Anda di halaman 1dari 36

puskesmas

 Pusat Pengembangan Kesehatan Masyarakat


 Penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan
pada jenjang TK. I
 Wewenang/tanggung jawab kesehatan masyarakat
dalam wilayah kerja
Sistem Pelaksanaan Gizi di Puskesmas
Indonesia memiliki Program pusat pengendalian
gizi (PPPG) yang berguna memperbaiki status
gizi anak balita;bertujuan memberitahukan
kepada orang tua mengenai pola makan anak
dan balita.
Program Gizi
 Salah satu dari program pokok PUSK
 Meningkatkan gizi masyarakat( gizi seimbang)
 Menurun gizi buruk/kurang dan lebih
 Meningkat keanekaragaman konsumsi pangan
9 Program Gizi
a. Penyuluhan gizi masyarakat
 Kadarzi (Kel konsep gizi seimbang)
 Sasaran bumil, buteki, ibu balita, WUS, AUS, remaja

b. Penanggulangan KKP
 Pantau tumbuh kembang
 KMS / Posyandu / Keluarga
 PUSK, Posyandu, Polindes, Kunjungan rumah
 Pemulihan KEP dan Gizi Buruk
c. Penanggulangan GAKY
 Suplemen(Pendek ) prevalensi gondok > 20 %
→Kapsul minyak beryodium (WUS dan bumil)
 Fortifikasi garam (menengah) kadar 30 – 80 ppm
kalium lodat (KIO3)
 Makanan alami (Pjg)
d. Penanggulangan Anemia Gizi
 MMR
 IMR
 ↓ Produktifitas
 ↓ Prestasi
 Tablet / sirup Fe
 Makanan mengandung sumber Fe
 Sasaran (bumil, buteki, bayi, balita)
e. Penanggulangan KVA
 Konsumsi makanan sumber vitamin A
 Tablet vitamin A bayi 100.000 IU biru
 Balita 200.000 IU Merah
 Bu nifas 200.000 IU Merah
 Paling lambat 30 hari post nifas
pemberian vitamin
A diberikan 2 kali
dalam setahun
yaitu bulan
Februari dan
Agustus

Pemberian vitamin A :
-Kapsul biru (100.000 IU) :
6-11 bulan
-Kapsul merah (200.000 IU)
: 1-5 tahun
Diberikan pada ibu hamil
selama 3 bulan dengan
jumlah 90 tablet; 1
tablet/hari
f. Penanggulangan Kurang Gizi Mikro
 Zink (Seng) / Zn ↑
 Stunting (pendek)
 Suplementasi Zn
 Asupan alami sumber zink[biji-
bijian,daging,bayam,jamur,kepiting,coklat, bwg putih)
 Fortifikasi (Tepung, Susu)
g. Penanggulangan Gizi Lebih dan Penyakit
Degenerative
 Penyuluhan / promotif
 Pola makan
 Life style
 Konseling
h. Program Gizi Institusi dan Gizi Darurat
 Gizi anak Sekolah (Jajanan) / Pabrik / perusahaan
 Bencana / konflik / pengungsian
i. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
 Informasi / komunikasi dan laporan
 Kondisi pangan dan gizi
 Keputusan dan intervensi masalah pangan
Fungsi Zat Gizi
 Sumber energi dan tenaga
 Pertumbuhan
 Pemeliharaan jar tubuh, ganti sel yang rusak
 Keseimbangan air, mineral, asam basa dalam cairan
tubuh
 Pertahanan tubuh (antibody dan antitoksin)
Kelompok Rentan Gizi
 Bayi 0 – 1 tahun
 Balita 1 – 5 tahun
 Anak sekolah 6 – 12 tahun
 Remaja 13 – 20 tahun
 Bumil dan buteti
 Lansia
Cakupan dan Sasaran
 Fe 90% (bumil)
 KEK 10% (bumil & nifas)
 Gizi Kurang Balita 15% (2015)
 Gizi Buruk 5%
 Gizi lebih 3%
 ASI Ekskusif 60%
 MP-ASI 100%
 Vitamin A 90%
 BGM < 10%
 BB ↑ balita > 80%
 Pertahun hrs haik 10% /tahun sebelumnya
 Evaluasi berkala
 Banyak aspek ( lintas sektor )
 Holistik & sinkron
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
 Peraturan Presiden No. 19 tahun 2007
 Pedoman penetapan indikator Provinsi sehat,
Kab/Kota sehat
 Bayi, balita, bumil, nifas, gizi buruk, kurang dan gizi
lebih
Gizi Masyarakat
 Promotif dan preventif
 Pendidikan , pengetahuan
 Sosial budaya, ekonomi

Gizi Klinik
 Individual
 Kuratif
 Tidak melihat aspek lain
PENYEBAB MASALAH GIZI
STATUS GIZI

ASUPAN INFEKSI Penyebab


GIZI PENYAKIT LANGSUNG

Ketersediaan Perilaku/asuhan Pelayanan


Penyebab
Pangan tingkat Ibu dan Anak kesehatan TAK
Rumah Tangga LANGSUNG

KEMISKINAN, PENDIDIKAN RENDAH, Masalah


KETERSEDIANAN PANGAN, KESEMPATAN KERJA UTAMA

Masalah
KRISIS POLITIK DAN EKONOMI DASAR
DAMPAK KURANG GIZI

Gizi kurang & Gizi cukup &


infeksi sehat

“Otak Kosong” bersifat permanen Anak cerdas


Tak terpulihkan dan produktif

MUTU SDM RENDAH MUTU SDM TINGGI

BEBAN ASET

Sumber : FKM UI & Unicef, 2002


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Terjadinya Gangguan Gizi
1 • Keadaan Sosial Ekonomi

2 • Pendidikan Rendah

3 • Pola Makanan

4 • Pola Asuh

5 • Infeksi

6 • Adat Istiadat
AKB

• Setiap 1 menit, 1 anak


balita meninggal
• 19/1000 masa neonatal
53%
• 15/1000 usia 2-11 bulan
• 10/1000 usia 1-5 tahun
• WHO: 10 juta/LH
• IND: 32/1000 47%
• Aceh: 16,3/1000
• AKABA: 9,2/1000
Proporsi Gizi Buruk dan Kurang (Gibukur)
Provinsi Aceh
38,9
35,6

26,9
23,7
18
15,8
14,2 13,3
10,7
5 LANGKAH PENGELOLAAN
PROGRAM PERBAIKAN
 Identifikasi Masalah
GIZI
 Analisis Masalah
 Menentukan Kegiatan Perbaikan gizi
 Melaksanakan program perbaikan gizi
 Pemantauan dan evaluasi
Surveilans
 Survei Keluarga Sadar Gizi
- Dilakukan 1 kali/tahun (biasanya pada akhir tahun : bulan
Desember)
- Sasaran : Keluarga yang memiliki balita,bumil,buteki
- meliputi 5 poin : penilaian BB dan TB teratur, konsumsi
vitamin A, konsumsi tablet tambah darah, penggunaan garam
beryodium, pemberian ASI ekslusif.
- Tahun 2012 : hanya 23 % keluarga yang sadar gizi
- Target nasional : 90%
- kesadaran untuk mengkonsumsi garam beryodium.pemberian
ASI dan IMD masih rendah
a. Pencegahan Primer
 Penyuluhan gizi
 Penyuluhan ASI Eksklusif dan MP-ASI
 Pemberian vitamin A pada bayi dan balita
 Melatih keluarga dalam asupan makanan yang baik
b. Pencegahan sekunder
 Pemantauan ibu hamil dan BBLR
 Pemantauan gizi mikro

c. Intervensi gizi efektif


 Dimulai dari mengandung sampai anak berumur 2
tahun
d. Tahapan perbaikan gizi
I. Identifikasi masalah (data balita gizi kurang dan gizi
buruk)
II. Analisa masalah
III. Rencana program perbaikan gizi
IV. Menerapkan rencana program perbaikan gizi
V. Pemantauan(awal-akhir) dan edukasi(di akhir
program)
Peran puskesmas terhadap
peningkatan status gizi
 Promosi kesehatan masyarakat terhadap status gizi
 Meningkatkan kesehatan lingkungan masyakat
 Pencegahan ,pemberantasan penyakit menular dan
infeksi
 Perbaikan gizi masyarakat
 Upaya peningkatan gizi
 Penyuluhan dan pelayanan kesehatan.
Strategi efektif dalam promosi
kesehatan
 Menggerakkan /memberdayakan masyarakat untuk
hidup sehat.
 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas.
 Meningkatkan sistem surveilance monitoring dan
informasi kesehatan.
 Meningkatkan pembiayaan kesehatan termasuk
perbaikan gizi masyarakat.
 Meningkatkan sistem kewaspadaan pangan dan
gizi(SKPG) dan sistem kewaspadaan dini(SKD)
Kesimpulan

 Kebutuhan gizi merupakan pemenuhan gizi yang


optimal bagi tubuh setiap individu untuk memelihara
kesehatannya, didasarkan pada usia, jenis
kelamin,fisiologis dan status kesehatan

Anda mungkin juga menyukai