Anda di halaman 1dari 9

Handayani et. al.

SMedJour, 2021 ; 4 (3) : 163 - 171


doi: 10.13057/smj.v4i3. 57246

Hubungan Fungsi Kognitif Berdasarkan Skor MMSE


dengan Hasil CT Scan Kepala Pasien Lansia

Damiana Nirmala Mukti Handayani 1, Rachmi Fauziah Rahayu 2,


Nanang Wiyono 3
1. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
2. Bagian Radiologi RSUD Dr. Moewardi
3. Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Korespondensi : damiananirmala@student.uns.ac.id

ABSTRAK

Pendahuluan: Penurunan fungsi kognitif merupakan penyebab utama disabilitas dan


ketergantungan akan perawatan lansia. Skrining dengan instrumen mini-mental state
examination (MMSE) memungkinkan kita untuk menilai fungsi kognitif seseorang secara
kasar. Sementara itu, pemeriksaan imaging dapat menunjukkan perubahan struktural otak
yang sering dikaitkan dengan berbagai gangguan fungsi tubuh dan dapat menjadi
prediktor munculnya demensia. Penelitian mengenai topik ini masih jarang dilakukan di
Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan untuk mempelajari hubungan
antara hasil penilaian fungsi kognitif dengan MMSE dan hasil computed tomography
(CT) scan kepala pasien lansia, yang distandarisasi dengan kriteria penilaian skala global
cortical atrophy (GCA).
Metode: Penelitian ini merupakan sebuah studi deskriptif analitik. Populasi yang diteliti
merupakan pasien yang berusia ≥60 tahun, menjalani pemeriksaan CT scan kepala pada
tahun 2021, dan mampu menjalani MMSE selama periode pengambilan data penelitian.
Sampel diambil dengan the rule of thumb sebanyak 30 orang. Analisis data dilakukan
dengan uji korelasi rank Spearman.
Hasil: Penelitian ini diikuti oleh 18 pasien perempuan dan 12 pasien laki-laki. Sebagian
besar pasien memiliki fungsi kognitif yang normal dengan rata-rata skor MMSE 26
(±3,42) dan skala GCA 1 - 2. Terdapat korelasi negatif yang signifikan secara statistik
(r=-0,546/p<0,002) antara fungsi kognitif berdasarkan skor MMSE dengan hasil
pemeriksaan CT scan kepala pasien lansia.
Kesimpulan: Terdapat hubungan negatif berkekuatan moderat antara fungsi kognitif
berdasarkan skor MMSE dengan hasil pemeriksaan CT scan kepala pasien lansia.
Kata Kunci: lansia; fungsi kognitif; MMSE; skala GCA; CT scan

ABSTRACT

Introduction: Declined cognitive function is a leading cause of disability and dependence


on elderly care. The mini-mental state examination (MMSE) screening enables us to
assess a person's cognitive function roughly. Meanwhile, imaging examinations can show
the structural changes of the brain that are often associated with various disorders of
body function and can be predictors of the emergence of dementia. Research on this topic
is still done infrequently in Indonesia. Therefore, this research aims to study the
correlation between the cognitive function based on MMSE score and the results of head
CT scans of elderly patients, standardized with the global cortical atrophy (GCA) scale.
Methods: This research is an analytical descriptive study. The population studied were
patients aged ≥60 years, underwent a head CT scan in 2021 and were able to undergo
MMSE during the data collection period. The sample was taken using the rule of thumb
for as many as 30 individuals. It was then analyzed using the Spearman rank correlation
test.

SMART MEDICAL JOURNAL (2021) Vol. 4 No. 3. eISSN : 2621-0916


This work is licensed under a Creative Commons Attribution (CC BY 4.0) licence
Handayani et al., Hubungan Fungsi Kognitif Berdasarkan Skor MMSE dengan Hasil CT Scan Kepala Pasien Lansia

Results: This study observed 18 female and 12 male patients. Most of the patients had
normal cognitive function with a mean MMSE score of 26 (±3.42) and a GCA scale of 1-
2. There was a statistically significant negative correlation (r=-0.546/p<0.002) between
cognitive function based on the MMSE score and the results of head CT scans of the
elderly patients.
Conclusion: There is a moderate negative correlation between cognitive function based
on the MMSE scores and the results of the head CT scans of elderly patients.
Keywords: elderly; cognitive function; MMSE; GCA scale; CT scan

PENDAHULUAN progresif dan kompleks sehingga belum ada


obat yang dapat menyembuhkannya10. Tata
Penyebab utama disabilitas dan laksana yang ada saat ini lebih difokuskan
ketergantungan akan perawatan lansia adalah untuk menyembuhkan penyakit yang
penurunan fungsi kognitif1. Penurunan fungsi mendasari gangguan tersebut atau mengatasi
kognitif tidak hanya merugikan orang yang gejala yang muncul4.
mengalaminya, tetapi juga menjadi tantangan Pencegahan dan deteksi adanya
bagi keluarga, masyarakat, dan negara2. penurunan fungsi kognitif perlu dilakukan
Gangguan ini berdampak pada kualitas hidup sedini mungkin supaya pasien mendapatkan
manusia karena berkaitan dengan kemandirian informasi yang cukup, lebih banyak pilihan
seseorang dalam beraktivitas sehari-hari dan perawatan, dan dukungan untuk mengontrol
berinteraksi sosial3. kondisi mereka serta menjaga kualitas
WHO menyebutkan bahwa 5-8% dari hidupnya lebih lama8. Pasien dan keluarganya
orang-orang berusia di atas 60 tahun dapat mulai membuat perencanaan ketika
mengalami penurunan fungsi kognitif berupa pasien masih memiliki kapasitas kognitif yang
demensia dan sebagian besar di antaranya cukup. Selain itu, dengan memahami kondisi
tinggal di wilayah dengan pendapatan demensia pada tahap yang lebih awal,
menengah ke bawah4. Penderita demensia di keluarga pasien memiliki waktu yang lebih
Indonesia diperkirakan berjumlah 1,2 juta panjang untuk beradaptasi dengan perubahan
orang di Indonesia pada tahun 2016 dan yang mungkin terjadi dan menyiapkan diri
cenderung meningkat dari tahun ke tahun5. baik secara fisik maupun psikologis11.
Belum ada data mengenai populasi penderita Fungsi kognitif seseorang dapat
demensia di Jawa Tengah, tetapi peningkatan dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya usia
angka harapan hidup meningkatkan jumlah dan kondisi kesehatan seseorang12. Usia
populasi lansia yang berisiko menderita berpengaruh terhadap perubahan struktur
demensia6,7. otak13. Perubahan struktur otak berupa atrofi
Tidak hanya lansia, sebanyak 9% dari dapat dikaitkan dengan demensia, kejang, dan
kasus demensia diderita oleh orang yang afasia14. Perubahan pada otak terkadang juga
berusia kurang dari 65 tahun4. Penyakit ditemukan pada orang yang memiliki fungsi
Alzheimer, dapat mulai berkembang dalam kognitif baik dan hal ini dapat menjadi
diri seseorang sejak 20 tahun sebelum prediktor munculnya demensia pada beberapa
munculnya gejala8. dekade yang akan datang13. Pemeriksaan
Meskipun gejala penurunan fungsi fungsi kognitif dengan instrumen skrining
kognitif banyak dialami oleh lansia, gangguan seperti mini mental state examination
ini bukanlah sesuatu yang dapat dianggap (MMSE) saja kurang akurat untuk menilai
wajar sehingga bisa diabaikan9. Penurunan fungsi kognitif seseorang15. Pemeriksaan
fungsi kognitif merupakan gangguan yang dengan pencitraan memungkinkan kita untuk

SMART MEDICAL JOURNAL (2021) Vol. 4 No. 3. eISSN : 2621-0916


164
Handayani et al., Hubungan Fungsi Kognitif Berdasarkan Skor MMSE dengan Hasil CT Scan Kepala Pasien Lansia

mengetahui perubahan struktural otak yang terapi yang dapat menyebabkan penurunan
sering dikaitkan dengan berbagai gangguan fungsi kognitif.
fungsi tubuh. Karena keterbatasan waktu dan sumber
Penelitian ini terispirasi dari beberapa daya manusia, sampel didapatkan dengan the
penelitian terdahulu dengan topik atrofi otak rule of thumb, yaitu sebanyak 30 sampel.
dan fungsi kognitif15, 25, 26. Perbedaannya Hasil CT scan kepala pada penelitian
dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat ini dinilai berdasarkan skala GCA oleh dokter
dari lokasi dan subjek penelitian, instrumen spesialis radiologi. Skala GCA merupakan
penilaian fungsi kognitif, serta modalitas dan skor rata-rata untuk atrofi kortikal di seluruh
parameter yang digunakan untuk menilai cerebrum, meliputi dilatasi sulci (frontal,
atrofi otak. Di Indonesia, topik ini masih parieto-occipital, dan temporal dextra dan
jarang diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini sinistra), serta dilatasi ventrikel (frontal,
dilaksanakan untuk mempelajari hubungan parieto-occipital dan temporal dextra dan
antara hasil penilaian fungsi kognitif dengan sinistra, dan third ventricle)17. Pemeriksaan
MMSE dan hasil CT scan kepala pasien skala GCA dilakukan dengan CT scan. Skor
lansia, yang distandarisasi dengan kriteria berkisar antara 0-3 berdasarkan pelebaran
penilaian skala global cortical atrophy ventrikel atau hilangnya volume gyri18.
(GCA). Fungsi kognitif diukur dengan
instrumen MMSE yang memiliki skor 0-30.
METODE Skor untuk fungsi kognitif yang dapat
Penelitian ini merupakan sebuah studi dianggap normal adalah 25-30, sedangkan
deskriptif analitik. Data MMSE merupakan demensia ringan 20-24, demensia sedang 13-
data primer yang diperoleh langsung dari 19, dan demensia berat 0-1219.
sumber datanya, sedangkan data lainnya Pengolahan data deskriptif (usia, jenis
merupakan data sekunder dari rekam medis kelamin, pekerjaan, klinis, dan cella media
elektronik16. Data diambil di Rumah Sakit Dr. index/CMI) dikerjakan dengan Microsoft
Oen Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Excel. Karena variabel-variabel yang diteliti
Indonesia dalam rentang waktu 1 Juli – 31 merupakan data kategorik dengan skala
Oktober 2021. ordinal, kekuatan dan jenis hubungan antar
Populasi yang diteliti merupakan pasien variabel diuji dengan uji korelasi Rank
berusia ≥60 tahun yang menjalani Spearman dengan Statistical Product and
pemeriksaan CT scan kepala di unit Radiologi Service Solution (SPSS) 22.0 for Windows.
pada tahun 2021 dan mampu menjalani Penelitian ini telah dinyatakan layak
pemeriksaan MMSE selama periode etik oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan
pengambilan data penelitian. Dalam penelitian RSUD Dr. Moewardi dengan nomor surat
ini, pemeriksaan CT scan hanya dilakukan 410/IV/HREC/2021.
jika ada indikasi medis untuk mengurangi
HASIL
paparan radiasi yang tidak diperlukan. Kriteria
eksklusi yang digunakan, yaitu riwayat Data Hasil Penelitian
penyakit tumor otak, hidrosefalus, trauma, Pasien lansia yang menjadi sampel
infeksi kepala, dan gangguan otak organik dalam penelitian ini sebagian besar termasuk
lainnya, riwayat penyalahgunaan substansi dalam kelompok usia 60-66 tahun, yaitu
dan alkohol, riwayat gangguan kejiwaan sebanyak 15 orang (50%). Sementara itu,
seperti depresi dan skizofrenia, dan riwayat perbandingan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan adalah 2:3. Para pasien memiliki

SMART MEDICAL JOURNAL (2021) Vol. 4 No. 3. eISSN : 2621-0916


165
Handayani et al., Hubungan Fungsi Kognitif Berdasarkan Skor MMSE dengan Hasil CT Scan Kepala Pasien Lansia

pekerjaan yang bervariasi, mayoritas ibu Hiperlipidemia 1 (3,33)


rumah tangga. Selain itu, berdasarkan riwayat Diabetes Mellitus 8 (26,67)
medisnya, hampir semua pasien dalam studi tipe 2
ini memiliki riwayat stroke. Post COVID-19 6 (20)
CMI 3,73 ±
Hasil pemeriksaan CT scan
≥4,1 1 (3,33) 0,20
menunjukkan bahwa kebanyakan sampel,
4,0-3,6 23 (76,67)
yaitu sebanyak 23 orang (76,67%), memiliki 3,5-3,0 6 (20)
CMI dalam kisaran 4,0-3,6. Pemeriksaan ini ≤2,9 0 (0)
juga menemukan adanya chronic infarct di
bagian otak yang bervariasi pada orang Rentang skor MMSE yang didapatkan
dengan riwayat stroke. oleh pasien lansia yang menjadi sampel
Rekapitulasi data hasil penelitian dapat berkisar antara 12-30. Hanya terdapat satu
dilihat pada tabel dan ulasan berikut ini. partisipan yang memperoleh skor sempurna
30 dan satu partisipan mendapatkan skor 12.
Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok
Usia, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Klinis, dan CMI Tabel 2. Perolehan Skor MMSE Sampel
Min. Maks. Mean ± SD
Frekuensi Mean ±
Demografi Pasien Skor MMSE 12 30 26 ± 3,42
N (%) SD

Usia 67,43 ± Distribusi sampel berdasarkan fungsi


60-66 tahun 15 (50) 5,68 kognitifnya dapat dilihat lebih terperinci pada
67-73 tahun 10 (33,33) tabel di bawah ini.
74-80 tahun 5 (16,67)
Jenis kelamin Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Fungsi
Laki-laki 12 (40) Kognitif
Perempuan 18 (60) Fungsi kognitif Frekuensi
Pekerjaan %
berdasarkan skor MMSE (n)
Ibu rumah tangga 10 (33,33) Normal (25-30) 26 86,67
TNI/POLRI 2 (6,67) Demensia ringan (20-24) 3 10
Guru 5 (16,67) Demensia sedang (13-19) 0 0
Karyawan 5 (16,67) Demensia berat (0-12) 1 3,33
Petani 3 (10) Total 30 100
Buruh 3 (10)
Tenaga kesehatan 2 (6,67) Sebagian besar pasien yang diteliti
Klinis memiliki fungsi kognitif yang tergolong
Penyakit 1 (3,33) normal walaupun skor MMSE tidak mencapai
Parkinson
angka sempurna. Terdapat 3 pasien (10%)
Demensia 2 (6,67)
yang mengalami demensia ringan dan 1
Stroke 26 (86,67)
Convulsion 1 (3,33)
pasien (3,33%) yang mengalami demensia
Cephalgia 8 (26,67) berat.
Vertigo 1 (3,33) Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Skala
Penyakit jantung 2 (6,67) GCA
Penyakit ginjal 1 (3,33) Skala GCA Frekuensi (n) %
kronis 0 0 0
Hipertensi 17 (56,67) 1 24 80
Penyakit paru 1 (3,33) 2 6 20
obstruktif kronis 3 0 0
Gastritis 6 (20) Total 30 100

SMART MEDICAL JOURNAL (2021) Vol. 4 No. 3. eISSN : 2621-0916


166
Handayani et al., Hubungan Fungsi Kognitif Berdasarkan Skor MMSE dengan Hasil CT Scan Kepala Pasien Lansia

Seluruh sampel menunjukkan adanya scan kepala pasien lansia. Menurut the rule of
atrofi otak berdasarkan pemeriksaan CT scan thumb20, koefisien korelasi -0,546
dengan skala GCA. Sebanyak 24 sampel menunjukkan bahwa kekuatan korelasi
(80%) menunjukkan skala GCA 1 dan tersebut moderat.
sisanya, yaitu sebanyak 6 sampel (20%),
menunjukkan skala GCA 2. PEMBAHASAN
Data Hasil Analisis Pembahasan Hasil
Data yang telah terkumpul kemudian Pasien yang menjadi partisipan
dianalisis menggunakan program SPSS 22.0 penelitian ini berusia 60-80 tahun. Rerata usia
for Windows dengan uji korelasi rank partisipan dalam penelitian ini adalah 67,43
Spearman untuk menguji hubungan antara (±5,68), cenderung lebih muda daripada
fungsi kognitif dan skala GCA. penelitian lainnya15, 25. Sebanyak 18 pasien
berjenis kelamin perempuan dan 10 di
Tabel 5. Tabulasi Silang Fungsi Kognitif dan Skala
GCA
antaranya merupakan ibu rumah tangga. Dua
per tiga dari pasien yang berpartisipasi bekerja
Fungsi Kognitif di berbagai bidang, seperti tenaga kesehatan,
anggota TNI/POLRI, guru, karyawan, petani,
Demensia

Demensia

Total
Normal

Ringan

Berat

dan buruh.
Berdasarkan keterangan klinisnya, lebih
dari 80% pasien memiliki riwayat stroke.
Skala 1 23 1 0 24
Stroke merupakan penyebab penurunan fungsi
GCA 2 3 2 1 6
kognitif, yaitu demensia vaskular. Hal ini
Total 26 3 1 30
terjadi karena adanya sumbatan maupun
kerusakan pada pembuluh darah otak
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa
menimbulkan kematian jaringan dan
sebagian besar sampel yang fungsi
perdarahan yang menghambat transportasi
kognitifnya tergolong normal menunjukkan
oksigen dan nutrien dari darah untuk sel-sel
skala GCA 1. Sementara itu, sampel yang
otak21. Penurunan fungsi kognitif yang terjadi
mendapatkan skala GCA 2, memiliki fungsi
dipengaruhi oleh lokasi, jumlah, dan ukuran
kognitif yang bervariasi, yaitu normal (3
lesi infark yang ada8.
orang), demensia ringan (2 orang), dan
Riwayat penyakit yang paling banyak
demensia berat (1 orang).
ditemukan setelah stroke dalam penelitian ini
Tabel 6. Uji Korelasi Spearman Fungsi Kognitif adalah hipertensi. Hipertensi merupakan salah
dengan Skala GCA satu faktor risiko dari berbagai penyakit,
Fungsi Kognitif berdasarkan skor seperti jantung, ginjal, dan stroke. Penyakit
MMSE hipertensi yang tidak diterapi berhubungan
Koefisien Korelasi (r) p dengan kejadian atrofi otak dan penurunan
Skala
-0,546 0,002 fungsi kognitif26.
GCA Selain itu, penelitian ini juga
menemukan riwayat penyakit lain pada
Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman partisipan, yaitu cephalgia, diabetes mellitus
dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi tipe 2, penyakit jantung, penyakit ginjal,
negatif yang signifikan secara statistik penyakit paru obstruktif kronis, gastritis,
(p<0,01) antara fungsi kognitif berdasarkan penyakit Parkinson, riwayat konvulsi, vertigo,
skor MMSE dengan hasil pemeriksaan CT dan hiperlipidemia. Berbagai penelitian

SMART MEDICAL JOURNAL (2021) Vol. 4 No. 3. eISSN : 2621-0916


167
Handayani et al., Hubungan Fungsi Kognitif Berdasarkan Skor MMSE dengan Hasil CT Scan Kepala Pasien Lansia

menyebutkan bahwa kondisi-kondisi tersebut berusia 69 tahun dengan skala GCA 1,


meningkatkan kemungkinan terjadinya sedangkan gambar 2 kiri merupakan
8, 9
demensia dan atrofi otak . partisipan pria berusia 63 tahun dengan skala
Rata-rata CMI pasien dalam penelitian GCA 2. Gambar 2 tengah dan kanan
ini adalah 3,73 dengan standar deviasi 0,20. merupakan gambar CT scan otak dari seorang
Hal ini menunjukkan adanya pelebaran pasien dengan skala GCA 3.
ventrikel ringan22. Penelitian oleh Chrzan et
al. pada tahun 2019 melaporkan bahwa rata-
rata CMI pada kelompok usia 100-106 tahun
lebih rendah secara signifikan daripada
kelompok usia 70-79 tahun (4.32 dan 5.32)28.
Penelitian lain dengan cella media ratio
(CMR) menunjukkan bahwa CMR memiliki Gambar 1. CT Scan Kepala dengan Skala GCA 0
korelasi positif terhadap usia23. Selain itu, dan 1
CMR juga menunjukkan hubungan yang
bermakna dengan diameter kepala, baik
anteroposterior maupun transversal24. CMR
membandingkan diameter paling sempit dari
dinding luar ventrikel lateralis dengan
diameter dalam os cranium di garis yang
sama23, 24. Baik CMI maupun CMR
bermanfaat pada diagnosis hidrosefalus Gambar 2. Atrofi Sedang-Berat pada Skala GCA 2
dan 3
obstruktif23.
Data penelitian ini menunjukkan bahwa Fungsi kognitif berkaitan dengan
sebagian besar pasien memiliki fungsi kemampuan seseorang untuk memusatkan
kognitif yang normal. Rata-rata skor MMSE perhatian, belajar, berpikir, berbahasa,
dari seluruh pasien adalah 26 dengan standar memersepsikan sesuatu, membuat
deviasi 3,42. Menurut Buku Manual Psikiatri pertimbangan dan mengambil keputusan,
Skills Lab FK UNS, angka ini masih memecahkan masalah, serta mengingat29.
tergolong normal19. Rerata ini cenderung lebih Setiap domain fungsi kognitif dikontrol oleh
tinggi dibanding penelitian oleh Al-Janabi et beberapa bagian otak yang berbeda melalui
al. pada tahun 2018 yang diikuti 325 proses yang kompleks. Lobus frontalis di
partisipan dengan rerata MMSE 23.2 (± 7.8). bagian anterior memiliki fungsi memori
Jika ditinjau dari skala GCA, mayoritas prospektif (mengingat rencana), bahasa
pasien menunjukkan atrofi otak ringan dan (menyampaikan ide, berbicara), kepribadian,
sebanyak enam orang mengalami atrofi otak fungsi eksekutif (membuat pertimbangan dan
sedang. Pada lansia yang normal, atrofi otak membuat keputusan), mempelajari sesuatu,
menurut skala GCA bertambah 0,5%, menciptakan ide kreatif, dan kontrol
sedangkan pada penderita penyakit Alzheimer pergerakan bagian tubuh kontralateral30. Di
bisa sampai 1,3% setiap tahunnya25. belakangnya terdapat lobus parietalis yang
Gambaran CT scan kepala dengan terutama mempunyai fungsi sensori. Lobus
berbagai skala GCA dapat dilihat di bawah temporalis dan occipitalis berperan dalam
ini. Pada gambar 1 kiri, skala GCA 0 persepsi auditori dan visual30. Selain itu,
didapatkan pada pasien wanita berusia 21 struktur pada lobus temporalis, yaitu
tahun. Gambar 1 kanan merupakan partisipan hippocampus, entorhinal, perirhinal, dan
dari penelitian ini, yaitu seorang wanita parahippocampal cortex, berhubungan

SMART MEDICAL JOURNAL (2021) Vol. 4 No. 3. eISSN : 2621-0916


168
Handayani et al., Hubungan Fungsi Kognitif Berdasarkan Skor MMSE dengan Hasil CT Scan Kepala Pasien Lansia

dengan fungsi memori deklaratif yang terdiri Keterbatasan Penelitian dan Saran
atas memori semantik (pengetahuan umum), Penelitian ini memiliki keterbatasan
memori rekognisi (mengenali sesuatu melalui dalam pengambilan data. Proses pengumpulan
rekoleksi atau familiaritas), dan memori data sempat terhambat karena peningkatan
episodik (mengingat kembali suatu hal)30. penularan COVID-19 di Indonesia pada
Hal yang mendasari terbentuknya periode Juli-September 2021 menyebabkan
fungsi kognitif adalah komunikasi penurunan jumlah pasien yang berkunjung ke
antarneuron. Atrofi otak berarti penyusutan rumah sakit. Selain itu, sebagian pasien yang
otak akibat hilangnya sel-sel neuron dan menjalani CT scan kepala datang dalam
koneksi antarneuron14. Pada derajat tertentu, kondisi yang tidak memungkinkan
atrofi otak akan mengganggu komunikasi pemeriksaan MMSE. Oleh karena itu,
antarneuron yang menyebabkan penurunan pemeriksaan MMSE baru dilakukan ketika
fungsi kognitif. kondisi pasien sudah lebih stabil atau saat
Penelitian mengenai hubungan fungsi pasien kontrol.
kognitif berdasarkan skor MMSE dengan Dari sisi instrumen, penelitian ini
hasil CT scan kepala pasien lansia ini memiliki keterbatasan karena hanya
menunjukkan hubungan negatif yang menggunakan MMSE untuk menilai fungsi
signifikan berkekuatan moderat. Hubungan kognitif secara umum. Sebuah studi
negatif yang dimaksud adalah semakin buruk menemukan bahwa orang yang sehat masih
fungsi kognitif pasien (skor MMSE makin memiliki kemungkinan mengalami penurunan
rendah), maka semakin parah kondisi atrofi fungsi kognitif, dan sebaliknya, orang-orang
otaknya (skala GCA semakin tinggi). Hal ini yang berada pada tahap awal demensia
sejalan dengan penelitian yang menyebutkan mungkin masih bisa mendapatkan skor
bahwa peluang atrofi otak sedang-berat MMSE melebihi batas normal27. Oleh karena
menurut skala GCA menurun 4,9% dengan itu, penelitian yang selanjutnya perlu
setiap peningkatan skor MMSE sebesar 1 menambahkan instrumen penilaian fungsi
poin25. Penelitian serupa yang dilakukan kognitif yang lebih spesifik, seperti tes atensi
dengan instrumen Montreal Cognitive dengan Forward Digit Span, tes fungsi bahasa
Assessment (MoCA) juga menyatakan bahwa dengan Boston Naming Test, penilaian
skor MoCA berhubungan dengan keparahan kemampuan fungsional dengan skor Activity
skala GCA15. Daily Living, dan sebagainya.
Berkebalikan dengan penelitian ini, Sehubungan dengan distribusi sampel
penelitian Chrismanita et al. pada tahun 2015 penelitian ini yang cenderung berkumpul pada
menunjukkan bahwa skor MMSE tidak kategori tertentu, studi di masa mendatang
memiliki hubungan yang bermakna dengan dianjurkan menggunakan lebih banyak
skala GCA yang diperiksa dengan MRI26. sampel. Penerapan skrining faktor-faktor
Akan tetapi, skor MMSE memiliki hubungan risiko yang berhubungan dengan penurunan
negatif berkekuatan sedang dengan lesi white fungsi kognitif dan atrofi otak juga dapat
matter, sedangkan skala GCA berkorelasi dilakukan untuk mengurangi bias. Selain itu,
dengan pemeriksaan fungsi kognitif lainnya, penelitian lanjutan dengan metode
yaitu tes vigilance, trail making test A, dan longitudinal direkomendasikan untuk melihat
trail making test B. Hal ini menunjukkan progresi atrofi otak dalam beberapa tahun.
bahwa atrofi pada cerebrum memiliki Sebagai tambahan, penggunaan lebih banyak
hubungan dengan penurunan fungsi kognitif, parameter evaluasi otak, misalnya Medial
khususnya pada domain atensi dan fungsi Temporal Atrophy, Fazekas, serta skor
eksekutif26. Koedam, dan pemakaian modalitas

SMART MEDICAL JOURNAL (2021) Vol. 4 No. 3. eISSN : 2621-0916


169
Handayani et al., Hubungan Fungsi Kognitif Berdasarkan Skor MMSE dengan Hasil CT Scan Kepala Pasien Lansia

neuroimaging lain, seperti MRI 3 Tesla atau https://www.who.int/news-room/fact-


Positron Emission Tomography (PET) scan, sheets/detail/dementia
juga disarankan untuk mempelajari kondisi 5. Alzheimer Indonesia. Statistik tentang
otak secara menyeluruh. Demensia [Internet]. Alzi.or.id. 2019 [sitasi
Januari 2021]. Diakses dari:
KESIMPULAN https://alzi.or.id/statistik-tentang-demensia/
6. Ong P, et al. Panduan Praktik Klinik
Berdasarkan hasil penelitian dan
Diagnosis dan Penatalaksanaan Demensia.
pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis
terdapat hubungan negatif berkekuatan Saraf Indonesia; 2015.
moderat antara fungsi kognitif berdasarkan 7. Badan Pusat Statistik (BPS). [IPG] Angka
skor MMSE dengan hasil pemeriksaan CT Harapan Hidup (AHH) Menurut Provinsi
scan kepala pasien lansia. dan Jenis Kelamin, 2010-2018. [Internet].
Bps.go.id. 2019 [sitasi Februari 2021].
UCAPAN TERIMA KASIH Diakses dari:
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/vi
Peneliti mengucapkan terima kasih
ew/id/1114
kepada Ida Prista Maryetty, dr., M. Kes, M.
8. Alzheimer's Association Report. 2020
Sc, Sp. Rad yang telah memberikan kritik dan
Alzheimer's disease facts and figures.
saran demi kesempurnaan penulisan artikel ini
Alzheimer's and Dementia. 2020;16(3):391-
ini, direksi beserta staf bagian rekam medis, 460.
radiologi, dan poli spesialis RS Dr. Oen Solo
9. Chairina N, Ahyar J. Selamatkan Otak,
Baru yang telah membantu proses Kenali Gangguan Demensia (Pikun)
pengambilan data penelitian, Martha Andri Menjelang Lansia. 2019:1-8.
Hastuti Sulistyorini, dr., Sp. Rad selaku 10. Centers for Disease Control and Prevention
pemeriksa CT scan, dan para responden yang (CDC). What Is Dementia? [Internet].
terlibat dalam penelitian ini. Cdc.gov. 2019 [sitasi Januari 2021].
Diakses dari:
DAFTAR PUSTAKA https://www.cdc.gov/aging/dementia/index.
html
1. Peracino A, Pecorelli S. The Epidemiology
of Cognitive Impairment in the Aging 11. Rasmussen J, Langerman H. Alzheimer’s
Population: Implications for Hearing Loss. Disease – Why We Need Early Diagnosis.
Audiology and Neurotology. Degenerative Neurological and
2016;21(Suppl. 1):3-9. Neuromuscular Disease. 2019;9:123-130.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 12. Molloy DW. Standardized Mini-Mental
(Kemenkes RI). Strategi Nasional State Examination (SMMSE) | IHPA.
Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan American Journal of Psychiatry.
Demensia Lainnya: Menuju Lanjut Usia 2014;14:102-105.
Sehat dan Produktif. Jakarta: Kemenkes RI; 13. Harada C, Natelson Love M, Triebel K.
2015. Normal Cognitive Aging. Clinics in
3. Sobral A, Araújo C, Sobral M. Mild Geriatric Medicine. 2013;29(4):737-752.
cognitive impairment in the elderly 14. National Institute of Neurological Disorders
Relationship between communication and and Stroke (NINDS). Cerebral Atrophy
functional capacity. Dementia & Information Page [Internet]. Ninds.nih.gov.
Neuropsychologia. 2018;12(2):165-172. 2019 [sitasi Februari 2021]. Diakses dari:
4. World Health Organization (WHO). https://www.ninds.nih.gov/Disorders/All-
Dementia [Internet]. Who.int. 2020 [sitasi Disorders/Cerebral-Atrophy-Information-
Januari 2021]. Diakses dari: Page

SMART MEDICAL JOURNAL (2021) Vol. 4 No. 3. eISSN : 2621-0916


170
Handayani et al., Hubungan Fungsi Kognitif Berdasarkan Skor MMSE dengan Hasil CT Scan Kepala Pasien Lansia

15. Del Brutto O, Mera R, Zambrano M, scans of Head. J Anat Sciences.


Soriano F, Lama J. Global cortical atrophy 2014;22(2):5-11.
(GCA) associates with worse performance 25. Al‐ Janabi O, Panuganti P, Abner E,
in the Montreal Cognitive Assessment Bahrani A, Murphy R, Bardach S, dkk.
(MoCA). A population-based study in Global Cerebral Atrophy Detected by
community-dwelling elders living in rural Routine Imaging: Relationship with Age,
Ecuador. Archives of Gerontology and Hippocampal Atrophy, and White Matter
Geriatrics. 2015;60(1):206-209. Hyperintensities. Journal of Neuroimaging.
16. Masturoh I, Temesvari NA. Metodologi 2018;28(3):301-306.
Penelitian Kesehatan. 1st ed. Jakarta: Badan 26. Chrismanita, Ong A, Rizal A. Hubungan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Antara Kejadian Hipertensi dengan
Daya Manusia Kesehatan Kemenkes RI; Performa Fungsi Kognisi dan Gambaran
2018. Magnetic Resonance Imaging Kepala.
17. Di Muzio B, Weerakkody Y. Global Neurona. 2015;32(2).
cortical atrophy scale [Internet]. 27. Votruba K, Persad C, Giordani B. Cognitive
Radiopaedia.org. 2018 [sitasi Januari 2021]. Deficits in Healthy Elderly Population With
Diakses dari: “Normal” Scores on the Mini-Mental State
https://radiopaedia.org/articles/37584 Examination. Journal of Geriatric
18. Wahlund L, Westman E, van Westen D, Psychiatry and Neurology. 2016;29(3):126-
Wallin A, Shams S, Cavallin L, dkk. 132.
Imaging biomarkers of dementia: 28. Chrzan R, Gleń A, Bryll A, Urbanik A.
recommended visual rating scales with Computed Tomography Assessment of
teaching cases. Insights into Imaging. Brain Atrophy in Centenarians.
2016;8(1):79-90. International Journal of Environmental
19. Skills lab FK UNS. Modul Skills lab Research and Public Health.
Psikiatri. Surakarta: Fakultas Kedokteran 2019;16(19):3659.
Universitas Sebelas Maret; 2020. 29. Fisher GG, Chacon M, Chaffee D. Theories
20. Mukaka MM. A Guide to Appropriate Use of Cognitive Aging and Work. Work Across
of Correlation Coefficient in Medical the Lifespan. 2019;:17-45.
Research. Malawi Med J. 2012;24(3):69-71. 30. Jawabri KH, Sharma S. Physiology,
21. Vijayan M, Reddy P. Stroke, Vascular Cerebral Cortex Functions. Treasure Island
Dementia, and Alzheimer’s Disease: (FL): StatPearls Publishing [Internet]; 2020
Molecular Links. Journal of Alzheimer's [sitasi Februari 2021]. Diakses dari:
Disease. 2016;54(2):427-443. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK5
22. Goel A, Gaillard F. Cella media index 38496/
[Internet]. Radiopaedia.org. 2021 [sitasi
September 2021]. Diakses dari:
https://radiopaedia.org/articles/cella-media-
index
23. Kolsur N, P.M R, Shetty S, Kumar A.
Morphometric Study of Ventricular Indices
in Human Brain Using Computed
Tomography Scans in Indian Population.
International Journal of Anatomy and
Research. 2018;6(3.2):5574-5580.
24. Patnaik P, Singh V, Singh S, Singh D.
Lateral Ventricle Ratios Correlated to
Diameters of Cerebrum - A Study on CT

SMART MEDICAL JOURNAL (2021) Vol. 4 No. 3. eISSN : 2621-0916


171

Anda mungkin juga menyukai