Anda di halaman 1dari 13

REFARAT

“SLEEP APNEA”

Pembimbing :
dr. Edwin Pakpahan, Sp.P
oleh :
Iren Lady Chaterine Siahaan
18010050

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


SMF ILMU PENYAKIT PARU RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UHKBPN
LUBUK PAKAM – SUMATERA UTARA
2019
Pendahuluan
Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS) adalah masalah kesehatan
masyarakat yang terbilang cukup mengkhawatirkan. Sekitar 2% hingga
4% populasi usia dewasa mengalami OSAS. Satu dari lima pasien
mengidap OSAS ringan dan satu dari 15 pasien berkembang dari OSAS
sedang menjadi berat. Diperkirakan lebih dari 85% penderita OSAS
tidak terdiagnosis. Hal ini menunjukkan fakta bahwa banyak penderita
dengan gejala OSAS kurang peduli terhadap masalah mendengkur dan
arousal nokturnal.
Obstructive Sleep Apnea (OSA) adalah kondisi ditandai dengan episode
repetitif parsial hingga komplit akibat kolapsnya saluran napas atas
selama tidur yang menghasilkan obstruksi komplit atau pengurangan
aliran udara yang menyebabkan kondisi arousal dan hipoksia.
DEFINISI

Obstructive Sleep Apnea (OSA) merupakan suatu keadaan gangguan


pernapasan yang terjadi saattidur( sleepdisorder breathing) yang di
tandai dengan adanya obstruksi jalan napas yang meneybabkan napas
berhenti secara intermiten baik secara total (apnea) mapun parsial
(hipopnea)
ETIOLOGI
DAN FAKTOR RESIKO

Faktor non- struktural:


Faktor struktural : - Obesitas
- Variasi anatomi - Jenis kelamin
- Sindrom down -usia
- Sindroma martan - Perempuan pasca menopause
- alkohol
EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan penelitian kohort yang dilakukan oleh Wisconsin,


didapatkan prevalensi OSA sebanyak 9-24% pada laki-laki dan 4-9%
pada perempuan dengan subjek berusia 30-60 tahun.

Usia merupakan faktor penting yang menjadi faktor risiko terjadinya


OSA. Prevalensi OSA meningkat 2-3 kali pada usia diatas 65 tahun
dibandingkan dengan usia 30-64 tahun, dengan persentase
sebanyak 65% pada sampel berusia diatas 65 tahun.
PATOGENESIS

Obstruksi saluran Ukuran lumen


napas daerah faring faring

Kelainan
Secara langsung
kraniofacial yang
timbulkan efek
terjadi dari hidung
sitotoksik
sampai hipofaring
GEJALA KLINIS

• Suara Mendengkur
• Mengantuk
• Restless sleep
• Mental abnormal
• Perubahan personality
• Impotensi
• Sakit kepala siang hari
• Nokturia
• Enuresis
• Nocturnal choking
GEJALA KLINIS

Beberapa gejala lain yang dapat di temui :


• Mulut terasakering saat terbangun
• Konsentrasi terganggu
• Depresi
• Hipertensi
• Daya ingat menurun
PENEGAKAN
DIAGNOSIS

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN

Penagangan
Terapi non bedah Terapi bedah terkait faktor
resiko

Anda mungkin juga menyukai