Korespondensi : damiananirmala@student.uns.ac.id
ABSTRAK
ABSTRACT
Results: This study observed 18 female and 12 male patients. Most of the patients had
normal cognitive function with a mean MMSE score of 26 (±3.42) and a GCA scale of 1-
2. There was a statistically significant negative correlation (r=-0.546/p<0.002) between
cognitive function based on the MMSE score and the results of head CT scans of the
elderly patients.
Conclusion: There is a moderate negative correlation between cognitive function based
on the MMSE scores and the results of the head CT scans of elderly patients.
Keywords: elderly; cognitive function; MMSE; GCA scale; CT scan
mengetahui perubahan struktural otak yang terapi yang dapat menyebabkan penurunan
sering dikaitkan dengan berbagai gangguan fungsi kognitif.
fungsi tubuh. Karena keterbatasan waktu dan sumber
Penelitian ini terispirasi dari beberapa daya manusia, sampel didapatkan dengan the
penelitian terdahulu dengan topik atrofi otak rule of thumb, yaitu sebanyak 30 sampel.
dan fungsi kognitif15, 25, 26. Perbedaannya Hasil CT scan kepala pada penelitian
dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat ini dinilai berdasarkan skala GCA oleh dokter
dari lokasi dan subjek penelitian, instrumen spesialis radiologi. Skala GCA merupakan
penilaian fungsi kognitif, serta modalitas dan skor rata-rata untuk atrofi kortikal di seluruh
parameter yang digunakan untuk menilai cerebrum, meliputi dilatasi sulci (frontal,
atrofi otak. Di Indonesia, topik ini masih parieto-occipital, dan temporal dextra dan
jarang diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini sinistra), serta dilatasi ventrikel (frontal,
dilaksanakan untuk mempelajari hubungan parieto-occipital dan temporal dextra dan
antara hasil penilaian fungsi kognitif dengan sinistra, dan third ventricle)17. Pemeriksaan
MMSE dan hasil CT scan kepala pasien skala GCA dilakukan dengan CT scan. Skor
lansia, yang distandarisasi dengan kriteria berkisar antara 0-3 berdasarkan pelebaran
penilaian skala global cortical atrophy ventrikel atau hilangnya volume gyri18.
(GCA). Fungsi kognitif diukur dengan
instrumen MMSE yang memiliki skor 0-30.
METODE Skor untuk fungsi kognitif yang dapat
Penelitian ini merupakan sebuah studi dianggap normal adalah 25-30, sedangkan
deskriptif analitik. Data MMSE merupakan demensia ringan 20-24, demensia sedang 13-
data primer yang diperoleh langsung dari 19, dan demensia berat 0-1219.
sumber datanya, sedangkan data lainnya Pengolahan data deskriptif (usia, jenis
merupakan data sekunder dari rekam medis kelamin, pekerjaan, klinis, dan cella media
elektronik16. Data diambil di Rumah Sakit Dr. index/CMI) dikerjakan dengan Microsoft
Oen Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Excel. Karena variabel-variabel yang diteliti
Indonesia dalam rentang waktu 1 Juli – 31 merupakan data kategorik dengan skala
Oktober 2021. ordinal, kekuatan dan jenis hubungan antar
Populasi yang diteliti merupakan pasien variabel diuji dengan uji korelasi Rank
berusia ≥60 tahun yang menjalani Spearman dengan Statistical Product and
pemeriksaan CT scan kepala di unit Radiologi Service Solution (SPSS) 22.0 for Windows.
pada tahun 2021 dan mampu menjalani Penelitian ini telah dinyatakan layak
pemeriksaan MMSE selama periode etik oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan
pengambilan data penelitian. Dalam penelitian RSUD Dr. Moewardi dengan nomor surat
ini, pemeriksaan CT scan hanya dilakukan 410/IV/HREC/2021.
jika ada indikasi medis untuk mengurangi
HASIL
paparan radiasi yang tidak diperlukan. Kriteria
eksklusi yang digunakan, yaitu riwayat Data Hasil Penelitian
penyakit tumor otak, hidrosefalus, trauma, Pasien lansia yang menjadi sampel
infeksi kepala, dan gangguan otak organik dalam penelitian ini sebagian besar termasuk
lainnya, riwayat penyalahgunaan substansi dalam kelompok usia 60-66 tahun, yaitu
dan alkohol, riwayat gangguan kejiwaan sebanyak 15 orang (50%). Sementara itu,
seperti depresi dan skizofrenia, dan riwayat perbandingan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan adalah 2:3. Para pasien memiliki
Seluruh sampel menunjukkan adanya scan kepala pasien lansia. Menurut the rule of
atrofi otak berdasarkan pemeriksaan CT scan thumb20, koefisien korelasi -0,546
dengan skala GCA. Sebanyak 24 sampel menunjukkan bahwa kekuatan korelasi
(80%) menunjukkan skala GCA 1 dan tersebut moderat.
sisanya, yaitu sebanyak 6 sampel (20%),
menunjukkan skala GCA 2. PEMBAHASAN
Data Hasil Analisis Pembahasan Hasil
Data yang telah terkumpul kemudian Pasien yang menjadi partisipan
dianalisis menggunakan program SPSS 22.0 penelitian ini berusia 60-80 tahun. Rerata usia
for Windows dengan uji korelasi rank partisipan dalam penelitian ini adalah 67,43
Spearman untuk menguji hubungan antara (±5,68), cenderung lebih muda daripada
fungsi kognitif dan skala GCA. penelitian lainnya15, 25. Sebanyak 18 pasien
berjenis kelamin perempuan dan 10 di
Tabel 5. Tabulasi Silang Fungsi Kognitif dan Skala
GCA
antaranya merupakan ibu rumah tangga. Dua
per tiga dari pasien yang berpartisipasi bekerja
Fungsi Kognitif di berbagai bidang, seperti tenaga kesehatan,
anggota TNI/POLRI, guru, karyawan, petani,
Demensia
Demensia
Total
Normal
Ringan
Berat
dan buruh.
Berdasarkan keterangan klinisnya, lebih
dari 80% pasien memiliki riwayat stroke.
Skala 1 23 1 0 24
Stroke merupakan penyebab penurunan fungsi
GCA 2 3 2 1 6
kognitif, yaitu demensia vaskular. Hal ini
Total 26 3 1 30
terjadi karena adanya sumbatan maupun
kerusakan pada pembuluh darah otak
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa
menimbulkan kematian jaringan dan
sebagian besar sampel yang fungsi
perdarahan yang menghambat transportasi
kognitifnya tergolong normal menunjukkan
oksigen dan nutrien dari darah untuk sel-sel
skala GCA 1. Sementara itu, sampel yang
otak21. Penurunan fungsi kognitif yang terjadi
mendapatkan skala GCA 2, memiliki fungsi
dipengaruhi oleh lokasi, jumlah, dan ukuran
kognitif yang bervariasi, yaitu normal (3
lesi infark yang ada8.
orang), demensia ringan (2 orang), dan
Riwayat penyakit yang paling banyak
demensia berat (1 orang).
ditemukan setelah stroke dalam penelitian ini
Tabel 6. Uji Korelasi Spearman Fungsi Kognitif adalah hipertensi. Hipertensi merupakan salah
dengan Skala GCA satu faktor risiko dari berbagai penyakit,
Fungsi Kognitif berdasarkan skor seperti jantung, ginjal, dan stroke. Penyakit
MMSE hipertensi yang tidak diterapi berhubungan
Koefisien Korelasi (r) p dengan kejadian atrofi otak dan penurunan
Skala
-0,546 0,002 fungsi kognitif26.
GCA Selain itu, penelitian ini juga
menemukan riwayat penyakit lain pada
Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman partisipan, yaitu cephalgia, diabetes mellitus
dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi tipe 2, penyakit jantung, penyakit ginjal,
negatif yang signifikan secara statistik penyakit paru obstruktif kronis, gastritis,
(p<0,01) antara fungsi kognitif berdasarkan penyakit Parkinson, riwayat konvulsi, vertigo,
skor MMSE dengan hasil pemeriksaan CT dan hiperlipidemia. Berbagai penelitian
dengan fungsi memori deklaratif yang terdiri Keterbatasan Penelitian dan Saran
atas memori semantik (pengetahuan umum), Penelitian ini memiliki keterbatasan
memori rekognisi (mengenali sesuatu melalui dalam pengambilan data. Proses pengumpulan
rekoleksi atau familiaritas), dan memori data sempat terhambat karena peningkatan
episodik (mengingat kembali suatu hal)30. penularan COVID-19 di Indonesia pada
Hal yang mendasari terbentuknya periode Juli-September 2021 menyebabkan
fungsi kognitif adalah komunikasi penurunan jumlah pasien yang berkunjung ke
antarneuron. Atrofi otak berarti penyusutan rumah sakit. Selain itu, sebagian pasien yang
otak akibat hilangnya sel-sel neuron dan menjalani CT scan kepala datang dalam
koneksi antarneuron14. Pada derajat tertentu, kondisi yang tidak memungkinkan
atrofi otak akan mengganggu komunikasi pemeriksaan MMSE. Oleh karena itu,
antarneuron yang menyebabkan penurunan pemeriksaan MMSE baru dilakukan ketika
fungsi kognitif. kondisi pasien sudah lebih stabil atau saat
Penelitian mengenai hubungan fungsi pasien kontrol.
kognitif berdasarkan skor MMSE dengan Dari sisi instrumen, penelitian ini
hasil CT scan kepala pasien lansia ini memiliki keterbatasan karena hanya
menunjukkan hubungan negatif yang menggunakan MMSE untuk menilai fungsi
signifikan berkekuatan moderat. Hubungan kognitif secara umum. Sebuah studi
negatif yang dimaksud adalah semakin buruk menemukan bahwa orang yang sehat masih
fungsi kognitif pasien (skor MMSE makin memiliki kemungkinan mengalami penurunan
rendah), maka semakin parah kondisi atrofi fungsi kognitif, dan sebaliknya, orang-orang
otaknya (skala GCA semakin tinggi). Hal ini yang berada pada tahap awal demensia
sejalan dengan penelitian yang menyebutkan mungkin masih bisa mendapatkan skor
bahwa peluang atrofi otak sedang-berat MMSE melebihi batas normal27. Oleh karena
menurut skala GCA menurun 4,9% dengan itu, penelitian yang selanjutnya perlu
setiap peningkatan skor MMSE sebesar 1 menambahkan instrumen penilaian fungsi
poin25. Penelitian serupa yang dilakukan kognitif yang lebih spesifik, seperti tes atensi
dengan instrumen Montreal Cognitive dengan Forward Digit Span, tes fungsi bahasa
Assessment (MoCA) juga menyatakan bahwa dengan Boston Naming Test, penilaian
skor MoCA berhubungan dengan keparahan kemampuan fungsional dengan skor Activity
skala GCA15. Daily Living, dan sebagainya.
Berkebalikan dengan penelitian ini, Sehubungan dengan distribusi sampel
penelitian Chrismanita et al. pada tahun 2015 penelitian ini yang cenderung berkumpul pada
menunjukkan bahwa skor MMSE tidak kategori tertentu, studi di masa mendatang
memiliki hubungan yang bermakna dengan dianjurkan menggunakan lebih banyak
skala GCA yang diperiksa dengan MRI26. sampel. Penerapan skrining faktor-faktor
Akan tetapi, skor MMSE memiliki hubungan risiko yang berhubungan dengan penurunan
negatif berkekuatan sedang dengan lesi white fungsi kognitif dan atrofi otak juga dapat
matter, sedangkan skala GCA berkorelasi dilakukan untuk mengurangi bias. Selain itu,
dengan pemeriksaan fungsi kognitif lainnya, penelitian lanjutan dengan metode
yaitu tes vigilance, trail making test A, dan longitudinal direkomendasikan untuk melihat
trail making test B. Hal ini menunjukkan progresi atrofi otak dalam beberapa tahun.
bahwa atrofi pada cerebrum memiliki Sebagai tambahan, penggunaan lebih banyak
hubungan dengan penurunan fungsi kognitif, parameter evaluasi otak, misalnya Medial
khususnya pada domain atensi dan fungsi Temporal Atrophy, Fazekas, serta skor
eksekutif26. Koedam, dan pemakaian modalitas