Anda di halaman 1dari 12

Definisi

 Osteoporosis adalah kelainan


skeletal sistemik yang di tandai
dengan compromised bond
strength sehingga tulang mudah
fraktur.
 Osteoporosis juga merupakan
penyakit metabolik tulang yang
tersering didapatkan, ditandai
oleh densitas masa tulang yang
menurun sampai melewati
ambang fraktur.
Klasifikasi

Osteoporosis diklasifikasikan menjadi :


• Osteoporosis Primer
 Tipe I : osteoporosis pascamenopause dihubungkan dgn
penurunan hormon estrogen pada wanita, dimana hormon ini
berperan dalam pengangkutan kalsium ke dalam tulang,
 Tipe II : osteoporosis snilis dihubungkan dengan penurunan
hormon secara keseluruhan (growth factor, estrogen, vitamin D)
yang berhubungan dengan faktor usia.
• Osteoporosis Sekuder
 Disebabkan oleh keadaan klinis tertentu, seperti Cushing’s disease,
hipertiroid, hipogonadism, kelainan hepar, kegagalan ginjal kronis,
konsumsi alkohol, merokok, pemakaian obat kortikosteroid, kurang
aktifitas fisik
Faktor Risiko
 Usia : penambahan 1 dekade berhubungan
dengan peningkatan risiko 1,4-1,8 kali
 Genetik : etnis, jenis kelamin (perempuan
lebih sering daripada laki-laki), riwayat
keluarga
 Lingkungan : defisiensi kalsium, kurangnya
aktivitas fisik, obat-obatan (kortikosteroid,
anti konvulsan, heparin), merokok, konsumsi
alkohol
 Hormon endogen dan penyakit kronis :
defisiensi estrogen, defisiensi androgen,
gastrektomi, sirosis, tirotoksikosis,
hiperkortisolisme
 Sifat fisik tulang : densitas massa tulang,
ukuran dan geometri tulang, mikroarsitektur
tulang dan komposisi tulang
Manifestasi klinis

 Asimtomatik
 Fraktur hip
 Fraktur kompresi
vertebra (tampak
membungkuk dan
tinggi badan
berkurang)
 Fraktur colles
Penegakan Diagnosis
 Anamnesis
• Keluhan utama kadang-kadang dapat mengarah langsung ke
diagnosis, misalnya adanya fraktur kolum femoris, kompresi
vertebra yang ditandai dengan badan yang membungkuk serta
tinggi badan yang berkurang.
• Riwayat fraktur pada trauma minimal, imobilisasi lama,
penurunan tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan
sinar matahari, asupan kalsium, fosfor dan vitamin D.
• Tanyakan pula riwayat konsumsi obat-obatan dalam jangka
panjang, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
• Riwayat penyakit yang pernah dan sedang diderita
• Riwayat haid, umur menarch dam menopause, penggunaan obat
kontrasepsi
• Riwayat keluarga yang menderita osteoporosis
 Pemeriksaan Fisik
• Penurunan tinggi badan pada orang
tua
• Gaya berjalan
• Adanya deformitas tulang
• Leg-lenght quality
• Nyeri spinal
• Jaringan parut pada leher (bekas
operasi tiroid)
• Sering dijumpai kifosis dorsal atau
gibbus (Dowager’s hump)
• Protuberansia abdomen
• Spasme otor paravertebral
 Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan biokimia tulang : kalsium total dalam serum,
ion kalsium, kadar fosfor di dalam serum, kalsium urin, fosfast
urine, osteokalsin serum, piridinolin urin, dan bila perlu
hormon paratiroid dan vitamin D.
• Pemeriksaan radiologi : gambaran yang khas pada
osteoporosis adalah penipisan korteks dan daerah trabekular
yang lebih lusen. Hal ini akan tampak pada tulang-tulang
vertebra yang memberikan gambaran picture-frame vertebra.
• Pemeriksaan densitas massa tulang (BMD):
densitometri tuang merupakan pemeriksaan yang akurat dan
tepat untuk menilai densitas massa tulang, sehingga dapat
digunakan untuk menilai faktor prognosis, prediksi fraktur dan
bahkan diagnosis osteoporosis
 Untuk menilai pemeriksaan densitometri tulang, digunakan
kriteria kelompok kerja WHO, yaitu :

BMD
Normal > -1 SD
Osteopenia -1 SD hingga -2,5 SD
Osteoporosis ≤ -2,5 SD
Osteoporosis berat ≤ -2,5 SD dan fraktur fragilitas
 Indikasi densitometri tulang :
• Wanita dengan defisiensi estrogen
• Penderita dengan abnormalitas tulang belakang atau
secara radiologik didapatkan osteopenia
• Penderita yang memperoleh glukokortikoid jangka
panjang
• Penderita dengan hiperparatiroidisme primer
asimtomatik
• Penderita dengan risiko tinggi : amenore,
hiperparatiroisme sekunder, anoreksi nervosa,
alkoholisme, terapi anti konvulsan, fraktur multipel
atraumatik
Pencegahan
 Cukupi asupan kalsium 1000-1500 mg/hari
 Cukupi vitamin D melalui pajanan matahari pagi
 Anjuran aktivitas fisik yang teratur untuk memelihara
kekuatan, kelenturan, koordinasi dan kebugaran sehingga
dapat mencegah risiko jatuh. Misalnya berjalan, bersepeda,
berenang.
 Hindari merokok dan minum alkohol
Penatalaksanaan
 Pemberian Vitamin D
 Kalsitriol 0,25 µg (1-2 kali/hari)
 Alfakalsidol 1.0 µg/hari

 Pemberian Kalsium
 Kalsium karbonat 500 mg (2-3 kali/hari)
 Kalsium hidrogen-fosfat 500 mg (2-3 kali/hari)

Anda mungkin juga menyukai