2. Undang-undang No1 Tahun 1970, pasal 3 ayat (1) huruf q, tertulis; Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat K3 untuk mencegah terkena aliran listrik berbahaya
3. Menurut PUIL 2000, listrik yang berbahaya adalah listrik yang memiliki tegangan lebih dari 25 Volt di
tempat lembab atau 50 Volt ditempat normal.
4. Ruang lingkup obyek pengawasan system proteksi petir sesuai Permenaker No. Per-02/Men/1989,
hanya mengatur sambaran petir langsung
TUJUAN K3 LISTRIK
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan
penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
N bahaya sentuhan langsung
N bahaya sentuhan tidak langsung
N bahaya kebakaran
Pada dasarnya bahaya listrik yang
menimpa manusia disebabkan oleh :
1. Sentuhan Langsung
Sentuh langsung adalah sentuh langsung pada bagian aktif perlengkapan atau
instalansi listrik. Bahaya sentuh langsung dapat diatasi dengan cara:
◦ Proteksi dengan isolasi bagian aktif
◦ Proteksi dengan penghalang atau selungkup
◦ Proteksi dengan rintangan
◦ Proteksi dengan penempatan di luar jangkauan
Contoh kondisi sentuh langsung : kabel yang terkelupas, stop kontak
yang tidak tertutup/ penutupnya rusak; sambungan kabel yang tidak
sempurna dll. Kondisi ini dapat dilakukan pengujian dengan alat
tespen (pengetes aliran arus).
2. Sentuhan tidak langsung
Sentuh tidak langsung adalah sentuh pada BKT perlengkapan atau instalansi
listrik yang menjadi bertegangan akibat kegagalan isolasi.
Proteksi dari sentuh tidak langsung (dalam kondisi gangguan) dapat dilakukan
dengan cara :
•Pemutusan suplai secara otomatis
•Proteksi dengan lokasi tidak konduktif.
•Proteksi dengan ikatan penyama potensial local bebas bumi
•Separasi listrik
Contoh kondisi sentuh tidak langsung : Instalasi/ peralatan yang tidak ada
pembumian; Pembumian yang tidak sempurna/rusak, jatuh dari
ketinggian
3. Bahaya Mekanik
BAHAYA MEKANIK YANG TIMBUL ADALAH PADA
KOPLING ( SAMBUNGAN ) ANTARA MOTOR DIESEL DENGAN GENERATORNYA.
Dasar :
Undang undang No 1 th 1970;
Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999
Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999
Pengaturan system kerja lift antara lain: Pintu sangkar lift
akan membuka atau menutup otomatik bersama pintu pada
lantai pemberhentian. Pintu hanya akan membuka setelah
sangkar berhenti sempurna, dan sangkar akan mulai bergerak
naik/turun setelah pintu menutup sempurna. Apabila
sangkar berjalan melampaui kecepatan tertentu, rem
pengaman akan bekerja otomatik.
Jenis-jenis bahaya yang mungkin dapat terjadi antara lain:
a. Apabila ada gangguan suplai daya listrik, lift akan berhenti
dan penumpang lift tidak dapat keluar tanpa dibantu dari
luar ;
b. Apabila terjadi kegagalan pada system kontrolnya;
c. Apabila tali baja putus dan rem tidak berfungsi; dll
Syarat-syarat K3 Lift
Dasar pertimbangan
Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Perat. Menteri
Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa Pesawat lift dinilai
mempunyai potensi bahaya tinggi,
Pasal 25
Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift dan
perubahan teknis maupun administrasi harus mendapat ijin dari
Menteri atau pejabat yang ditunjuknya.
PENGENDALIAN K3 LIFT
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999
Pasal 24 Ayat (1). Pembuatan dan atau pemasangan lift harus sesuai
dengan gambar rencana yang disahkan oleh Menteri atau pejabat
yang ditunjuk. Pasal 24 Ayat (2). Dokumen perencanaan:
a. Gambar konstruksi lengkap
b. Perhitungan kontruksi
c. Spesifikasi dan sertifikasi material
Pasal 24 Ayat (3). Proses pembuatannya harus memenuhi SNI atau
Standar internasional yang diakui.
PENGENDALIAN K3 LIFT
Sedangkan pasal 24 Ayat (4). Ijin pemasangan lift:
a. Gambar rencana pemasangan lift terdiri :
b. Denah ruang mesin dan peralatannya
c. Konstruksi mesin dan penguatannya
d. Diagram instalasi listrik
e. Diagram pengendali
f. Rem pengaman
g. Bangunan ruang luncur dan pintu-pintunya
h. Rel pemandu dan penguatannya
i. Konstruksi kereta
j. Governor dan peralatannya
k. Kapasitas angkut, kecepatan, tinggi vertical
l. Perhitungan tali baja
Pasal 30 Ayat (1). Pemeriksaan dan Pengujian Lift, setiap lift sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji sesuai standar uji yang ditentukan
TERIMAKASIH