Anda di halaman 1dari 45

PENGERTIAN CANCER

SERVIKS
Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang
berasal dari metaplasia epitel di daerah
skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan
mukosa vagina dan mukosa kanalis servikalis. Kanker
serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau
leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita
yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya
antara rahim (uterus) dan liang senggama atau
vagina.
Kanker leher rahim biasanya menyerang wanita
berusia 35-55 tahun. Sebanyak 90% dari kanker
leher rahim berasal dari sel skuamosa yang melapisi
serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar
penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke
rahim.
ETIOLOGI
HPV atau disebut juga Human Papilloma Virus adalah penyebab utama kanker
serviks, dengan hubungan yang penting antara terdapatnya galur HPV 16 dan
18 dan neoplasia intraepitel serviks ( CIN ). CIN memiliki potensi untuk
berkembang menjadi karsinoma in situ atau kanker invasif.
Prognosis Ca Servix
Histologi

 Para ahli menemukan hubungan adenokarsinoma serviks dengan prognosis yang lebih
buruk daripada karsinoma sel skuamous, khususnya pada pasien dengan limfonodus
positif dan mempunyai interval rekurensi yang lebih pendek daripada karsinoma sel
skuamous. Adenoma maligna, yaitu subtipe adenokarsinoma yang jarang dan
berdiferensiasi jelek, diketahui berhubungan dengan prognosis yang jelek. Pada
penelitian ditemukan bahwa hanya 25% pasien adenoma maligna stadium I dan II yang
survive selama 3 tahun.
Diferensiasi dan Grade Histopatologi

 Kepentingan prognosis dari diferensiasi kanker serviks sampai saat ini masih
diperdebatkan. Demikian pula sampai saat ini tidak ditemukan hubungan prognostik
dengan grade kanker serviks. Bichel dkk., (1985) memakai sistem grading malignancy
(MGS) untuk meneliti 275 biopsi karsinoma sel skuamous invasif.
Reaksi Stroma

 Seperti grading histologik, reaksi stroma pada kanker serviks mula-mula diperiksa untuk
mengetahui radiosensitivitas tumor. Para ahli menemukan bahwa reaksi stroma
merupakan faktor prognosis yang baik. Dilaporkan bahwa pasien dengan tumor yang
mempunyai infiltrate limfosit padat dan uniform mempunyai prognosis yang lebih baik.
Metastasis tumor hanya ditemukan pada pasien yang hanya mempunyai infiltrat sel
eosinofil pada tumornya.
Faktor Risiko
Kanker Serviks

JESY MILANTI 1710711021


VIDYA GAYATRI 1710711106
1. Gaya Hidup

a. Riwayat
seksual b. Merokok

c. Penggunaan
pil KB
d. Diet
2. Genetik

a. Riwayat
b. Kehamilan
keluarga

c. Kelebihan d. Imunosupresi
berat badan
e. Diethylstilbestrol
(DES)
HPV
HPV adalah infeksi kulit, menyebar melalui kontak kulit-ke-kulit dari
satu orang ke orang lainnya yang memiliki virus. HPV juga menyebar
melalui seks, termasuk seks vagina, anal, dan bahkan oral. Jenis-jens
HPV yang berbeda menimbulkan kutil di bagian-bagian tubuh yang
berbeda. Sebagian menimbulkan kutil pada tangan dan kaki, yang
lain cenderung menimbulkan kutil pada bibir atau lidah.
pada kebanyakan orang, tubuh dapat membersihkan infeksi ini
dengan sendirinya. Namun terkadang infeksi tidak menghilang dan
menjadi kronis. Infeksi kronis, terutama ketika disebabkan oleh jenis
HPV berisiko tinggi tertentu, pada akhirnya dapat menyebabkan
kanker tertentu, seperti kanker serviks.
Infeksi chlamydia
Chlamydia adalah jenis bakteri umum yang dapat
menginfeksi sistem reproduksi yang tersebar melalui
kegiatan seksual. Infeksi chlamydia dapat menyebabkan
peradangan panggul, dan kemudian ketidaksuburan. Ini
bisa dilihat dengan risiko kanker serviks lebih tinggi pada
wanita yang memiliki hasil tes darah positif dengan
infeksi chlamydia di masa lalu atau saat ini
(dibandingkan dengan wanita yang memiliki hasil tes
normal).
Tidak ada gejala pada wanita yang terinfeksi dengan
chlamydia, mereka bahkan mungkin sama sekali tidak
tahu bahwa mereka terinfeksi sampai mereka dites untuk
chlamydia selama pemeriksaan panggul.
1. Erina Nurbaiti (020)
KLASIFIKASI KANKER SERVIKS 2. Putri Widyawati
(091)
2.Terminologi
1.Histopatologi dari sitologi
serviks
ASCUS (Atypical
CIN 1 (Cervical Squamous Cell
Intraepithelial Changes of
Neoplasia) Undetermined
Significance)

LSIL (Low-grade
CIN 2 Squamous
Intraepithelial
Lesion)

HSIL (High Grade


CIN 3 Squamous
Intraepithelial
Lesion)
3.KLASIFIKASI BERDASARKAN STADIUM KLINIS
Stadium 0, karsinoma in situ atau infeksi awal HPV
Stadium I, proses infeksi mendalam pada serviks,
(1) stadium IA, kedalaman invasi lebih dari 5 mm dan perluasan
tidak lebih dari 7 mm,
(2) stadium IB, secara klinis luka berukuran lebih kurang 4 cm.
Stadium II, tumor menyebar keluar serviks, tetapi tidak sampai
dinding panggul atau sepertiga bawah vagina,
(1) stadium IIA, tidak ada invasi pada jaringan kearah samping
serviks,
(2) stadium IIB, invasi pada jaringan kearah samping serviks
Stadium III, tumor menyebar kedinding panggul dan atau
sepertiga bawah vagina yang menyebabkan hidronefrosis,
(1) stadium IIIA, sudah menyebar sepertiga dibawah
vagina, tetapi tidak sampai kedinding panggul,
(2) stadium IIIB, sudah menyebar kedinding panggul
sehingga menyebabkan hidronefrosis.
Stadium IV, tumor sudah menyeber lebih luas,
(1) stadium IVA, tumor menginvasi mukosa rektum dan
keluar panggul,
(2) stadium IVB, metastase sudah jauh.
MANISFESTASI KLINIS Ariyana PARAMITHA
ENDANG SETIA ASIH
PADA FASE PRAKANKER ( TAHAP DISPLASIA ), SERING TIDAK ADA GEJALA ATAU TANDA-TANDA YANG KHAS. NAMUN, KADANG
BISA DITEMUKAN GEJALA-GEJALA SEBAGAI BERIKUT :

Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina


Perdarahan setelah senggama ( post coital bleeding )
Polimenorea
Metroragia
Perdarahan sesudah menopause
Pada fase invasif dapat keluar cairan berwrna kekuning-kuningan dan berbau busuk
Bisa terjadi hematuria karena infiltrasi kanker pada traktus urinarius
Timbul gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis
Timbul nyeri panggul ( pelvis ) atau di perut bagian bawah
Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki
NORMA AMALIA 1710711057
RISMA DAINTY K.P 1710711125
ESTHER NOVITA ANGELIA 1710711115 PATOFISIOLOGI
Kanker insitu pada serviks adalah keadaan dimana sel-sel
neoplastik terjadi pada seluruh lapisan epitel disebut displasia.
Displasia merupakan neoplasia serviks intraepithelial (CNI ). CNI
terbagi menjadi tiga tingkat yaitu tingkat I ringan, tingkat II
sedang, tingkat III berat. Tidak ada gejala spesifik untuk kanker
serviks perdarahan merupakan satu-satunya gejala yang nyata.
Sedang untuk tahap awal tidak. CNI biasanya terjadi disambungan
epitel skuamosa dengan epitel kolumnar dan mukosa endoserviks.
Keadaan ini tidak dapat diketahui dengan cara panggul rutin, pap
smear dilaksanakan untuk mendeteksi perubahan.
Neoplastik hasil apusan abnormal dilanjutkan dengan biopsy untuk
memperoleh jaringan guna memperoleh jaringan guna pemeriksaan
sitologik.
Kanker invasive dapat meluas sampai ke jaringan ikat, pembuluh
limfe dan vena. Vagina ligamentum kardinale. Endometrium
penanganan yang dapat dilaksanakan yaitu radioterapi atau
histerektum radiakl dengan mengangkat uterus atu ovarium jika
terkena kelenjar limfe aorta diperlukan kemoterapi. (Price, Sylvia
A, 2006 )
Nama :

KOMPLIKASI PADA KANKER SERVIKS Lilis mulyani (1710711073)


Christin maria (1710711102)
KOMPLIKASI KANKER SERVIKS AKIBAT
PENGOBATAN
1. Menopause dini
Menopuse dini dapat terjadi jika rahim dan ovarium diangkat melalui operasi, atau bisa juga
karena rahim dan ovarium rusak saat menjalani perawatan dengan radioterapi.

2. Terjadinya penyempitan vagina


Pengobatan dengan radioterapi pada kanker serviks sering kali menyebabkan vagina Anda
menjadi sempit.

3. Munculnya limfedema
Limfedema adalah pembengkakan yang umumnya muncul pada tangan atau kaki karena
sistem limfatik yang terhalang
KOMPLIKASI KANKER SERVIKS AKIBAT STADIUM LANJUT

1. Rasa sakit akibat penyebaran kanker


Rasa sakit yang parah akan muncul ketika kanker sudah menyebar ke saraf, tulang, atau otot
Anda.

2. Gagal ginjal
Pada beberapa kasus kanker serviks stadium lanjut, kanker bisa menekan ureter. Ini
menyebabkan terhalangnya aliran urine untuk keluar dari ginjal.

3. Penggumpalan darah
Seperti kanker lainnya, kanker serviks dapat membuat darah menjadi lebih lengket atau
kental dan cenderung membentuk gumpalan.
4. Pendarahan berlebih
Pendarahan berlebih bisa terjadi jika kanker menyebar hingga ke vagina, usus, atau kandung
kemih.

5. Fistula
Fistula adalah terbentuknya sambungan atau saluran abnormal antara dua bagian dari tubuh.
Pada kasus kanker serviks, fistula bisa terbentuk antara kandung kemih dan vagina.

6. Keputihan abnormal
Keputihan abnormal bisa berbau aneh dan tidak sedap akibat dari kanker serviks stadium
lanjut.
KOMPLIKASI YANG BERHUBUNGAN INTERVENSI PEMBEDAHAN

- Komplikasi akibat pemakaian alat-alat bedah antara lain :


- Fistula uretra
- Disfungsi Kandung kemih
- Emboli pulmonal, limfosit
- Infeksi pelvis
- Obstruksi usus besar
- Fistula rektovaginal
KOMPLIKASI SAAT SETELAH RADIASI
Komplikasi yang muncul adalah :
-Reaksi kulit
-Sistitis radiasi
-Entritis
-Suspresi sumsum tulang, mual, muntah (kemoterapi).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DILA SARI PUTRI
MUTIARA ZAHIRA
Pemeriksaan Sitologi Pap Smear

 Salah satu pemeriksaan sitologi yang bisa dilakukan adalah pap smear. Pap smear
merupakan salah satu cara deteksi dini kanker leher rahim. Test ini emndeteksi adanya
perubahan-perubahan sel leher rahim yang abnormal, yaitu suatu pemeriksaan dengan
mengambil cairan pada leher rahim dengan spatula kemudian dilakukan pemeriksaan
dengan mikroskop.
 Pap smear hanyalah sebatas skrining, bukan diagnosis adanya kanker serviks. Jika
ditemukan hasil pap smear yang abnormal, maka dilakukan pemeriksaan standar berupa
kolposkopi. Penanganan kanker serviks dilakukan sesuai stadium penyakit dan gambaran
histopatologimnya. Sensitifitas pap smear yang dilakukan setiap tahun mencapai 90%.
Kolposkopi

 Pemeriksaan dengan pembesaran ( seperti mikroskop ) yang dignakan untuk mengamati


secara langsung permukaan serviks dan bagian serviks yang abnormal. Dengan
kolposkopi akan tampak jelas lesi-lesi pada permukaan serviks, kemudian dilakukan biopsi
pada lesi-lesi tersebut.
IVA ( Inspeksi Visual Asam Asetat )

 IVA merupakan tes alternatif skrining untuk kanker serviks. Tes sangat mudah dan praktis
dilaksanakan. Prosedur pemeriksaannya sangat sederhana, permukaan serviks atau leher
rahim diolesi dengan asam asetat, akan tampak bercak-bercak putih pada permukaan
serviks yang abnormal.
Serviksografi

 Serviksografi terdiri dari kamera 35 mm dengan lensa 100 mm dan lensa ekstensi 50 mm.
Fotografi diambil oleh tenaga kesehatan dan slide (servikogram ) dibaca oleh yang mahir
dengan kolposkop. Disebut negatif atau curiga jika tampak kelainan abnormal, tidak
memuaskan jika SSK tidak tampak seluruhnya dan disebut defek secara teknik jika
servikogram tidak dapat dibaca ( faktor kamera atau flash ). Kerusakan ( defect ) secara
teknik pada servikogram kurang dari 3%.
Gineskopi

 Gineskopi menggunakan teleskop monokuler, ringan dengan perbesaran 2,5 x dapat


digunakan untuk meningkatkan skrining dengan sitologi. Biopsi atau pemeriksaan
kolposkopi dapat segera disrankan bila tampak daerah berwarna putih dengan pulasan
asam asetat.
Pemeriksaan Darah Lengkap

 Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi tingkat komplikasi perdarahan yang terjadi
pada penderita kanker serviks dengan mengukur kadar hemoglobin, hematokrit,
trombosit, dan kecepatan pembekuan darah yang berlangsung dalam sel-sel tubuh.
Penatalaksanaan Medis

Manajemen Medis

Manajemen Bedah
Manajemen Medis

Iradiasi digunakan sebagai terapi utama kanker serviks stadium


awal. Iridiasi umumya bersifat kuratif, namun menginduksi
menopause. Kemotrapi dapat digunakan bersamaan dengan
iradiasi.
Manajemen Bedah

Loop
Electrocautery Bedah Krio dan
Konisasi Dingin
Excision Procedure Laser
( LEEP )

Histerektomi
Konisasi Dingin

Konisasi dingin adalah prosedur saat didapatkannya biopsi berbentuk kerucut dari
serviks. Prosedur ini dapat dilakukan saat pemeriksaan kolposkopi dianggap tidak
adekuat. Konisasi dingin khususnya membantu jika kelenjar endoserviks terlibat dan
tidak tampak.
Loop Electrocautery
Excision Procedure (
LEEP )

LEEP adalah prosedur terbaru yang paling umum. LEEP dilakukan untuk mengeksisi
area serviks yang menyebabkan kekhawatiran. Di bawah anastesia lokal, lesi diangkat
secara total dengan lengkung diatermi bertegangan rendah ( arus listrik menyebabkan
pembakaran ). Penyembuhan yang cepat dan sedikit kerusakan jaringan adalah
manfaat LEEP.
Bedah Krio dan
Laser

Bedah Krio adalah membekukan jaringan serviks yang sakit. Terapi ini memiliki efek
samping minimal, walaupun sekresi cairan vagina pascaterapi berlangsung 2 hingga 4
minggu. Bedah laser menggunakan sinar langsung ( panas ) untuk mengangkat
jaringan yang sakit
Histerektomi

Histerektomi abdominal total digunakan untuk terapi karsinoma in situ pada klien
yang telah memiliki anak atau untuk mengatasi kanker invasif. Eksenterasi pelvis
adalah prosedur radikal yang melibatkan pengangkatan organ-organ pelvis termasuk
uterus, tuba falopii, ovarium, dan vagina. Kandung kemih, rektum, atau kolon dapat
diangkat jika kanker teah menyebar. Konduit ileal atau ileostomi dapat dilakukan jika
diindikasikan pengangkatan kandung kemih atau kolon.
Askep kanker serviks
NABILAH TR 1710711123
JYHAN AA 1710711124
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul :
 Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara
aktif akibat pendarahan
 Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan suplai O2 ke jaringan
 Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada serviks akibat penyakit kanker serviks
 Hipertermi b/d penyakit kanker serviks dan peningkatan aktivitas metabolik
 Risiko infeksi b/d penyakit kronis (metastase sel kanker)
 Kerusakan eliminasi urine b/d infiltrasi kanker pada traktus urinarius
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan
aktivitas metabolik terhadap kanker
 Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit kanker
serviks
 Intoleransi aktivitas b/d produksi energi tubuh menurun
 Inkontinensia alvi b/d peningkatan tekanan otot abdominal akibat nekrosis
jaringan, kerusakan neuromuscular

Anda mungkin juga menyukai