Anda di halaman 1dari 21

Pancasila sebagai Dasar Filsafat

Negara
 Pancasila dasar negara memiliki dimensi yuridis,
politis dan memiliki dimensi etis (Mahfud MD)
 Pancasila sebagai dasar negara nantinya akan
menjadikan Pancasila sebagai ideologi nasional
dan sebagai sumber hukum (Pranarka)
 Kedudukan pokok Pancasila sebagai dasar negara
meliputi Pancasila sebagai dasar falsafah negara,
Pancasila sebagai sumber tertib hukum,
Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa,
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa
dan falsafah hidup yang mempersatukan kita
(Darji Darmodihardjo)

Beberapa Pendapat
 Pancasila dasar negara yang dimaksud adalah
dasar falsafah negara atau asas kerohanian
negara. Pembahasan Pancasila secara yuridis
adalah membahas Pancasila sebagai sumber
hukum, sedangkan pembahasan secara
politis yaitu membahas Pancasila sebagai
ideologi negara
 Pancasila pada hakikatnya adalah nilai
 Pancasila berupa jalinan nilai-nilai sebagaiman tertuang di
dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV
 Nilqai adalah sesuatu yang berharga atau berguna. Nilai
(value) dalam bidang filsafat menunjuk pada kata benda
abstrak yang artinya kebehargaan dan kebaikan.
 Nilai adalah kemampuan yang dipercaya ada pada suatu
benda untuk memuaskan manusia
 Nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada obyek,
bukan obyek itu sendiri
 Nilai adalah sesuatu yang dinilai positif, dihargai,
dipelihara, diagungkan, dihormati, membuat orang
gembira, puas atau bersyukur
 Tiap nilai membantu perkembangan keseluruhan pribadi
seseorang

Pengertian Nilai
Sifat Nilai

 Nilai itu suatu realitas abstrak dalam kehidupan manusia


(tidak dapat diindera). Orang memiliki kejujuran, kejujuran
adalah nilai tetapi kita tidak dapat mengindera kejujuran itu.
Yang dapat kita indera adalah perilaku orang yang memiliki
kejujuran itu
 Nilai memiliki sifat normatif artinya nilai mengandung
harapan, cita-cita, suatu keharusan sehingga nilai memiliki
sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma
sebagai landasan manusia dalam bertindak, misal nilai
keadilan. Semua orang berharap mendapatkan dan
berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan
 Nilai berfungsi sebagai daya dorong / motivator. Manusia
bertindak dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misal:
ketakwaan, dengan adanya nilai ini menjadikan semua orang
terdorong untuk bisa mencapai derajat takwa
 Nilai logika: nilai benar – salah
 Nilai estetika: nilai indah – tidak indah
 Nilai etika: nilai baik – nilai buruk
 Nilai material: segala sesuatu yang berguna bagi
kehidupan jasmani manusia atau keutuhan ragawi
manusia
 Nilai vital: segala sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas
 Nilai kerohanian: segala sesuatu yang berguna bagi
rohani manusia yang dapat dibedakan:
 Nilai kebenaran yang bersumber pada akal manusia;
nilai keindahan/estetis yang bersumber pada
perasaan manusia; nilai kebaikan/moral yang
bersumber pada unsur kehendak/karsa dan nilai
religius yang merupakan nilai kerohanian tertinggi /
mutlak yang bersumber pada kepercayaan /
keyakinan manusia
 Nilai dasar: asas-asas yang kita terima sebagai dalil
yang bersifat sedikit banyak mutlak. Kita menerima
nilai dasar itu sebagai sesuatu yang benar yang tidak
perlu dipertanyakan lagi. Misalnya: kekeluargaan,
kemanusiaan, keadilan, Ketuhanan adalah contoh nilai
dasar
 Nilai instrumental: pelaksanaan umum dari nilai dasar,
umumnya berbentuk norma sosial dan norma hukum
yang selanjutnya akan terjabarkan dalam peraturan
dan mekanisme lembaga-lembaga negara
 Nilai praksis: nilai yang sesungguhnya kita laksanakan
dalam kenyataan, nilai ini menjadi batu ujian apakah
nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar
hidup di dalam masyarakat Indonesia
 Nilai dasar Pancasila adalah: nilai Ketuhanan, nilai
Kemanusiaan, nilai Persatuan, nilai Kerakyatan
dan nilai Keadilan
 Setiap manusia Indonesia mengakui nilai-nilai
tersebut dan berusaha mewujudkan normanya
(das sollen) dalam realitas kehidupan berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat yang oleh negara
dituangkan di dalam nilai instrumentalnya dan
pada akhirnya diharapkan termanifestasi dalam
kenyataan aktivitas kehidupan manusia Indonesia.
Jadi Pancasila memiliki fungsi sebagai pedoman
yang mengarahkan kehidupan bangsa Indonesia
Nilai Ketuhanan yang Maha Esa
 Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa
Indonesia terhadap adanya Keesaan (tauhid) Tuhan
sebagai pencipta alam semesta. Dengan nilai itu maka
bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Pengakuan
itu dibuktikan dengan rasa syukur atas segala nikmatNya,
dengan cara taat pada perintahNya dan menjauhi segala
laranganNya (takwa) = keimanan, ketakwaan dan amal
shaleh sesuai dengan tuntunan agama (dalam Islam
tuntunan itu adalah Alqur’an dan As-Sunnah). Jadi dengan
memahami sila pertama ini maka berarti telah
melaksanakan seluruh sila Pancasila secara menyeluruh
karena Islam adalah agama yang lengkap dalam mengatur
kehidupan manusia secara kaffah
Selanjutnya …
 Setiap putusan, peraturan wajib menghormati dan
memperhatikan aturan yang telah ditetapkan oleh
Tuhan (Azhar Basyir)
 Realisasi penyelenggaraan kenegaraan dalam
semua aspek / bidang harus dijiwai dan bersumber
pada nilai Ketuhanan (ajaran agama)
 Realitas Tuhan bagi orang yang berakal / berilmu
 Tidak bebas nilai
 Hubungan Agama dan Negara
Hubungan Negara dan Agama
 Paham Sekularisme: nilai-nilai agama dipisahkan /
terpisah dari nilai-nilai ketatanegaraan. Persoalan
agama merupakan urusan pribadi warga negara,
demikian juga negara tidak perlu mengambil nilai-
nilai agama dalam pengaturan kehidupan bernegara
sehingga dimungkinkan adanya pengaturan yang
bertentangan dengan nilai-nilai agama
Paham Liberalisme
 Negara liberal mendasarkan dan mengutamakan
kebebasan individu, negara merupakan alat /
sarana bagi setiap individu warganya, sehingga
persoalan agama ditentukan oleh kebebasan
individunya. Paham liberalisme sangat
dipengaruhi rasinalisme, materialisme dan
individualisme. Warga negara bebas beragama/
tidak beragama; individu sumber kebenaran
tertinggi dalam negara termasuk kebebasan
individu untuk mengkritisi agama atau hal-hal
yang bertentangan dengan nilai-nilai agama bila
individu menyepakati
Negara Theokrasi / Negara Agama
 Sistem ketatanegaraan yang mendasarkan pada
tatanan nilai / ajaran agama tertentu dan kekuasaan
negara merupakan otoritas dari kekuasaan Tuhan.
Dalam perkembangannya terbagi dua: negara yang
mayoritas penduduknya menganut agama tertentu
dan negara dengan sistem pemerintahan yang
mendasarkan pada ajaran agama tertentu
Nilai Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab
 Kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai moral dalam kehidupan bersama atas dasar
tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu
hal sebagaimana mestinya. Manusia perlu
diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan yang sama derajatnya dan
sama hak dan kewajibannya (hablumminannaas = hak
asasi manusia)
mempertahankan
berkewajiban menghargai hidup dan
kehidupan membentuk keluarga, keturunan
hak orang dan pihak lain dan perlindungan anak dari
serta tunduk kepada (Pasal 28A) **
kekerasan dan diskriminasi
pembatasan UU (Pasal 28B) **
(Pasal 28J) **

tidak dituntut atas dasar hukum mengembangkan dan memajukan


yang berlaku surut dan bebas dari diri, serta mendapat pendidikan
perlakuan diskriminatif dan manfaat dari IPTEK
(Pasal 28C) **
(Pasal 28I) ** HAK ASASI
MANUSIA pengakuan yang sama di hadapan
hidup sejahtera lahir dan batin, hukum, hak untuk bekerja dan
memperoleh pelayanan kesehatan, kesempatan yg sama dalam
mendapat perlakuan khusus (Pasal pemerintahan
28H) ** (Pasal 28D) **

perlindungan diri pribadi, kebebasan beragama, meyakini


keluarga, kehormatan, kepercayaan, memilih
martabat, dan harta benda kewarganegaraan, memilih tempat
serta bebas dari penyiksaan berkomunikasi dan tinggal, kebebasan berserikat,
(Pasal 28G) ** memperoleh informasi berkumpul dan berpendapat (Pasal
(Pasal 28F) ** 28E) **
Nilai Persatuan Indonesia
 Usaha keras bersatu dalam kebulatan rakyat untuk
membina rasa nasionalisme dalam NKRI. Persatuan juga
mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap
keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.
Perbedaan bukan sebagai sebab perselisihan tetapi justru
menciptakan kebersamaan (Bhinneka tunggal ika)
 Bukti sejarah, peranan persatuan Indonesia dalam
perjuangan bangsa Indonesia melahirkan nasionalisme
(kebanggaan berbangsa) yang menghasilkan kemerdekaan
(perjuangan melalui organisasi modern seperti Budi
Utomo dll)
Nilai Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
 Mengandung makna suatu pemerintah dari, oleh dan
untuk rakyat (demokrasi) dengan cara musyawarah
mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan
 Diakui paham demokrasi yang lebih mengutamakan
pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat
 Hikmah kebijaksanaan: penggunaan pikiran yang
sehat, mempertimbangkan persatuan dan
kepentingan rakyat, dilaksanakan dengan sadar, jujur
dan bertanggungjawab, didorong dengan itikad baik
sesuai hati nurani
Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia
 Merupakan dasar sekaligus tujuan yaitu tercapainya
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara
lahir maupun bathin. Negara Indonesia yang
diharapkan adalah negara Indonesia yang Berkeadilan
Nilai Instrumental
 Nilai-nilai dasar dijabarkan di dalam nilai
instrumental dalam bentuk peraturan perundangan,
kebijakan pemerintah dan program-program
pembangunan
 Peraturan perundangan yang dibuat tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang tercermin
di dalam Pancasila, tidak boleh bertentangan pada
satu nilai dasar dan bertentangan dengan nilai dasar
yang lain karena nilai-nilai dasar itu merupakan satu
kesatuan yang saling berhubungan
Nilai Instrumental
 Merupakan eksplitasi penjabaran lebih lanjut dari nilai-
nilai dasar ideologi Pancasila.
 Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah bahwa nilai-nilai
dasarnya tetap namun penjabarannya dapat dilakukan
secara dinamis dan kreatif sesuai dengan kebutuhan
perkembangan masyarakat Indonesia. Nilai yang berubah
dan berkembang adalah nilai instrumental dan nilai
praksis.
 Pancasila sebagai ideologi terbuka karena nilai-nilai dalam
Pancasila adalah nilai-nilai dasar yang sifatnya tetap
namun dapat dijabarkan menjadi nilai instrumental yang
berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan
masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai