RHINOSINUSITIS
CASE PRESENTATION
KEZIA EMYLIN S.N
030.14.107
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT THT RSUD BUDHI ASIH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
Identitas Pasien
• Nama : An. S
• Umur : 14 Tahun
• Jenis kelamin : Laki-Laki
• Pendidikan : SMP
• Suku bangsa : Batak
• Agama : Islam
Anamnesis
Diambil dari dari pasien di Poliklinik THT RSUD Budhi
Asih pada Rabu, 19 September 2018. Pukul 10.30 wib
Dekstra Sinistra
Bentuk normotia normotia
Besar Simetris, Simetris,
normal normal
INSPEKSI
Fistel (-) (-)
Sikatriks (-) (-)
Nyeri (-) (-)
PALPASI tekan
Benjolan (-) (-)
• Retroauricula
Inspeksi Dekstra Sinistra
Kulit Normal, hiperemis - Normal, hiperemis -
Fistel
(-) (-)
Sikatriks
(-) (-)
Abses
(-) (-)
Kanan Kiri
lapang Lapang/sempit lapang
hiperemis Warna hiperemis
(-) epidermis (-)
(-) Sekret (-)
minimal Serumen minimal
(-) Kelainan lain (-)
• Membran timpani
Kanan Kiri
Intak Intak Intak
+ Refleksi cahaya +
- Perforasi -
- Granulasi -
- Kolesteatom -
Pemeriksaan Fungsi Pendengaran
Dekstra Sinistra
Rinne 512 Hz
Positif Positif
• Ad vitam : ad bonam
• Ad fungsionam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
ANALISA KASUS
Kasus Teori
Tonsil
palatina
Tonsil
Tonsil
faringeal
lingual
(adenoid)
Cincin
Waldeyer
Tonsilitis
Tonsilitis Bakterial
• Penyebab tersering group A Streptokokus B
hemolitikus atau strept throat. Infiltrasi bakteri pada
lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan
reaksi radang berupa keluarnya leukosit
polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus.
Patofisiologi
Bakteri menginfiltrasi
lapisan epitel jaringan
Reaksi radang
tonsil
Detritus merupakan
kumpulan leukosit, Detritus
bakteri yang mati dan mengisi kripta
epitel yang terlepas
Gejala dan Tanda
• Nyeri tenggorok Pada pemeriksaan
ditemukan:
• Nyeri menelan O Pembengkakan tonsil
• Demam dengan suhu O Tonsil terlihat
tubuh tinggi hiperemis dan adanya
• Rasa lesu detritus berbentuk
folikel/lakuna/tertutup
• Tidak nafsu makan membran semu
• Nyeri telinga (otalgia) O Nyeri tekan dan
bengkak pada kelenjar
submandibula
Tonsilitis Kronik
Perlekatan dengan
jaringan sekitar fosa
tonsilaris
Gejala dan Tanda
O Anamnesis=
Adanya keluhan rasa sakit di tenggorok, nyeri menelan,
rasa mengganjal pada tenggorok, nafas berbau,
terkadang ada demam, malaise
O Pemeriksaan Fisik=
Tampak tonsil membesar dengan adanya hipertrofi dan
jaringan parut. Tampak kripti melebar dan terisi oleh
detritus
Diagnosis Banding
• Tonsilitis Difteri
Tonsilitis • Angina Plaut-
vincent
Membranosa • Mononucleosis
infeksiosa
• Faringitis
Penyakit tuberkulosa
Kronik Faring • Faringitis Luetika
Granulomatus • Aktinomikosis
faring
Tatalaksana
Tirah baring
Diet ringan
Analgetika
• Rhinitis alergi
• Infeksi virus
• Infeksi bakteri
• Infeksi jamur
PATOFISIOLOGI
Alergen memicu pelepasan mediator inflamasi
Limfosit T-helper 2 aktif dan melepaskan sitokin
aktivasi sel mastosit, sel B, dan eosinofil. Menyebabkan
oedem mukosa dan obstruksi ostium sinus drainase sinus
terganggu menjadi suasana ideal perkembangan
bakteri, virus, atau jamur Infeksi berlangsung kronis
penebalan epitel mukosa dan kerusakan silia ostium
sinus semakin buntu
GEJALA KLINIS
• Endoskopi nasal
• CT-Scan Sinus
• Foto Sinus paranasal 3 posisi
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
• Antibiotik golongan penisilin seperti amoksisilin.
Jika diperkirakan kuman telah resisten atau memproduksi beta-
laktamase maka dapat diberikan amoksisilin-klavulanat atau jjenis
sefalosporin generasi ke-2.
Pada rinosinusitis antibiotik diberikan selama 10-14 hari meskipun
gejala klinik sudah hilang. Pada rinosinusitis kronik diberikan
antibiotik yang sesuai untuk kuman gram negative dan anaerob.
• Selain dekongestan terapi lain dapat diberikan jika diperlukan,
seperti analgetik, mukolitik, steroid oral/topikal, pencucian rongga
hidung dengan NaCl atau pemanasan (diatermi).
• Antihistamin tidak rutin diberikan karena sifat antikolinergiknya
dapat menyebabkan secret lebih kental. Bila ada alergi berat
sebaiknya diberikan antihistamin generasi ke-2.
KOMPLIKASI
• Abses orbita
• Perforasi septum nasi
• Septikemia
TERIMAKASIH