Anda di halaman 1dari 10

Mekanisme Fungsi Ginjal Beserta Topografinya

Victor Morando Nainggolan


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510, Tlp : 5666952
randezzz@yahoo.com

Abstrak : Tubuh manusia perlu adanya sistem kemih ( tractus urogenital ). Dimana orang
yang berperan penting adalah ginjal. Sebagaimana didalamnya terjadi mekanisme fisiologis
yang mencuci darah secara alami. Pertama darah disalurkan melalui arteri – arteri disekitar
ginjal yang bermuara di glomerulus. Di glomerulus terjadi mekanisme elektrolit dimana
darah yang di salurkan tadi mengalami filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Setelah di sekresi
yang akhirnya bermuara di urethra, cairan itu bukanlah darah lagi, melainkan sudah menjadi
urine sekunder yang sudah siap di buang ke luar tubuh melewati penis.
Kata kunci : Ginjal, glomerulus, tractus urogenital, filtrasi, rearbsorpsi, sekresi.

Abstract: The human body needs the presence of urinary system (urogenital tract). Where is
the person that is important is the kidney. As the physiological mechanisms that occur inside
blood wash naturally. First blood is channeled through some arteries that empties around the
kidney glomerulus. Mechanism occurs in glomerular blood electrolytes which channeled
went through filtration, reabsorption, and secretion. Once in the secretion which eventually
empties into the urethra, the fluid was not blood anymore, but has become a secondary urine
were prepared in the exhaust to the outside of the body passing through the penis.
Key words: Kidney, glomeruli, urogenital tract, filtration, rearbsorpsi, secretion.

1
Pendahuluan
Pada tubuh makhluk hidup selalu terjadi proses metabolisme. Dalam proses tersebut, tubuh
akan menyerap zat-zat yang berguna untuk keperluan hidupnya. Zat-zat sisa yang tidak
terpakai harus dibuang agar tidak menjadi racun bagi tubuh.
Zat-zat sisa metabolisme dapat berupa gas karbondioksida, air, dan senyawa yang
mengandung nitrogen. Zat-zat sisa ini dikeluarkan dari tubuh melalui organ tertentu.
Misalnya, mengeluarkan gas karbon dioksida melalui paru-paru, air melalui ginjal dan kulit,
dan senyawa nitrogen melalui ginjal.
Proses metabolisme di dalam tubuh merupakan suatu proses kimia untuk berbagai keperluan
tubuh. Salah satu produk dari proses tersebut adalah dihasilkannya zat-zat sisa yang akan
dikeluarkan melalui alat ekskresi. Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai struktur,
fungsi, dan mekanisme kerja alat ekskresi.
Sistem urinarius merupakan salah satu sistem terpenting dari tubuh kita, sistem ini berguna
memproses zat-zat serta cairan dalam tubuh dan mereabsorbsi yang masih bisa digunakan dan
membuang yang sudah tidak digunakan agar terjadi keseimbangan dalam tubuh sehingga
tetap dapat hidup dan bekerja, sistem urinarius ini terdapat beberapa organ terpenting yang
mengatur dan saling berkesinambungan yaitu dari ginjal, ureter, vesica urinaria, uretra.
Dengan di buatnya makalah ini agar pembaca dapat memahami struktur, mekanisme dari
ginjal itu sendiri.

Pembahasan
Topografi, Makroskopis dan Mikroskopis Ginjal
Ginjal merupakan organ pembentuk urin yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang
yaitu di sebelah kanan dan kiri columna vertebralis bagian lumbal dan posisinya
retroperitoneal. Ginjal kanan terletak lebih rendah dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan
adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Ren sinistra terletak setinggi costa XI atau
vertebra lumbal 2-3, sedangkan ren dextra terletak setinggi costa XII atau vertebral lumbal 3-
4. Jarak antara extremitas superior ren dextra dan sinistra adalah 7 cm, sedangkan jarak dari
extremitas inferior ren dextra dan ren sinistra adalah 11 cm. Sedangkan jarak dari extremitas

2
inferior ke crista iliaca adalah 3-5 cm dengan ginjal kanan yaitu 3 cm dan ginjal kiri yaitu 5
cm.1

1. ginjal dengan organ disekitarnya(edited)2


Jarak
Gambar

Dan jika organ ginjal ini di sayat

Gambar 3.Struktur interna ginjal3


Gambar 2. Struktur posisi ginjal dengan organ yang lain3

Korteks & Medula & Pelvis


Tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit struktural dan
fungsional ginjal. Korteks terletak di dalam di antara piramida – piramida medula yang
bersebelahan untuk membentuk kolumna ginjal. Yang terdiri dari tubulus – tubulus
pengumpul yang mengalir kedalam duktus pengumpul.4 Untuk medula sendiri, terdiri dari
massa – massa triangular yang disebut piramida ginjal. Ujung yang sempit dari setiap
piramida, papila. Masuk dengan pas ke kaliks minor dan ditembus mulut duktus pengumpul
uterine.4
untuk mikroskopisnya sendiri struktur dari cortex renalis yang terletak di bagian
ginjang pada potongan melintang, terdiri luar dan berwarna gelap, baagian

3
dalamnya adalah medulla renalis yang
berwarna lebih terang, sebagian medula
tampak mengelilingi hillus renalis ( lihat
gambar4)5 dan pelvis

Gambar 5.Mikroskopis Pelvis5


Gambar 4.Mikroskopis medula dan korteks5

Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid/medula ginjal, Processus


renalis/medullary rays, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks, Hilus
renalis, yaitu area pada ginjal di mana pembuluh darah, serabut saraf dan ureter
memasuki/meninggalkan ginjal, Papilla renalis, yaitu bagian yang menonjol ke arah calyx
minor pada medulla, Calix minor, yaitu bagian ginjal estela medulla yang merupakan
percabangan dari calix major, Calix major, yaitu calix minor yang menyatu dan
meneruskannya menuju pelvis renalis.
Pembungkus ginjal terdiri dari tiga lapis, pertama capsula fibrosa Melekat pada
ginjal,hanya menyelubungi ginjal (gl. supra renalis tidak) dan mudah dikupas.6 kedua,
capsula adiposa Mengandung banyak lemak berfungsi untuk membungkus ginjal dan
glandula supra renalis. Pada bagian depan capsula ini berupa capsula tipis dan bagian
belakang berupa capsula yang tebal tebal.6 ketiga, fascia renalis Fascia ini terletak di luar
capsula fibrosa berupa 2 lembar fascia yaitu : Depanberupa fasciaprerenalis dan bagian
belakang berupa fascia retro renalis . Kedua lembar fascia renalis ke caudal tetap terpisah,
ke cranial bersatu, sehingga kantong ginjal terbuka ke bawah.oleh karena itu sering
terjadiascending infection.6

4
Vaskularisasi ginjal A. renalis merupakan cabang Aorta abdominalis setinggi vert. L I-II A.
renalis kanan lebih panjang A. renalis kiri, karena harus menyilang V. cava inferior di
belakangnya.A. renalis masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan bercabang 2: Yang
satu ke depan ginjal, mengurus ginjal bagian depan & lebih panjang dan satu lainnya ke
belakang ginjal, mengurus ginjal bagian belakang. Bercabang lagi & berjalan di antara lobus
ginjal adalah A. interlobaris. A. Interlobaris pada perbatasan cortex & medula bercabang
menjadi A. arcuata. A. arcuata mempercabangkan :A. interlobularis berjalan sampai tepi
ginjal (cortex). Pembuluh balik mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sbg.kapiler
berkumpul dlm. V. interlobularis disebut Vv stellatae ( Verheyeni )6

Persyarafan ginjal

Mekanisme fungsi ginjal

Ginjal merupakan organ ekskretoria tubuh yang berfungsi:mengekresikan zat – zat


ampas seperti urea, asam urat, kreatinin, kreatin dan zat yang bersifat toksis. Mengatur
volume plasma dan jumlah air dalam tubuh dengan cara bila jumlah air yang masuk ke dalam
tubuh banyak, maka ginjal akan membuang kelebihan air dengan meningkatkan produksi dan
ekskresi urin yang bersifat encer. Menjaga agar tekanan osmose cairan tubuh relatif konstan
dengan cara mengatur eksresi garam – garam dan membuang kelebihan jumlah garam serta
menahan keluarnya garam bila kekurangan garam. Mengatur pH plasma dan cairan tubuh.9

Filtrasi glomerulus disebabkan oleh adanya gaya – gaya fisik pasif yang serupa
dengan gaya – gaya yang terdapat dibagian tubuh lainnya. Gaya – gaya yang terlibat dalam
filtrasi glomerulus adalah : pertama, Tekanan darah kapiler glomerulus adalah tekanan
cairan yang ditimbulkan oleh darah dalm kapiler glomerulus. Tekanan ini bergantung pada
kontraksi jantung dan resistensi arteriol aferen dan eferen. Tekanan ini bernilai rata – rata
55mmHg. Kerena darah lebih mudah masuk ke kapiler glomerulus melalui arteriola aferen
yang lebih lebar dan lebih sulit keluar melalui arteriola eferen yang lebih sempit, tekanan
darah kapiler glomerulus meningkat akibat terbendungnya darah di kapiler glomerulus.
Selain itu, karena tingginya resistensi arteriola eferen, tekanna darah tidak mengalalami
kecenderungan menurun disepnjan kapiler glomerulus. Tekan darah glomerulus yang
meningkat ini cenderung mendorong cairan keluar dari glomerulus untuk masuk ke kapsula
bowman. Dan ini merupakan gaya utama yang menghasilkan filtrasi glomerulus.7 Yang
kedua adalah tekanan darah osmotic koloid plasma. Sementara tekanan darah kapiler
glomerulus mendorong filtrasi, kedua gaya lain yang bekerja melintasi membrane glomerulus

5
(tekanan osmotic plasma dan hidrostatik kapsula bowman) melawan filtrasi. Tekanan osmotic
koloid plasma ditimbulkan oleh distribusi protein – protein plasma yang tidak imbang di
kedua sisi glomerulus.Karena tidak dapat difiltrasi, protein – protein plasma yang terdapat di
kapiler glomerulus tetapi tidak ditemukan di kapsula bowman.Dengan demikian, konsentrasi
H2O di kapsula bowman lebih tinggi dibanding di glomerulus. Akibatnya kecenderungan
H2O untuk berpindah secara osmotis mengikuti penurunan gradient konsentrasinya dari
kapsula bowman ke kapiler glomerulus melawan filtrasi glomerulus. Tekanan osmotic ini
bernilai sekitar 30mmHg, yang sedkit lebih tinggi dari pada di kapiler lain. Maka konsentrasi
protein di plasma lebih tinggi.7 Dan yang ketiga adalah, tekanan hidrostatik kapsula
bowman. Cairan dalam kapsula bowman menimbulkan tekanan hidrostatik yang besarnya
diperkirakan 15mmHg. Tekanan ini cenderung mendorong cairan keluar dari kapsula
bowman, melawan filtrasi dari glomerulus ke kapsula bowman.7 Gaya total yang medorong
filtrasi adalah sebesar 55mmHg (tekanan darah kapiler glomerulus). Jumlah total kedua gaya
yang melawan sebesar 45mmHg (tekanan osmotic + tekanan hidrostatik). Perbedaan netto
yang mendorong filtrasi adalah 10mmHg atau disebut tekanan filtrasi netto.7 GFR atau
glomerular filtration rate normal dalam tubuh manusia kira – kira sebesar 125mL/mnt. Besar
nilai sebanding dengan luas permukaan tubuh .Namun, meskipun telah dikoreksi dengan
besar luas permukaan tubuh, nilai GFR wanita 10% lebih rendah dari pria. Nilai GFR
sebesaar 125mL/mnt sama dengan 7,5 L/jam atau 180L/hari, sedangkan volume urine yang
dikeluarkan hanya sekitar 1L/hari. Hal ini berarti bahwa dalam keadaan normal, lebih dari
99% filtrate direbsorbsi.GFR dapat dengan sengaja diubah dengan mengubah tekanan darah
kapiler glomerulus sebagai hasil dari pengaruh simpatis pada arteriol aferen.Vasokonstriksi
arteriol aferen menurunkan aliran darah ke glomerulus, sehingga tekanan darah di glomerulus
menurun dan GFR juga menurun.Sebaliknya vasodilatasi arteriol aferen meningkatkan aliran
darah glomerulus dan GFR. Control simpatis atas GFR merupakan bagian dari respons reflex
baroreseptor untuk mengkompensasi perubahan tekanan darah arteri. Jika GFR berubah,
jumlah cairan yang keluar melalui urin juga berubah, sehingga volume plasma dapat diatur
sesuai kebutuhan untuk membantu memulihkan tekanan darah ke normal.8
Reabsorpsi yang terjadi di sepanjang tubulus hingga ke duktis koligentes. Reabsorpsi
adalah suatu proses menyerap kembali materi-materi yang telah mengalami filtrasi dari
lumen tubulus ke kapiler peritubuler. Agar dapat terjadi reabsoprsi atau biasa disebut transpor
transepitelial, materi tersebut harus dapat melewati lima penghalang (lihat gambar no 12).
Penghalang yang dimaksud adalah membran sel luminal, sitosol, membran sel basolateral,
cairan interstitial, dan dinding kapiler peritubuler.7 80% kebutuhn energi total ginjal
6
digunakan untuk transportasi Na+. Dari semua yang difiltrasi, dalam keadaan normal 99,5%
direabsorbsi, dengan rata – rata 67% direabsrobsi di tubulus proximal, 25% di lengkung henle
dan 8% di tubulus distal dan tubulus pengumpul.8 Reabsrobsi natrium memiliki peranan yang
berbeda di setiap segmen tersebut: pertama di tubulus proximal berperan penting dalam
reabsrobsi glukosa, asam amino, H2O, Cl- dan urea. Kedua di lengkung henle, bersama
dengan reabsrobsi Cl- berperan penting dalam kemampuan ginjal menghasilkan urin dengan
konsentrasi dan volume yang berbeda – beda, bergantung pada kebutuhan tubuh menyimpan
atau menabung H2O. ketiga di bagian distal dan berada di bawah kontrol hormon, menjadi
penting dalam mengatur volume CES(Cairan Ekstrasel). Reabsrobsi tersebut juga sebagian
berkaitan dengan sekresi K+ dan H+.8 Dalam reabsorbsi dikenal dengan system rennin-
angiotensin-aldosteron yaitu ginjal mensekresikan hormone rennin sebagai respon terhadap
penurunan NaCl/volume CES/tekanan darah arteri. Rennin mengaktifkan angiotensinogen,
suatu protein plasma yang diproduksi oleh hati, menjadi angiotensin I. angiotensin I diubah
menjadi angiotensin II oleh angiotensin-converting enzyme yang dproduksi oleh paru.
Angiotensin II merangsang kortex adrenal untuk mensekresikan hormone aldosteron, yang
merangsang reabsrobsi Na+ oleh ginjal. Retensi Na+ menimbulkan efek osmotic yang
menahan lebih banyak H2O di CES. Retensi Na+ dan H2Otersebut bersama – sama membantu
menoreksi rangsangan semuala yang mengaktofkan system rennin-angiotensin-aldosteron ini.
Angiotensin II juga menimbulkan efek – efek lain yang membantu menghilangkan
rangsangan semula.7 Glukosa dan asam amino direabsorpsi hingga 100% di tubulus proximal
melalui mekanisme transpor aktif sekunder yang menggunakan protein pembawa symport
yang khusus seperti Sodium and Glucose Cotransporter (SGLT).Terdapat suatu batasan untuk
reabsorpsi yang disebut dengan tubuler maksimum, yang untuk glukosa bernilai 375 mg/min.
Hal ini berarti dinding tubulus dapat mereabsorpsi glukosa hingga sebanyak 375 mg setiap
menitnya. Apabila jumlah glukosa darah melebihi 300 mg/mL (lebih dari tiga kali jumlah
normal), maka glukosa yang lewat di tubulus akan melebihi 375 mg per menitnya. Hal ini
akan menyebabkan ada jumlah tertentu dari glukosa yang akan dibuang melalui urine.7
Ion Cl- direabsorpsi secara pasif bersama dengan reabsorpsi dari ion Na+.Ion ini melewati
dinding tubulus dengan melewati celah antara sel yang tidak begitu rapat.Di sisi lain, urea
sebagai sampah metabolisme asam amino direabsorpsi secara pasif sebanyak 50% di tubulus
proximal.7 Reabsorpsi air terjadi melalui banyak cara sepanjang tubulus dan duktus
koligentes. Pada tubulus proximal air direabsorpsi secara pasif sebanyak 65% dan sebanyak
15% di lengkung Henle. Sisa 20% air yang ada di tubulus dapat direabsorpsi juga dengan
banyak cara yang tergantung pada kebutuhan tubuh kita dan diatur banyak oleh hormon. Pada
7
tubulus distal, reabsorpsi air dapat terjadi melalui aquaporin(AQp) yang terdiri dari dua jenis,
yaitu AQp-1 yang selalu terbuka dan AQP-2 yang dipengaruhi oleh hormon vasopressin.7
Sekresi tubulus mengacu pada perpindahan selektif zat-zata dari darah kapiler
peritubulus ke dalam lumen tubulus, merupaka rute dua bagi zat dari darah untuk masuk ke
lumen tubulus. Sekresi tubulus menyediakan suatu mekanisme yang dapat lebih cepat
mengeliminasi zat-zat tertentu dari plasma dengan mengekstrasi lebih banyak zat tertentu dari
80% plasma yang tidak difiltrasi di kapiler peritubulus dan menambahkan zat yang sama ke
jumlah yang sudah ada di dalam tubulus akibat proses filtrasi.7 Bahan yang penting yang
diekskresikan oleh tubulus adalah ion hydrogen yang penting untuk mengatur keseimbangan
asam basa, ion kalium yang menjaga konsentrasi ion kalium plasma pada tingkat yang sesuai
untuk mempertahankan eksitabilitas normal membrane sel otot dan saraf; dan anion dan
kation organic yang melaksanakan eliminasi senyawa-senyawa organic asing dari tubuh.7

Anti Diuretic Hormone ( ADH )


ADH dihasilkan oleh hypothalamus ( nucleus supraopraticus ), kemudian hormon ini
ditimbun di dalam hypophise paars posterior. Mekanisme pengeluaran ADH menurut berney
dikontrol oleh aktivitas dari osmoreseptor yang terletak di Hypothalamus anterior. Kerja
ADH merangsang absorbsi air di tubulus distal dan ductus colligentes ginjal. Mekanisme
kerjanya ADH, apabila kita minum banyak air, darah menjadi encer maka tekanan osmose
darah menurun. Keadaan ini akan merangsang osmoreseptor yang akan mengirimkan impuls
ke hypophise posterior untuk menghambat sekresi ADH. Akibatnya absorbsi air di dalam
ginjal tidak berlangsung dan diuresis bertambah, berat jenis urine menjadi rendah. Hal ini
berlangsung sampai tekanan osmose darah kembali seperti semula. Sebaliknya, bila kita tidak
minum dalam waktu yang cukup lama, atau kehinlangan cairan berlebihan misalnya pada
muntah – muntah dan diare, maka darah akan menjadi lebih pekat dan tekanan osmose darah
meningkat. Hal ini akan merangsang osmoreseptor untuk mengeluarkan ADH. Akibatnya
absorbsi air di dalam ginjal bertambah, diuresis menurun, berat jenis urine tinggi/pekat.
Peningkatan absorbsi air dalam ginjal bertujuan untuk menkompesasi darah yang menjadi
pekat dan peningkatan tekanan osmosisnya sehingga tekanan osmose darah dalam rongga
pembuluh darah menjadi normal kembali. Hipersekresi ADH tejadi pada keadaan
peningkatan tekanan osmose ECF ( extra cellular fluid ), stimulasi psychis,pada infeksi
akut:pneumonia, operasi besar, trauma, pengaruh obat – obatan, dan penyakit hepar, jantung,
paru – paru. Sebaliknya sekresi ADH menurun saat Diabetes insipidus, dan alkoholisme.9

8
Aldosteron/minerale corticoid hormone
Aldosteron dihasilkan oleh korteks glandula suprarenalis yang berperan dalam metabolisme
elektrolit dan cairan tubuh. Aldosteron akan dikeluarkan bila volume darah yang beredar
menurun terutama bila aliran darah yang mengalir ke a.renalis menurun. Pada arteriole
afferent ginjal terdapat volume receptor yang akan terstimulasi bila darah yang mengalir ke
ginjal berkurang. Pada gangguan ginjal, maka apparatus juxta glomerularis yang di korteks
ginjal akan mengeluarkan hormon renin. Renin dalam darah akan mengubah angiotensinogen
menjadi angiotensin, kemudian angiotensin I oleh converting enzyme diubah menjadi
angiotensin II. Angiotensin II akan merangsang sekresi aldosteron yang bersifat
meningkatkan reabsorbsi Na,Cl, dan air di ginjal dan meningkatkan ekskresi K ke dalam
urine. Sekresi aldosteron juga meningkat pada keadaan aliran darah di a.renalis menurun. 9

Penyakit Obstruksi

Hidronephrosis adalah dilatasi pelvis renalis dan clix serta atrofi dan pembesaran kistik ren
yang dapat disertai pelebaran ureter/Hydroureter. Disebabkan dalam saluran kemih (
intralumen ) katup kongeital pada uretra post, urolithiasis , adanya tumor di pelvis renalis ,
ureter, vesica urinaria, uretra. Disebabkan pada dinding saluran air kemih : hipertrofi otot
dan striktur ureter dan atau urethra. Disebabkan ada tekanan yang luar biasa menekan
saluran air kemih : tumor sekitar air kemih, hypenplasia, penekanan A.renalis, Fibrosis
retroperitoneal.9

Urolithiasis adalah pembentukan batu / calculi di saluran kemih yang bisa di temukan di
tractus urinarius yang berasal dari ren. Sebagian besar batu mengandung Ca 75-85%, Ca
oxalat, Ca-P, Mg-P, as.urat, ammonium, cystin.9

Kesimpulan
Mekanisme kerja fungsi ginjal harus diperhatikan dan dipahami betul dalam tubuh karena
didalam ginjal yang berfungsi menyeimbangkan cairan tubuh, terjadi banyak proses mulai
dari filtrasi, reabsorbsi , dan sekresi di nefron. Dan keluar melalui saluran ureter dan
melewati tempat penampungan sementara yaitu vesika urinaria dan dibuang melalui saluran
urethra yang berujung di meatus penis.

9
Daftar Pustaka
1. Kasim YI. Traktus urogenitalia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida
Wacana; 2010.
2. Kemendikbud.Modul online biologi kelas 9 smp.Jakarta:Kemendikbud;2013
3. Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Grays anatomy for students.China.Graphic World
Inc:2005;p.321
4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta.Penerbit EGC:2004;h.319
5. Sutedja S.Diktat kuliah ginjal dan cairan tubuh kapita selekta:Histologi ginjal dan traktus
urinarius.Bandung:Universitas Kristen Maranatha;2008.h.14-5
6. Faiz, Omar. At a Glance Anatomi. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2003.
7. Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia dari sel ke sistem:edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2001
8. William,FG. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG; 2008.
9. Djojosoewarno P & Gunawan D. Diktat kuliah ginjal dan cairan tubuh kapita
selekta:Pengaturan distribusi cairan tubuh & Patalogi Anatomi Hemodinamik
Tubuh.Bandung:Universitas Kristen Maranatha;2008.h.40,295-8

10

Anda mungkin juga menyukai