Anda di halaman 1dari 21

DANGER

K3 listrik Dan lift


NAMA : Y U N I TA P U S PA N I N G R U M
NPM : 201610215166
M ATA KU L I A H : K ES E L A M ATA N DA N K ES E H ATA N K E R JA
Definisi
Listrik adalah salah satu bentuk sumber daya atau energi
potensial yang banyak memberikan manfaat, ideal, praktis
dan dapat dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak mekanik,
pemanas, pencahayaan, dll.

Disisi lain listrik dapat menimbulkan bahaya atau bencana yang


merugikan baik manusia, harta benda/materi, apabila pemanfaatan
tidak mengikuti kaidah-kaidah teknik kelistrikan. oleh karena itu setiap
peralatan dan pesawat yang digerakkan listrik diperlukan pengamanan
yang memadai guna melindungi peralatan itu sendiri dan bagi
operatornya.
Ruang Lingkup Pengawasan K3
Listrik
1. Ruang lingkup obyek pengawasan tersirat dalam Bab II pasal 2 ayat (2) huruf q UU 1/70, yaitu tertulis;
Di setiap tempat dimana dibangkitkan, diubah, dikumpulkan dan disimpan, dibagi-bagikan atau
disalurkan listrik, gas, minyak atau air. Dari ketentuan tersebut, ruang lingkup K3 listrik adalah mulai dari
pembangkitan jaringan transmisi Tegangan Ekstra Tinggi (TET), Tegangan Tinggi (TT), Tegangan Menengah
( TM ) dan jaringan distribusi Tegangan Rendah (TR) sampai pada tingkat distribusi.

2. Undang-undang No1 Tahun 1970, pasal 3 ayat (1) huruf q, tertulis; Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat K3 untuk mencegah terkena aliran listrik berbahaya

3. Menurut PUIL 2000, listrik yang berbahaya adalah listrik yang memiliki tegangan lebih dari 25 Volt di
tempat lembab atau 50 Volt ditempat normal.

4. Ruang lingkup obyek pengawasan system proteksi petir sesuai Permenaker No. Per-02/Men/1989,
hanya mengatur sambaran petir langsung
TUJUAN K3 LISTRIK
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan
penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
N bahaya sentuhan langsung
N bahaya sentuhan tidak langsung
N bahaya kebakaran
Pada dasarnya bahaya listrik yang
menimpa manusia disebabkan oleh :
1. Sentuhan Langsung
Sentuh langsung adalah sentuh langsung pada bagian aktif perlengkapan atau
instalansi listrik. Bahaya sentuh langsung dapat diatasi dengan cara:
◦ Proteksi dengan isolasi bagian aktif
◦ Proteksi dengan penghalang atau selungkup
◦ Proteksi dengan rintangan
◦ Proteksi dengan penempatan di luar jangkauan
Contoh kondisi sentuh langsung : kabel yang terkelupas, stop kontak
yang tidak tertutup/ penutupnya rusak; sambungan kabel yang tidak
sempurna dll. Kondisi ini dapat dilakukan pengujian dengan alat
tespen (pengetes aliran arus).
2. Sentuhan tidak langsung
Sentuh tidak langsung adalah sentuh pada BKT perlengkapan atau instalansi
listrik yang menjadi bertegangan akibat kegagalan isolasi.
Proteksi dari sentuh tidak langsung (dalam kondisi gangguan) dapat dilakukan
dengan cara :
•Pemutusan suplai secara otomatis
•Proteksi dengan lokasi tidak konduktif.
•Proteksi dengan ikatan penyama potensial local bebas bumi
•Separasi listrik
Contoh kondisi sentuh tidak langsung : Instalasi/ peralatan yang tidak ada
pembumian; Pembumian yang tidak sempurna/rusak, jatuh dari
ketinggian
3. Bahaya Mekanik
BAHAYA MEKANIK YANG TIMBUL ADALAH PADA
KOPLING ( SAMBUNGAN ) ANTARA MOTOR DIESEL DENGAN GENERATORNYA.

 Potensi Bahaya Listrik


Arus listrik antara 15 – 30 mA dapat mengakibatkan kematian, karena sudah
tidak mungkin melepaskan pegangan. Pengaruh lain dalam tubuh manusia
adalah panas yang timbul dan pengaruh elektrokimia. Akibat sentuh langsung
maupun tidak langsung dapat menimbulkan kerugian, antara lain;
1. Kecelakaan Manusia
Arus listrik antara 15 – 30 mA dapat mengakibatkan kematian, tetapi
tergantung dari tahanan dari kulit manusia antara kulit kering dan kulit basah
akibat keringat.
2. Kerusakan instalasi serta perlengkapannya
Kabel terbakar, panel terbakar, kerusakan isolasi, kerusakan peralatan dan
terjadinya kebakaran bangunan
3. Kerugian materi, terhentinya proses produksi dan mengurangi kenyamanan
Sumber Bahaya listrik di sekitar kita :
Soket listrik atau lebih dikenal dengan stop kontak. Stop kontak bisa menjadi berbahya apabila
tidak digunakan dengan tepat. Stop kontak yang rusak atau kelebihan beban bisa menyebabkan
panas berlebih pada plat tembaga dan bisa menyebabkan kebakaran.
Kabel listrik dan peralatan elektronik. Pada umumnya peralatan elektronik itu aman, tetapi tetap
ada resiko yang bisa timbul dalam penggunaannya. Kabel yang rusak atau terkelupas bisa jadi
sangat berbahaya khususnya apabila kabel yang terkelupas tersebut terekspos dan beresiko
tersentuh orang.
Air. Air adalah penghantar listrik, jadi kita perlu ekstra hati-hati ketika menggunaan alat elektronik
dekat dengan sumber air atau di area yang berair.
Panel listrik. Panel listrik adalah sebuah lemari/panel yang di dalamnya terdapat peralatan-
peralatan elektronik yang mengendalikan mesin, serta menjadi sumber energi dari mesin. Panel
listrik bisa berbahaya bagi teknisi yang tidak mempunyai kualifikasi. Benda-benda yang
menghalangi panel listrik juga bisa menjadi potensi bahaya kebakaran yang signifikan. Yang harus
selalu diingat sebelum bekerja denga panel listrik adalah penggunaan LOTO untuk mengisolai
sumber listrik.
Pembebanan lebih
Sambungan tidak sempurna
Perlengkapan tidak standar
Pembatas arus tidak sesuai
Kebocoran isolasi
Listrik statik
Sambaran petir
Upaya Pengendalian sumber bahaya :
1. Jangan menumpuk stop kontak pada satu sumber listrik.
2. Gunakan pemutus arus listrik (Sekering) yang sesuai dengan daya tersambung, jangan dilebihkan
atau dikurangi.
3. Kabel-kabel listrik yang terpasang di rumah jangan dibiarkan ada yang terkelupas atau dibiarkan
terbuka.
4. Jauhkan sumber-sumber listrik seperti stop kontak, saklar dan kabel-kabel listrik dari jangkauan
anak-anak.
5. Biasakan menggunakan material listrik, seperti kabel, saklar, stop kontak, steker (kontak tusuk)
yang telah terjamin kualitasnya dan berlabel SNI (Standar Nasional Indonesia) / LMK (Lembaga
Masalah Kelistrikan) / SPLN (Standar PLN).
6. Pangkaslah pepohonan yang ada di halaman rumah jika sudah mendekati atau menyentuh
jaringan listrik.
7. Hindari pemasangan antena televisi terlalu tinggi sehingga bisa mendekati atau menyentuh
jaringan listrik.
8. Gunakan listrik yang memang haknya, jangan mencoba mencantol listrik, mengutak-atik KWH
Meter atau menggunakan listrik secara tidak sah.
9. Biasakan bersikap hati-hati, waspada dan tidak ceroboh dalam menggunakan listrik.
10. Jangan bosan-bosan untuk mengingatkan anak-anak kita agar tidak bermain layang-layang di
bawah/dekat jaringan listrik.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN LISTRIK.

Penolong harus mengamankan diri dahulu untuk menghindarkan pengaruh


arus listrik, berada pada papan kering, kain kering, pakaian, alas yang
serupa itu yang bukan logam (kayu, karet). Jika tidak mungkin kedua tangan
penolong dibalut dengan kain kering, pakaian kering atau bahan serupa itu
(kertas, karet).
Pada saat memberikan pertolongan, penolong harus menjaga diri agar
tubuhnya jangan bersentuhan dengan benda logam.
a.Cara membebaskan penderita dari aliran listrik

• Penghantar dibuat bebas dari tegangan dengan memutuskan sakelar atau


gawai pengaman, penghantar ditarik sampai terlepas dari penderita dengan
menggunakan benda kering bukan logam, kayu atau tali yang diikat pada
penghantar.
• Penderita ditrik dari tempat kecelakaan.
• Penghantar dilepas dari tubuh penderita dengan tangan yang dibungkus
dengan pakaian kering yang dilipat-lipat.
• Penghantar dihubungpendekan atau dibumikan.
b. Berikan pertolongan medis secepatnya.
LIFT
Pesawat lift sebagai sarana transportasi vertikal yang dirancang
dengan perangkat pengendali otomatik dari dalam kereta dan pada
setiap lantai pemberhentian.
Pengguna/penumpang lift hanya dengan tekan tombol dapat
mengendalikannya menuju lantai yang dikehendaki;

Apabila terjadi sesuatu hal yang membahayakan, penumpang tidak


dapat berbuat apa apa,
Aspek kehandalan dan keselamatan penumpang merupakan faktor
dasar dalam pertimbangan perancangan pesawat lift.
K3 LIFT
Untuk menjamin kehandalan dan keamanan pesawat lift,
telah ditetapkan syarat-syarat K3,

Dasar :
Undang undang No 1 th 1970;
Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999
Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999
Pengaturan system kerja lift antara lain: Pintu sangkar lift
akan membuka atau menutup otomatik bersama pintu pada
lantai pemberhentian. Pintu hanya akan membuka setelah
sangkar berhenti sempurna, dan sangkar akan mulai bergerak
naik/turun setelah pintu menutup sempurna. Apabila
sangkar berjalan melampaui kecepatan tertentu, rem
pengaman akan bekerja otomatik.
Jenis-jenis bahaya yang mungkin dapat terjadi antara lain:
a. Apabila ada gangguan suplai daya listrik, lift akan berhenti
dan penumpang lift tidak dapat keluar tanpa dibantu dari
luar ;
b. Apabila terjadi kegagalan pada system kontrolnya;
c. Apabila tali baja putus dan rem tidak berfungsi; dll
Syarat-syarat K3 Lift

UU 1/70 (Bab III Psl 3 (1) - n


Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-
syarat keselamatan kerja untuk :
◦n. “Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atang barang”.
PENGENDALIAN K3 LIFT
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999

Dasar pertimbangan
Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Perat. Menteri
Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa Pesawat lift dinilai
mempunyai potensi bahaya tinggi,
Pasal 25
Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift dan
perubahan teknis maupun administrasi harus mendapat ijin dari
Menteri atau pejabat yang ditunjuknya.
PENGENDALIAN K3 LIFT
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999
Pasal 24 Ayat (1). Pembuatan dan atau pemasangan lift harus sesuai
dengan gambar rencana yang disahkan oleh Menteri atau pejabat
yang ditunjuk. Pasal 24 Ayat (2). Dokumen perencanaan:
a. Gambar konstruksi lengkap
b. Perhitungan kontruksi
c. Spesifikasi dan sertifikasi material
Pasal 24 Ayat (3). Proses pembuatannya harus memenuhi SNI atau
Standar internasional yang diakui.
PENGENDALIAN K3 LIFT
Sedangkan pasal 24 Ayat (4). Ijin pemasangan lift:
a. Gambar rencana pemasangan lift terdiri :
b. Denah ruang mesin dan peralatannya
c. Konstruksi mesin dan penguatannya
d. Diagram instalasi listrik
e. Diagram pengendali
f. Rem pengaman
g. Bangunan ruang luncur dan pintu-pintunya
h. Rel pemandu dan penguatannya
i. Konstruksi kereta
j. Governor dan peralatannya
k. Kapasitas angkut, kecepatan, tinggi vertical
l. Perhitungan tali baja
Pasal 30 Ayat (1). Pemeriksaan dan Pengujian Lift, setiap lift sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji sesuai standar uji yang ditentukan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai