Anda di halaman 1dari 15

Royke Fabian Novan

102011120
Skenario 2
Seorang laki-laki 59 tahun datang dibawa
keluarga ke UGD dengan keluhan sesak nafas
memberat sejak 1 minggu terakhir.

Rumusan masalah
Laki-laki 59 tahun dengan keluhan sesak nafas
dan memberat sejak 1 minggu terakhir.
Mind Map
Anamnesis
 Identitas: umur 59 tahun
 keluhan utama: sesak nafas yang memberat
 riwayat penyakin sekarang: mudah lelah, sesak bila
berbaring datar dan saat beraktivitas, mual muntah, batuk
hilang timbul(tanpa dahak), kedua kaki sering bengkak,
kulit sering gatal, tidak ada demam, kencing dikit2 (warna
kuning, tidak ada darah, tidak ada nyeri saat berkemih)
 riwayat penyakit dahulu: DM sejak 20thn lalu (tdk kontrol
rutin)
 riwayat penyakit kluarga: -
Pemeriksaan fisik
 KU: sakit berat
 Kesadaran: Compos Mentis
 Konjungtiva anemis
 Sklera tidak ikterik
TTV:
 TD: 140/70 mmHg
 Nadi: 110x/menit
 Suhu: 36º
 Nafas: 28x/menit
 Kulit tampak hiperpigmentasi
 Thoraks: Ronkhi basah halus bilateral
 Ekstermitas: edema bipedal, pitting edema (+)
Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium : Darah Lengkap 
HB: 8 g/dl
HT: 25%
Trombosit:
290.000
Leukosit: 9000
Kreatinin: 6
Ureum: 120
mg/dL
GDS: 220 mg/dL

 Radiografi: USG  ditandai dengan korteks yang lebih


hiperechoic hingga hampir sama dengan sinus renalis.
Selain itu dapat ditemukan pula ukuran ginjal yang
mengecil dan batas korteks medula yang tidak jelas
Diagnosis
Working Diagnosis: Gagal Ginjal Kronik Et Causa
Diabetes Melitus dengan Pulmonary Edema dan
Uremia.
Diferensial Diagnosis:
1. Gagal ginjal kronik ec hipertensi nefropati
2. Gagal ginjal kronik ec glumerulonefritis kronik
3. Acute kidney injury
4. Cor pulmonale
5. PPOK
Gagal Ginjal Kronik Et Causa Diabetes Melitus dengan
Pulmonary Edema dan Uremia.
Nefropati diabetik menimbulkan berbagai perubahan
pada pembuluh-pembuluh kapiler dan arteri, penebalan
selaput endotelial, trombosis, adalah karakteristik dari
mikroangiopati diabetik dan mulai timbul setelah
periode satu atau dua tahun menderita diabetes melitus.
Edema paru adalah komplikasi yang umum terjadi pada
gagal ginjal kronik maupun akut. Hipoalbuminemia,
yang merupakan karakteristik dari gagal ginjal kronik,
menurunkan tekanan onkotik plasma dan dengan
demikian mendorong pergerakan cairan dari kapiler
paru.
Etiologi
Diabetes mellitus adalah penyebab tunggal ESRD yang
tersering, berjumlah 30% hingga 40% dari semua kasus.
Diabetes mellitus menyerang struktur dan fungsi ginjal
dalam bentuk. Nefropati diabetic adalah istilah yang
mencakup semua lesi yang terjadi di ginjal pada diabetes
mellitus.
Pathogenesis
Manifestasi Klinis
 Sistem kardiovaskuler: Hipertensi, piting edema,
edema preorbital
 Sistem pulmoner: Nafas dangkal, kusmaul,..
 Sistem gastroinstetinal: Anoreksia, mual dan muntah
 Sistem integumen: Hiperpigmentasi, kulit kering
bersisik.
Tata Laksana
Farmako
Target tekanan darah pada nefropati diabetik adalah
<130/80 mmHg. Obat antihipertensi yang dianjurkan
adalah ACE-I atau ARB, sedangkan pilihan lain adalah
diuretika, kemungkinan beta-blocker atau calcium-
channel blocker.
Tata Laksana
Non Farmaka
Terapi diet sangatlah penting untuk mencegah
komplikasi penyakit lainnya. Zat gizi yang mendapat
perhatian adalah protein, energi, kerbohidrat, lemak,
garam, kalium, kalsium, fosfor, dan cairan.
Prognosis
Semakin cepat ditangani maka akan semakin
mendukung perbaikan dari penyakit ini. Penanganan
tepat dan cepat juga diperlukan untuk menentukan
pengobatan farmako dan non farmako atau jika perlu
dilakukan tindakan operatif.
Kesimpulan
Nefropati diabetik timbul akibat dari kadar glukosa yang
tinggi menyebabkan terjadinya glikosilasi protein membran
basalis, sehingga terjadi penebalan selaput membran basalis,
dan terjadi pula penumpukkan zat serupa glikoprotein
membran basalis pada mesangium sehingga lambat laun
kapilerkapiler glomerulus terdesak, dan aliran darah
terganggu yang dapat menyebabkan glomerulosklerosis dan
hipertrofi nefron.

Anda mungkin juga menyukai