Anda di halaman 1dari 26

PRINSIP KOMUNIKASI DALAM

PALIATIF

K E L AS C

SANTI SH (1610711120)
AMELIA MUSTIKA D (1610711116)
MEGA AYU (1610711093)
RIFDA RIANTI (1610711094)
SUCI TARMIRA (1610711111)
PENGERTIAN KOMUNIKASI

• Menurut KBBI komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan informasi,


berita, atau pesan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih sehingga maksud atau
pesan tersebut dapat dipahami.
• Komunikasi dengan klien penyakit terminal dan kronis merupakan komunikasi yang
tidak mudah. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang penyakit yang mereka
alami serta pengetahuan tentang proses berduka dan kehilangan. Dalam
berkomunikasi perawat menggunakan konsep komunikasi terapeutik.
• Saat berkomunikasi dengan klien dengan kondisi seperti itu bisa jadi akan timbul
penolakan dari klien. Dalam menghadapi kondisi tersebut, perawat menggunakan
komunikasi terapetik. Membangun hubungan saling percaya dan caring dengan klien
dan keluarga melaui penggunaan komunikasi terapeutik membentuk dasar bagi
intervensi pelayanan paliatif ( Mok dan Chiu, 2004 dikutip dari Potter dan Perry
2010).
• Komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan
klien, dalam hal ini perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama
dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien (Stuart, 1998) atau proses
dimana perawat menggunakan pendekatan terencana dalam mempelajari klien
(Potter – Perry, 2000).
• Komunikasi adalah dasar dari ditegakkannya assessment,
tujuan perawatan dikembangkan, dan hubungan ditetapkan.
Pasien dengan masa depan tidak pasti membutuhkan
pendekatan yang jujur, untuk mengejar harapan yang nyata,
dan informasi yang terbaru, untuk mengorganisai prioritas dan
untuk koping adaptasi dengan penyakit yang dideritanya.
• Komunikasi efektif sangat penting untuk memperoleh
kebutuhan pasien dan keluarganya, untuk bernegosiasi tentang
tujuan dari perawatan, dan untuk menolong pasien dan
keluarganya menambah perhatian. Komunikasi yang baik
mengatur nada untuk semua aspek perawatan pada waktu
hidup, memungkinkan pasien untuk menggambarkan dirinya
dan prioritasnya, nilai, dan kebutuhan di akhir hidupnya.
• Menurut American Nurses Association, perawat memiliki tugas untuk
mengedukasi pasien dan keluarga tentang kematian untuk mendorong diskusi
tentang preferensi hidup, memberikan informasi yang relevan untuk mengambil
keputusasaan, dan untuk anjuran perawatan bagi pasien. Bagaimana pun, banyak
perawat tidak nyaman berkomunikasi dengan pasien sekarat. Banyak penelitian
yang mengidentifikasi kurangnya komunikasi pada pemberian perawatan dan
indikasi pengetahuan dan kemampuan komunikasi pada menjelang ajal.
• Masalah keperawatan dalam komunikasi termasuk rasa takut, medis dan
masalah hukum. Salah satu kekhawatiran adalah anggapan yang membawa
masalah-masalah yang berkaitan dengan perencanaan perawatan yang sekarat
atau perawatan lanjut akan menyebabkan tekanan emosional. Perawat dapat
mengantisipasi konflik antara pasien dan keluarga. Mereka mungkin memiliki
kekhawatiran tentang medis dan masalah hukum terkait dengan ruang lingkup
praktik mereka.
• Di seberang spektrum perawatan paliatif, komunikasi terjadi pada saat-saat
kritis. Tergantung pada prognosis pasien, komunikasi ini dapat terjadi dalam
waktu yang lama atau waktu singkat. Komunikasi awal terdiri dari
pengenalan perawat dan pasien, mungkin pada saat diagnosis awal dari
penyakit yang berpotensi mengancam nyawa. Selama waktu ini, pasien dan
perawat saling mengenal lain. Tugas perawat pada tahap ini adalah untuk
memperoleh kepribadian dan mengatasi gaya dan untuk menggali
pemahaman pasien tentang penyakitnya. Selain itu, perawat mengidentifikasi
apa saja perencanaan perawatan lanjut yang sudah ada dan menentukan
prioritas dan tujuan pasien.
PERSPEKTIF SEJARAH

Komunikasi tentang akhir kehidupan telah berubah secara dramatis


sejak 1960-an. Awalnya, topik kematian dihindari dengan pasien dan hanya
dibicarakan di antara penyedia layanan kesehatan. Selain itu, keterampilan
komunikasi dianggap bersifat intuitif atau diwariskan. Untuk pasien yang
dirawat oleh seorang dokter yang tidak komunikatif atau tidak efektif,
kematian bisa menjadi pengalaman yang mengisolasi, cemas, menakutkan, dan
tidak percaya yang diterjemahkan ke dalam rasa ditinggalkan. Dalam situasi
seperti itu, keluarga mengalami kesedihan yang kompleks dan berkabung serta
meningkatan stres.
Dari tahun 1960-an hingga 1980-an, prinsip-prinsip informed
consent dan otonomi menjadi dihargai dalam perawatan kesehatan.
Pada 1990-an, ketika pengungkapan kebenaran menjadi fokus sentral
perawatan terminal, kematian menjadi topik diskusi yang lebih
terbuka bagi pasien. Untuk lebih baik atau lebih buruk, tanpa
mempertimbangkan keunikan sistem pasien / keluarga, pasien dan
keluarga diberitahu tentang kematian, terlepas dari keinginan
mereka untuk mengetahui informasi tersebut.
Mengingat kebutuhan ini untuk mengidentifikasi dan
memperlakukan setiap pasien secara individual, keterampilan
komunikasi sangat penting untuk memberikan perawatan yang
optimal. Oleh karena itu, pendidikan komunikasi harus dimulai
pada setiap tingkat pendidikan untuk keperawatan, terlepas dari
tingkat di mana perawat memasuki praktik pendidikan.
PENTINGNYA KOMUNIKASI

Bailey dan Wilkinson melakukan penelitian kualitatif yang


mengevaluasi persepsi pasien tentang keterampilan komunikasi
perawat dan atribut perawat yang baik. Dua puluh sembilan
pasien disurvei tentang komunikasi. Pasien menetapkan bahwa
perawat harus memiliki keterampilan verbal dan nonverbal yang
baik dan dapat didekati, simpatik, dan tidak menghakimi serta
peduli. Pasien juga merasa bahwa perawat yang baik memiliki
karakteristik pribadi sebagai pendengar yang baik dan kualitas
profesional sebagai komunikator yang baik.
Kebutuhan komunikasi perawat termasuk akuisisi keterampilan,
pengetahuan yang kredibel di bidang perawatan akhir-hidup, pemberdayaan
untuk berpartisipasi dan berkomunikasi dalam kematian dan diskusi yang baik,
dan perilaku komunikasi yang tepat. Selain itu, keterampilan komunikasi
mempengaruhi keberhasilan perawat dalam berbagai peran terapeutiknya,
termasuk advokasi, dukungan, pembagian informasi, pemberdayaan, validasi, dan
ventilasi.

Agar efektif dalam menangani pasien pada akhir kehidupan,


perawat harus memeriksa perasaan mereka sendiri tentang kematian,
menerima dukungan untuk kesedihan pribadi mereka, dan mencari
bimbingan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi.
ELEMEN KOMUNIKASI

Ada empat elemen dasar untuk komunikasi:


• Menanamkan informasi
• Mendengarkan
• Pengumpulan informasi
• Kehadiran dan kepekaan
Secara realistis, elemen-elemen ini tidak terjadi
dalam mode linier tetapi dapat terjadi secara bersamaan.
1. MENANAMKAN INFORMASI

Menanamkan informasi adalah memberi informasi termasuk mendidik(teaching)


tentang penyakit, memberi informasi tentang perawatan yang didalam nya juga
termasuk pemahaman diagnosis dan pemilihan pengobatan.
Dalam hal ini disediakan dalam konteks yg sesuai dengan :
• Tingkat pendidikan
• Tingkat perkembangan (anak, remaja, dewasa, lansia)
• Tingkat stress (koping)
• Dan batasan waktu (memproses informasi)
2. MENDENGARKAN

• Mendengarkan adalah proses aktif yang membutuhkan kehadiran penuh dan


perhatian. Meliputi proses kata-kata (verbal) dan menafsirkan gerakan
(nonverbal).
• Dalam proses ini, perawat mendengarkan kata-kata dan kekhawatiran pasien
tanpa memotong pembicaran.
• Penggunaan diam adalah yang terpenting. Perawat tidak harus mempersiapkan
mentaljawaban atau balasan; melainkan, perawat menggunakan refleksi diri dan
menyampaikan empati.
3. PENGUMPULAN INFORMASI

• Untuk mengumpulkan informasi dari pasien, penggunaan open-ended question paling efektif. Ini
memungkinkan pasien untuk memberi tahu atau kisahnya dalam narasi. Selama proses ini, perawat secara
terapeutik menggunakan pertanyaan terbuka daripada “ya-atau-tidak” atau pertanyaan tertutup.
• Apa kekhawatiran Anda tentang penyakit Anda?
• Bagaimana kabarmu dengan penyakitmu?
• Bagaimana tentang perawatan untuk Anda?
• Apa kekhawatiranmu?
• Apa harapanmu?
• Siapa yang penting bagimu?
• Siapa yang memberikan dukungan kepada Anda?
• Apa yang memberi Anda makna dalam hidup Anda?
• Apa yang memberi Anda sukacita dalam hidup Anda?
• Apa yang memberi Anda kekuatan untuk hidup setiap hari?
• Apakah Anda menganggap diri Anda rohani atau religius?
• Ritual apa yang penting bagi Anda?
• Apakah ada bisnis yang belum selesai yang perlu Anda hadiri?
• Hubungan apa yang paling penting bagi Anda?
4. KEHADIRAN DAN KEPEKAAN

• Kepekaan, istilah lain untuk kompetensi budaya, termasuk isu-isu yang berkaitan
dengan agama, spiritual, budaya, etnis, ras,jenis kelamin, dan masalah bahasa yang
merupakan elemen yang sangat penting dalam komunikasi.
• Tidak hanya penting untuk menghargai verbal isyarat, tetapi juga sangat penting
untuk menafsirkan isyarat nonverbal. Komunikasi bervariasi dalam budaya yang
berbeda. Dalam banyak situasi,kemurahan hati lebih diutamakan daripada otonomi.
Pengungkapan dan tidak mengungkapkan harus dilihat dalam konteks pasien dan
keluarga, dengan pemahaman dan penghormatan nilai dan keyakinan mereka.Dalam
situasi ini, perawat harus terlebih dahulu memeriksa budaya mereka sendiri latar
belakang dan sadar akan nilai etik mereka sendiri juga keyakinan. Kemudian
perawat dapat menilai budaya dan komunikasi pasien dan keluarga.
PRINSIP DASAR PEMBERIAN PERAWATAN
PALIATIF

Dalam memberikan perawatan paliatif sangat penting memperhatikan prinsip-


prinsipnya. Becker (2009) menyatakan bahwa prinsip-prinsi dasar dalam memberikan
perawatan paliatif adalah :
1. Menghormati dan menghargai pasien serta keluarga.
Dalam memberikan perawatan paliatif, perawat harus menghormati dan menghargai
pasien dan keluarga, sesuai dengan prinsip menghormati maka segala informasi
perawatan harus dikonsultasikan dengan pasien dan keluarga dimulai sejak awal
diagnosa ditegakkan sampai tahap pengobatan.
2.Kesempatan atau hak untuk mendapatkan kepuasan dan perawatan
paliatif yang pantas.
Pada kondisi untuk menghilangkan nyeri dan keluhan fisik lainnya maka petugas
kesehatan harus memberikan kesempatan pengobatan yang sesuai untuk meningkatkan
kualitas hidup. Terapi tersebut meliputi : dukungan teman sebaya, terapi musik,
dukungan spiritual kepada keluarga, perawatan menjelang ajal.
3. Mendukung pemberian perawatan (caregiver)
yaitu pelayanan perawatan yang profesional harus didukung oleh
tim perawatan paliatif, rekan kerjanya, dan institusi untuk
penanganan proses berduka dan kematian, seperti : dukungan dari
institusi yaitu penyuluhan secara rutin dari ahli psikologis,

4. Pengembangan profesi dan dukungan sosial untuk perawatan


paliatif, faktor-faktor yang yang menghambat keluarga untuk
mendapatkan kesempatan untuk layanan perawat paliatif adalah;
pengetahuan, ekonomi, dan peraturan, sehingga tenaga
professional perlu melakukan penyuluhan kepada masyarakat
untuk medorong kesadaran perlunya perawatan paliatif.
PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK
DALAM PERAWATAN PALIATIF

a) Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati,


memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
b) Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling
percaya, dan saling menghargai.
c) Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut pasien.
d) Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik
maupun mental.
e) Perawat harus menciptakan suasanan yang memungkinkan
pasien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik
sikap maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin
matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi.
f) Perawat mampu menguasai perasaan sendiri secara
bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan
gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun masalah.
g) Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat
mempertahankan konsistensinya.
h) Memahami arti empati sebagai tindakan yang
terapetik.
i) Kejujuran dan komunikasi terbuka.
j) Mampu berperan sebagai role model agar dapat
menunjukan dan menyakinkan orang lain tentang
kesehatan.
k) Altruisme, mendapatkan kepuasaan dengan
menolong orang lain secara manusiawi
l) Bertanggung jawab
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
DALAM PALIATIF

• Mendengarkan dengan penuh perhatian (listening)


• Menunjukkan penerimaan (accepting)
• Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
• Mengulang (restating/repeating)
• Klarifikasi (clarification)
• Memfokuskan (focusing)
• Merefleksikan (reflecting/feedback)
• Memberi informasi (informing)
• Diam (silence)
• Identifikasi tema (theme identification)
• Memberikan penghargaan (reward)
• Menawarkan diri
• Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
• Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
• Refleksi
• Humor
SIMPULAN

Komunikasi adalah landasan perawatan end-of-life. Baik komunikasi menetapkan


kepercayaan dan nada untuk semua aspek perawatan. Komunikasi yang efektif
memungkinkan pasien melukis gambar diri mereka sendiri dan prioritas, nilai, dan
kebutuhan mereka dalam tahap terakhir kehidupan. Komunikasi memfasilitasi
ekspresi perasaan oleh pasien dan anggota keluarga, termasuk merekarasa masalah
dan masalah seputar yang mengancam jiwa ,penyakit dan kekhawatiran mereka
tentang perawatan.Dikembangkan dengan baik dan digunakan, komunikasi memegang
semua hal-hal penting dari perawatan akhir masa hidup bersama. Jika itu tidak benar
digunakan, rencana perawatan dan perawatan pasien bisa berantakan. Perawat
memiliki keutamaan mereka dekat dengan pasien, memiliki potensi untuk
berpartisipasi dalam segudang komunikasi dengan pasien. Ini adalah tugas perawat
untuk mendapatkan keterampilan yang diperlukan untuk membuat komunikasi
mereka efektif dalam keperawatan paliatif.
DAFTAR PUSTAKA

• Ferrel.R.B.,&Coyle.N.(2006).Textbook Of Palliative Nursing Second Edition.New


York : Oxford University Press
• Kozier,Barbara.(2004).Fundamentals Of Nursing: concepts, process, and practice (7
th ed.). New Jersey : Pearson
• Northouse, Peter Guy.(2010).Leadership : Theory and Practice.(5 th ed.). USA:
SAGE
• Potter & Perry. (2009).Fundamental keperawatan (7 th ed.).(vols 2.). dr Adrina
&marina, penerjemah). Jakarta : Salemba Medika.
• Stuart.G.W.,&Laraia.,M.T.(2005).Principles and Practice Of psychiatric nursing.(8 th
ed.).St Louis : MOSBY
• Stuart dan Sundeen (1998). Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC.
• WHO(1999).Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer.(2 th ed). (dr.Popy)

Anda mungkin juga menyukai