Internasional, adalah Perjanjian (Kontrak).
 Dasar mengikat : pacta sunt servanda

Pasal 1338 KUH. Perdata


 Menurut terminologi Hukum Nasional,
istilah Kontrak (Perjanjian) mencakup pengertian
perjanjian yang dibuat secara lisan maupun yang
dibuat secara tertulis.
 Dalam pengertian masyarakat umum,
istilah Kontrak lebih dimaknai sebagai perjanjian tertulis.

contract drafting - paulus j.s. 10


• Tertulis artinya dibuat dengan tulisan.
• Tulisan (surat/akta)
tiap pembawa tanda-tanda baca yang dapat
dimengerti, dan yang dengan mana suatu buah
pikiran dapat dinyatakan.
• Pembedaan Tulisan
• Akta

Tulisan yang khusus dibuat untuk dijadikan alat


bukti atas hal-hal yang tersebut didalamnya.
• Bukan Akta

Tulisan, baik ditandatangani atau tidak, yang


dibuat tanpa perantaraan pejabat umum dan yang
sengaja dibuat tidak dengan maksud untuk dipakai
sebagai alat bukti.

contract drafting - paulus j.s. 11


• Pembedaan Akta
Menurut bentuk
• Akta otentik
Akta yang dalam bentuk yang ditentukan oleh
undang-undang, dibuat oleh atau dihadapan
seorang pejabat umum yang berwenang untuk itu
di tempat dimana akta itu dibuat (Pasal 1868 KUH.
Perdata).
• Akta di bawah tangan
Akta yang ditandatangani dan yang dibuat (tanpa
perantaraan pejabat umum) dengan maksud untuk
dipakai sebagai bukti dari suatu perbuatan hukum

contract drafting - paulus j.s. 12


Pembedaan akta otentik
• Menurut macam
1. Akta pejabat (ambtelijke-acte) :
akta yang dibuat oleh pejabat umum.
misal :
• akta-akta catatan sipil

• akta berita acara (proces verbaal) notariil.

2. Akta partai (partij-acte) :


akta yang dibuat oleh pihak(-pihak) yang
bersangkutan dihadapan pejabat umum.
misal :
• akta pendirian badan hukum.

• akta perjanjian notariil pada umumnya.

contract drafting - paulus j.s. 13


• Menurut jenis
1. Akta sepihak
akta yang memuat tindakan, pernyataan atau
keterangan dari seseorang sebagai satu-satunya
pembuat akta.
misal :
• akta pengakuan hutang.

• akta (pemberian) kuasa.

• akta informed consent.

2. Akta banyak pihak (transaksional)


akta yang memuat tindakan, pernyataan atau
keterangan lebih dari satu orang pembuat akta.
misal :
• akta pendirian badan (hukum).

• akta-akta perjanjian pada umumnya.

contract drafting - paulus j.s. 14


FUNGSI AKTA

 Fungsi umum :
a. sebagai sumber hukum.
b. sebagai alat bukti.
 Fungsi khusus :
a. sebagai syarat formal bagi realisasi perbuatan
atau keadaan hukum.
b. sebagai alat peredam potensi sengketa suatu
kasus perjanjian.
c. sebagai laporan (sebagian) hasil pengelolaan
masalah perjanjian.

contract drafting - paulus j.s. 15


MAKSUD PEMBUATAN AKTA KONTRAK

Maksud utama dari pembuatan akta


kontrak adalah untuk mewujudkan
perjanjian yang direncanakan, dan
sekaligus meminimalkan potensi sengketa
yang terkandung dalam perjanjian
tersebut.

contract drafting - paulus j.s. 16


METODA PEMBUATAN AKTA KONTRAK

Metoda yang dipakai dalam pembuatan akta


kontrak adalah metoda yuridis otonom, dalam
arti :
bagaimana mengelola masalah perjanjian
melalui pembuatan akta(-akta), yang berisi
pranata-pranata hukum yang berperan
mewujudkan kebutuhan dan kehendak yang
sah pembuat perjanjian, oleh pembuat
perjanjian sendiri, yang bersesuaian
dengan-dan tidak dilarang oleh hukum positif.
contract drafting - paulus j.s. 17
ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK

 Hukum Perikatan mengenal asas kebebasan


berkontrak (Pasal 1338 ayat 1 KUH. Perdata).
antara lain kebebasan untuk :
a. membuat atau tidak membuat perjanjian;
b. menentukan bentuk perjanjian;
c. menentukan bentuk akta perjanjian.

contract drafting - paulus j.s. 18


PEMBATASAN KEBEBASAN
BERKONTRAK
 Dalam beberapa hal kebebasan berkontrak
dibatasi oleh pembentuk undang-undang, antara
lain :
1. perjanjian perburuhan harus dibuat dalam
bentuk tertulis.
2. perjanjian perdamaian harus dibuat dalam
bentuk tertulis.
3. perjanjian jual-beli tanah harus dibuat dalam
bentuk akta otentik berupa akta PPAT.
 Berbagai macam alasan yang dipakai untuk
mendasari pembatasan tersebut; umumnya
berkait dengan bidang Hukum Administrasi.
contract drafting - paulus j.s. 19
Tindakan-tindakan untuk mencapai maksud pembuatan
kontrak

1. Melakukan Pembentukkan Konsepsi, dengan cara :


a. menyusun kasus posisi (kerangka kasus) melalui
identifikasi, seleksi serta penataan fakta, relasi,
kejadian serta kepentingan-kepentingan.
b. melakukan kualifikasi yuridis atas kerangka kasus.
c. melakukan legal audit.
d. melakukan analisis dan interpretasi peraturan
hukum.
e. melakukan legal opinion.
f. perumusan argumentasi-argumentasi yuridis dan
teknikal.
g. pengoragnisasian akta.
2. Memformulasi Akta Kontrak menurut teknik pembuatan akta.

contract drafting - paulus j.s. 20


MASALAH KASUS KONTRAK
 Seorang Direktur Rumah Sakit swasta, RS. XY, berniat membeli
beberapa bidang tanah di sekitar RS. XY tersebut untuk perluasan
lahan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
 Niat tersebut telah diketahui umum.
 Suatu hari datang kepadanya seseorang yang mengaku pemilik atas
tanah—yang terletak persis disamping lahan RS. XY tersebut—guna
menawarkan tanah miliknya, berupa tanah milik bersama, yang
berstatus Hak Milik, dengan harga yang wajar untuk tanah HM di
wilayah itu.
 Menurut keterangan pemilik tanah tersebut, hasil penjualan tanah
itu akan segera dipakai untuk membayar kekurangan beaya
perawatan istrinya—yang sedang dalam keadaan koma lebih dari
dua bulan—di RSCM Jakarta.
 Kesulitan utama yang dihadapi Direktur tersebut adalah belum
diprerolehnya izin lokasi baru bagi perluasan lahan RS. XY.
 Saran apa yang dapat anda berikan kepada Direktur RS. XY
andaikata anda adalah Konsultan Hukum dari RS. XY tersebut.

contract drafting - paulus j.s. 21


Prinsip-prinsip pembuatan Akta Kontrak
1. prinsip kebebasan berkontrak.
ada kebebasan pembuat akta untuk menentukan obyek, isi
dan persyaratan kontrak.
2. prinsip itikad baik.
a. tidak boleh ada kecurangan dalam negosiasi.
b. tidak boleh ada paksaan psikis dalam negosiasi.
c. tidak boleh ada ketidakwajaran.
3. prinsip keadilan.
harus ada keseimbangan tanggungjawab antara para pihak.
4. prinsip ekonomis.
berusaha meminimalkan beaya pembuatan akta.
5. prinsip executabel (executable).
membawakan keabsahan dan dapat dilaksanakan
contract drafting - paulus j.s. 22
TEKNIK PEMBUATAN AKTA KONTRAK

STRUKTUR AKTA (SURAT) KONTRAK


Suatu akta kontrak (perjanjian) hampir selalu tersusun
atas unsur-unsur sebagai berikut :
1. awal akta.
a. kepala akta.
b. keterangan tentang penandatangan
akta (komparisi)
c. praemisse.
2. badan akta.
3. akhir (penutup) akta.

contract drafting - paulus j.s. 23


KEPALA AKTA

 Formulasi
Kepala akta pada akta otentik yang berujud akta partai
(partij-acte) tersusun atas unsur-unsur :
1. judul akta.
2. nomor akta.
3. penanggalan akta.
4. nama pejabat umum dihadapan siapa akta dibuat.
5. surat keputusan pengangkatan pejabat umum.
6. tempat kedudukan kantor pejabat umum.

contract drafting - paulus j.s. 24


• Contoh :

PENDIRIAN YAYASAN ABECE


Nomor : 17
---Pada hari ini, hari Kamis tanggal sepuluh (10) Januari duaribu---------
delapan (2008), pukul empat belas (14.00) Waktu Indonesia Bagian-----
Barat (WIB), menghadap kepada saya, KOEKOE BIMA Sarjana----------
Hukum, Magister Kenotariatan, yang berdasar Surat Keputusan----------
Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia------------
bertanggal 12 (duabelas) Juli 2003 (duaribu tiga)------------------------------
nomor : C-518.HT.03.01-Th.2003, sebagai Notaris di Semarang,---------
dengan dihadiri oleh para saksi yang telah saya, Notaris, kenal dan-----
yang nama-namanya akan disebutkan pada bagian akhir akta ini,--------
yaitu :---------------------------------------------------------------------------------------
…………………………………………………………………………………..

contract drafting - paulus j.s. 25


• Tatanan kepala akta di bawah tangan
Mengacu pada tatanan kepala akta otentik, dengan beberapa
perkecualian, yaitu :
1. pencantuman nomor akta (fakultatif).
2. pencantuman penanggalan akta (alternatif/pilihan).
yaitu : pada awal akta atau pada akhir akta.
3. tempat pembuatan akta (alternatif/pilihan).
yaitu : pada awal akta atau pada akhir akta.
4. pencantuman unsur-unsur pejabat umum, ditiadakan.
• Contoh :
Dengan nomor dan tanpa penanggalan akta.
SURAT KUASA
Nomor : 007/Dirut/A/X/2007
Yang bertandatangan di bawah ini :
……………………………………………………………………………..
contract drafting - paulus j.s. 26
 Dengan nomor dan dengan penanggalan akta.
PERJANJIAN KERJASAMA
Nomor : 009/YPS/VII/07.
Nomor : C.1/10/PD/2007.
Pada hari ini, hari …………… tanggal ………………………………..
dibuat perjanjian antara :
…………………………………………………………………………….

 Dengan nomor, penanggalan dan tempat pembuatan akta.


KONTRAK PEMASOKAN BARANG SEDIAAN
Nomor : 009/YPS/VII/07.
Nomor : C.1/10/PD/2007.
Pada hari ini, hari …………… tanggal ………………………………..
di …………………… telah ditandatangani perjanjian antara :
………………………………………………………………………........

contract drafting - paulus j.s. 27


Pertanyaan berkait masalah kontrak
Anda telah diangkat oleh Pengurus Yayasan Rumah Sakit X,
sebagai Direktur Utama Rumah Sakit X, sebuah RS. Swasta
bergengsi.
a. Dapatkah Anda, karena jabatan Anda, membeli sebidang tanah
Hak Guna Bangunan (HGB) untuk perluasan lahan RS yang
anda pimpin itu ?
b. Bolehkah untuk keperluan jual-beli tanah HGB dimaksud Anda
memberi kuasa kepada salah satu anggota Direksi Rumah Sakit
X tersebut ?
c. Apabila di belakang hari timbul sengketa hukum berkait
dengan keabsahan jual-beli tanah HGB dimaksud, siapakah
yang harus bertanggungjawab atas gugatan penggugat ?
Alasan apa yang dapat anda berikan untuk jawaban Anda ?

contract drafting - paulus j.s. 28


KOMPARISI

 Pengertian
• Komparisi (Belanda: comparitie, Latin: compareo), yaitu :
kehadiran pihak-pihak pada suatu perbuatan hukum yang
direncanakan, atau pada suatu tindakan peradilan.
• Dalam pembuatan akta otentik, orang yang menghadap
pada pejabat untuk membuat akta disebut dengan istilah
penghadap atau comparant.
• Dari aspek pembuatan akta kontrak, komparisi bermakna
sebagai suatu keterangan dalam akta, tentang orang yang
hadir dalam pertemuan untuk menyusun dan
menandatangani akta, dan dari keterangan mana dapat
diketahui siapa yang menjadi pihak (subyek) dalam
perjanjian.

contract drafting - paulus j.s. 29


 Formulasi komparisi
Komparisi adalah deskripsi tentang kapasitas comparant
(penandatangan akta) dalam pembuatan akta (kontrak),
yang tersusun atas komponen-komponen sebagai berikut :
• Bertindak untuk diri sendiri.
a. identitas comparant.
b. kualifikasi tindakan comparant.
 tanpa/dengan bantuan, izin atau persetujuan.
c. frase sebutan pihak
• Bertindak sebagai wakil pihak.
a. identitas comparant.
b. basis kewenangan comparant.
c. identitas pihak yang diwakili.
d. frase sebutan pihak.

contract drafting - paulus j.s. 30


 Identitas comparant
• Unsur-unsur identitas
Identitas comparant, baik pada akta otentik maupun akta di
bawah tangan, tersusun atas unsur-unsur :
1. addressing / sebutan (jika diperlukan).
2. nama (berikut semua dan segala gelar).
3. umur (jika diperlukan).
4. kewarganegaraan (jika diperlukan).
5. pekerjaan, profesi atau kedudukan dalam masyarakat.
6. domisili (tempat tinggal menurut hukum)

• Contoh penulisan :
Nn. R.A. Kartini, S.Ked., umur 26 (duapuluh enam) tahun,
warganegara Indonesia, dokter, bertempat tinggal di Semarang
(Jln. Ronggowarsito No. 100).
contract drafting - paulus j.s. 31
 Basis kewenangan comparant
Kewenangan comparant untuk bertindak sebagai wakil pihak dapat berupa :
• kuasa mewakili.
sumber : perjanjian (kontrak).
• perwakilan.
sumber :
a. hukum atau perundang-undangan.
 kekuasaan orangtua.
 perwalian.
 pengampuan.
b. peraturan/anggaran dasar badan.
 ketentuan-ketentuan yang menjadi acuan kewenangan
comparant, berkaitan dengan kualifikasi tindakan
comparant.
 dasar pendirian atau keberadaan badan yang diiwakili.

contract drafting - paulus j.s. 32


 Contoh-contoh model penulisan
Kuasa mewakili :
……………… (identitas comparant) …..…………
berdasar surat kuasa di bawah tangan, yang
bermeterai cukup, bertanggal 2 Pebruari 2007,
selaku kuasa dari-dan karena itu untuk dan atas
nama ………………………………………………...
…………..…….. (identitas pihak) ….……………..
……………… (frasa sebutan pihak) ……………..

contract drafting - paulus j.s. 33


Perwakilan bersumber hukum :
• Kekuasaan orangtua.

……………… (identitas comparant) …..…………


bertindak selaku orangtua yang hidup terlama
dan karena demikian menurut hukum pemegang
kekuasaan orangtua dari-dan karena itu untuk-
dan atas nama serta sah mewakili anak lelaki
belum dewasda, yaitu ……………………………..
…………….…… (identitas pihak) ………………..
…………….... (frasa sebutan pihak) ……………..

contract drafting - paulus j.s. 34


Perwakilan bersumber anggaran dasar badan
• Contoh

Model 1
………………… (identitas comparant) ………….…………
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku Direktur
Utama dari perseroan terbatas yang akan disebut, dan
karena demikian untuk-dan atas nama Direksi dari-dan
berdasar ketentuan Pasal 11 Anggara Dasar perseroan
terbatas tersebut, sebagaimana telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 6 tanggal 6 Juni
2006 (Tambahan No. 747), sah mewakili ………………...
………………….… (identitas pihak) ……………………….
.......................... (frasa sebutan pihak) ……………………

contract drafting - paulus j.s. 35


 Contoh
Model 2
.............................. (identitas pihak) ………….……….…..
dalam hal ini diwakili oleh …………………………………..
…………………. (identitas comparant) ……………………
dalam jabatannya selaku Direktur Utama dari-dan
sebagai demikian untuk-dan atas nama Direksi dari-dan
berdasar ketentuan Pasal 11 Anggaran Dasar perseroan
tersebut, sebagaimana telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 6 tanggal 6 Juni 2006
(Tambahan No.747);
…………….…… (frasa sebutan pihak) ……………………
contract drafting - paulus j.s. 36
 Identitas pihak yang diwakili
1. Orang perorangan
Identitas pihak tersusun sama seperti susunan
identitas comparant.
2. Badan atau badan hukum (persona ficta)
Identitas pihak tersusun atas unsur-unsur :
a. bentuk organisasi badan;
b. nama badan;
c. tempat kedudukan badan.
 Contoh model penulisan
........................... (basis kewenangan comparant) ………………....…
sah mewakili perseroan terbatas P.T. TIRTA PERWITA GANGGA,
berkedudujan di Semarang (Jln. Pemuda No. 147).
…………………...….. (frasa sebutan pihak) …………………………...

contract drafting - paulus j.s. 37


 Frasa sebutan pihak
• Maksud utama sebutan pihak adalah untuk menghindari
pengulangan penulisan nama pihak dalam akta.
• Berbagai cara memberikan sebutan kepada pihak, antara lain
berdasar :
1. urutan penulisan dalam komparisi.
2. kedudukan pihak dalam perjanjian.
3. bentuk organisasi pihak.
4. bentuk bidang usaha pihak.
• Contoh penulisan :
1. ……………………………………………………………...……….
- Selanjutnya disebut : PIHAK PERTAMA;
2. ……………………………………………………………………….
- Selanjutnya dalam perjanjian ini disebut : “Universitas”

contract drafting - paulus j.s. 38


Tugas Kelompok

membuat narasi komparisi


(kasus sudah disiapkan)

contract drafting - paulus j.s. 39


PRAEMISSE

• Praemisse adalah keterangan atau pernyataan


dalam suatu akta tentang substansi transaksi
para pihak, yang transaksi mana pengaturannya
akan dimuat dalam akta tersebut.

• Praemisse mempunyai fungsi mirip konsiderans


dalam hukum perundang-undangan.

• Tidak semua akta memakai praemisse, pada


umumnya hanya dimuat pada akta-akta
(kontrak) yang dipandang rumit.

contract drafting - paulus j.s. 40


BADAN AKTA

• Muatan :
• Badan akta merupakan inti dari akta (surat)
perjanjian (kontrak).
• Badan akta berisi ketentuan-ketentuan (pranata)
hukum khusus yang dibentuk oleh-dan akan
mengikat bagi pembuatnya (pacta sunt servanda).

contract drafting - paulus j.s. 41


• Formulasi isi akta :
• Pembuatan isi akta yang baik membutuhkan :
a. pemahaman yang cukup tentang substansi
transaksi para pihak.
b. imajinasi antisipatif atas akibat-akibat hukum
dari pelaksanaan hak dan kewajiban para
pihak.
• Teknik penyusunan isi akta yang baik akan mampu :
a. mencegah berbagai masalah interpretasi, dan
b. meredam potensi sengketa perjanjian.
• Teknik penyusunan isi akta merupakan salah satu
sarana untuk lewat kaidah-kaidah (norma-norma)
yang ditetapkan oleh para pihak untuk membawa
masing-masing pihak pada tujuan tertentu yang
dikehendaki.

contract drafting - paulus j.s. 42


Struktur pranata hukum dalam badan akta
Muatan dalam badan akta tersusun atas beberapa
kelompok ketentuan (pranata) hukum, dari yang terbesar
sampai yang terkecil, yaitu :
1. Bab : BAB III
KOMPENSASI
2. Bagian : Bagian Kedua
Jaminan
3. Paragraf : Paragraf 4
Sanksi
4. Pasal : Pasal 10
5. Ayat : (1) ………………………………………..
(2) ………………………………………..

contract drafting - paulus j.s. 43


Penulisan ketentuan (aturan) hukum
• Sebagai salah satu bentuk hukum yang dikonstruksi,
penulisan rumusan ketentuan (pranata) hukum dalam
akta kontrak, juga harus memperhatikan struktur dan
jenis kaidah (norma) hukum dalam peraturan
perundang-undangan.
• Ketentuan (pranata) hukum merupakan konkretisasi
kaidah atau norma hukum yang dinyatakan dalam
bentuk rumusan pasal-pasal yang menyebabkan
kaidah atau norma hukum itu dapat dikenali, dipahami
dan diterapkan secara langsung untuk mengatur
perilaku tertentu.

contract drafting - paulus j.s. 44


Struktur dasar kaidah (norma) hukum
Kaidah (norma) hukum memiliki struktur dasar yang terdiri
atas unsur-unsur sebagai berikut :
a. subyek kaidah (norma) : subyek hukum sasaran
b. obyek kaidah (norma) : peristiwa atau perilaku
yang hendak diatur
c. operator kaidah (norma): cara obyek kaidah (norma)
diatur.
d. kondisi kaidah (norma) : kondisi atau keadaan
yang harus dipenuhi

contract drafting - paulus j.s. 45


Contoh :
Pasal 11
Pada setiap event yang diikuti oleh Pihak Kedua,
Pihak Pertama dilarang memberikan layanan teknis
kepada peserta event lain selain kepada Pihak Kedua
Unsur-unsur kaidah
Kondisi kaidah : pada setiap event yang diikuti
oleh Pihak Kedua.
Subyek kaidah : Pihak Pertama.
Operator kaidah : dilarang.
Obyek kaidah : memberikan layanan teknis
kepada peserta lain selain
kepada Pihak Kedua.

contract drafting - paulus j.s. 46


• Jenis kaidah (norma) hukum
1. Kaidah (norma) perilaku
a. kaidah perintah
kewajiban untuk melakukan sesuatu
b. kaidah larangan
kewajiban untuk tidak melakukan sesuatu
c. kaidah dispensasi
pengecualian atas perintah
d. kaidah izin
pengecualian atas larangan
2. Kaidah (norma) kewenangan
kewenangan untuk mengatur perilaku
3. Kaidah (norma) sanksi
reaksi yuridis atas pelanggaran
4. Kaidah (norma) kualifikasi
syarat untuk melakukan sesuatu atau sebaliknya
5. Kaidah (norma) peralihan
penyesuai berhubung ada aturan baru

contract drafting - paulus j.s. 47


 Sifat kaidah hukum
• Menurut sifatnya, kaidah (norma) hukum dapat
digolongkan dalam :
1. umum – abstrak
2. umum – konkrit
3. individual – abstrak
4. individual – konkrit
• Kombinasi pemakaian masing-masing sifat kaidah
(norma) itu, umumnya tergantung pada :
a. tingkatan peraturan hukum yang bersangkutan
dalam atau sesuai dengan hirarki perundang-
undangan, atau
b. substansi ketentuan/aturan hukum dalam
mana kaidah (norma) hukum itu dimuat.

contract drafting - paulus j.s. 48


Contoh-contoh
Individual – konkrit :
(1) Pihak Kedua wajib menyerahkan jumlah kekurangan uang
harga jual-beli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2),
kepada-dan di rumah tempat tinggal Pihak Pertama, yaitu
Rumah Jalan Merdeka Raya No. 4 kota Salatiga.
(2) ………………………………………………………………………..

Individual—abstrak :
(1) Pada setiap event yang diikuti oleh Pihak Pertama, Pihak
Kedua dilarang memberikan layanan teknis kepada peserta
event lain selain kepada Pihak Pertama.
(2) ………………………………………………………………………...

contract drafting - paulus j.s. 49


Kategori rumusan isi akta
Pranata-pranata hukum yang merupakan isi akta perjanjian,
pada umumnya dapat dikategorikan dalam :
1. ketentuan-ketentuan essensial (substansial).
ketentuan-ketentuan yang lebih mengatur tentang obyek-
obyek transaksi (causa);
misal :
• jual beli : tentang benda dan harga
• sewa menyewa : tentang bezit dan harga
• tukar menukar : tentang benda dan benda
• pinjam pakai : tentang benda dan beaya
2. ketentuan pendukung daya kerja kontrak (alternatif).
ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang-dan
pelaksana hak-dan kewajiban para pihak.

contract drafting - paulus j.s. 50


Contoh-contoh
Ketentuan essensial (substansial)
(1) Sewa menyewa ini berlaku untuk waktu 2 (dua) tahun lamanya,
terhitung mulai tanggal duapuluh tiga (23) Januari tahun duaribu
tujuh (2007) dan karena itu menjadi berakhir pada tanggal
duapuluh tiga (23) Januari tahun duaribu sembilan (2009).
(2) …………………………………………………………………………

Ketentuan alternatif
(1) …………………………………………………………………………
(2) Jika Pihak Kedua lalai membayar bunga hutang tepat pada
waktu sebagaimana ditentukan dalam ayat (1), maka lewatnya
waktu itu saja sudah merupakan bukti yang cukup untuk
kelalaiannya itu, dan karena itu atas besar bunga yang belum
terbayar tersebut Pihak Kedua dikenakan denda sebesar 10 %
(sepuluh prosen).

contract drafting - paulus j.s. 51


Isi akta dalam formulir Perjanjian Baku
Perjanjian Baku adalah perjanjian yang dibuat dengan memakai
syarat-syarat perjanjian yang telah dibakukan.

 pada umumnya, tertuang dalam bentuk formulir.


 pada umumnya, formulasi isi akta (syarat-syarat) dalam
perjanjian baku ditentukan secara sepihak oleh produsen.
 pada umumnya, dalam perjanjian baku posisi tawar konsumen
lebih rendah dari posisi produsen.

Perancang akta perjanjian baku harus selalu memperhatikan


prinsip-prinsip keadilan (fairness) dan kewajaran
(reasonableness).
Penetapan klausul eksonerasi diusahakan jangan
sampaidianggap bertentangan dengan ketertiban umum,
kesusilaan atau melanggar HAM

contract drafting - paulus j.s. 52


Bahasa hukum penulisan isi/kaedah
dalam Badan Akta

Mengacu pada Lampiran UU No. 10 Tahun 2004 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

contract drafting - paulus j.s. 53


TUGAS KELOMPOK

Membuat narasi ketentuan-ketentuan (pranata) hukum


alternatif suatu akta kontrak *, yang masing-masing
berisikan :
1. kaidah (norma) perintah;
2. kaidah (norma) izin;
3. kaidah (norma) dispensasi;
4. kaidah (norma) kualifikasi; dan
5. kaidah (norma) sanksi.

contract drafting - paulus j.s. 54


PENUTUP AKTA
 Ada berbagai model formulasi penutup akta tergantung
pada :
• Bentuk akta
• Model formulasi kepala akta
 Unsur-unsur penutup akta :
1. identitas saksi (jika ada saksi yang diperlukan)
2. penanggalan akta (alternatif)
3. tempat pembuatan akta (alternatif)
4. meterai
5. tandatangan comparant
6. tandatangan saksi (jika ada saksi yang diperlukan)
contract drafting - paulus j.s. 55
 Identitas saksi
Cara penulisan identitas saksi sama seperti cara
penulisan identitas comparant.
 Meterai
 Bea Meterai adalah pajak atas dokumen.
 Suatu akta (surat) yang walaupun telah memenuhi
syarat-syarat material dan/atau formal yang ditentukan,
tetapi tidak bermeterai, dianggap tidak memiliki
kekuatan bukti.
 Pemakaian kertas meterai, meterai tempel atau mesin
teraan meterai (taxograf), hanya merupakan urusan
pelunasan pajak atas dokumen.
Pasal 1 jo. Pasal 7 ayat (2) UU No. 13 Tahun 1985 dan
SK. Menkeu No. 104/KMK.04/1986 tanggal 22 Pebruari 1986.

contract drafting - paulus j.s. 56


 Prinsip-prinsip pemakaian meterai tempel
1. meterai tempel dalam keadaan tidak rusak.
2. meterai tempel dilekatkan pada kertas, di tempat
dimana tandatangan akan dibubuhkan.
3. pembubuhan tandatangan dilakukan dengan
menempatkan sebagian dari tandatangan berada pada
meterai dan sebagian yang lain pada kertas dokumen.
4. atas beberapa lembar meterai yang senilai
dengan/atau satu lembar meterai tempel yang
diwajibkan, hanya boleh dibubuhi satu tandatangan.
5. meterai tempel dapat di[pakai untuk memenuhi
kekurangan besar bea meterai yang terutang karena
penggunaan kertas meterai (kertas zegel).

contract drafting - paulus j.s. 57


Tandatangan
• Tidak ada ketentuan undang-undang yang memberi penjelasan
tentang pengertian tandatangan.
• Beberapa pasal NR (Stbl. 1860 : 3) yang memuat tentang syarat
penandatanganan akta memberi petunjuk, bahwa
yang dimaksud dengan tandatangan adalah :
tandatangan nama.
• Arrest Hoge Raad (HR) tanggal 6 Mei 1910, memutus, bahwa :
persyaratan penandatanganan hanya terpenuhi dengan
membubuhkan nama yang dipakai oleh penandatangan,
dengan atau tanpa menambahkan nama kecilnya.

Kesimpulan :
Tandatangan adalah tulisan tentang nama.

contract drafting - paulus j.s. 58


 Contoh model penutup akta di bawah tangan
- Demikianlah surat perjanjian ini dibuat di …………..…………….
dalam ganda 2 (dua), masing-masing—bermeterai cukup dan
mempunyai kekuatan yang sama—untuk Pihak Pertama dan Pihak
Kedua, dengan disaksikan oleh :
1. …………………………………………………………….…………….
2. …………………………………………………………………….…….
pada hari ………….… tanggal ………..………………………………..
Pihak Kedua Pihak Pertama

………..………………… ……………………..….
Saksi-saksi :
…………………............. ……….……………….

contract drafting - paulus j.s. 59


LAMPIRAN AKTA
 Isi Akta pada dasarnya merupakan sekumpulan
dari konkretisasi kaidah hukum yang oleh para
pembuatnya disepakati akan diberlakukan
dalam pelaksanaan transaksi yang diatur dalam
akta tersebut.
 Hal-hal lain yang tidak bersifat pembawa kaidah
(norma) hukum, seperti gambar, desain dan
spesifikasi mesin atau hal lain semacam itu,
selayaknya tidak dimuat sebagai isi akta, tetapi
dimuat dalam Lampiran Akta.

contract drafting - paulus j.s. 60


 Frasa penunjuk lampiran
 Jika Akta membutuhkan Lampiran, agar keterikatan
antara lampiran dengan akta (induk), maka perlu
dibuatkan frasa penunjuk lampiran (baik dalam
bagian praemisse, dalam bagian badan akta atau jika
perlu juga pada lampiran tersebut), seperti yang
dikenal dalam teknik penyusunan peraturan hukum
perundang-undangan.
 Contoh
………………………………...... sebagaimana termuat
dalam Gambar Situasi, yang dilampirkan pada-dan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari surat
(akta) perjanjian ini.
contract drafting - paulus j.s. 61
LEGALISASI
Suatu akta di bawah tangan yang ditandatangani atau dibubuhi cap
jempol dapat dilegalisasi (dilegalisir) oleh notaris atau pejabat umum
lain yang ditunjuk oleh undang-undang.
Pengertian :
Legalisasi adalah suatu pernyataan bertanggal tentang :
• Telah dikenal atau diperkenalkannya penandatangan atau
pembubuh cap jempol;
• Telah dijelaskan isi akta kepada penandatangan atau pembubuh
cap jempol;
• Pembubuhan tandatangan atau cap jempol dilakukan dihadapan
pejabat umum.
Sesuai UU No. 30 tahun 2004 (UUJN) disebut : pengesahan.
 Sumber :
1. Pasal 1874 dan Pasal 1874a KUH. Perdata.
2. Ordonansi Stbl. 1916 No. 46 jo. 43.
3. Pasal 286 dan Pasal 287 R.Bg. (Stbl. 1927 No. 227).

contract drafting - paulus j.s. 62


Contoh Legalisasi
Nomor : 123/X/10
Melihat dan mengesahkan tandatangan dari :-------------------------------------
1. Tuan AMIN, lahir di Ungaran tanggal satu (1) Januari seribu-------------
sembilanratus limapuluh satu (1951), Warganegara Republik------------
Indonesia, pegawai negeri sipil, bertempat tinggal di Ungaran (Jalan---
Gatot Subroto Nomor 23), pemegang Kartu Tanda Penduduk------------
Republik Indonesia Nomor : 11.4055.010151.0001; dan--------------------
2. Nyonya BUDIATI, lahir di Semarang tanggal dua (2) Pebruari seribu---
sembilanratus enampuluh dua (1962), Warganegara Republik-----------
Indonesia, karyawan swasta, bertempat tinggal di Ambarawa (Jalan---
Mgr. Sugijopranoto Nomor 37), pemegang Kartu Tanda Penduduk-----
Republik Indonesia Nomor : 11.4083.020262.0002;-------------------------
pada tanggal empatbelas (14) Oktober duaribu sepuluh (2010), oleh-------
saya CANDRADEWI, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di--
Ungaran.-------------------------------------------------------------------------------------
Notaris di Ungaran

CANDRADEWI, S.H., M.Kn.

contract drafting - paulus j.s. 63


PENANDAAN
Selain dilegalisasi (dilegalisir), atas akta di bawah tangan yang
ditandatangani atau dibubuhi cap jempol, dapat juga ditandai
(gewaarmerk) oleh notaris atau pejabat umum yang ditunjuk oleh
undang-undang.
Pengertian :
Penandaan (waarmerking) adalah suatu keterangan dari pejabat
umum yang berwenang, bahwa :
• akta ditandai;
• tanggal pencatatan akta dalam buku register (daftar) pejabat.
 Sumber : Pasal 2 ayat (2) Ordonansi Stbl. 1916 jo. 43.
 Berbeda dengan legalisasi, penandaan dilakukan setelah surat
(akta) dibubuhi tandatangan atau cap jempol, dan hanya berguna
untuk dijadikan alat bukti terhadap pihak ketiga mengenai
penanggalan surat.
 Menurut UU No. 30 tahun 2004 (UUJN) diberi istilah : dibukukan
dan/atau didaftarkan.

contract drafting - paulus j.s. 64


Contoh Penandaan

Nomor : 789/IX/09
Dibukukan dan didaftarkan pada hari ini,-----
hari Senin, tanggal sebelas (11) September-
duaribu sembilan (2009), oleh saya SEVIA--
Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan,------
Notaris di Semarang.-------------------------------
Notaris di Semarang,

SEVIA, S.H., M.Kn.


contract drafting - paulus j.s. 65
KESIMPULAN
• Pengenalan anatomi akta membantu mempermudah
penyusunan akta kontrak. ANATOMI SURAT KONTRAK.doc
• Untuk dapat menyusun komparisi yang baik dan benar,
diperlukan penguasaan atas hukum badan pribadi, hukum
perkawinan dan keluarga dan hukum persona ficta.
• Pemahaman atas seluruh aspek teknis dari substansi
transaksi, penguasaan asas dan aturan-aturan hukum
perjanjian, serta tingginya daya imajinasi antisipatif akan
akibat-akibat hukum dari pelaksanaan transaksi, sangat
menentukan nilai dari akta yang dihasilkan.
• Prinsip-prinsip penulisan hukum (legal writing) sangat
membantu dalam merumuskan ketentuan (pranata) hukum
dalam isi akta untuk meminimalkan potensi sengketa
berkaitan dengan masalah penafsiran (interpretasi).
• Asas keadilan dan kewajaran sangat perlu diperhatikan oleh
pembuat naskah (formulir) perjanjian (kontrak) baku.

contract drafting - paulus 66


j.s.
TUGAS AKHIR

TUGAS : Menyelesaikan akta kontrak ANATOMI SURAT KONTRAK.doc

SIFAT : Mandiri
PENYERAHAN : paling lama 2 (dua) minggu setelah masa
ujian selesai

Catatan
hasil copy paste tidak dinilai

contract drafting - paulus j.s. 67


REFERENSI

Algra, N.E. en H.R.W. Gokkel (Edit.), 1983, Fockema Andreae’s


Rechtsgeleerd Handwoordenboek (Kamus Istilah hukum Fockema
Andreae : Belanda : Indonesia), Saleh Adiwinata, A. Teloeki, dan H.
Boerhanoeddin St. Batoeah (Penterj.), Binacipta, Bandung.
Hartono Soerjopratiknjo, 1982, Perwakilan Berdasar Kehendak, Seksi
Notariat Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Komar Andasasmita, 1982, Notaris II, Sumur Bandung, Bandung.
Ko Tjay Sing, (tanpa tahun), Hukum Perdata Jilid II : Hukum Keluarga,
Etikad Baik, Semarang.
Laboratorium Hukum Fakultas Hukum Universitas Katolik
Parahyangan, 1997, Keterampilan Perancangan Hukum, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung.
Normin S. Pakpahan dkk. (Penyunt.), 1997, Kamus Hukum Ekonomi
ELIPS, Proyek ELIPS, Jakarta.

contract drafting - paulus j.s. 68


Paulus J. Soepratignja, 2007, Teknik Pembuatan Akta Kontrak,
Penerbit Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.
Peter Mahmud Marzuki, Paramita Prananingtyas, Ningrum Natasya
Sirait (Edit.), 1998, Hukum Kontrak Indonesia, Proyek ELIPS,
Jakarta.
Purwosutjipto, H.M.N., 1980, Pengertian Pokok Hukum Dagang
Indonesia : Hukum Persekutuan Perusahaan, Djambatan, Jakarta.
Ranuhandoko, I.P.M., 2000, Terminologi Hukum : Inggris – Indonesia,
Cetakan Kedua, Sinar Grafika, Jakarta.
Scholten, Paul., 1993, Mr. C. Asser’s Handleiding Tot De Beoefening
Van Het Nederlandsch Burgerlijk Recht : Algemeen Deel (Mr. D.
Asser, Penuntun Dalam Menpelajari Hukum Perdata Belanda :
Bagian Umum), Cetakan Kedua, Siti Soemarti Hartono (Penterj.),
Sudikno Mertokusumo (Penyunt.), Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Soedjono Dirdjosisworo, 2002, Memorandum Hukum, Cetakan
Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Sudikno Mertokusumo, 1996, Penemuan Hukum : Sebuah Pengantar,
Liberty, Yogyakarta.

contract drafting - paulus j.s. 69


Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia :
Disusun Menurut Sistem Engelbrecht, 1992, Cetakan Kedua, PT.
Ichtiar Baru – van Hoeve (Penyus.), PT. Ichtiar Baru – van Hoeve,
Jakarta.
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2001 tentang Yayasan.
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

contract drafting - paulus j.s. 70

Anda mungkin juga menyukai