Montreal Cognitive Assessment sebagai instrumen skrining untuk gangguan kognitif pada
skizofrenia
Zixu Yang a,⁎, Nur Amirah Abdul Rashid a, Yue Feng Quek b, Max Lam a,
Yuen Mei See a, Yogeswary Maniam c, Justin Dauwels d, Bhing Leet Tan e,f,
Jimmy Lee a,g,h
Abstrak
Latar belakang : Gangguan kognitif adalah salah satu masalah utama dari skizofrenia.
Untuk evaluasinya, praktik klinis saat ini bergantung pada neuropsikologis terperinci yang
membutuhkan penguji terlatih dan cukup banyak waktu untuk mengelola. Oleh karena itu, alat
skrining yang singkat dan dapat diandalkan untuk identifikasi gangguan kognitif secara
keseluruhan diperlukan dalam praktek klinis sehari-hari sebelum menilai neurokognitif
komprehensif yang terperinci. Studi ini mengevaluasi utilitas klinis dari Montreal Cognitive
Assessment (MoCA) dalam mendeteksi gangguan kognitif pada skizofrenia dan hubungannya
dengan hasil fungsional dan karakteristik demografis.
Metode : MoCA, Penilaian Singkat Kognisi dalam Skizofrenia (BACS), dan Penilaian
Singkat Keterampilan Berbasis Kinerja UCSD (UPSA-B) diberikan kepada 64 pasien dengan
skizofrenia. Gangguan kognitif ringan dan berat didefinisikan sebagai BACS Z-score (dihitung
dengan usia dan penyesuaian jenis kelamin menggunakan data norma lokal yang diterbitkan
sebelumnya) masing-masing dari satu atau dua standar deviasi di bawah rata-rata.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa MoCA secara signifikan berkorelasi dengan
BACS (r = 0,61, pb .001) dan sensitif untuk mendeteksi gangguan kognitif pada skizofrenia baik
ringan (AUC = 0,82, pb .001) dan berat (AUC = 0,81, pb .001). MoCA secara signifikan
berkorelasi dengan skor UPSA-B (r = .51, pb .001), dan menyumbang varians tambahan yang
signifikan dalam skor UPSA-B di luar BACS.
Kesimpulan: Temuan ini menunjukkan bahwa MoCA adalah instrumen skrining kognitif
yang berguna untuk pasien skizofrenia.
1 Pendahuluan
Skizofrenia dikaitkan dengan gangguan kognitif yang bertahan lama dalam domain
seperti fungsi eksekutif, atensi dan memori (Bowie dan Harvey, 2006; Halder dan
Mahato, 2015). Defisit ini memengaruhi setidaknya 80% orang dengan skizofrenia dan
secara klinis signifikan dalam memprediksi pengobatan dan hasil fungsional pasien
(Bora et al., 2010; O'Carroll, 2000). Untuk kepentingan klinisnya, dokter yang dalam
praktik hariannya menggunakan evaluasi kognitif singkat untuk mendeteksi gangguan
kognitif, dapat meningkatkan rencana perawatan dengan membuat penyesuaian dosis
obat pasien, atau merujuk pasien yang tepat untuk penilaian neurokognitif lebih lanjut
atau program rehabilitasi.
Saat ini, ada berbagai kumpulan neuropsikologis yang tervalidasi dengan baik dan
komprehensif seperti MATRICS Consensus Cognitive Battery (MCCB) (Nuechterlein
et al., 2008) dan Penilaian Singkat Kognisi dalam Skizofrenia (BACS) (Keefe et al.,
2004) yang telah dikembangkan untuk mengukur kemampuan kognitif (Schulz dan
Murray, 2016). Kumpulan komprehensif ini memberi para praktisi kesehatan
pemahaman terperinci tentang kemampuan kognitif subjek yang spesifik. Namun,
dalam konsultasi klinis rutin, administrasi kumpulan komprehensif tersebut mungkin
tidak layak, di mana menyelesaikan MCCB membutuhkan waktu sekitar 60 menit dan
setidaknya 30 menit untuk BACS. Selain itu, penilaian ini hanya dapat dilakukan oleh
penguji terlatih atau neuropsikolog, dan membutuhkan waktu tambahan untuk
penilaian dan interpretasi skor. Mengimbangi hal ini, survei sebelumnya menunjukkan
bahwa dokter lebih memilih penilaian kognitif singkat (Keefe et al., 2016). Dengan
demikian, ada kebutuhan untuk mengevaluasi kegunaan klinis instrumen skrining
kognitif untuk pasien skizofrenia sehingga dapat menyaring defisit kognitif
keseluruhan. Individu yang teridentifikasi kemudian dapat dirujuk untuk penilaian
kognitif komprehensif.
Salah satu instrumen kognitif pasien tersebut adalah Montreal Cognitive
Assessment (MoCA), 30 soal yang menilai area fungsi kognitif yang luas (Nasreddine
et al., 2005). Awalnya dirancang untuk mendeteksi gangguan kognitif ringan pada
orang tua dengan demensia, MoCA juga telah terbukti dapat diaplkiasikan dalam
menilai populasi klinis lain seperti pasien dengan stroke (Cumming et al., 2011),
ketidakmampuan belajar (Edge et al., 2016) ), gangguan tidur (Gagnon et al., 2010),
gangguan penggunaan narkoba (Copersino et al., 2009), dan pada pasien yang
menghadiri layanan rawat inap / rawat jalan psikiatri (Gierus et al., 2015; Helmi et al.,
2016). Dalam studi lain pada pasien dengan penyakit mental berat (18 pasien dengan
skizofrenia dan 10 dengan gangguan mood), Musso et al. (2014) mengeksplorasi
hubungan antara total skor MoCA (dengan koreksi pendidikan 1 poin untuk mereka
yang memiliki pendidikan 12 tahun), skor komposit BACS dan hasil yang berfungsi
pada UPSA-2. Dilaporkan sensitivitas yang baik sebesar 89% pada MoCA saat kontrol
kesehatan. Dilaporkan juga hubungan yang lebih kuat antara MoCA (rs = .66, pb .001)
dan ukuran fungsional dibandingkan antara BACS (rs = .27, n.s.) dan ukuran
fungsional.
Terdapat dua penelitian yang bertujuan untuk memvalidasi penggunaan MoCA
pada orang dengan skizofrenia. Ramirez dkk. (2014) menguji validitas bersamaan dari
MoCA dan melaporkan korelasi moderat antara MoCA dan Mini-Mental State
Examination (MMSE) (r = .62, pb .001), serta subskala kognitif PANSS (r = .55, pb
.001). Demikian pula, Fisekovic et al. (2012) melakukan penelitian dengan 30 pasien
di mana dilaporkan korelasi positif sedang (r = 0,40, p = 0,027) antara MoCA dan
MMSE. Para penulis berpendapat bahwa MoCA lebih sensitif dalam mendeteksi defisit
kognitif yang lebih ringan karena MoCA mampu mendeteksi lebih banyak kasus
dengan gangguan kognitif ringan dibandingkan dengan MMSE. Keterbatasan umum
dari kedua studi ini adalah MoCA dan MMSE keduanya sebagai alat skrining kognitif.
Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa MMSE tidak memuaskan dalam
mendeteksi gangguan kognitif ringan (Hoops et al., 2009) dan tidak sensitif terhadap
gangguan kognitif yang biasanya ditemukan pada skizofrenia (Pendlebury et al., 2010;
Popovic et al., 2007); Oleh karena itu, mungkin tidak tepat untuk menggunakan MMSE
sebagai referensi penilaian kognitif dalam skizofrenia (Manning et al., 2007). Dua
penelitian lain juga menyoroti perlunya memvalidasi MoCA terhadap kumpulan uji
neurokognitif standar (Fisekovic et al., 2012; Wu et al., 2014). Secara bersama-sama,
meskipun beberapa hasil mendukung kegunaan MoCA dalam skizofrenia, bukti di
bidang ini masih terbatas. Sampai saat ini, tidak ada penelitian yang secara meyakinkan
mempelajari kegunaan klinis dari MoCA dalam mendeteksi gangguan kognitif pada
skizofrenia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kemampuan MoCA sebagai alat
skrining kognitif untuk pasien skizofrenia dalam mendeteksi gangguan kognitif. Dalam
studi ini, MoCA dibandingkan dengan BACS; mengevaluasi keakuratan diagnostik
MoCA dalam mendeteksi gangguan kognitif ringan dan berat serta hubungannya
dengan fungsi. Efek dari karakteristik demografis, misalnya, usia, jenis kelamin,
pendidikan pada kinerja MoCA juga diuji.
3. Hasil
3.1 Data Demografi
Data demografi peserta dan rata-rata skor total MoCA, skor z komposit BACS dan
skor total UPSA-B disajikan pada Tabel 1. Durasi rata-rata yang diperlukan untuk
mengisi MoCA adalah 13 menit (SD = ± 2). Hal ini berdasarkan pada 37 peserta, di
mana durasi pengisian dicatat. Skor total MoCA tidak berkorelasi dengan usia (r = −.03,
p = .80), jenis kelamin (t (62) = 1.19, p = .24), dan tahun pendidikan (r = .16, p = .22 ).
Informasi yang berkaitan dengan penyakit dirinci pada Tabel 2.
3.2. Akurasi diagnostik MoCA
Untuk mendeteksi gangguan kognitif ringan (BACS Z-skor b - 1), AUC untuk
MoCA adalah 0,816 (95% CI = 0,698-0,934, p <0,001). Berdasarkan Youden's Index
(Youden, 1950), batas skor optimal MoCA adalah b25. Untuk mendeteksi gangguan
kognitif berat (BACS Z-skor b-2), AUC untuk MoCA adalah 0,814 (95% CI = 0,710-
0,918, p b .001) dan batas skor optimal MoCA adalah b23. Kurva ROC disajikan pada
gambar 1a dan b. Sensitivitas, spesifisitas, rasio kemungkinan positif dan negatif, dan
rasio peluang untuk batas skor MoCA disajikan pada Tabel 3. Persentase pasien yang
diklasifikasikan sebagai gangguan kognitif normal, ringan dan berat adalah 20%, 27%
dan 53% untuk BACS dan 33%, 22%, 45% untuk MoCA. Tidak ada perbedaan yang
signifikan secara statistik dalam klasifikasi gangguan kognitif normal, ringan dan berat
antara MoCA dan BACS (χ2 (2) = 4,87, p = 0,09).