Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 8

Diaper Rash
Definisi
Ruam popok (diaper rash) adalah iritasi pada kulit bayi Ibu di
daerah pantat. Ini bisa terjadi jika popok basahnya telat
diganti, popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat,
infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema.
gangguan ini lazim ditemukan pada bayi, Gangguan ini banyak
mengenai bayi berumur kurang dari 15 bulan, terutama pada
kisaran usia 8 – 10 bulan.

2
Anatomi Fisiologi
Organ Kulit
1) Epidermis (Kutilkula)
Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki
struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas
beberapa lapisan, antara lain seperti berikut :
a) Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk.
Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati.
b) Stratum lusidum
Berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan
rambut.Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini,
maka warna kulit akan menjadi semakin gelap. Coba Anda
perhatikan kulit orang “suku Dani di Irian dengan suku Dayak di
Kalimantan.

3
Anatomi Fisiologi
Organ kulit
c) Stratum granulosum
Menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut
melamin.
d) Stratum germinativum,
Sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan
ini merupakan lapisan yang aktif membelah. Sel-
selnya membelah ke arah luar untuk membentuk
sel-sel kulit terluar.

4
Anatomi fisiologi
2) Dermis
Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit
daripada epidermis, yang terdiri atas banyak
lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis
yaitu sekitar 2,5 mm. Lapisan dermis terdiri atas :
a) Akar Rambut
b) Pembuluh Darah
c) Kelenjar Minyak (glandula sebasea)
d) Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
e) Serabut Saraf
5
Etiologi
Beberapa faktor penyebab terjadinya ruam popok ( diaper rash,
diaper dermatitis, napkin dermatitis ), antara lain:
1. Iritasi atau gesekan antara popok dengan kulit.
2. Kurangnya menjaga hygiene. popok jarang diganti atau terlalu
lama tidak segera diganti setelah pipis atau BAB (feces).
3. Infeksi mikro-organisme (terutama infeksi jamur dan bakteri)
4. Alergi bahan popok.
5. Gangguan pada kelenjar keringat di area yang tertutup popok.
6. Kebersihan kulit yang tidak terjaga.
7. Jarang ganti popok setelah bayi/anak kencing.
8. Udara/suhu lingkungan yang terlalu panas/lembab
9. Reaksi kontak terhadap karet, plastik, detergen

6
Tanda dan Gejala
1. Iritasi pada kulit yang terkena muncul sebagai
crytaema
2. Crupsi pada daerah kontak yang menonjol,
seperti pantat, alat kemaluan, perut bawah paha
atas.
3. Keadaan lebih parah terdapat : crythamatosa.
4. Kulit kemerahan dan lecet. Kulit pada lipatan
kaki lecet dan berbau tajam.
5. Awal ruam biasanya timbul di daerah kelamin,
bukan di dubur.

7
Tanda dan Gejala
6. Beruntutan di daerah kelamin, pantat, dan pangkal paha.
7. Timbul lepuh-lepuh di seluruh daerah popok.
8. Bila penyakit telah berlangsung lebih dari 3 hari, daerah
tersebut sering terkolonisasi ( ditumbuhi) oleh jamur,
terutama jenis Candida Albicans, sehingga kelainan kulit
bertambah merah dan basah
9. Mudah terjadinya infeksi kuman, biasanya staphylococcus
aureus atau Sreptococcus beta hemolyticus sehingga kulit
menjadi lebih bengkak, serta di dapatkan nanah dan
keropeng
10. Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri

8
Patofisiologi
Hampir semua bayi pernah mengalami ruam atau lecet karena
pemakaian popok. Lokasi yang sering terkena adalah bagian pantat,
sekitar kemaluan, maupun paha. Bahkan, jika bakteri yang terdapat
dalam urine bayi Anda terurai menjadi amonia, ruam ini bisa bertambah
parah. Tentu saja keadaan Ini sangat tidak menyenangkan buat si kecil.
Bayi yang senang tidur lama sebenarnya tidak ada masalah. Tetapi
masalahnya bila popoknya basah berkali-kali dan membuatnya lembab.
Karena penyebab ruam popok yang paling utama adalah popok yang
lembab.

9
Penatalaksanaan
1. Pencegahan
a) Gantilah popok segera setelah anak kencing atau berak. Hal ini
mencegah lembab pada kulit. Janganlah memakai popok dengan ketat
khususnya sepanjang malam hari. Gunakan popok dengan longgar
sehingga bagian yang basah dan terkena tinja tidak menggesek kulit
lebih luas.
b) Jangan menggunakan bedak bayi atau talk karena dapat menyebabkan
masalah dengan pernapasan pada bayi anda.
c) Hindari selalu membersihkan dengan usapan yang dapat mengeringkan
kulit. Alkohol atau parfum pada produk tersebut dapat mengiritasi kulit
bayi

10
Penatalaksanaan
2. Penanganan
a) Gantilah popok yang telah penuh sesering mungkin
b) Gunakan air bersih untuk membersihkan area popok
setiap kali mengganti popok. Gunakan air mengalir sehingga
anda dapat membersihkan dan membilas tanpa tidak perlu
menggosok.
c) Tepuk sehingga kering; jangan menggosok. Biarkan area
di udara terbuka sehingga benar-benar kering
d) Gunakan tipis-tipis ointment atau krim pelindung
(seperti yang mengandung zinx ixide atau petrolatum) untuk
membentuk lapisan pelindung pada kulit.

11
Penatalaaksanaan
3. Pengobatan
a) Konsultasikan dengan dokter anda bila ruam:
• Melepuh atau terdapat nanah
• Tidak hilang dalam waktu 48 sampai 72 jam
• Menjadi lebih berat
b) Gunakan krim yang mengandung steroid
hanya bila dokter anda merekomendasikan. Krim
tersebut jarang diperlukan dan mungkin berbahaya

12
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
• Pengkajian (Assessment)
• Identitas pasien dan keluarga, pola sensori, pemeriksaan
fisik (status kesehatan umum, pemeriksaan head to toe,
pemeriksaan penunjang), pemeriksaan tanda-tanda vital
dan riwayat penggunaan obat-obatan.

B. Diagnosa Keperawatan
• 1. Imobilitas b/d decubitus
• 2. Resiko infeksi b/d incontinensia
• 3. Aktual infeksi, sepsis b/d adanya infeksi (dekubitus)

13
C. Intervensi Keperawatan
• 1.DX1 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
kerusakan kulit / jaringan.

Tujuan :
• Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam
diharapkan nyeri dapat teratasi.

KH : Nyeri berkurang / terkontrol


Ekspresi wajah rileks.

14
Intervensi:
• 1. Pastikan ibu mengganti popoknya secara rutin.
R/ supaya permukaan tidak dalam keadaan lembab/ basah.
• 2. Berikan tempat tidur ayunan secara indikasi
R/ peninggian linen dari luka membantu menurunkan nyeri
• 3. Membasuh pantat bayi dan mengeringkanya
R/ Untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit bayi
• 4. Melepas popok dan membiarkan kulitnya terkena
angin
R/ Mempercepat penyembuhan ruam popok

15
2.DX2 : Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan kerusakan permukaan kulit karena destruksi
jaringan.
Tujuan:
• Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
2×24 jam diharapkan masalah dapat teratasi.
KH:
-Menunjukan regenerasi jaringan
-Mencapai penyembuhan tepat waktu

16
Intervensi:
1. Berikan perawatan ruam popok dengan tepat dan tindakan
control infeksi.
R/ menyiapkan jaringan baru dan menurunkan infeksi.
2. Tinggikan area graft bila mungkin
R/ menurunkan pembengkakan / mengatasiresiko pemisahan graft
3. Pantau kondisi luka yang terjadi akibat ruam popok.
R/ memberikan informasi dasar tentang keadaan kulit
4. Cuci sisi dengan sabun ringan, cuci dan olesi dengan krim.
R/ kulit graft baru dan sisi donor yang sembuh memerlukan
perawatan khusus

17
3.DX3 : Gangguan mobilitas fisik, kerusakan
Tujuan:
• Setelah dilakukan tindakan kep selama 2×24 jam
diharapkan masalah dapat teratasi.

KH:
1. Menunjukan keinginan berpartisipasi dalam aktifitas.
2. Mempertahankan posisi fungsi dibuktikan oleh tidak
adanya kontraktus.
3. Menunjukan teknik / perilaku yang memampukan
melakukan aktivitas.

18
Intervensi:
1. Pertahankan posisi tubuh tepat dan dukungan
• R/ meningkatkan fungsional pada ekstremitas.
2. Lakukan rehabilitasi pada penerima.
• R/ akan lebih mudah membuat partisipasi
3. Berikan obat sebelum aktivitas/ latihan
• R/ menurunkan kekuatan otot/ jaringan.
4. Bersihkan daerah luka dengan cepat.
• R/ eksisi dinidiket untuk menurunkan jaringan parut serta
resiko infeksi.

19
D. Implementasi
Dapat dilaksanakan penuh pada masing-masing diagnosa
keperawatan. Meliputi:
1. monitor tanda-tanda vital,
2. monitor input-output,
3. monitor kesadaran,
4. monitor hipoglikemi,
5. obserfasi tanda infeksi,
6. lakukan teknik aseptik perawatan kulit,
7. jelaskan tentang penyebab, komplikasi dan pengobatan
atau terapi decubitus.
8. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
obat-obatan

20
E. Evaluasi
Keefektifan tindakan, peran anggota
keluarga untuk membantu mobilisasi pasien,
kepatuhan pengobatan dan mengefaluasi
masalah baru yang kemungkinan muncul.

21
Check this out

22
23

Anda mungkin juga menyukai