Anda di halaman 1dari 45

Gram +

AEROB Cocii : streptococci, enterococci, staphylococci


Bacili : corybacterium,litseria
Gram –
Cocci : moxarella, nesseria
Bacilli : enterobacteria, pseudomonas, helicobacter,
haemophilus, leginollea

BAKTERI

Gram +
Cocci : peptococcus, peptostreptococus
Bacili : clostridia, propioni bacterium
Gram –
ANAEROB Cocci : (--)
Bacili : bacteroides, fusobacterium
anatomi Jenis organisme
Kulit Staphylococcus,corynebacterium, acinetobacter,
pityrosporum, propionibacterium
Mulut Streptococcus, lactobacillus, fusobacterium,
veillonella, corynebacterium, nesseria, actinomyces
Saluran nafas Streptococcus, staphylococcus, corynebacterium,
neisseria
Saluran cerna Lactobacillus,
streptococcus,bacteriodes,bifidobacterium,
eubacterium, peptococcus, peptostreptococcus,
ruminococcus, clostridium, escherichia, klebsiella,
proteus, enterococcus
Saluran kemih Escheria, klebsiella, proteus, neisseria, lactobacillus
Antibiotik
adalah senyawa-senyawa yang berasal
atau diproduksi oleh organisme
hidup(atau dari sintesis/semi sintesis),
yang ada pada konsentrasi rendah
dapat menghambat proses vital dari
satu atau lebih mikroorganisme
 Bakteriostatik:
Antibiotik yang bekerja menghambat
pertumbuhan bakteri

 Bakterisid:
Antibiotik yang bekerja membunuh sel
bakteri
• Narrow spectrum
Antibiotik hanya aktif terhadap jenis bakteri tertentu

• Broad spectrum
Antibiotik aktif terhadap berbagai jenis bakteri dari gram positif ,
gram negatif, ricketsia, klamidia
• Profilaksis
Terapi Antibiotik yang diberikan pada pasien berpotensi untuk
terjadi infeksi namun belum ada tanda-tanda infeksi yang terjadi
• Terapi Empiris
Terapi Antibiotik berspektrum luas pada pasien dengan
tanda”/gejala infeksi. (Belum di lakukan kultur bakteri)
• Terapi Definitif
Terapi Antibiotik berspektrum sempit yang ditunjukan untuk
pasien dengan gejala infeksi dan telah di ketahui jenis bakteri
penginfeksi dan sensitif terhadap bakteri tsb.
Terjadi Jika penggunaan antibiotika pada
penyakit infeksi tidak bekerja lagi terhadap
kuman tertentu yang telah memiliki daya
tahan kuat dan menunjukan resistensi
terhadap antibiotika tersebut.
Bahaya terjadi resistensi kuman
mengakibatkan pengobatan penyakit
infeksi menjadi sulit sembuh dan resiko
timbulnya komplikasi dan kematian
menjadi meningkat
Menghambat sintesis asam nukleat(inhibisi sintesis
DNA dan inhibisi DNA girase) dan Inhibisi sintesis
mRna (RNA polimerase)
contoh : fluorokuinolon dan rifampisin
Menghambat sintesis dinding sel
contoh: penisillin, sefalosporin, karbamapenem, monobactam
Merusak membran sel
Contoh polipeptida (polimiksin , basitrasin, kolistin)
Menghambat sintesis dan penyusunan protein
terutama pada sub unit ribosom 50 S dan 30 S
Contoh: makrolida(eritromisin, spiramisin) kloramfenikol,
klindamisin, dan tetrasiklin, aminoglikosida
 Penisillin
 Sefalosporin
 Beta laktam non klasik
 Amfenikol
 Tetrasiklin
 Antibiotik polipeptida
 Antibiotik poliene
 Antibiotik makrolida
1. Penisilin
2. Sefalosporin
3. Vankomisin
 Golongan penisillin:

1. Penisillin spektrum gram positif rusak oleh enzim


penisilinase : penisilin G , penisilin V

2. Penisillin spektrum luas yang rusak oleh enzim penisilinase


: Ampisilin, Amoksisilin, bakampsilin

3. Penisilin yang tahan enzim penisilinase : kolkasillin,


fluoksasilin, co amoksiklav

4. Penisilin antipseudomonas: tirkasillin, piperasilin,sulbesilin


 Mekanisme kerja :

Menghambat sintesis dinding sel bakteri


pada saat pembelahan(aktif
berkembang biak/ membelah diri)

 Efektif

Jika bakteri pada saat berbiak (target


sasaran kerja enzim tranpeptidase
terpenuhi)
 Sefalosporin juga merupakan antibiotik ß
laktam, dimana struktur yang dibutuhkan
sama dengan penisillin . Bedanya
adalah pada stuktur ß-laktam-
dihidrotiazin
 Golongan sefalosporin (spektrum bakterinya):
 Generasi pertama :
─ Gram (+) ,
─ spektrum lebih sempit
─ terutama aktif terhadap coccus,
enterobacteriaceae, k.pneumoniase, p.mirabilis,
salmonella dan shigella.
─ Sefadroksil, sefaleksin, sefadrin, sefazolin, sefalotin

 Generasi kedua:
─ Spektrum = Generasi pertama
─ Aktivitas gram (-) lebih kuat
─ Sefaklor, sefuroksim,sefamadol,sefoksitin
 Generasi ke Tiga:
─ >> Gram (-), enterobacter & kadang
pseudomonas

─ > kebal terhadap B laktamase

─ Sefoperazone ,sefotaksim, seftriakson,seftazidim

 Generasi ke empat:
─ Efektif garam negatif (pseudomonas)

─ >> kebal terhadap B laktamase

─ Sefepim
antibiotik yang mempunyai cincin beta
laktam tapi beda dengan penisillin dan
sefalosporin, baik struktur maupun sifat
biologi.
.
 Monobaktam :
 Gram (-), pseudomonas
 Aztreonam

 Penghambat beta laktamase


 asam klavulanat , sulbaktam

 carbapenem
 Spektrum luas
 Gram (+) (-)
 Aerob ,anaerob
 imipenem
 Kombinasi antara gol beta laktam
dengan golongan non klasik
─ bertujuan ketahanan terhadap enzim
betalaktamase >>>>

─ Sulbaktam dengan ampisillin

─ Klavulanat dengan amoksillin


 Tidak diabsorbsi secara oral
 IV
 Terapi septikemia atau endokarditis
akibat staphylococcus aureus
1. Tertrasiklin
2. Kloramfenikol
3. Aminoglikosida
4. Makrolida
 Mekanisme kerja
Menghambat sintesis protein pada ribosom 30 S di
bakteri (memblok pengikatan t-RNA pada site A
ribosom 30 S)
 Spektrum kerja luas
 Bakteriostatik
 Gram (+), gram (-)
 Chlamidia, Rickettsia dimana organisme ini banyak
berada di dalam makrogfag
 Tetrasiklin jarang digunakan pada ibu hamil
dapat melintasi plasenta menganggu
pertumbuhan janin
 Didistribusikan melalui asi tidak dianjurkan u
ibu menyusui
 Masa pertumbuhan (anak usia dibawah 8
tahun) dapat membentuk ikatan kompleks
dengan kalsium dalam tulang  menganggu
pembentukan tulang
 Perubahan warna gigi yang menetap
 Obat lain :
 Demeklosiklin hidroklorida
 Doksisiklin
 Minosiklin
 Oksitetrasiklin
 Karena penetrasinya bagus terhadap
mukosa, kulit, CSF, dapat digunakan
untuk meningitis, jerawat , bronkitis
 Spektrum luas
 Termasuk golongan ini :
 Kloramfenikol
 Thiamfenikol

 Efek tidak diharapkan:


 Aplasia pada sumsum tulang yang fatal
 Penekanan produksi sel darah merah dan darah putih yang reversibel
 Enchelopati
 Neuritis optik

 Distribusi : luas dimungkinkan untuk meninggitis


 Metabolisme utama : hati
 Mekanisme kerja

 Menghambat sintesis protein pada ribosom 50 s di bakteri

 Spektrum : luas, obat pilihan untuk demam tifoid

 Efek samping :
 Penghambatan pembentukan sel-sel darah  anemia aplastis

 Gray sendrome : terjadi karena bayi baru lahir (neonatus) belum


memiliki sistem eliminasi yang sempurna dimana tubuhnya belum
cukup tersedia asam glukoronat yang diperlukan untuk
mengkonjugasi kloramfenikol sehingga obat terakumulasi dan
meracuni bayi
 Eritromisin ,azitromisin,klaritromisin,roksitomisin,spiramisin
 Mekanisme kerja :
Menghambat sintesis protein pada ribosom 50S
 Spektrum kerja sempit
 Terutama aktif gram (+)
 Digunakan sebagai obat pilihan pertama infeksi paru ,
pernafasan
 Alternatif alergi penisillin
 Untuk pneumonia akibat infeksi mycoplasma dan
legionnaires disease
 Streptomisin,Trobramisin,Netilmisin,Neomisin
sulfat,Kanamisin,Amikasin, Gentamisin
 Golongan ini di gunakan secara parenteral karena tidak
diabsorbsi di saluran cerna
 Mekanisme kerja:
Menghambat sintesis protein secara ireversibel pada
ribosom 30S melalui kesealahn baca kode genetik yang
dibawa m-RNA
 Bakterisid
 Efektif gram negatif enterik khususnya bakterimia dan
sepsis digunakan pada terapi tbc
 Golongan ini jarang digunakan pada ibu
hamil karena dapat melintasi placenta dan
menimbulkan ketulian dengan merusak
sistem syaraf karnial ke VII(ototoksik) pada
bayi dan terhadap ginjal (nefrotoksik)

 Kontra indikasi pada miatenia gravis(lemah


otot) dpt mempengaruhi transmisi
neuromuscular
 Gentamisin
› Bentuk sediaan :
 larutan steril (vial ampul)
 Salep/ krim (o,1% & 0,3%)
 Salep mata (0,3%)
› Indikasi : infeksi yg disebabkan bakteri gram (-),
termasuk infeksi mata & kulit
› Efek samping : gangguan alat keseimbangan
 Kanamicin
› Bentuk sediaan :
Larutan steril (injeksi)
› Efek samping:
 Ototoksik
 Ganguan alat keseimbangan
 Amikacin
 Sediaan : injeksi
 Efek samping ; gangguan alat keseimbangan

 Neomicin
 Sediaan
 Sirup
 Tetes mata

 Efek samping: ototoksik dan gangguan alat keseimbangan

 Framacetin
 Sediaan :
 kasa impragnasi (luka operasi)
 Tetes mata/telinga
 Salep
 Gram (-)
1. Sulfonamida
2. Trimetoprim
3. Quinolon
4. Nitromidazol
 Trimetroprim , kotrimoksazol, sulfadiazin, sulfadimidin, sulfadiazin

 Mekanisme kerja:

 Menghambat sintesis asam dihidrofolat dengan cara mengantagonis


secara kompetitif PABA (karena strukturnya yang mirip PABA)untuk
memperebutkan enzim dihidropteorat sintesae

 Kombinasi sulfonamida + trimetoprim  meminimalkan efek samping dan


memperkuat khasiat (potensi/kombinasi yang sinergis)

 PABA  asam dihidrofolat  asam tetrahidofolat  basa purin  DNA

 Trimetroprim bekerja menghambat enzim dihidrofolat reduktase yang


membuat pembentukan asam tetrahidrofolat terganggu

 Efektif terhadap gram (+) dan Negatif(-)

 Spektrum luas
 Golongan Quinolon:
 Asam nadiksilat

 Asam pipemidat

 Siprofloksasin

 Ofloksasin

 Norfloksasain

 Pefloksasin

 Fleroksasin

 Sparfloksasin

 Levofloksasin
 Mekanisme kerja :
Menghambat sintesis asam nukleat , inhibisi sintesis DNA
dengan cara menginhibisi DNA gyrase ini adalah enzim
yang diperlukan untuk merubah bentuk relaxed DNA
menjadi supercolid DNA. Kegagalan pembentukan DNA
menyebabkan kematian sel bakteri
 Asam nadiksilat  Quinolon klasik yg tidak berefek sistemik
karena ketidak mampuannya mencapai kadar
antibakteri sistemik(cepat diekskresi urin)sehingga dalam
klinis efektif untuk Infeksi saluran kemih (ISK)
 Gram (+) gram (-) ,enterobacteriaceae, Pseudomonas
 Metronidazole, tinidazole
 Mekanisme kerja:
Menghambat sintesis DNA dan merusak DNA.
Saat antibiotik ini berdifusi ke dalam sel bakteri
terjadi proses reduksi terhadap gugus nitro
yang dimiliki nitromidazol. Bentuk tereduksi ini
sangat efektif menghambat sintesis DNA dan
menganggu fungsi DNA
 Metronidazole:
› Diabsorbsi baik secara oral , dapat diberikan
secara injeksi intravena

› Aktivitas luas terhadap bakteri anaerob seperti


Bacteriodes sp, protozoa Entamoba histolytica,
Giardia Lambia, Thricomonas Vaginalis

› ADR : gangguan GI

 Tinidazol:
› Durasi lebih panjang daripada metronidazole
 Antibiotik hanya digunakan pada infeksi
bakteri
 Tidak semua demam semuanya
disebabkan oleh infeksi
 Tidak semua infeksi disebabkan oleh
bakteri
 Banyak infeksi yang sembuh sendiri
 Faktor yang mempengaruhi pemilihan antibiotik :
› Faktor organisme

› Faktor pasien

› Faktor obat

 Faktor organisme :
 Terapi empirik sebelum hasil

 Test mikrobiologi, kultur dan sensivitas

 Tempat infeksi ditemukan

 Efek obat pada mikroorganisme

 MIC, MBC

 Resistensi antibiotik
 Faktor pasien:
 Beratnya infeksi
 Status imun
 Faktor farmakokinetik
 Riwayat penyakit
 Status alergi
 Faktor farmakogenetik
 Faktor obat :
 Spektrum aktivitas antibiotik
 Dosis,rute,frekuensi pemberian
 Farmakokinetik
 Efek sinergistik
 Interaksi obat
 Efek samping
 Harga/biaya

Anda mungkin juga menyukai