Anda di halaman 1dari 183

GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI DI PONDOK

PESANTREN JIHADUL UKHRO TURI KECAMATAN TEMPURAN

KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2010

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

MUJTAHIDAH INTAN NUQSAH

NIM : 105104003468

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H./2010 M.
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Judul penelitian : GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE


SANTRI DI PONDOK PESANTREN JIHADUL
UKHRO TURI KECAMATAN TEMPURAN
KABUPATEN KARAWANG

Peneliti : MUJTAHIDAH INTAN NUQSAH

Saya adalah santri/santriwati tingkat SMP/SMA yang tinggal di pondok


pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang telah diminta dan bersedia
untuk berperan sebagai responden dalam penelitian tersebut diatas. Peneliti telah
menjelaskan tentang cara-cara penelitian yang akan dijalankan. Saya mengetahui
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku personal higiene
santri di pondok pesantren jihadul ukhro turi tempuran karawang.

Saya mengerti bahwa resiko yang akan terjadi pada saya sangat kecil. Saya
berhak untuk mengundurkan diri menjadi subjek penelitian ini tanpa ada sangsi
atau kehilangan hak saya. Saya mengerti bahwa peneliti akan menjaga
identitasitas dan kerahasiaan saya.

Demikian, secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya
bersedia ikut serta dalam penelitian.

Jihadul Ukhro, 2009

Informan Peneliti

( ) ( )
PROGRESS REPORT
BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Mujtahidah Intan Nuqsah


NIM : 105104003468
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri di Pondok
Pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran
Kabupaten Karawang Tahun 2010
Dosen Pembimbing : 1. Jamaludin, S.Kep, M.Kep
2. Catur Rosidati, S.KM, M.KM
No Hari/Tanggal Kegiatan Dosen pembimbing

1. Jumat /17-04-2009 Judul disetujui Jamaludin, S.Kep, M.Kep

2. Kamis/30-04-2009 Refisi BAB I Jamaludin, S.Kep, M.Kep

3. Selasa/19-05-2009 Konsul BAB I-IV : Perbaiki definisi Jamaludin, S.Kep, M.Kep


oprasional

4. Senin/1-06-2009 Refisi BAB I-IV: susun latar Catur Rosidati, S.KM, M.KM
belakang dari umum ke khusus,
gambarkan personal higiene
pesantrennya, perbaiki definisi
oprasional

5. Senin/8-06-2009 Refisi BAB III dan BAB IV, perbaiki Jamaludin, S.Kep, M.Kep
kuesioner

6. Jumat/12-06-2009 Konsul BAB I-IV dan Kuesioner, Catur Rosidati, S.KM, M.KM
daftar pustaka
Jamaludin, S.Kep, M.Kep
7. Rabu/5-08-2009 Perbaiki BAB I-IV, perubahan Catur Rosidati, S.KM, M.KM
metode penelitian

8. Jumat/7-08-2009 Konsul perubahan jenis penelitian Jamaludin, S.Kep, M.Kep


menjadi kualitatif

9. Kamis/10-09-2009 Perbaiki BAB I, perbaiki BAB III, Catur Rosidati, S.KM, M.KM
BAB IV, lembar observasi dan
pedoman wawancara mendalam

10. Kamis/29-10-2009 ACC seminar proposal Catur Rosidati, S.KM, M.KM

11. Kamis/29-10-2009 Perilaku yang tidak bisa diobservasi Catur Rosidati, S.KM, M.KM
di tanyakan dalam wawancara
mendalam, perbaiki ruang lingkup
penelitian, BAB IV, dan pedoman
wawancara, juga surat persetujuan
sebagai subjek penelitian

12. Rabu/4-11-2009 ACC seminar proposal Catur Rosidati, S.KM, M.KM

13. Senin/21-12-2009 Konsul kerangka konsep Jamaludin, S.Kep, M.Kep

14. Jumat/24-12-2009 Perbaiki lembar observasi Catur Rosidati, S.KM, M.KM

15. Kamis/7-01-2010 Sesuaikan tujuan, dengan kerangka Catur Rosidati, S.KM, M.KM
konsep, perbaiki BAB IV, perbaiki
Pedoman FGD santri

16. Senin/22-03-2010 BAB V di refisi, di buat per item Jamaludin, S.Kep, M.Kep
kegiatan personal higien, benarkan
matrik Catur Rosidati, S.KM, M.KM

17. Senin/29-03-2010 BAB V refisi sesuaikan kalimat Jamaludin, S.Kep, M.Kep


pengantar ungkapan dengan
ungkapannya, matrik dipisah antara Catur Rosidati, S.KM, M.KM
kelompok laki-laki dan perempuan

18. Kamis/01-04-2009 BAB VI refisi buat per item kegiatan Catur Rosidati, S.KM, M.KM
personal higien

19. Kamis/08-04-2009 Konsul BAB VI dan VII, ACC maju Catur Rosidati, S.KM, M.KM
sidang

20. Senin/12-04-2009 Konsul BAB I-VII dan konsul Jamaludin, S.Kep, M.Kep
abstrak, ACC maju sidang

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Jamaludin, S.Kep, M.Kep Catur Rosidati, S.KM, M.KM


1. Tanggal 19 mei 2009 konsul BAB I BAB IV, perbaiki definisi
oprasional (pa jamal)
2. Tanggal 1 juni 2009 refisi BAB I IV diurutkan dari umum ke
khusus, gambarkan keadaan personal higiene pesantrennya, perumusan
masalah difokuskan, definisi oprasional dan kuesioner juga skala ukur harus
sama referensinya, cari pengertian sikap dan sosio ekonomi yang lebih sesuai
(bu catur)
3. Tanggal 8 juni 2009 refisi BAB III dan BAB IV, perbaiki kuesioner
(pa jamal)
4. Tanggal 12 juni 2009 konsul BAB I BAB IV dan kuesioner (bu
catur)
5. Tanggal 5 agustus 2009 perubahan judul, perbaiki latar belakang
penelitian, BAB II, definisi oprasional, BAB IV, dan kuesioner penelitian,
disarankan penelitian kualitatif (bu catur)
6. Tanggal 7 agustus 2009 konsul perubahan jenis penelitian dari
kuantitatif ke kualitatif (pa jamal)
7. Tanggal 10 september 2009 perbaiki BAB I, perbaiki BAB III, BAB IV,
lembar observasi dan pedoman wawancara mendalam (bu catur)
8. Tanggal 29 oktober 2009 ACC seminar proposal (pa jamal)
9. Tanggal 29 oktober 2009 perilaku yang tidak bisa diobservasi di tanyakan
dalam wawancara mendalam, perbaiki ruang lingkup penelitian, BAB IV, dan
pedoman wawancara, juga surat persetujuan sebagai subjek penelitian (bu
catur)
10. Tanggal 4 november 2010 ACC seminar proposal (bu catur)
11. Tanggal 21 desember 2010 konsul kerangka konsep (pa jamal)
12. Tanggal 24 desember 2010 perbaiki lembar observasi (bu catur)
13. Tanggal 7 januari 2010 sesuaikan tujuan, dengan kerangka konsep,
perbaiki BAB IV, perbaiki Pedoman FGD santri (bu catur)
14. Tanggal 22 maret 2010 BAB V di refisi, di buat per item kegiatan
personal higien, benarkan matrik (pa jamal dan bu catur)
15. Tanggal 29 maret 2010 BAB V refisi sesuaikan kalimat pengantar
ungkapan dengan ungkapannya, matrik dipisah antara kelompok laki-laki dan
perempuan (pa jamal dan bu catur)
16. Tanggal 1 april 2010 BAB VI refisi buat per item kegiatan personal
higien
17. Tanggal 8 april 2010 konsul BAB VI dan VII, ACC maju sidang
18. Tanggal 12 april 2010 konsul abstrak, ACC maju sidang
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Mujtahidah Intan Nuqsah

NIM : 105104003468

Mahasiswa progran : Ilmu Keperawatan

Tahun akademik : 2005

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi

saya yang berjudul :

GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI DI

PONDOK PESANTREN JIHADUL UKHRO TURI KECAMATAN

TEMPURAN KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2010

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan

menerima sangsi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 9 April 2010

(Mujtahidah Intan Nuqsah)

1
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, 21 Mei 2010

Mujtahidah Intan Nuqsah, NIM :105104003468

GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI DI PONDOK


PESANTREN JIHADUL UHRO TURI KECAMATAN TEMPURAN
KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2010

Xix + 101 halaman + 2 tabel + 14 lampiran

Abstrak. Personal higiene santri menjadi penting karena selain sebagai langkah
awal terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren, personal
higiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme
dan mencegah seseorang terkena penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran perilaku personal higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi
Tempuran Karawang tahun 2010, dengan menggunakan metode kualitatif, dan desain
fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode
wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), dan observasi. Informan
dalam penelitian ini 26 orang, dengan 24 orang informan FGD yang terdiri dari 2
kelompok putra dan 2 kelompok putri. Dan 2 orang informan wawancara mendalam
yaitu 1 orang ustadzah pengasuhan, 1 orang pengurus. Hasil penelitian menunjukan
bahwa gambaran perilaku personal higiene santri mengenai mandi, menggosok gigi,
merawat rambut, merawat mata, merawat hidung, merawat telinga, mencuci tangan,
merawat kaki, dan merawat pakaian tergantung dari adanya bahan dan alat, serta
biaya yang informan miliki. Begitu pula halnya dengan langkah-langkah, kebiasaan,
dan frekuensi tergantung dari ada tidanya alat dan bahan untuk melakukan personal
higiene. Teladan informan dalam melakukan personal higiene adalah orang tua,
nenek, kakak, ustadzah, dan teman. Alternatif lain yang digunakan informan adalah
dengan cara meminjam, meminta, tidak melakukan atau melakukan tapi tidak
menggunakan alat dan bahan seperti biasanya, tetapi tidak mengurangi pemikiran dan
perasaan informan terhadap manfaat personal higiene. Dengan demikian diperlukan
pemberdayaan seluruh potensi yang ada di pondok untuk mengubah kebiasaan yang
masih kurang baik. Serta bekerjasama dengan para orang tua santri untuk
memfasilitasi dan memenuhi kebutuhan personal higiene santri.

Kata kunci : perilaku, personal higiene, Pondok Pesantren

Daftar bacaan : 44 (1997-2010)


FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
STUDY OF NURSING SCIENCES PROGRAM
ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Undergraduated Thesis, 21 May 2010

Mujtahidah Intan Nuqsah, NIM :105104003468


THE DESCRIPTION OF PERSONAL HIGIENE STUDENTS BEHAVIOR AT
JIHADUL UKHRO TURI BOARDING SCHOOL, TEMPURAN, KARAWANG
2010

Xix + 101 pages + 2 tables + 14 appendixes

ABSTRACT
Personal hygiene students is important because a first step to create a clean
and healthy living behaviors in the boarding school and a good personal hygiene will
minimize the entrance (portal of entry) of microorganisms and prevent a person from
getting disease. This study aims to know the description of personal hygiene students
behavior at Jihadul Ukhro Turi boarding school, Tempuran, Karawang in 2010, using
qualitative methods, and design of phenomenology. Data collection is done by using
in-depth interviews, Focus Group Discussion (FGD), and observation. Informants in
this study amounted to 26 people, with 24 informants FGD consisted of 2 group of
men and 2 group of girls, and 2 informants in-depth interview consisted of 1 person
manager of organization and 1 person ustadzah parenting. The research result showed
that the description of personal hygiene students behavior about bathing, brushing
teeth, hair care, eye care, care of nose, ear care, hand washing, foot care, and care of
clothing, depending from materials and equipment and costs that the informant had.
So it is with the steps, habits, and frequency depending from materials and equipment
to perform personal hygiene. Informant model in conducting personal hygiene are
parents, grandparents, older sibling or cousin, ustadzah, and friends. Another
alternative is the use of informants by borrowing or asking for or do not do or do but
do not use tools and materials as always, but this does not reduce the thoughts and
feelings informant against the benefits of personal hygiene. Thus the necessary
empowerment of all the potential in the cabin to change habits that are still not good.
And working with parents and students to facilitate personal hygiene needs of
students.
Key word : behavior, personal hygiene, Boarding School
Reference : 44 (1997-2010)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

3
Skripsi dengan judul
GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI DI PONDOK
PESANTREN JIHADUL UKRO TURI KECAMATAN TEMPURAN
KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2010

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 21 Mei 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Jamaludin, S.Kep, M.Kep Catur Rosidati, S.KM, M.KM


NIP : 19680522 200801 1 007 NIP : 19750210 200801 2 018

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Jakarta, 21 Mei 2010

Penguji I

Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat

NIP . 132 146 260

Pnguji II

Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM

NIP : 19790520 200901 1 012

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

5
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Jakarta, 21 Mei 2010

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tien Gartinah, MN

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. DR (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp.And

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Nama : Mujtahidah Intan Nuqsah

Tempat / tanggal lahir : Tasikmalaya, 10 maret 1985

Agama : Islam

Alamat : Kp. Turi Timur RT/RW. 03/02 Ds. Tanjungjaya

Kec. Tempuran Kab. Karawang 41385

Telp : 085691885864

Email : nuqy_ijtahidi@yahoo.com

Riwayat Pendidikan : SDN Dayeuh Luhur 1 (1991 - 1997)

SLTP Negeri 2 Tempuran (1997 - 2000)

KMI Gontor Putri 1 Mantingan, Ngawi, Jawa Timur

(2000 - 2004)

MAS Alfalah 2 Nagreg, Bandung (2004 - 2005)

PTN S1 Prodi Ilmu Keperawatan,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(2005 - sekarang)

Pengalaman Organisasi : Bendahara OSIS SLTPN 2 Tempuran

Sie Kerohanian OSIS SLTPN 2 Tempuran

Anggota PMR SLTPN 2 Tempuran

Sekertaris OPPM Rayon Santiniketan Gontor Putri 1

Bendahara GUDEP 1720 Gontor Putri 1

7
Supervisor of Public Speaking Gontor Putri 1

Panitia Perpulangan Santri Gontor Putri 1

Penguji Ujian Lisan Gontor Putri 1

Pengawas Ujian Tulis Gontor Putri 1

Pengabdian di Pondok Pesantren Annajah Bekasi -

Sebagai Penggerak Bahasa

Pengawas ujian semester MTS Ponpes Annajah Bekasi

Pengajar MTS Ponpes Annajah Bekasi

Pengabdian di Ponpes Jihadul Ukhro Turi Karawang-

Sebagai Pengasuhan

Pengajar Ponpes Jihadul Ukhro Turi Karawang

Pengawas dan Penguji Ujian Semester SMP dan SMA-

Salafiyah Jihadul Ukhro Turi Karawang

Panitia Singing Contest SMA seKab. Karawang

Panitia Speech Contest SMPSMA seKab. Karawang

Anggota Irmafa Sie ILKAD

Panitia Ulang Tahun FKIK sie Humas

Seminar yang pernah diikuti : Seminar Wound Care Update 2008

Seminar Populer Move your Body, Your Hearts

Healthy 2008

Seminar Nasional Keperawatan Cultural Approach In

Holistic Nursing Care In Globalization Era 2009


Semua yang terjadi di dunia ini adalah kehendak-Nya, seperti yang aku
alami... itu semua adalah juga kehendak-Nya. Tiada seorangpun yang tahu
di dunia ini akan apa yang terjadi di hari esok, kadang aku menjadi
mahluk yang penuh dengan rencana, gagasan, keinginan, cita- cita, dan
harapan yang melambung tinggi melebihi langit biru di angkasa, hingga... menembus
batas kemampuan yang tak pernah kusadari.

Dan....ketika aku tersadar kaki ini tak bisa lagi melangkah jauh, tak sanggup lagi
menopang semua rencana, gagasan, keinginan, cita-cita dan harapan..... bahkan untuk
besimpuh khusu menghadap-Nya sekalipun..........

Seketika itu juga aku benar-benar merasa gedung rencana yang kubangun 3 tahun
terakhir itu rutuh, gagasan itu hilang, keinginan itu sirna, cita-cita itu kandas, harapan
itu hanya tinggal harapan. Aku benar-benar tersudut di pojok ruangan yang hampa
tanpa oksigen rencana, gagasan, keinginan, cita-cita, dan harapan. Hingga yang ku
ingat hanyalah beberapa kalimat dari apa aku dengar

Selalu ada hikmah di balik semua kejadian yang menimpa manusia,


walaupun pahit awalnya tapi apabila menerima dengan penuh rasa syukur dan ikhlas
pasti manis akhirnya

Janganlah meminta ilmu yang banyak pada Allah tapi, mintalah ilmu yang
bermanfaat pada Allah, karena ilmu yang banyak tapi tak bermanfaat tidaklah berarti

Allah menyebutkannya 2x berturut-turut di dalam Al-quran : Fainna maal


usri yusra, Inna maal usri yusra (Al-insyirah : 5-6)

Allah pun berfirman dalam Al-quran : Innamaa amruhuu idzaa araada syaian
anyaquula lahuu kun fayakuun (Yaasiin : 82)

Tinggalkanlah hal yang tak berguna dan beralihlah pada hal yang berguna

Kamu harus selalu ingat bahwa baidhotu al-yaum khoiru min dajajatil ghodi

Belive that you can do it, than say to your self now I CAN DO IT

Skripsi ini aku persembahkan untuk mamah papahku tercinta dan adik-adiku
tersayang.

KATA PENGANTAR

9
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT penguasa alam
semesta yang tidak pernah berhenti memberikan limpahan nikmat dan karunia-Nya
kepada penulis. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan untuk junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta pengikut ajaran beliau hingga akhir
zaman. Atas nikmat dan karunia Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren
Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang Tahun 2010.

Dalam proses penelitian ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
peneliti jumpai namun, syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya,
keteguhan, ketegaran, kesungguhan, dan kerja keras disertai dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan
terimakasih dan penghargaan yang tiada terkira kepada :

1. Bapak Prof. DR (hc). dr. M.K. Tajudin, Sp.And dan Drs. H.Achmad Gholib,
MA, selaku Dekan dan pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Tien Gartinah, MN dan Irma Nurbaeti, Skep, M.Kep, Sp.Mat, selaku
Ketua Program Studi dan Sekertaris Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Jamaludin, S.Kep, M.Kep dan Ibu Catur Rosidati, S.KM, M.KM,
selaku Dosen pembimbing yang telah sabar, meluangkan waktu, tenaga, dan
fikiran selama membimbing peneliti.

4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen program studi Ilmu keperawatan, terimakasih
atas bimbingan dan doanya selama ini.

5. Segenap jajaran Staf dan Karyawan Akademik dan Perpustakaan Fakultas


yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian penelitian ini.

6. Ayahanda Sholahuddin Nur dan Ibunda N. Qoriah, yang tak henti-hentinya


memberikan dukungan baik moril, materil, spiritual, dan kekuatan serta
iringan doa yang tak putus-putusnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan S1 Ilmu keperawatan di perguruan tinggi.

7. Ustadz dan Ustadzah pengasuhan serta Pengurus OSPM Pondok Pesantren


Jihadul Ukhro Turi

8. Adik-adiku tersayang Mujahidah Iffatin Nuqsah dan Muhammad Jalalun


Nuqsah juga Mujaddid Silmi Nuqsah (almarhum) yang telah memberikan
semangat dalam menyusun skripsi.

9. Sahabat sahabat terbaiku (Fauziah, Lita, Herna, Neneng, Tika, Rosma, Nala,
Atul, Risma, Fina, Tuti, Ciah, Ratu, Dewi, Zahro, Ais, Nandang, Didit (alm),
Ihsan, Apep, Tegar) yang selalu memberi semangat, motivasi, dan tempat
berkeluh kesah dalam menyelesaikan skripsi.

10. Teman-teman kosan RadLine (Nisa, Ifa, Pipit, Leha, Ka Hasni) thanks for
you all

11. Teman-teman seperjuangan Ners05 yang tidak dapat peneliti sebutkan satu
persatu. Majulah kebarisan terdepan wahai perawat profesinal!
Kembangkanlah ilmu keperawatan Indonesia!

Manusia adalah mahluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, akan tetapi
tetap saja manusia tak kan luput dari salah dan Khilaf. Oleh karena itu penulis
mengharapkan keritik saran yang membangun sehingga penulis dapat memperbaiki
skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya, karena
salah satu amalan yang tidak akan putus sampai hari akhir adalah Ilmu Yuntafau

11
Bihi yaitu Ilmu yang Bermanfaat.

Jakarta, 10 April 2010

Penulis

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................... ii

ABSTRACT ......................................................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vii

LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................ ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ......................................................................... 9


C. Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 10

D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 11

E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 12

F. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 14

A. Perilaku Kesehatan ......................................................................... 14

1. Pengertian Perilaku ..................................................................... 14

2. Faktor faktor yang Mempengaruhi Perilaku ............................. 20

B. Definisi Personal Higiene ................................................................ 21

C. Menjaga Kesehatan Melalui Kebersihan ......................................... 23

1. Menjaga Kebersihan Badan ......................................................... 23

2. Menjaga Kebersihan Pakaian ....................................................... 35

D. Santri ............................................................................................... 36

E. Pondok Pesantren ............................................................................ 38

F. Tinjauan Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ....................................... 39

BAB III KERANGKA KONSEP ..................................................................... 41

A. Kerangka Konsep ............................................................................ 41

B. Definisi Istilah ................................................................................. 42

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 43

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 43

13
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................... 43

C. Informan Penelitian ........................................................................ 43

D. Etika Penelitian ............................................................................... 45

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 46

F. Instrumen Penelitian......................................................................... 50

G. Validasi Data .................................................................................... 51

H. Analisa Data .................................................................................... 52

BAB V HASIL PENELITIAN........................................................................ 53

A. Gambaran Umum Penelitian ........................................................... 53

B. Karakteristik Informan .................................................................... 53

C. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri ................................... 56

1. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Mandi .. 56

2. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Menggosok gigi .......................................................................... 59

3. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Perawatan Rambut ...................................................................... 62

4. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Perawatan Mata ........................................................................... 64

5. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Perawatan Hidung ....................................................................... 65

6. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Perawatan Telinga ....................................................................... 65


7. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Mencuci Tangan .......................................................................... 66

8. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Perawatan Kaki ........................................................................... 69

9. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Merawatan Pakaian ..................................................................... 72

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................. 77

A.Keterbatasan Penelitian .................................................................... 77

B. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri .................................. 77

1. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Mandi .. 77

2. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Menggosok gigi .......................................................................... 80

3. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Perawatan Rambut ...................................................................... 81

4. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Perawatan Mata ......................................................................... 84

5. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Perawatan Hidung ..................................................................... 84

6. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Perawatan Telinga ..................................................................... 85

7. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Mencuci Tangan ......................................................................... 85

8. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Perawatan Kaki ........................................................................... 88

15
9. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Merawatan Pakaian ..................................................................... 89

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 92

A. Kesimpulan ...................................................................................... 92

B. Saran .................................................................................................. 95

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 97

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

4.1 Pengumpulan Data Penelitian di Pondok Pesantren

Jihadul Ukhro Turi Kec. Tempuran Kab. Karawang ................ 44

4.2 Validasi Data ............................................................................ 51

17
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organisation

EMIS : Educational Management Information System

DKI : Daerah Khusus Ibu kota

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik indonesia

Dinkes : Dinas Kesehatan

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Kec : Kecamatan

Kab : Kabupaten

MCK : Mandi Cuci Kakus

THT : Telinga Hidung Tenggorokan

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas


Ponpes : Pondok Pesantren

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

1. Surat Izin Pengambilan Data kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Karawang dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Surat Izin Pengambilan Data kepada Kepala Sekolah Pondok Pesantren

Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Surat Keterangan dari Pondok Modern Jihadul Ukhro Turi

4. Lembar Persetujuan Responden

5. Lembar Check List

6. Pedoman Pertanyaan FGD (Focus Group Discussion) Informan Santri

7. Pedoman Wawancara Mendalam Informan Pendukung Pengurus Organisasi

Santri

8. Pedoman Wawancara Mendalam Informan Pendukung Ustadz/Ustadzah

Pengasuh Pondok Pesantren

19
9. Matriks pemikiran dan perasaan (pengetahuan, persepsi, kepercayaan, sikap)

10. Matriks sumber-sumber daya (frekuensi, alat dan bahan, alternatif lain, biaya)

11. Matriks orang penting sebagai referensi (teladan)

12. Matriks sosial budaya (langkah-langkah dan kebiasaan)

13. Kesimpulan matriks

14. Progress report


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu hak asasi yang fundamental

bagi setiap penduduk. Seperti tercantum dalam konstitusi organisasi kesehatan

sedunia (WHO) dan Undang-Undang Dasar tahun 1945, pasal 28 H ayat 1,

bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Kesehatan

sangat penting bagi kehidupan kita sehingga kesehatan harus dijaga dan

dilindungi dari berbagai ancaman penyakit serta masalah kesehatan lainnya

(Depkes RI,2007). Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, untuk itu

perlu diperjuangkan oleh berbagai pihak. (Depkes RI, 2007). Hal ini sesuai

dengan tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dicantumkan dalam

Undang-Undang kesehatan No 23 tahun 1992 adalah tercapainya kesadaran,

kemampuan, dan kemauan hidup sehat setiap penduduk agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI,1999 dalam

Mariance, 2004).

Kesehatan pada umumnya dan kebersihan pribadi pada khususnya

merupakan hal yang sangat penting diperhatikan terutama pada masa

perkembangan. Pribadi yang utuh adalah pribadi yang didasari kesehatan yang

baik. Menanamkan kebiasaaan sehat dimasa muda memberikan dampak yang

positif di hari tua, dimana kesehatan di hari tua adalah merupakan hasil dari
pemeliharaan kesehatan dimasa muda. Kesehatan individu adalah kesehatan

yang bersifat individual dengan tujuan untuk membina perilaku baru atau

seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku (inovasi)

(Dinkes DKI jakarta, 2002 dalam Lipriyana, 2003)

Kesehatan merupakan kenikmatan dan karunia Allah SWT

yang sangat berharga tidak dapat dibandingkan dengan kekayaan materi

apapun. Meskipun kesehatan bukanlah segalanya tetapi segala sesuatu akan

kurang berarti tanpa kesehatan. Misalnya, dalam kondisi sehat para santri

dapat belajar dengan baik dan para guru pun dapat mengajar dengan baik.

Kesehatan tidak diperoleh dengan sendirinya namun, perlu diupayakan, baik

dalam bentuk upaya memelihara kesehatan maupun melalui pengobatan bagi

yang sedang sakit (Hario,2005).

Upaya pemerintah untuk memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan tercantum dalam slogan kebersihan pangkal kesehatan. Hal ini

tidak dapat lagi dipungkiri kebenarannya, Herryanto, 2004 juga menyatakan

bahwa budaya bersih merupakan cerminan sikap dan perilaku masyarakat

dalam menjaga sekaligus memelihara kebersihan pribadi maupun lingkungan

dalam kehidupan sehari-hari.

Secara nasional, penduduk yang telah memenuhi kriteria Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik sebesar 38,7%. DI Yogyakarta

menduduki urutan pertama dari lima propinsi dengan pencapaian di atas


3

angka nasional yaitu (58,2%). Sedangkan Papua menduduki urutan pertama

dari lima propinsi dengan pencapaian angka nasional Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat(PHBS) rendah yaitu (24,4%) (Riskesdas, 2007).

Sedangkan prevalensi PHBS tingkat nasional dari 10

kabupaten/kota yang terendah adalah Raja Ampat (0%), dan Supiori (0%).

Dan dari 10 kabupaten/kota dengan prevalensi perilaku hidup bersih dan sehat

tertinggi adalah Klungkung (100%), dan Bandung (100%). (Depkes RI, 2007)

Data perilaku higiene dengan prevalensi nasional pada tingkat

provinsi untuk penduduk yang berperilaku benar dalam buang air besar adalah

71,1% tetapi yang berperilaku benar dalam mencuci tangan hanya 23,2%.

Persentase data tersebut tidak jauh berbeda dengan cakupan data rata-rata

rekapitulasi indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kabupaten

Karawang tatanan rumah tangga tahun 2008 yang masih sangat rendah yaitu

sebesar 0,30%, sedangkan persentase untuk wilayah Kecamatan Tempuran

Kabupaten Karawang tergolong buruk yairu sebesar 0,07% dan dari 30

kecamatan di kabupaten Karawang, kecamatan Tempuran menduduki urutan

ke-26 berdasarkan persentasi rumah tangga sehat. (Dinkes, Kab. Karawang,

2008).

Pondok pesantren yang ada di Indonesia berjumlah 14.798, dengan

jumlah santri sebanyak 3.464.334 orang (Educational Management

Information System / EMIS, Depag, 2004/2005 dalam Depkes RI, 2007).


Sedangkan pemerintah baru membangun 200 poskestren tahun 2006 yang

seluruhnya terletak di provinsi jawa timur. Pada tahun 2007 pembangunan

poskesten diperluas ke 23 provinsi dengan jumlah 400 poskestren (Depkes

RI,2008). Jumlah ini tentu belum sesuai dengan kebutuhan akses pelayanan

kesehatan pesantren.

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam dengan sistem

boarding school (pendidikan bersama), sehingga membentuk komunitas

tersendiri yang anggotanya terdiri dari para santri, para guru/ustadz dan

keluarga pengasuh pesantren. Mengingat banyaknya santri, tentu tidak

mustahil sebagian mereka ada yang kurang menyadari pentingnya kesehatan.

Karena itu tidak mengherankan bila suatu penyakit akan cepat menular kepada

para anggota masyarakat pesantren.oleh karena itu setiap anggota komunitas

pesantren perlu mengetehui dan memahami masalah kesehatan, baik untuk

memelihara kesehatan dirinya secara individual maupun kesehatan bersama

(Hario, 2005).

Personal higiene adalah perawatan diri dimana induvidu

mempertahankan kesehatannya, dan dipengaruhi nilai serta keterampilan

(Mosby,1994 dalam Sari, 2006). Dalam dunia keperawatan, personal higiene

merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa terpenuhi.

Personal higiene termasuk kedalam tindakan pencegahan primer yang

spesifik. Personal higiene menjadi penting karena personal higiene yang baik

akan meminimalkan pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme yang ada


5

dimana-mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit.

Personal higiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh terkena penyakit,

seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut, dan penyakit saluran

cerna atau bahkan dapat menghilangkan fungsi bagian tubuh tertentu, seperti

halnya kulit (Sudarto, 1996 dalam Sari, 2006).

Prevalensi penyakit kulit di pondok pesantren pada umumnya masih

tinggi terutama pada anak-anak usia sekolah, salah satu penyakit yang paling

banyak diderita pedikulosis kapitis. Usaha pencegahan, pemberantasan dan

pengoobatan masih jarang dilakukan oleh berbagai pihak sehingga

mengakibatkan angka kejadian pedikulosis kapitis masih tinggi. Kejadian ini

sebagian besar karena tertular dan reinfeksi, karena banyak masyarakat

terutama anak-anak usia sekolah yang masih berperilaku kurang

sehat.(Wijayanti, 2008)

Menurut Sungkar, 1995 dalam jurnal Badri, 2007 bahwa di suatu

pesantren yang padat penghuninya dan hygienenya buruk prevalensi penderita

scabies dapat mencapai 78,7%. Tetapi pada kelompok higiennya baik

prevalensinya hanya 3,8%. Sanitasi lingkungan yang buruk di pondok

pesantren merupakan faktor dominan yang berperan dalam penularan dan

prevalensi penyakit scabies para santri.

Hasil penelitian Handajani 2007 memperlihatkan bahwa presentasi

responden yang terkena scabies ada 62,9%, mempunyai kebiasaan mandi 2


kali sehari atau lebih 78,6%, mempunyai kebiasaan memakai sabun mandi

untuk dipergunakan sendiri 60%, mempunyai kebiasaan memakai handuk

untuk dipakai sendiri 54,3%, mempunyai kebiasaan berganti pakaian dengan

pakaian sendiri 55,7%, mempunyai kebiasaan mencuci pakaian bersama

pakaian temannya 61,4%, mempunyai kebiasaan tidur bersama temannya

yang menderita scabies 60,0%, mempunyai kebiasaan memakai selimut

bersama-sama temannya yang menderita scabies 54,3%. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Potter & Perry,2005 bahwa tidak ada dua orang yang melakukan

perawatan kebersihan dengan cara yang sama, dan setiap individu dapat

melakukan higiene perseorangan yang unik sesuai dengan kondisi, keadaan

dan kebutuhannya.

Proses belajar mengajar yang dilaksanakan pada Pondok Pesantren

Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang yaitu mewajibkan santrinya tinggal

di asrama yang telah disediakan di areal Pondok Pesantren tersebut. Dengan

jumlah 60 santri yang melaksanakan seluruh aktivitas kehidupannya di

lingkungan pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang, maka

kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk proses belajar

mengajar, hidup bersih dan sehat cukup banyak. Disisi lain, pondok pesantren

merupakan swadaya masyarakat yang sangat tergantung dari kemampuan dan

dukungan finansial yang ada, khususnya dalam penyediaan fasilitas sanitasi

dan kesehatan.

Berdasarkan observasi studi pendahuluan yang dilakukan di pondok


7

pesantren modern Jihadul Ukhro Turi Karawang, kebanyakan santri bila

mandi tidak memakai handuk namun, menggunakan kain untuk mengeringkan

badannya, sebagian Santri mandi bersama-sama 2-3 orang dalam satu kamar

mandi sambil bersenda gurau dan ada juga yang menceburkan diri ke dalam

bak mandi namun airnya masih tetap digunakan untuk mandi bersama-sama,

saling meminjam dan memakai pakaian temannya, bila tidur para santri

bersama-sama dalam satu ruangan ukuran 4x11 meter untuk 15-25 orang ,

kebanyakan santri menderita pedikulosis kapitis (kutuan), diare, tifus, dan

batuk pilek.

Hasil wawancara studi pendahuluan yang di dapatkan dari beberapa

santri yang sedang duduk santai menikmati waktu istirahat mereka

menyebutkan bahwa, mereka tidak dapat melakukan tindakan personal

higiene secara optimal hanya sepengetahuannya, semampunya saja, dan

disesuaikan dengan situasi dan kondisi pribadi santri. Santri lain juga

mengatakan peraturan untuk melaksanakan personal higiene sebenarnya

sudah ada dan sudah di informasikan dan disosialisasikan oleh pengurus dan

guru/ustadz dan ustadzah. Namun ada beberapa kendala yang mempengaruhi

perilaku personal higiene santri sehingga dia tidak dapat melakukan personal

higiene, diantara kendala tersebut adalah kurangnya pengetahuan santri, status

sosio ekonomi santri, kurangnya kesadaran dari warga pondok sendiri, dan

sebagainya. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang santri dalam melakukan

personal higiene. Jarangnya perilaku personal higiene santri dilakukan,


walaupun telah mendapatkan informasi tentang perilaku personal higiene

dapat di sebabkan oleh faktor yang berasal dari luar maupun faktor yang

berasal dari dalam diri santri pribadi.

Di rumah anak beradaptasi teknik dan pendekatan higiene dengan

keluarganya. Ketika datang ke pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran dan

menjadi santri, ia dituntut untuk mandiri dan dapat beradaptasi dengan teknik

dan pendekatan higiene perorangan yang dilakukan bersama dengan santri

lainnya di lingkungan pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran. Berbagai

macam watak, karakteristik, kondisi, keadaan, dan kebutuhan dapat melatar

belakangi sekaligus memberi warna tersendiri bagi pondok pesantren untuk

dapat mewujudkan perilaku personal hygiene di Pondok Pesantren Jihadul

Ukhro Turi Tempuran. Karena praktik higiene sama dengan peningkatan

kesehatan (Potter & Perry 2005).

Berdasarkan observasi di lapangan dan uraian di atas menunjukan

bahwa para santri belum memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang

sesuai dengan syarat kesehatan, dan belum memiliki kemampuan untuk

menalarkan perilaku personal higiene yang baik dalam kehidupan sehari-hari,

sehingga santri tidak menyadari terjadinya penularan penyakit diantara santri,

maka penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai gambaran

perilaku personal higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi

Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang


9

B. Perumusan Masalah

Banyaknya santri yang tinggal di asrama pondok pesantren,

tentu tidak mustahil sebagian mereka ada yang kurang menyadari pentingnya

kesehatan. Karena itu tidak mengherankan bila suatu penyakit akan cepat

menular kepada para anggota masyarakat pesantren. oleh karena itu setiap

anggota komunitas pesantren perlu memelihara kesehatan baik secara

individual maupun bersama.

Hasil observasi studi pendahuluan yang dilakukan di pondok

pesantren modern Jihadul Ukhro Turi Karawang, para santri diwajibkan

tinggal di asrama yang telah disediakan di areal pondok pesantren,

kebanyakan santri berprilaku mandi tidak memakai handuk, mandi bersama

dalam satu kamar mandi, saling meminjam dan memakai pakaian temannya,

tidur dalam hunian yang padat, kebanyakan santri mempunyai kutu rambut,

diare, tifus, dan batuk pilek.

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diketahui bahwa masih

banyak santri yang tidak peduli dengan kebersihan badan dan kebersihan
pakaian mereka masing-masing. Hal ini disebabkan santri kurang menyadari

pentingnya melakukan higiene perseorangan. Untuk itu peneliti ingin

mengetahui bagaimana gambaran perilaku personal higiene santri di pondok

pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang sehingga dapat

mengurangi penyakit yang timbul akibat tidak melakukan higiene perorangan

dengan baik.

C. Pertanyaan Penelitian

Berangkat dari permasalahan utama tersebut, maka penulis dapat

merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran bahan dan alat yang digunakan untuk personal

higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran

Karawang?

2. Bagaimana gambaran langkah-langkah personal higiene santri di Pondok

Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

3. Bagaimana gambaran kebiasaan santri dalam melakukan personal higiene

di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

4. Bagaimana gambaran pemikiran dan perasaan tentang personal higien

santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

5. Bagaimana gambaran alternatif lain dari bahan dan alat yang digunakan

untuk personal higien Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran


11

Karawang?

6. Bagaimana gambaran frekuensi personal higien santri di Pondok

Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

7. Bagaimana gambaran tentang teladan dalam perilaku personal higien

santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

8. Bagaimana gambaran biaya hidup santri di Pondok Pesantren Jihadul

Ukhro Turi Tempuran Karawang?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran perilaku personal higiene santri di pondok

pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

perilaku personal higiene santri mengenai:

a) Bahan dan alat yang digunakan untuk melakukan personal higiene

santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang

b) Langkah-langkah melakukan personal higiene santri di Pondok


Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang

c) Kebiasaan santri dalam melakukan personal higiene santri di Pondok

Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang

d) Alternatif lain dari bahan dan alat yang digunakan untuk personal

higien di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang

e) Pemikiran dan perasaan tentang personal higien santri di Pondok

Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

f) Frekuensi personal higien santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro

Turi Tempuran Karawang?

g) Teladan dalam perilaku personal higien santri di Pondok Pesantren

Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

h) Gambaran biaya hidup santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi

Tempuran Karawang?

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

a. penerapan ilmu dan teori yang pernah diperoleh dari perkuliahan

b. memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari penelitian yang di

lakukan

2. Bagi institusi terkait


13

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau gambaran dalam

usaha untuk meningkatkan perilaku personal higiene santri di pondok

pesantren

3. Bagi profesi keperawatan

Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi dalam

mengembangkan perencanaan keperawatan komunitas dan keperawatan

dasar di pondok pesantren mengenai perilaku personal higiene santri

4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau bahan rujukan

untuk penelitian selanjutnya.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini tentang gambaran perilaku personal higiene santri di

pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten

Karawang Tahun 2010. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2009

sampai dengan Februari 2010, dan merupakan penelitian kualitatif. Metode


pengambilan data primer berupa wawancara mendalam menggunakan

pedoman wawancara mendalam, Focus Group Discusion menggunakan

pedoman pertanyaan FGD, dan observasi.

Subjek dalam penelitian ini adalah informan santri laki-laki dan santri

perempuan yang tinggal di pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi, pengurus

organisasi santri, ustadz/ustadzah pengasuhan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku kesehatan

1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat

diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

(Notoatmodjo 2007). Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor

lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau

masyarakat (Blum : 1974 dalam Notoatmodjo, 2007).

Menurut Skiner (1938), perilaku merupakan respons atau reaksi

seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2007).

Berdasarkan pengertian tersebut skiner membedakan adanya dua respons,

yaitu :

a. responden respons atau reflexive, yakni respon yang

ditimbulkan oleh rangsanganrangsangan (stimulus) tertentu.

Stimulus semacam ini disebut elicting stimulation karena

menimbulkan respon-respon yang relatip tetap. Responden

respon ini juga mencakup perilaku emosional.

b. Operant respons atau instrumental respons yakni respon yang

timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau


15

perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing

stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respons.

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme)

terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem

pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Dari batasan

ini, perilaku kesehatan dapat di klasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu :

a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintenance)

b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan

kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan

(Health seeking behavior)

c. Perilaku kesehatan lingkungan

Perilaku dalam memberikan respon sangat tergantung pada

karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini

berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-

tiap orang berbeda. Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku ini

disebut determinan. Determinan perilaku dibedakan menjadi 2 yakni :

(Notoatmodjo, 2007)

a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang

bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat

kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.


b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Menurut Notoatmodjo, 2007 praktik mempunyai beberapa tingkatan

yaitu :

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan

yang akan diambil.

b. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai

dengan contoh.

c. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan suatu kebiasaan

d. Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi

kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni

dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa


17

jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan

secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan

responden.

Sedangkan menurut Guilbert, 1987 dalam Marfuah, 2008 perilaku

terdiri dari lima kategori atau tahapan yaitu :

a. Peniruan : dimana tindakan yang diamati akan mulai ditiru,

b. Penggunaan : tindakan dilakukan sesuai instruksi dan sudah mulai

memiliki keterampilan

c. Ketelitian : mampu melakukan perbaikan

d. Penyambungan : adanya kesesuaian perilaku dengan situasi yang ada

e. Naturalisasi : perilaku diterapkan secara langgeng.

Menurut tim kerja WHO (1984), menyebutkan bahwa ada 4 alasan

pokok yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu, yaitu :

a. Pemikiran dan perasaan (thought and feeling)

Hasil pemikiran dan perasaan seseorang atau lebih tepat diartikan

pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus merupakan modal awal

untuk bertindak atau berprilaku. Notoatmodjo 2007 menyebutkan bahwa

pemikiran dan perasaan yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap,

kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap objek.


1) Pengetahuan

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman

orang lain. Seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa api itu

panas adalah adalah setelah memperoleh pengalaman tangan atau

kakinya kena api dan terasa panas.

2) Kepercayaan

Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.

Seseorang memperoleh kepercayaan itu dari keyakinan dan tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu.

3) Sikap

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka terhadap objek. Sikap

sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orng lain yang paling

dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain

atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu

terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa

alasan, antara lain sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan

tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti atau tidak diikuti

oleh tindakan yang mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap

diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak
19

atau sedikitnya pengalaman seseorang, dan nilai (value).

b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau peribadi yang dipercayai

(personal reference)

Perilaku seseorang tergantung dari perilaku acuan (reference) terlebih lagi

perilaku anak kecil lebih banyak dipengaruhi orang-orang yang dianggap

penting. Apabila seseorang itu penting baginya, maka apa yang ia katakan

atau perbuat cenderung dicontoh. Misalnya seseorang yang diangap

penting dalam penelitian ini adalah pimpinan pondok pesantren,

ustadz/ustadzah, pengurus organisasi pesantren/kaka kelas, orang tua

santri.

c. Sumber-sumber daya (resources)

Sumber daya merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku

masyarakat. Sumber daya di sini mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu,

tenaga dan sebagainya yang berhubungan dengan perilaku positif maupun

negatif seseorang atau kelompok. Sumber daya dalam penelitian ini

mencakup alat dan bahan yang digunakan, alternatif lain dari bahan dan

alat yang digunakan, frekuensi melakukan personal higien, dan biaya yang

diberikan orang tua per bulan.

d. Sosial budaya setempat (culture)


Faktor sosio budaya merupakan faktor eksternal terbentuknya perilaku

seseorang. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan

sumber-sumber di dalam masyarakat disebut kebudayaan. Perilaku normal

merupakan salah satu aspek kebudayaan dan kebudayaan ini mempunyai

pengaruh yang dalam terhadap perilaku. Dalam penelitian ini kebudayaan

dapat terlihat pada keyakinan dan kebiasaan informan yang diperoleh dari

keluarga atau kerabatnya bahwa tidaklah menjadi suatu masalah jika

berjalan tanpa alas kaki dan sebagainya.

2. Faktor faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo, 2007 perilaku

dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :

a. faktor-faktor predisposisi (disposing factors)

yaitu faktor-faktor yang mempermudah dan mempredisposisi

terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,

kepercayaan, nilai-nilai, tradisi dan sebagainya.

b. faktor-faktor pemungkin (enabling factors)

adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi

perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah

sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan,

misalnya posyandu, puskesmas, rumah sakit, tempat pembuangan air,


21

tempat pembuangan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi, uang,

dan sebagainya.

c. faktor-faktor penguat (reinforcing factors)

adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya

perilaku. Kadang-kadang meskipun seseorang tahu dan mampu untuk

berprilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.

B. Definisi Personal Higiene

Higiene adalah ilmu kesehatan. Cara perawatan-diri manusia untuk

memelihara kesehatan mereka disebut higiene perorangan. Personal higiene

berasal dari bahasa yunani yaitu personal berarti perorangan dan higiene berarti

sehat. Kebersihan diri perorangan adalah cara perawatan diri seseorang untuk

memelihara kesehatannya (Pradjawanto, 2009)

hygiene is the science of health and its maintance. Personal hygiene is


the self-care by which people attend to such functions as bathing, toileting,
general body hygiene, and grooming. Hygiene is a highly personal matter
determined by individual values and practices. Hygiene involve care of the skin,
hair, nails, teet, oral and nasal cavities, eyes ears, and perineal and, genital area.
It serves a number of purposes (Kozier at all, 1998).
Berdasarkan pernyataan diatas dapat diartikan bahwa higiene adalah

mengenai ilmu kesehatan dan perawatannya sedangkan personal hygiene adalah

perawatan diri yang mana orang memperhatikan pada fungsinya seperti mandi,

kecantikan, kebersihan umum diri, perawatan. Higiene adalah suatu masalah


yang sangat individu yang ditentukan oleh nilai dan praktek individu. Higiene

mencakup perawatan kulit, rambut, kuku, gigi, rongga hidung dan mulut, mata

telinga, dan perineal dan daerah genital, itulah jumlah pelayanan yang dimaksud.

Sedangkan personal hygiene Sue Hinchliff 1999 mengartikan sebagai

higiene perorangan yang mencakup semua aktifitas yang bertujuan untuk

mencapai kebersihan tubuh; meliputi membasuh, mandi, merawat rambut, kuku,

gigi, dan gusi disamping membersihkan daerah genital. Depkes RI tahun 1997

menyebutkan bahwa higiene perorangan itu meliputi cuci tangan dengan

menggunakan sabun, cuci muka, mandi, membersihkan kuku, pakaian, handuk,

seprei dan selimut.

Diagram group dengan alih bahasa susilo purwoko tahun 1999, dalam

bukunya menuliskan bahwa daerah tubuh yang perlu diperhatikan khusus untuk

kebersihan diri adalah:

1. Rambut, keramasilah rambut secara teratur, apabila dilingkungan

sekitar terjadi epidemi kutu rambut

2. Telinga, bersihkan telinga tiap hari dengan lap atau handuk lembab

3. Hidung, jika terdapat ingus di hidung buang ke saputangan atau tisu

4. Gigi, sesering mungkin untuk membersihkan gigi, idealnya setiap

selesai makan, dan gunakan obat kumur antiseptik jika menderita

infeksi mulut atau tenggorokan. Tutup mulut dan hidung dengan


23

saputangan yang bersih.

5. Mandi, usahakan mandi (di bawah pancuran, berendam, atau dengan

gayung) tiap hari, dan khususkan bagian ketiak, sela paha, dan

tapak kaki.

6. Tangan, cucilah tangan sehabis buang air dan sebelum menyiapkan

makanan

7. Genital, kenakan pakaian dalam yang bersih setiap hari.

8. Kaki, ganti kaus kaki setiap hari, dan keringkan kaki sehingga tidak

selalu basah karena keringat.

C. Menjaga kesehatan melalui kebersihan

1. Menjaga kebersihan badan

a. Perawatan kulit

Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang

menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Pada permukaan kulit

bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa (Syaifuddin, 2006).

Karakteristik kulit normal menurut Potter & Perry (2005): 1) Kulit

halus dan kering. 2) Kulit utuh dan tidak memiliki abrasi. 3) Kulit terasa

hangat ketika dipalpasi. 4) Perubahan yang terlokalisasi dalam tekstur

dapat dipalpasi pada permukaan kulit. Kulit lembut dan fleksibel. 5) Ada
turgor yang baik (elastis dan tetap), dengan kulit yang secara umum halus

dan lembut. 6) Warna kulit beragam dari bagian tubuh ke bagian tubuh

dengan rentang dari coklat tua ke merah muda ke merah muda terang.

Beberapa masalah kulit misalnya, menjadi pucat, kekuning-

kuningan, kemerah-merahan, atau suhu kulit meningkat, memperlihatkan

adanya kelainan yang terjadi pada tubuh atau gangguan kulit karena

penyakit tertentu. Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau

perubahan pada kulit. Misalnya, karena stres, ketakutan, atau dalam

keadaan marah. (Syaifuddin, 2006).

Kulit yang sehat akan tetap menjalankan fungsinya dengan baik.

Untuk itu, kulit harus selalu dipelihara kebersihannya. Cara membersihkan

kulit secara keseluruhan umumnya dilakukan dengan mandi (Ananto,

2006). Untuk menjaga kebersihan kulit, mandi sebaiknya dilakukan

minimal dua kali dalam sehari (Depkes RI, 1997), Yaitu pagi hari sebelum

memulai aktivitas dan di sore atau malam hari setelah melakukaan

aktivitas seharian (Mariance, 2004).

Ada lima tujuan mandi yang di sebutkan oleh Perry dan Potter, 2005

yaitu:

1) Membersihkan kulit. Pembersihan mengurangi keringat, beberapa

bakteria, sebum, dan sel kulit yang mati, yang meminimalkan iritasi

kulit dan mengurangi kesempatan infeksi.


25

2) Stimulasi sirkulasi. Sirkulasi yang baik ditingkatkan melalui

penggunaan air hangat dan usapan yang lembut pada ekstremitas.

3) Peningkatan citra-diri. Mandi meningkatkan relaksasi dan perasaan

segar kembali dan kenyamanan.

4) Pengurangan bau badan. Sekresi keringat yang berlebihan kelenjar

apokrin berlokalisasi di area aksila dan pubik menyebabkan bau badan

yang tidak menyenangkan. Mandi dan penggunaan antiperspiran

meminimalkan bau. Diagram group 1999 menambahkan bahwa

dengan mengenakan pakaian yang longgar yang dibuat hanya dari

serat alami juga dapat mengurangi bau. Sedangkan untuk bau ketiak

dapat dicegah dengan mencuci secara teratur dan dengan

menggunakan suatu deodorant ketiak.

5) Peningkatan rentang gerak. Gerakan ekstremitas selama mandi

mempertahankan fungsi sendi.

Semakin sering seseorang mandi maka semakin banyak pula

usahanya mencegah penyakit yang ditularkan melalui sentuhan kulit

(Depkes RI,1979 dalam Mariance, 2004).

b. Perawatan kaki dan kuku

Kaki dan kuku seringkali mendapatkan perawatan khusus untuk

mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Masalah dihasikan


karena perawatan yang salah atau kurang terhadap kaki dan tangan seperti

menggigit kuku atau pemotongan yang tidak tepat, pemaparan dengan

zat-zat kimia yang tajam, dan pemakaian sepatu yang tidak pas.

Ketidaknyamanan dapat mengarah pada stres fisik dan emosional.

Kuku yang kotor dapat menjadi sarang penyakit yang selanjutnya

dapat di tularkan kepada bagian tubuh yang lain. Oleh karena itu baik

kuku jari tangan maupun jari kaki harus selalu dipelihara kebersihannya.

Ciri- ciri kuku yang sehat adalah: kuku tumbuh dengan baik, kuat, bersih,

dan halus. (Ananto, 2006).

Menurut Diagram group, 1999 menjelaskan bahwa masalah pada

kaki dapat mempengaruhi banyak sekali bagian lain dari tubuh, dengan

menyebabkan nyeri tungkai, nyeri punggung, postur yang buruk dan

keletihan. masalah kaki yang lain dapat semata-mata disebabkan oleh

higiene kaki yang buruk atau kekurangan perawatan umum. Potter &

Perry (2005) dalam bukunya juga menuliskan bahwa jenis alas kaki yang

dipakai dapat mempengaruhi masalah kaki dan kuku klien.

Perawatan kaki dengan pedikur akan meremajakan kaki dan

membantu mencegah banyak masalah kaki yang umum, Diagram group,

1999 menjelaskan langkah-langkah perawatan kaki:

1) Rendam dan latihlah kaki untuk merangsang peredaran darah dan

juga membantu menyembuhkan kaki yang penat.


27

2) Gosoklah setiap kalus atau bagian kulit yang mengeras dengan batu

apung basah yang diolesi sabun. Jangan coba untuk mengupas atau

memotong kulit itu.

3) Cuci dan keringkan kaki baik-baik dengan sebuah handuk terutama

sela-sela jari untuk mencegah infeksi jamur, juga untuk membuang

kotoran dan keringat.

4) Bedaki tipis-tipis dengan bubuk talk; sedikit bubuk akan mencegah

kaki berkeringat, tetapi terlalu banyak justru akan memperbanyak

masalah

5) Potong kuku kaki lurus rata; janganlah mengupayakan untuk

membentuk kuku, atau memotong habis pinggirnya, karena ini akan

mendorong tumbuh kedalam.

6) Gunakan postur tubuh yang benar sehingga tidak mengenakan

ketegangan yang tidak perlu pada kaki

7) Periksalah pada spesialis kaki bila merasa nyeri pada salah satu atau

kedua kaki

8) Kenakan sepatu yang pas dan nyaman, dalam hal panjang, lebar, dan

kedalamannya

9) Ukur baik-baik kaki anda setiap kali memerlukan sepatu

10) Pastikan sepatu baru untuk anda mempunyai ruang kosong sekitar 2
cm di depan ibu jari kaki

11) Kenakan kaus kaki yang bersih tiap hari

12) Rentangkan kaus kaki setelah dicuci untuk mencegah pengerutan

13) Periksalah sepatu adakah dinding bagian dalam yang kasar jika

sering menderita kaki lepuh atau kalus (kapal)

c. Higiene mulut

Mulut, termasuk lidah dan gigi merupakan bagian dari alat

pencernaan makanan. Mulut dan gigi merupakan satu kesatuan karena

gigi terdapat di rongga mulut (Ananto, 2006). Gigi berfungsi untuk

mengunyah atau mastikasi. Gigi nomal terdiri dari tiga bagian; kepala,

leher dan akar. Membran periodontal berada pada margin gusi, sekitar

gigi, menahan kuat ditempat. Gigi yang sehat tampak putih, halus,

bercahaya, dan berjajar rapi (Potter & Perry, 2005).

Higiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut,

gigi, gusi, dan bibir (Potter & Perry). Hal ini selaras dengan pendapat

Ananto (2006) bahwa dengan membersihkan gigi berarti kita selalu

membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan yang biasanya

tertinggal diantara gigi atau pada gusi gigi. Perry & Potter (2005)

menjelaskan menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel

makanan, plak, dan bakteri; memasase gusi; dan mengurangi


29

ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.

Flossing membantu lebih lanjut dalam mengangkat plak dan tartar di

antara gigi untuk mengurangi inflamasi gusi dan infeksi. Higiene mulut

yang lengkap memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu

makan.

Higiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan, dan

kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat dapat mencegah

penyakit mulut dan kerusakan gigi. Perawatan mulut harus dilakukan

teratur dan setiap hari. Setiap orang harus memeriksa gigi paling tidak

setiap 6 bulan.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar gigi tetap terawat

diantaranya adalah mengurangi gula dan pati dalam diit, mengkonsumsi

buah yang renyah dan sayuran mentah, membersihkan gigi setelah

makan, melakukan teknik penyikatan gigi yang benar, menggunakan alat-

alat bantu seperti benang gigi, sikat antar-gigi dan pemijat gusi, pergi ke

dokter gigi secara teratur, segera pergi ke dokter gigi jika ada tanda-tanda

gingivitis atau kerusakan gigi, (Diagram group, 1999)

d. Perawatan rambut

Helai rambut adalah struktur yang tiada berdaya. Perubahan warna

atau kondisi terjadi akibat aktivitas hormonal dan peredaran nutrisi ke

folikel. Rambut normal adalah bersih, bercahaya, dan tidak kusut, untuk
kulit kepala harus bebas dari lesi.

Menurut Ana Fitria (2007), rambut umumnya bertambah panjang

inci dalam sebulan. Semakin bertambah usia semakin lambat pula

pertumbuhan rambut. Makanan sehari-hari sangat berpengaruh pada

rambut. Diantara makanan yang baik dikonsumsi untuk kesehatan rambut

adalah sayuran dan makanan yang mengandung vitamin A, C, dan B

kompleks.

Sepanjang hidup, perubahan dalam perkembangan, distribusi dan

kondisi rambut dapat mempengaruhi higiene yang dibutuhkan seseorang.

Agar pertumbuhan rambut tidak terhambat maka, pastikan untuk tidur

yang cukup, karena darah dialirkan ke kulit selama tidur dan akan

membantu memasok nutrien pada kantung rambut.(Diagram group,

1999).

Penyikatan yang sering membantu mempertahankan kebersihan

rambut dan mendistribusi minyak secara merata sepanjang helai rambut.

Penyisiran hanya membentuk gaya rambut dan mencegah rambut kusut.

Sisir bergerigi pendek cukup untuk rambut pendek, tetapi sisir bergerigi

panjang dipilih untuk rambut keriting. Sisir bergerigi tajam dan tidak

beraturan dapat melukai kulit kepala. Purnomo ananto 2006,

menyebutkan 3 bulan atau 6 bulan sekali rambut anak perempuan

sebaiknya dipotong, sedang untuk anak laki-laki memangkas rambutnya


31

bisa 1-2 bulan sekali atau menurut keadaan.

Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung kepada hal-hal tebal

atau tipisnya rambut, lingkungan atau tempat berada seseorang, seseorang

yang sering memakai minyak rambut harus pula sering mencuci

rambutnya (Ananto, 2006)

Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar rambut tetap terawat:

(1) Keramas secara teratur; untuk rambut berlemak disarankan setiap 1-3

hari sekali,tetapi jika rambut kering lebih baik 4-6 hari sekali, (2) Gunakan

sampo lembut yang tidak banyak mengandung detergen, sehingga minyak

alami dari rambut tetap dipertahankan. (3) Gunakan kondisioner setelah

keramas jika rambut cenderung kering atau jika secara teratur mengecat

dan memutihkannya. (4) Tepuk-tepuk rambut untuk mengeringkannya

dengan handuk lembut dan bukan dengan menggosoknya. (5) Makanlah

diit yang berimbang, dengan banyak vitamin untuk menjaga agar rambut

sehat. (6) Bersihkan benar-benar sikat rambut dan sisir; yang ideal adalah

mencucinya setiap hari. (7) Guntinglah rambut secara teratur, terlepas dari

apakah rambut itu panjang atau pendek, sehingga bentuk yang baik akan

tetap terpelihara dan ujung yang belah dapat dikurangi. (8) Kadang-kadang

ubahlah gaya rambut dalam arah yang berlainan; ini mempunyai efek yang

sangat meremajakan. (9) Periksalah rambut secara teratur jika mungkin

merasa tertular kutu rambut. (10) Bilas semua shampoo dari rambut bersih-

bersih. (10) Kadang-kadang pijatlah kulit kepala untuk merangsang suplai


darah.

e. Perawatan mata

Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk

mata karena secara terus-menerus dibersihkan air mata, kelopak mata, dan

bulu mata mencegah masuknya partikel asing (Potter & Perry, 2005).

Namun, Ananto 2006 menyebutkan beberapa langkah untuk merawat

mata.

1) Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari

2) Sewaktu-waktu sebaiknya dibersihkan menggunakan kapas yang

dibasahi boorwater 3% atau air yang sudah dimasak. Caranya ialah

dengan menyapukan kipas mulai dari pinggir mata terus ke arah

tengah (menuju hidung). Lakukan hal ini berulang-ulang sampai mata

terasa bersih.

3) Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain, atau sapu

tagan yang kotor atau sapu tangan orang lain.

4) Periksalah mata setahun sekali ke dokter spesialis mata atau ke

petugas kesehatan

5) Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak

antara mata dan objek yang dibaca tidak kurang dari 30 cm.

6) Biasakan makan-makanan yang banyak mengandung vitamin A


33

7) Berikan istirahat secukupnya bila telah melakukan pekerjaan yang

melelahkan mata.

f. Perawatan hidung

Perawatan hidung dapat dilakukan dengan mengangkat sekresi

hidung secara lembut dengan membersihkan kedalam dengan tissue

lembut. Hal ini menjadi higiene harian yang diperlukan. Mengeluarkan

kotoran dengan kasar dapat mengakibatkan tekanan yang dapat mencedrai

gendang telinga, mukosa hidung dan bahkan struktur mata yang sensitif

(Potter & Perry, 2005)

g. Perawatan telinga

Pembersihan telinga biasanya dilakukan pada saat mandi dengan

menggunakan waslap yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga

dengan lembut (Potter & Perry, 2005). Noerbaiti menegaskan mengorek-

ngorek telinga cukup di bagian yang kelihatan oleh mata saja (Astuti,

2006).

Menurut Noerbaiti ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

menjaga kesehatan telinga(Astuti, 2006) :

1) Jangan mengorek-ngorek telinga. Baik dengan cotton buds maupun


benda lain

2) Biasakan mengunyah makanan dengan benar karena mengunyah

adalah mekanisme alamiah tubuh untuk mengeluarkan kotoran dari

dalam telinga

3) Bila telinga terasa kurang pendengarannya, segera ke dokter THT

(Telinga Hidung Tenggorokan) untuk dibersihkan

4) Telinga mempunyai mekanisme sendiri untuk menghambat dan

mengeluarkan benda asing yang masuk. Bila hal ini terjadi, berarti ada

sesuatu yang salah dengan telinga. Segera konsultasikan ke dokter

THT (Telinga Hidung Tenggorokan) untuk dicari penyebabnya

h. Mencuci tangan

Tangan merupakan alat gerak (Diagram group,1999), dan bukan

suatu hal yang aneh jika tangan berkeringat setelah tangan melakukan

suatu gerakan aktifitas. Keringat juga sering terpicu oleh rasa takut atau

kegairahan tetapi, mencuci tangan dengan teratur dan membedaki dengan

bedak dapat mengendalikan masalah ini (Diagram group,1999). Mencuci

tangan dengan air bersih dan sabun (Depkes RI, 1998) akan banyak

menguragi jumlah mikroorganisme dari kulit dan tangan (Saroso, 2007)

Mencuci tangan sebaiknya dilakukan pada saat berikut ini: (1)

Setelah menggunakan jamban atau setelah buang air, (2) Sebelum


35

memasak, (3) Sebelum makan, dan sebelum memegang makanan, (4)

Setelah memegang hewan, ternak atau benda-benda kotor lainnya, (5)

Setelah makan, (Depkes RI, 1998). Gunakan lap khusus untuk

mengeringkan tangan, jangan menggunakan pakaian yang mungkin saja

sudah kotor (Depkes RI, 1998).

Langkah-langkah cuci tangan rutin adalah (Saroso, 2007)

Langkah 1 : basahi tangan seluruhnya

Langkah 2 : pakai sabun (sabun biasa pun cukup memadai)

Langkah 3: gosok benar-benar semua bagian tangan dan jari selama 10-15

detik, terutama untuk membersihkan bagian bawah kuku,

antara jari dan punggung tangan

Langkah 4 : bilas tangan dengan air bersih mengalir

Langkah 5: keringkan tangan dengan handuk (lap) kertas dan gunakan

handuk untuk menutup keran. Bila handuk tidak tersedia,

keringkan dengan udara/dianginkan

2. Menjaga kebersihan pakaian

Pakaian kotor bukan saja tidak nyaman dipakai, tetapi juga menjadi

tempat kuman-kuman yang membuat gatal di badan, serta menyebabkan alergi

dan penyebab tumbuhnya jamur-jamur di kulit (Hario dkk, 2005). Maka dari

itu pakaian yang sudah kotor diusahakan dicuci sesegera mungkin. Depkes RI,
1997 juga menyebutkan untuk mengganti dan mencuci pakaian setiap hari

agar terhindar dari penyakit. Selain itu pula diupayakan untuk tidak bergantian

baju, selimut, handuk, untuk menghindari resiko penularan penyakit kulit.

Pakaian yang dimaksud disini meliputi pakaian yang erat hubungannya

dengan kesehatan seperti kemeja, baju, celana, rok termasuk pakaian dalam,

kaos kaki, sepatu, sendal dan lain-lain (Ananto, 2006).

Kegunaan pakaian adalah untuk melindungi kulit dari kotoran yang

berasal dari luar, untuk membantu mengatur suhu tubuh, untuk mencegah bibit

penyakit masuk ke dalam tubuh (Ananto, 2006).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pakaian diantaranya

adalah: (a) Pakaian hendaknya diganti setiap selesai mandi, dan bila kotor

atau basah karena keringat atau kena air hujan, (b) Kenakan pakaian yang

sesuai dengan ukuran tubuh, (c) Pakaian hendaknya dibedakan sesuai dengan

keperluan antara lain: Pakaian rumah, pakaian sekolah, pakaian untuk keluar

rumah, pakaian olahraga, pakaian untuk rekreasi, resepsi atau pesta, dan

pakaian tidur, (d) Pakaian yang telah dipakai keluar rumah hendaknya jangan

dipakai untuk tidur, karena kemungkinan telah terkena debu atau kotoran, (e)

Jangan dibiasakan memakai pakaian orang lain untuk mencegah tertular

peyakit (terutama penyakit kulit). (Ananto, 2006)

D. Santri (Haedari, 2004)

Santri adalah siswa atau murid yang belajar dipesantren. Seorang ulama bisa
37

disebut sebagai kyai kalau memiliki pesantren dan santri yang tinggal dalam

pesantren tersebut untuk mempelajari ilmu-ilmu agama islam melalui kitab-kitab

kuning. Oleh karena itu eksistensi kyai biasanya juga berkaitan dengan adanya

santri dipesantrennya.

Pada umumnya santri terbagi dalam dua kategori (Dhofier, 1982) :

1. Santri mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan

menetap dipesantren, santri mukim yang paling lama tinggal (santri senior) di

pesantren tersebut biasanya merupaknan satu kelompok tersendiri yang

memegang tanggung jawab mengurusi kepentingan pesantren sehari-hari.

Santri senior juga memikul tanggung jawab mengajar santri-santri yunior

tentang kitab-kitab dasar dan menengah. Dalam sebuah pesantren besar,

biasanya terdapat santri yang merupakan putra-putra kyai besar dari pesantren

lain yang juga belajar disana. Mereka biasanya memperoleh perlakuan

istimewa dari kyai. Santri-santri inilah yang nantinya akan menggantikan

ayahnya dalam mengasuh pesantren asalnya.

2. Santri kalong, yaitu para siswa yang berasal dari desa-desa disekitar

pesantren. Mereka bolak-balik dari rumahnya sendiri. Para santri kalong

berangkat ke pesantren ketika ada tugas belajar dan aktivitas pesantren

lainnya. Apabila pesantren memiliki banyak santri mukim daripada santri

kalong, maka pesantren tersebut adalah pesantren besar. Sebaliknya, pesantren

kecil lebih banyak memiliki santri kalong dari pada santri mukim.
E. Pondok Pesantren

1. Pengertian pondok pesantren

Pondok pesantren pada awal berdirinya mempunyai pengertian yang

sederhana yaitu tempat pendidikan santri-santri untuk mempelajari

pengetahuan agama islam dibawah bimbingan seorang kyai/guru/ustadz

dengan tujuan untuk menyiapkan para santri sebagai kader dakwah islamiyah,

yanng menguasai ilmu agama islam dan siap menyebarkan agama islam

dipelbagai lapisan masyarakat (Depkes RI, 2007).

Pesantren pada umumnya sering juga disebut dengan pendidikan islam

tradisional dimana seluruh santrinya tinggal bersama dan belajar dibawah

bimbingan seorang kyai. Asrama para santri tersebut berada di lingkungan

komplek pesantren, yang terdiri dari rumah tinggal kyai, mesjid, ruang untuk

belajar, mengaji dan kegiatan-kegiatan lainnya.(Haedari, 2004)

2. Koponen-komponen, dan ciri pondok pesantren

Di antara komponen-komponen yang terdapat pada sebuah pesantren

adalah; (1) pondok (asrama santri), (2) masjid, (3) santri, (4) pengajaran kitab-

kitab klasik/kitab kuning, (5) kiai dan ustadz (6) madrasah/sekolah (Depag,

2003: 8) serta (7) sistem tata nilai (salaf/ tradisional-khalaf/modern) sebagai


39

ruh setiap pesantren. Pada pesantren-pesantren tertentu terdapat pula di

dalammya madrasah atau sekolah dengan segala kelengkapannya.

Di antara ciri pendidikan pesantren adalah; (1) ada hubungan yang akrab

antara santri dan kiainya, (2) kepatuhan santri terhadap kiai, (3) hidup hemat

dan sederhana benar-benar diwujudkan dalam lingkungan pesantren, (4)

kemandirian amat terasa di pesantren, (5) jiwa tolong menolong dan suasana

persaudaraan (ukhuwwah Islamiyyah), (6) disiplin sangat dianjurkan, (7)

keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia, dan (8) pemberian ijazah

(Masyhud, 2004: 93).

3. Fungsi pondok pesantren

Pada awalnya lembaga tradisional ini mengembangkan fungsi sebagai

lembaga sosial dan penyiaran agama (Horikoshi, 1987:232). Sementara

Azyumardi Azra (dalam Nata 2001: 112) menawarkan adanya tiga fungsi

pesantren, yaitu: (1) tranmisi dan tranfer ilmu-ilmu islam, (2) pemeliharaan

tradisi islam, dan (3) reproduksi ulama (Masyhud, 2004: 90).

Pesantren juga telah mengembangkan fungsinya sebagai lembaga

solidaritas sosial dengan menampung anak-anak dari segala lapisan

masyarakat muslim dan memberi pelayanan yang sama kepada mereka, tanpa

membedakan tingkat sosial ekonomi mereka (Masyhud, 2004: 91).

F. Tinjauan hasil-hasil penelitian terdahulu


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Heryanto tahun 2004

tentang model peningkatan higiene sanitasi pondok pesantren menunjukkan

responden (santri) kelompok usia 14 16 tahun. Perilaku higiene perorangan

responden yang masih kurang baik antara lain mandi menggunakan sabun

(kadang-kadang) 18,5%, menggunakan handuk bersama 15,5%, menggunakan

sikat gigi bersama 7,4%, ganti bersih pakaian setiap 3 hari 23,5%, ganti bersih

pakaian dalam setiap 3 hari 15,0%, tempat tidur bersama 64,2%, kebiasaan

bertukar pakaian, pakaian dalam, handuk dan tempat tidur, buang air besar tidak

di jamban 19,7%, tidak mencuci tangan sebelum makan 32,7%, tidak mencuci

tangan setelah buang air besar 67,3%, wudhu menggunakan kulah 47,1%.

Hasil analisis penelitian pada santri yang tinggal di asrama putra pada tahun

2005-2006 dengan jumlah sampel 30 orang dari 249 santri dan teknik

pengambilan sampel systematic random sampling menunjukan bahwa: 1.

kepedulian pimpinan pondok belum ada. 2. kegiatan untuk menumbuh-

kembangkan upaya hygiene perseorangan di pondok belum terencana dengan

baik. 3. Pendanaan pondok tentang hygiene perseorangan belum ada. 4.

kreativitas ustadz dan santri dalam membuat pesan-pesan kesehatan di pondok

belum ada. 5. Pengetahuan santri tentang hygiene perseorangan 50% baik. 6.

Sikap hygiene perseorangan santri 83,3% positif, dan 7. Tindakan hygiene

perseorangan santri 83,3% rendah. Hasil di atas menunjukan bahwa hygiene

perseorangan santri perlu ditingkatkan. Kemudian untuk mengubah kebiasaan

yang masih kurang baik diperlukan pemberdayaan seluruh potensi yang ada di
41

pondok (Badri, 2007).


41

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka yang sudah diuraikan sebelumnya.

Perilaku santri di pondok pesantren perlu diketahui dan diteliti dengan baik

sehingga dapat meminimalkan timbulnya penyakit melalui pintu masuk

(portal of entry) mikroorganisme yang ada dimana-mana yang mungkin

muncul karena tidak melakukan personal higiene dengan baik. Diantara

perilaku personal higiene dalam penelitian ini adalah merawat kulit (mandi

dan membersihkan alat kelamin), merawat kaki dan kuku, merawat rambut,

merawat mata, hidung, telinga, higiene mulut, membersihkan pakaian dan

mencuci tangan. Untuk itu peneliti ingin mengetahui gambaran perilaku

personal higiene santri mengenai Bahan dan alat, langkah-langkah, pemikiran

dan perasaan, Kebudayaan, Alternatif lain dari bahan dan alat yang

digunakan, Frekuensi, Suri teladan, Biaya.


B. Definisi istilah

Definisi istilah kerangka konsep di atas adalah sebagai berikut:

1. Perilaku adalah hasil atau resultan dari stimulus (faktor eksternal) dan

respon (faktor internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut.

(Notoatmodjo, 2005)

2. Bahan dan alat personal higiene adalah sesuatu yang digunakan atau

diperlukan ketika melakukan personal higiene (Diagram group, 1999)

3. Urutan-urutan (langkah-langkah) personal higiene yaitu proses aktivitas

yang dilakukan secara berurutan dari awal hingga akhir tindakan ketika

melakukan suatu personal higiene (Diagram group, 1999)

4. Kebudayaan melakukan personal higiene yaitu proses aktivitas personal

higiene yang dilakukan tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain

(Notoatmodjo, 2007)

5. Alternatif yaitu pilihan lain dari bahan dan alat yang biasa di pakai untuk

personal higien

6. Modifikasi personal higiene yaitu proses merubah suatu tindakan personal

higiene namun tidak keluar dari prinsip-prinsip tindakan higienenya

(Notoatmodjo, 2007)

7. Teladan adalah sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk di contoh tentang

perbuatan, kelakuan, sifat dan sebagainya (Depdiknas, 2008)


43

8. Frekuensi adalah kekerapan, jumlah pelaksanaan tiap-tiap perilaku

personal higien

9. Biaya adalah uang yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan,

melakukan dan sebagainya) sesuatu, ongkos, belanja, pengeluaran

10. Biaya hidup adalah biaya yang diperlukan untuk hidup sehari-hari

11. Kebiasaan adalah sesuatu yang biasa dikerjakan secara berulang-ulang

untuk hal yang sama.

12. Pemikiran dan perasaan dalam penelitian ini adalah pemikiran dan

perasaan dalam bentuk pengetahuan, kepercayaan, sikap dan penilaian

seseorang terhadap objek.


43

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain

fenomenologi. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah pengalaman manusia

melalui deskripsi dari orang yang menjadi partisipan penelitian, sehingga peneliti

dapat memahami pengalaman hidup partisipan (Creswell, 1994).

B. Waktu dan lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 Desember Tahun 2009

sampai dengan 6 Februari Tahun 2010 di wilayah Pondok Pesantren Modern

Jihadul Ukhro Turi kabupaten Karawang.

C. Informan penelitian

Pemilihan informan penelitian ini ditetapkan secara langsung (purposive)

dengan prinsip kesesuaian (appropriateness) dan kecukupan (adekuancy)

(Kresno,1999). Karakteristik informan Focus Group Discussion adalah santri

laki-laki dan santri perempuan yang merupakan siswa/siswi SMP/SMA yang

tinggal di pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten

Karawang, sedangkan informan wawancara mendalam adalah pengurus

organisasi santri bagian kebersihan dan ustadz/ustadzah pengasuh pondok

pesantren yang mengawasi, memantau, juga mengayomi perilaku santri dan


pengurus di Ponpes (Pondok Pesantren).

Informan penelitian berjumlah 26 orang, 24 orang diantaranya informan FGD

yang terdiri dari 12 orang santri laki-laki Ponpes Jihadul Ukhro Turi, dan 12

orang santri perempuan Ponpes Jihadul Ukhro Turi. Peserta diskusi berjumlah 6

orang tiap kelompoknya. Wawancara mendalam dilakukan pada 1 orang

pengurus organisasi santri bagian kebersihan, ditambah 1 orang Ustadzah yang

mengawasi, memantau, juga mengayomi perilaku santri dan pengurus di Ponpes.

Tabel 4.1 Pengumpulan Data Penelitian di Pondok Pesantren Jihadul

Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang

Sumber Metode Jumlah Kriteria Tempat Waktu


informasi Focus
Group
Discussion

Informan

2 kelompok Focus 12 Santri laki-laki yang Asrama 60


Santri laki-laki Group tinggal di pondok santri putra menit
Discussion pesantren tersebut dan
dan siswa tingkat SMP /
observasi SMA

2 kelompok
Santri
perempuan Focus 12 Santri perempuan yang Asrama 60
Group tinggal di pondok santri putri menit
Discussion pesantren tersebut dan
dan siswa tingkat SMP /
observasi SMA

Tabel lanjutan
45

Sumber informasi Metode Jumlah Kriteria Tempat


wawancara
mendalam
Informan

1. Pengurus
organisasi
santri Wawancara 1 Pengurus organisasi Kantor
mendalam santri di pondok ruang
pesantren tersebut organisasi
bagian kebersihan santri

2. Ustadz /
ustadzah 1 Ustadz / ustadzah Ruang
pengasuh pengasuh pondok ustadz /
Wawancara
pondok pesantren yang ustadzah
mendalam pengasuh
pondok mengawasi,
pondok
pesantren memantau, juga pesantren
mengayomi perilaku
santri dan pengurus
organisasi

D. Etika penelitian (Nursalam, 2008)

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat ijin dari pimpinan Pondok

Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang. Sebelum penelitian ini

dilakukan semua informan yang menjadi subjek penelitian diberikan penjelasan

yang dapat dimengerti tentang rencana dan tujuan dari penelitian yang akan

dilakukan, serta jika responden bersedia sebagai subjek akan dijaga anonomitas

dan kerahasiaannya oleh peneliti. Setiap responden diberikan hak penuh untuk

menyetujui apakah ia bersedia atau menolak menjadi subjek penelitian. Setiap

responden berhak sewaktu-waktu mengundurkan diri tanpa adanya sangsi atau


kehilangan hak-haknya. Responden yang setuju sebagai subjek penelitian diminta

untuk menandatangani surat pernyataan persetujuan atau inform consent yang

telah disiapkan oleh peneliti.

E. Teknik pengumpulan data

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2009 sampai

dengan 6 Februari 2010, pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri

dengan metode Focus Group Discussion, wawancara mendalam dan

observasi

2. Tahap pengumpulan data

a. Tahap persiapan pengumpulan data

Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengurus ijin penelitian

ke pihak-pihak terkait, selanjutnya akan mengadakan pertemuan dengan

informan santri laki-laki, santri perempuan, pengurus organisasi santri

bagian kebersihan, ustadzah pengasuhan untuk menjelaskan tujuan

penelitian,kriteria, jumlah informan yang dipilih, dan menyesuaikan

jadwal.

b. Tahap pelaksanaan pengumpulan data


47

Dalam pelaksanaannya pengumpulan data dilakukan secara bertahap

yaitu: Pertama melakukan observasi dan wawancara mendalam pada

tanggal 14 Desember 2009 6 Februari 2010. Kedua melakukan

wawancara mendalam dengan pengurus organisasi santri pada tanggal 15

Januari 2010. Ketiga melakukan Focus Group Discussion dengan santri,

disediakan tempat khusus dalam proses diskusi untuk menjaga privasi

informan selama proses diskusi pada tanggal 27, 28 Januari 2010 dan

tanggal 02, 03 Februari 2010. Keempat melakukan wawancara mendalam

dengan ustadzah pengasuhan pondok pesantren di kantor pengasuhan

pada tanggal 6 Februari 2010. Jenis pengumpulan data yang digunakan

peneliti adalah data primer meliputi :

1) Wawancara

Untuk memperoleh data, dan untuk menggali emosi serta pendapat

dari subjek terhadap suatu masalah penelitian, peneliti menggunakan

metode wawancara mendalam (Indepth Interview) yang dilakukan oleh

peneliti pada informan pengurus organisasi santri bagian kebersihan

dan Ustadzah pengasuhan, sedangkan FGD (Focus Group Discussion)

pada informan santri laki-laki dan santri perempuan dengan

menggunakan alat pencatat dan alat perekam (tape recorder). Peserta

diskusi berjumlah 6 orang tiap kelompoknya. Kerangka pedoman

wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah gambaran

perilaku personal higiene santri di pondok pesantren berdasarkan :


a) Bahan dan alat

1) Bahan bahan dan alat-alat yang

digunakan untuk mandi, sikat gigi,

perawatan rambut, perawatan kaki dan

kuku, higiene mulut, perawatan mata,

perawatan hidung, perawatan telinga.

b) Langkah-langkah

1) Cara individu melakukan tiap-

tiap kegiatan personal higiene sesuai

dengan urutannya yang benar dari awal

hingga akhir

c) Kebiasaan

1) Tindakan yang dilakukan

individu secara otomatis

2) Individu melakukan tindakan

personal higiene tanpa menunggu

perintah atau ajakan orang lain

d) Alternatif lain

1) Melakukan personal higiene

yang benar dengan segala keterbatasan


49

yang dimiliki individu

2) Menjadikan sesuatu yang lain

sebagai alat dan bahan yang digunakan

untuk personal higien

e) Pemikiran dan perasaan

1) Pengetahuan

2) Motivasi

3) Kepercayaan

4) Sikap

f) Frekuensi

1) Seringnya informan melakukan personal higien

2) Kapan saja personal higien itu dilaksanakan

g) Teladan

1) Sesuatu yang dapat memberikan informasi dan dapat

mengingatkan informan

h) Biaya

1) Biaya yang diperlukan untuk hidup sehari-hari

termasuk untuk alat dan bahan personal higien


2) Observasi

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan

data tentang perilaku personal higiene santri yang meliputi mandi,

mencuci rambut, menggosok gigi, mencuci tangan, mencuci kaki,

pemakaian alas kaki, pemakaian dan pemeliharaan pakaian, kebiasaan

mengorek telinga, kebiasaan MCK, dll dengan menggunakan check list

(daftar tilik). Observasi untuk mencuci tangan, mencuci kaki,

memotong kuku, pemakaian alas kaki, perawatan mata, hidung, dan

telinga, pemakaian dan pemeliharaan pakaian dilakukan dengan cara

melihat langsung santri saat melakukan tindakan tersebut. Sedangkan

observasi untuk mandi, mencuci rambut, menyisir rambut menggosok

gigi, pemakaian dan pemeliharaan pakaian dalam, dilakukan dengan

cara melihat alat dan bahan juga barang yang digunakan informan

untuk melakukan tiap-tiap tindakan tersebut. Observasi dilakukan

sebagai penguat data sebelumnya serta untuk cross check data dan

memperkaya informasi.

F. Instrumen penelitian

Instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Pedoman wawancara mendalam (indepth interview) dengan menggunakan alat

pencatat dan alat perekam (tape recorder)

2. Pedoman FGD (Focus Group Discussiion) dengan menggunakan alat pencatat


51

dan alat perekam (tape recorder)

3. Observasi menggunakan check list (daftar tilik)

G. Validasi data

Untuk menjaga validitas data, maka dilakukan triangulasi. Triangulasi yang

digunakan meliputi (Kresno dkk, 2006)

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber yaitu melakukan cross check data yang di peroleh dari

beberapa sumber informasi (informan).

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode dilakukan dengan beberapa metode dalam

mengumpulkan data yaitu selain menggunakan metode wawancara mendalam

juga dilakukan observasi dan FGD (Focus Group Discussion).

Tabel 4.2 Validasi Data


Triangulasi sumber Triangulasi metode
Wawancara Observasi Focus Group
mendalam Discussion
Informan kunci :
- Group 1: Santri laki-laki -
- Group 2 : Santri -
perempuan

Informan pendukung:
- Pengurus organisasi - -
- Ustadz - -

H. Analisis data

Pengolahan data dalam penelitian kualitatif memiliki tahapan sebagai berikut:

1. Reduksi data

Pada tahap ini peneliti mencari hal-hal yang pokok dan membuat transkrip

data hasil wawancara dan observasi seperti apa adanya. Tidak menunggu

sampai semua pengumpulan data selesai.

2. Display data

Instrumen yang telah dibuat transkrip disajikan dalam bentuk uraian singkat,

grafik, dan matriks.

3. Analisis isi (content analysis)

Data yang sudah di uraikan di kelompokan dengan memberikan tanda pada

data yang memiliki karakteristik atau pola yang sama.


53

4. Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan adalah menganalisis data yang dapat dicoba dibuat

suatu kesimpulan hasil penelitian.


53

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum penelitian

Pondok pesantren Modern Jihadul Ukhro Turi merupakan satu dari 13

pondok pesantren di wilayah Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang yang

pendidikannya bersifat gabungan antara salafi dan modern. Batas bangunan

Pondok Pesantren Modern Jihadul Ukhro Turi adalah sebelah barat berdekatan

dengan Pasar Tradisional Kecamatan Tempuran, sebelah timur berdekatan

dengan Kantor Balai Desa Tanjungjaya, SDN Tanjungjaya, sebelah selatan

terdapat jalan raya Kecamatan Tempuran, sebelah utara terdapat sawah yang

menghubungkan Dusun Turi dengan Dusun Katimaha, dan kurang lebih 2 km

dari Pondok terdapat pantai laut utara. Pondok pesantren ini santrinya terdiri dari

siswa/siswi SMP, SMA, MDA, yang kesemuanya terdiri dari santri yang pulang

pergi dan santri mukim, dapat diperkirakan seluruhnya berjumlah 150 orang.

Dengan santri mukim 60 orang dan santri yang pulang pergi 15 orang dan MDA

75 orang.

B. Karakteristik informan

Dalam penelitian ini, seluruh informan berjumlah 26 orang yang terdiri dari

24 orang santri untuk informan FGD yaitu 12 orang santri laki-laki dan 12 orang

santri perempuan. Peserta diskusi berjumlah 6 orang tiap kelompok, sedangkan

untuk informan wawancara yaitu 1 orang ustadzah pengasuhan, dan 1 orang


pengurus OSPM (Organisasi Santri Pondok Modern) bagian kebersihan.

1. Umur

Umur 24 orang informan santri laki-laki dan perempuan, baik SMP maupun

SMA berkisar antara 13-18 tahun dengan rata-rata umur 16 tahun. Sedangkan

umur 1 orang informan pengurus organisasi santri 17 tahun. Dan umur 1

orang Ustadzah pengasuhan 48 tahun.

2. Jenis kelamin

Jenis kelamin informan kunci terdiri dari laki-laki dan perempuan yaitu 12

orang informan laki-laki, dan 12 orang informan perempuan. Sedangkan

informan pengurus organisasi santri adalah perempuan, dan informan

ustadzah pengasuhan adalah perempuan.

3. Pendidikan

Pendidikan informan kunci adalah SMP dan SMA, sedangkan pendidikan

informan pegurus organisasi santri adalah SMA, dan pendidikan informan

Ustadzah pengasuhan adalah S2 pendidikan.

4. Lama tinggal di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi

Lama informan tinggal di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi berkisar

antara 1-5 tahun, dengan rata-rata lamanya informan yang tinggal di Pondok

Pesantren Jihadul Ukhro Turi adalah 3 tahun. Sedangkan lamanya informan

pengurus organisasi santri tinggal di Pondok Pesantren adalah 4 tahun, dan


55

lamanya ustadzah pengasuhan tinggal di Pondok Pesantren adalah 5 tahun.

5. Pekerjaan

Pekerjaan informan kunci santri adalah sebagai pelajar, sedangkan pekerjaan

pengurus organisasi santri bagian kebersihan adalah selain sebagai pelajar

juga sebagai pengurus organisasi yang bertugas menggerakan santri dalam

semua kegiatan yang berkaitan dengan kebersihan di Pondok Pesantren, dan

pekerjaan Ustadzah pengasuhan adalah sebagai pengawas, pemantau, juga

pengayom perilaku santri dan pengurus organisasi di Pondok Pesantren.

6. Biaya

Pada umumnya biaya hidup informan kunci santri di Pondok Pesantren /bekal

hidup santri di Pondok Pesantren yang diberikan oleh orang tuanya berkisar

antara Rp 60.000,-/bulan Rp 300.000,-/bulan, dengan rata-rata biaya hidup

santri di Pondok Pesantren Rp 200.000,-/bulan. Karena santri di tuntut untuk

memasak sendiri, biasanya informan di beri beras oleh orang tuanya antara 7-

20 liter/bulan, dengan rata-rata 10 liter/bulan. Sedangkan biaya/bekal

pengurus organisasi dari orang tuanya Rp 200.000,-/bulan.

C. Gambaran perilaku personal higiene santri


1. Gambaran perilaku personal higiene santri mengenai mandi

Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa sebagian besar santri

mempunyai bahan dan alat personal higien untuk mandi seperti : handuk,

gayung, sabun mandi, dan pakaian bersih milik sendiri, deodorant, hand body.

Ada juga yang hanya mempunyai handuk saja, sabun mandi saja, handuk dan

pakaian bersih saja, dan ada juga yang tidak mempunyai gayung.

Hal ini sesuai dengan ungkapan sebagian besar informan bahwa jika

mandi mereka menggunakan handuk, gayung, sabun mandi, dan memakai

pakaian bersih milik sendiri setelah mandi, seperti ungkapan berikut

saya kalo mandi ya...pake handuk milik sendiri, gayung milik


sendiri, sabun mandi milik sendiri, pakaian yang bersih milik sendiri

Para informan yang tidak mempunyai alat dan bahan mandi yang

lengkap mengatakan bahwa kalau mandi menggunakan alat dan bahan yang

mereka punya saja, ada juga yang mengatakan bahwa mereka terpaksa

meminjam/meminta alat dan bahan milik temannya yang tergeletak dekat

kamar mandi karena mereka tidak punya uang untuk membelinya sendiri,

namun ada juga diantara mereka yang mengatakan menggunakan alat lain

seperti sarung/kain panjang sebagai ganti handuk, seperti ungkapan berikut

ya kalo sabun mandinya lagi ga ada, terus kalo handuk..saya kan


emang ga punya, jadi... ya terpaksa cumi ja teh (Cuma minta/Cuma
minjem), kan banyak... alat dan bahan punya temen yang tergeletak deket
kamar mandi ya ambil aja... abisnya ga punya uang buat belinya...
57

saya sih kalo ga ada, ya pake seadanya aja, yang saya punya (An 1
kelompok 2 putra)

saya kan ga punya handuk teh...jadi pake kain panjang, terus pakean
bersih kalo musim hujan kan susah kering, jadi ya pake baju itu lagi aja
(An 6 kelompok 1 putri)

Ustadzah pengasuhan juga menyebutkan bahwa pernah memberitahu

santri agar tetap mandi meskipun tidak mempunyai sabun mandi, atau alat dan

bahan yang lainnya, ustadzah juga menyebutkan bahwa hal tersebut

dimaksudkan agar santri tidak tercium bau oleh orang lain. Pengurus

organisasi juga menyebutkan bahwa santri terutama laki-kali suka memakai

bahan dan alat mandi milik temannya yang tergeletak di dekat kamar mandi,

seperti handuk, Berikut ungkapannya.

pernah pengurus bilang si a jarang mandi bu, katanya badannya


bau terus ibu panggil dia ibu nasihatin sering mereka bilang ga punya
sabunnya bu ya terus ibu bilang ja ga harus selalu pake sabun mandi itu
ya dari pada kita tidak mandi gitu, ya alhamdulillah sekarang sudah ada
perubahan (ustadzah)

yah setahu saya sih kalo sabun jarang ada yang suka di pake orang
lain tapi kalo handuk mah sih itu juga kalo ada handuk yang tergeletak
dekat kamar mandi....nah, itu baru suka di pake santri yang lain tapi itu
juga kadang-kadang sih... (pengurus)

Berdasarkan hasil wawancara dengan ustadzah pengasuhan yang juga

mengatakan bahwa yang menyebabkan para santri tidak mau mandi adalah
sabun mandinya sudah habis dan tidak mempunyai uang lagi untuk membeli

sabun mandi. Hal ini disebabkan kebutuhan akan sabun mandi datang ketika

keuangan santri sedang menipis, selain itu juga informan mengatakan malas

mandi karena ngantri. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan pengurus

bahwa para santri jika mandi suka di tunda-tunda hingga waktunya habis,

seperti ungkapannya berikut ini.

yah...mungkin yang menyebabkan mereka tidak punya alat dan


bahan untuk mandi, karena kebutuhan mereka untuk membeli sabun mandi
atau alat dan bahan yang lain untuk mandi, itu datang saat keuangan
mereka sedang tipis-tipisnya (Ustadzah)
kalo mandi juga kan suka ngantri teh soalna mandinya pada di
mepetin waktunya teh... (pengurus)

Informan juga mengatakan bahwa tidak jarang orang tua mereka telat

memberikan bekal untuk mereka, ada juga informan yang mengatakan bahwa

orang tuanya suka mengurangi uang bekalnya karena orang tuanya sedang

tidak mempunyai uang. Walaupun begitu masih ada informan yang

mengatakan bahwa orang tua mereka datang memberi bekal atau biaya untuk

hidup dipesantren dengan tepat waktu. Keterlambatan atau pengurangan biaya

itulah yang membuat informan tidak dapat membeli alat dan bahan untuk

mandi, ketika alat dan bahan tersebut sudah habis, sehingga frekuensi untuk

melakukan mandipun berkurang, ada informan yang mengatakan mandi sehari

2x yaitu pagi dan sore, ada juga yang mengatakan mandi sehari 3-4 kali yaitu

sebelum subuh, pagi, sebelum dzuhur, sore, bahkan ada juga informan yang

mengatakan mandi 5x sehari namun itupun jika waktu untuk mandinya masih
59

ada, diantara informan yang suka mandi lebih dari 1x sehari ternyata masih

ada informan yang memang merasa cukup hanya mandi 1x sehari pada cuaca

dingin dan tidak berkeringat. Sedangkan penyebab informan tidak mandi

dengan alat dan bahan adalah biaya, malas ngantri mandi, dan untuk

menghilangkan rasa gerah. Informan mengatakan bahwa jika terlalu sering

memakai sabun mandi maka tubuh akan menjadi bersisrik. Seperti yang

dikatakan informan berikut ini

.... mandi 2x sahari tapi make sabuna 1x sahari karena kalau terlalu
banyak memakai sabun kulit akan bersisrik teh... (An 6 kelompok 1
putra)

......mandi 3x sehari kalo ga gerah, pokonya minimal mandi 3x


sehari, pagi, dzuhur dan sore. Pake sabun kalo memang masih ada sabun
dan uangnya , kalo ga ada ya..ngga harus pake sabun. (An 1 kelompok
1 putra)

Informan juga mengatakan langkah-langkah yang informan lakukan

ketika mandi. Diawali dengan membasahi badan terlebih dahulu dengan air

kemudian baru memakai sabun mandi dimulai dari tangan, badan, kaki,

termasuk alat kelamin, seperti ungkapannya berikut ini

pertama...basahin badan dulu...trus mandi badannya pake sabun


mulai dari tangan, badan, kaki, termasuk yang tengah teh (kelamin) (An
4 kelompok 1 putra)

2. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai menggosok gigi

Dari hasil observasi di dapatkan bahwa para santri sudah mempunyai


sikat gigi, pasta gigi, gayung bersih/gelas bersih, lap kering/tissu, dan hanya

sedikit yang mempunyai obat kumur. Tapi ada juga informan yang hanya

mempunyai pasta gigi dan sikat gigi saja, ada juga informan yang

menggunakan sikat gigi bersama dengan pasta gigi masing-masing, ada juga

informan yang hanya mempunyai sikat giginya saja.

Hasil observasi tersebut diperkuat lagi dengan ungkapan sebagian

informan yang mengatakan bahwa setelah menyikat gigi informan selalu

berkumur dengan obat kumur agar lebih fresh, ada juga informan yang

mengatakan kalau sikat gigi tidak memakai pasta gigi rasanya tidak nyaman,

mulut rasanya masih terasa amis, jadi kalau tidak punya lebih baik meminta

pada teman. Namun ada juga informan yang mengatakan lebih baik menyikat

gigi dengan telunjuk dari pada meminjam/meminta alat dan bahan untuk sikat

gigi pada orang lain. Hampir semua Informan juga menyebutkan caranya

menggosok gigi yaitu dengan membasahi sikat terlebih dahulu baru setelah itu

kumur-kumur dengan air putih dan sikat giginya kekanan, kiri, depan, dan

belakang gigi. Berikut ungkapannya

kalo saya sih, basahin sikat gigi trus kasih pasta giginya trus kumur-
kumur dulu dengan air baru deh sikat giginya yang kiri, kanan,depan,
belakang ...terus kumur-kumur lagi dengan air putih, habis gosok gigi
biasanya langsung kumur-kumur dengan listerin biar seger dan lebih
bersih...

kalo saya teh ya terpaksa minta pasta giginya sama temen, abis
gimana ya teh..kalo sikat gigi ga pake pasta gigi tuh ga nyaman, mulut
rasanya ga bersih masih amis (An 1 kelompok 1 putra)
61

... saya sih ga penah tuh pinjem/minta .... bener teh... dulu kan
pernah teh pasta gigi dan sikatnya hilang, ya udah aja sikat gigi pake jari
telunjuk di gosokin seperti sikat gigi (An.6 kelompok 2 putra)

Hal yang sama juga dikatakan pengurus organisasi bahwa jika para

santri telah kehabisan alat dan bahan untuk sikat gigi, maka para santri akan

meminjam/memintanya pada teman, berikut ungkapannya

tapi kalo pasta gigi dan sikat gigi sih masing-masing sudah
punya...kecuali apabila pasta gigi dan sikat giginya telah habis, nah kalo
kaya gitu sih kadang-kadang suka pada pinjem atau minta sama
temennya. (pengurus)

Dari hasil diskusi dengan informan santri didapatkan bahwa hampir

seluruh informan menyikat giginya 2x sehari yaitu pagi dan sore, ada juga

yang 3-4x sehari yaitu pagi, siang, sore, dan malam sebelum tidur.

....terus sikat gigi 3x sehari gitu teh...tiap pagi, sore, sebelum


tidur..... (An.1 kelompok 2 putri)

Informan mengaku mengetahui hal tersebut dari kemasan pasta gigi dan

iklan di televisi yang mereka lihat saat liburan. Ada juga informan yang

mengaku selalu diingatkan oleh ibunya untuk menyikat gigi sebelum tidur,

ada juga informan yang mengatakan ikut menggosok gigi saat melihat

temannya menggosok gigi, seperti ungkapan berikut


ya kalo ngeliat temen lagi sikat gigi, walaupun kitanya males, malah jadi
ngikutin...yah secara ga sengaja temen itu ngingetin kita supaya gosok gigi

Meskipun ada juga informan yang menyikat gigi 1x sehari, bahkan juga

ada yang 2 hari sekali. Informan beralasan karena tidak mempunyai uang

untuk membeli lagi pasta gigi atau sikat giginya, seperti ungkapan berikut

........sikat gigi 2 hari sekali kalo lagi ga ada pasta giginya dan
uangnya (An.5 kelompok 1 putra)

Dari hasil observasi juga ditemukan beberapa informan yang membuka

botol dengan gigi, meretakan biji keras (seperti meretakan es batu) dengan

gigi, memutuskan benang dengan gigi, dan menggunakan tusuk gigi untuk

membersihkan makanan sisa di gigi.

3. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan rambut

Berdasarkan hasil observasi di dapatkan bahwa informan telah memiliki

bahan dan alat untuk melakukan perawatan rambut seperti sampo, handuk,

sisir rambut, Sisir kutu, minyak rambut, dan penutup kepala/kerudung milik

sendiri. Kebanyakan informan menggunakan air yang sudah dipakai (bak

besar) untuk berkeramas. Ada juga informan yang hanya mempunyai sisir

rambut dan sampo saja, ada juga informan yang hanya mempunyai sampo
63

saja, dan ada juga dua informan yang memiliki satu botol sampo yang

digunakan bersama, ada juga yang mempunyai sisir rambut dan sisir kutu

saja. Kebanyakan dari informan tidak memiliki minyak rambut, namun semua

informan laki-laki memiliki kopiah/penutup kepala dan informan putri

memiliki kerudung untuk menutupi kepalanya.

Berikut ungkapan informan yang mengatakan bahwa ia menyisir

rambutnya setiap ia membuka kerudungnya, ada juga yang mengatakan

menyisir rambut setiap kali kusut, ada juga informan yang mengatakan suka

mencari kutu rambut dengan sisir kutu tiap sebelum tidur, ada juga informan

yang mengatakan menyisir rambutnya tiap kali ia menemukan sisir dan

cermin, seperti ungkapan berikut

saya sih nyisir rambut tiap kali saya membuka kerudung teh, yah biar
ga kusut aja teh (An 4 kelompook 1putri)

kalo saya sih nyisir rambutnya tiap kali kusut aja teh...ya kalo lagi
gatel kepalanya, saya juga suka nyisir dengan sisir kutu setiap sebelum
tidur, karena saya ga betah terus-terusan garuk-garuk kepala. (An 6
kelompok 1 putri)

Hasil observasi juga di dapatkan data bahwa sebagian informan suka

menggaruk kepalanya karena gatal, dan beberapa informan suka mencari kutu

rambut sebelum tidur dengan sisir kutu. Dari observasi juga di dapatkan satu

informan yang selalu menutup kepalanya dengan kerudung sekalipun dalam

keadaan tidur. Ustadzah mengatakan bahwa itu semua karena informan


merasa malu terhadap teman-temannya dikarenakan rambutnya telah dipotong

sangat pendek karena ia mempunyai banyak kutu rambut, dan jenis rambutnya

yang keriting gimbal, berikut ungkapannya

iya memang ada santri yang menutup kerudungnya secara


permanen karena ia malu dengan rambut gimbalnya, dan dulunya dia juga
punya banyak kutu rambut, namun sekarang rambutnya sudah di potong
pendek, tapi karena rambutnya masih terlihat gimbal jadi dia tetap tidak
mau melepas kerudungnya (ustadzah)

Pengurus juga mengatakan bahwa para santri suka saling pinjam sisir

rambut, kerudung, dan kopiah, ada juga dua orang yang memiliki satu sisir

rambut. Dan ada juga 2 sisir kutu di pakai oleh satu asrama. Seperti ungkapan

berikut

Kalau sisir sih iya teh... suka di pake bareng-bareng, baik itu sisir
rambut maupun sisir kutu. Kerudung juga suka ada yang pinjam-
meminjam...

Informan juga mengatakan ia mengeramasi rambutnya 1x sehari itu pun

jika uang untuk membeli sampo masih ada, informan lain mengatakan

berkeramas 2 hari sekali, ada juga informan yang mengatakan bersampo tiap

kali ia mandi, dan hampir semua informan mengatakan cara mencuci

rambutnya yaitu pertama rambut disiram dulu sampe basah tuangkan sampo

dan cuci dengan sampo di gosok sampai berbusa kemudian dibilas lagi sampai

busanya hilang, seperti ungkapan berikut

saya sih kalo keramas pake sampo sehari sekali, itu pun kalo uang
65

dan samponya masih ada (An 5 kelompok 1 putra)

.......pertama rambut disiram dulu sampe basah trus tuangkan sampo


secukupnya ke tangan lalu beri sedikit air bis gitu langsung di taro di
rambut di gosok gosok sampe berbusa itu tuh supaya kutu sama
ketombenya hilang hilang trus siram lagi pake air sampai busanya
hilang.... (An. 6 kelompok 2 putra)

Ustadzah mengatakan bahwa ia menganjurkan santrinya untuk

memotong / mencukur rambut satu bulan sekali. Walaupun begitu hasil

observasi di dapatkan bahwa informan laki-laki kebanyakan belum mencukur

rambutnya yang sudah panjang, setelah diskusi didapatkan data bahwa

informan belum mempunyai uang untuk mencukur rambut. Seperti

ungkapannya berikut ini

...kalo rambut itu biasanya saya minta kepada bagian kebersihan


agar memeriksa siapa yang banyak kutunya setelah orang-orangnya di
dapatkan saya minta bagian penggunting rambut untuk memotong
rambutnya trus saya minta bagian kebersihan untuk memberikan peditok
pada mereka, selain itu kalo hari jumat boleh potong rambut maksudnya
untuk dirapihkan (ustadzah)

4. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan mata

Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa sebagian informan jika

membaca ia mencari tempat yang terang, informan juga membaca dengan

jarak tidak kurang dari jarak 30 cm, informan juga membaca buku dengan

posisi duduk, ada juga informan yang membaca di tempat yang

pencahayaannya kurang, dan ada juga informan yang membaca dengan jarak
yang dekat yaitu kurang dari 30 cm, ada juga informan yang membaca sambil

tiduran, namun diantara semua informan tidak ada yang membersihkan

matanya dengan boorwater/air hangat.

Ustadzah juga mengatakan bahwa ia hanya pernah memberi tahu cara

merawat mata kepada santri yang sedang sakit mata saja, sambil memberi

obatnya, seperti ungkapannya berikut ini

kalo untuk mata saya biasanya langsung memberi obat yang sakit
mata yah sambil ngasih tau pada mereka cara merawat mata..

5. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan hidung

Hasil observasi ditemukan bahwa informan tidak menggunakan tisu

/kain untuk membersihkan hidungnya, namun dari hasil diskusi di dapatkan

data bahwa sebagian informan membersihkan hidungnya saat mandi, seperti

ungkapanya berikut ini

saya sih kalo membersihkan hidung biasanya kalo lagi mandi teh
(An 4 kelompok 1 putra)

6. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan telinga

Dari hasil observasi tidak ditemukan informan yang melakukan

perawatan telinga, ataupun yang memiliki alat dan bahan untuk merawat

telinga. Namun dari hasil diskusi didapatkan bahwa informan jika


67

membersihkan telinga menggunakan rumput ilalang, ada juga informan yang

mengatakan bahwa ia membersihkan telinganya saat mandi, berikut

ungkapannya

membersihkan telinga saat mandi, caranya telinga di gosok agar


kotoran di daun telinganya menyingkir, nah paginya pake daun jampang
untuk membersihkan lubang telinganya, selain itu juga agar pendengarn
lebih tajam. (An 4 kelompok 1 putra)

7. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai mencuci tangan

Dari hasil observasi didapatkan data bahwa informan sudah mempunyai

alat dan bahan untuk mencuci tangan seperti, sabun milik sendiri,

handuk/kain bersih milik sendiri untuk mengelap tangannya, dan air mengalir,

mereka juga mempunyai gunting kuku untuk memotong kukunya. Namun,

ada juga informan yang hanya memiliki sabun saja, ada juga informan yang

memiliki handuk dan gunting kuku, ada juga informan yang mempunyai

sabun dan handuk saja.

Hasil observasi bahan dan alat tersebut, diperkuat dengan perilaku

informan ketika menggunakan alat dan bahan untuk mencuci tangan.

Informan yang mempunyai alat dan bahan yang lengkap terlihat mencuci

tangannya menggunakan sabun, mengelap tangannya dengan handuk/kain

bersih, dan membilasnya dengan air bersih yang mengalir. Namun, informan

yang tidak mempunyai alat dan bahan yang lengkap untuk mencuci tangan,
terlihat menggunakan bahan dan alat lain seperti mencuci tangan dengan air

yang ada di bak mandi yang belum dikuras, ada juga informan yang mencuci

tangan dengan sabun bekas mencuci piring, ada juga informan yang tidak

langsung mencuci piringnya setelah makan sehingga ia tidak mencuci

tangannya dengan sabun, ada juga informan yang mengeringkan tangannya

dengan mengipas-ngipaskan tangan, namun ada juga informan yang

mengeringkan tangannya dengan rok/celana yang mereka pakai.

Informan juga terlihat mencuci tangan sebelum makan, mencuci tangan

setelah makan, mencuci tangan setelah buang air besar dan buang air kecil,

menjaga kebersihan kuku dan merawat kuku tetap pendek dengan gunting

kuku. Tapi ada juga informan yang tidak mencuci tangan sebelum makan, dan

ada juga informan yang menunda mencuci tangan setelah makan karena asyik

mendengarkan cerita ketika makan, untuk putra mencuci tangan setelah

buang air besar tidak langsung mereka lakukan karena jamban cemplung

yang mereka gunakan berjauhan dengan kamar mandi yang mereka pakai.

Diantara mereka juga ada yang memelihara kukunya tetap panjang, ada juga

informan yang mengikir habis sudut kukunya, ada juga informan yang

membiarkan kotoran kuku tetap berada di bawah kuku.

Dari hasil diskusi di dapatkan bahwa informan sudah mengetahui

pentingnya mencuci tangan, selain itu juga di dapatkan data bahwa hampir

seluruh informan melakukan cuci tangan, berikut ungkapannya


69

menjaga bersih badan, kaki, dan tangan karena awal penyakit kan
dari tangan teh (An1 kelompok 2 putri)

Ada juga informan yang mengatakan bahwa ia mencuci tangan sebelum

dan sesudah makan, dan sebelum tidur, ada juga informan yang mengatakan

mencuci tangan sebelum dan sesudah memasak, ada juga informan yang

mengatakan bahwa seringnya mencuci tangan tergantung karena informan

tersebut menganggap wudlu juga adalah cuci tangan, informan juga

mengatakan bahwa mencuci tangan pake sabunnya hanya ketika mandi saja

cuci tangan kalo mau makan, dan sesudah makan, juga sebelum
dan sesudah memasak...kalo mau tidur biasanya cuci tangan

cuci tangan tergantung teh...kan wudlu juga cuci tangan gitu teh,
terus cuci tangan pake sabunnya kalo mandi aja biar sekalian gitu..

Pengurus organisasi juga mengatakan bahwa beberapa dari kegiatan

personal higiene yang sering dilakukan diantaranya adalah mencuci tangan,

selain itu juga ustadzah juga mengatakan bahwa ia memberi tahukan pada

para santri mengenai cara mencuci tangan dengan menggunakan daun jambu

yaitu dengan cara membasahi tangan terlebih dahulu dengan air, ambil

selembar daun jambu, remas-remas, ratakan kesela-sela jari dan kuku

kemudian bilas kembali dengan air hingga bersih, berikut ungkapannya

saya juga memberi tahu kepada santri mengenai cara mencuci


tangan, yah..walaupun hanya pada beberapa orang santri saja, tapi saya
harap mereka bisa menyebar luaskan ilmu yang mereka dapat pada
teman-teman mereka yang lainnya, yang saya tidak beri tahu secara
langsung, caranya pertama ya biasa gitu ya kaya cuci tangan biasanya
tangan di basahin dulu, baru kemudian mengambil daun jambu
secukupnya saja yah kira-kira 1-2 lembar saja kemudian di remas-remas
hingga hancur kemudian ratakan keseluruh tangan termasuk sela-sela jari
dan kuku, yah kaya pake sabun aja gitu, bilas lagi hingga bersih, itu nanti
tangannya ga bakal kecium amis lagi (ustadzah)

Dari hasil diskusi juga di dapatkan bahwa sebagian informan

mengatakan yang memberi tahu mereka cara mencuci tangan adalah

ustadzah, namun ada juga yang mengatakan orang tua merekalah yang

memberitahu dan mengingatkan mereka untuk mencuci tangan, informan

yang lain mengatakan bahwa yang memberitahu dan mengingatkan mereka

adalah teman dan media informasi yang terdapat dalam tiap kemasan

peralatan mandi, informan juga menyebutkan mengetahui bahan lain yaitu

daun jambu untuk mencuci tangan dari ustadzah, hampir semua informan

juga menyebutkan langkah-langkah mencuci tangan menggunakan sabun.

Berikut ungkapannya

tangan di basahin dulu trus pake sabun, dan ratakan sabun


keseluruk bagian tangan sampai ke sela-sela tangannya juga, baru setelah
itu dibilas dengan air bersih hingga busanya menghilang dan tak licin lagi
tangannya. Terus kadang-kadang dikipas-kipasin sih teh...tapi seringnya
sih di lap pake pakean yang kita pakai ja

8. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan kaki

Dari hasil observasi diketahui bahwa sebagian besar informan

mempunyai sandal, dan sebagian kecil informan mempunyai sepatu, dan kaos

kaki. Diantara informan ada juga yang hanya mempunyai sepatu dan sandal,
71

dan ada juga informan yang tidak mempunyai kaos kaki. Hampir seluruh

informan mengenakan alas kaki yang pas, panjang, lebar dan kedalamannya.

Didapatkan pula bahwa hampir seluruh informan tidak memakai kaos kaki,

walaupun ada juga yang memakai kaos kaki. Sebagian informan memotong

kuku kakinya lurus rata, sebagian lagi tidak memotong kuku kakinya, ada

juga yang masih terdapat kotoran di bawah kuku kakinya. Sebagian informan

mengenakan alas kaki setiap keluar masuk asrama dan masjid, namun ada

juga yang tidak memakai alas kaki, ada juga yang mengenakan alas kaki

orang lain saat keluar masuk asrama dan mesjid, ada juga yang saat masuk

masjid dan asrama memakai alas kaki namun, saat keluar alas kakinya tidak

dipakai tapi di tinggal. Hampir seluruh informan yang tidak memakai sandal

mencuci kakinya yang kotor setiap akan memasuki masjid dan asrama, ada

juga informan yang hanya mencuci kakinya apabila akan masuk masjid saja,

ada juga informan yang tidak mencuci kakinya saat akan memasuki masjid

ataupun asrama, dan hampir semua informan kunci tidak mengeringkan kaki

yang basah dengan handuk apalagi ke sela-sela jari, mereka hanya

mengeringkan kakinya yang telah dicuci dengan keset lantai. Hampir seluruh

informan tidak mengenakan alas kaki setiap ke kamar mandi, tapi ada juga

informan yang memakai alas kaki ke kamar mandi.

Dari hasil diskusi diketahui bahwa informan jika keluar masuk asrama,

masjid, dan kamar mandi menggunakan sandal, informan juga mengatakan

bahwa kalaupun tidak memakai sandal ia mencuci kakinya dahulu sebelum


masuk asrama dan masjid, berikut ungkapannya

ya kalo keluar asrama pake sandal, kalo ke kamar mandi pake


sandal (An 4 kelompok 2 putri)

... keluar masuk kamar mandi atau asrama ya pake sandal...ke


mesjid juga sama...kalo ngga cuci kaki dulu sebelum masuk....

Ketika diskusi sebagian informan juga mengatakan bahwa alas kakinya

yaitu sandal kadang-kadang dipinjam tanpa ijin oleh temannya, sehingga

terpaksa berjalan tanpa sandal, ada juga informan yang mengatakan bahwa

sayang dengan sandal barunya, ada juga informan yang mengatakan lebih

enak tidak memakai sandal, berikut ungkapannya

sebenarnya ada sih teh sandal...tapi itu mau di pake buat nanti kalo
pulang ke rumah teh...soalnya takut rusak duluan kan sayang teh masih
baru... (An 5 kelompok 2 putra)

yah...kalo habis dari mana-mana tuh ya langsung cuci kaki teh..kalo


kitanya ga pake sandal mah... (An 3 kelompok 2 putri)

ehmmm kalo pake sandal tuh bawaannya malas gitu teh...jadi ya


udah ga pake sandal (An2 kelompok 1 putra)

Ustadzah juga mengatakan bahwa ia sering mengadakan pemeriksaan

kuku dan sandal, selain itu ustadzah juga mengatakan bahwa ia juga memberi

tahu cara mencuci kaki kepada satu orang santri yang ia percaya bisa

memberikan contoh dan memberi tahu santri yang lainnya untuk melakukan
73

hal yang sama dengannya, pengurus juga membenarkan pernyataan ustadzah

dengan mengatakan bahwa pemeriksaan kuku dan sandal biasanya di lakukan

oleh ustadzah kepada santri secara perorangan, pengurus juga mengatakan

pemeriksaan tersebut dilakukan karena para santri sering meminjam sandal

temannya tanpa ijin, berikut ungkapannya

kami sering mengadakan pemeriksaan kuku, sandal, perlengkapan


mandi... tapi kalo untuk cuci kaki, cuci tangan itu biasanya saya
memberikan contoh pada perorangan saja tapi kalo informasinya saya
beritahukan pada semuanya yang mana nantinya mereka yang saya beri
contoh bisa memberikan contoh atau memperagakan caranya pada yang
lainnya... (ustadzah)

Kalo kuku seh biasanya di periksa satu orang-satu orang sama


ustadzah, sama halnya pada sandal,karena biasanya saat akan dipakai
sandal sudah di ghosob duluan sama orang lain (pinjam tanpa ijin) yah
temannya santri yang punya sandal tersebut juga sih.... (pengurus)
Dari hasil observasi juga diketahui bahwa tidak ada informan yang

mengenakan alas kaki yang sempit dan kaus kaki yang sempit, namun ada

juga informan yang mengenakan alas kaki dan kaus kaki yang kotor, karena

tidak di cuci-cuci, hampir seluruh informan mempunyai kuku kaki yang tidak

putih namun kecoklatan, ada juga yang mempunyai kotoran di bawah kuku

kakinya, sehingga mereka membersihkannya dengan mengorek bagian bawah

kuku kakinya untuk membersihkannya, ada juga membiarkan kotoran tersebut

terus menempel, sehingga ada diantara mereka yang mengalami badosi.

Hal ini sesuai dengan ungkapan seorang informan yang kedua jempol

kakinya bengkak karena badosi, berikut ungkapannya


kalo ada kuku panjang digunting, lalu kalo ada yang hitam-hitam di
bawah kukunya, di cabut saja kukunya biar tidak badosi (An 1 kelompok
1 putra)

9. Gambaran perilaku personal higien santri merawat pakaian

Hasil observasi bahan/barang dan alat yang digunakan oleh informan

dalam merawat pakaiannya, beberapa informan mempunyai 6 stel pakaian,

namun ada juga informan yang mempunyai pakaian kurang dari 6 stel,

beberapa informan ada yang memiliki pakaian dalam berupa kaos dalam

sebanyak 2 buah, bra 3 buah, celana dalam 4 buah, namun ada juga beberapa

informan lain yang memiliki kurang dari yang di sebutkan tadi, tapi ada juga

informan yang mempunyai pakaian dalam lebih dari yang di sebutkan tadi.

Selain itu beberapa informan juga ada yang memiliki sikat cuci, sabun

cuci/deterjen, dan pewangi pakaian. Walaupun begitu masih ada beberapa

informan yang lain yang tidak memiliki sikat cuci, sabun cuci, dan apalagi

pewangi.

Beberapa Informan yang tidak memiliki bahan/barang dan alat yang

lengkap untuk merawat pakaiannya mengatakan bahwa informan terpaksa

meminjam kepada temannya, atau meminta milik temannya, ada juga

informan yang meski dalam keterbatasan mengatakan tidak mau

meminjam/meminta, informan mengatakan lebih menyukai memakai

miliknya seadanya saja, berikut ungkapannya

...pakaian tadinya punya 3, tapi karena sodara saya cuma punya


75

1baju panjangnya jadi ya saya kasihin aja, dari pada saya pinjemin lebih
baik saya kasihin aja, saya juga ga pernah minjem baju teh...yah cuci
kering pake aja, Cuma kalo lagi ngga kering bajunya, terpaksa pake baju
itu aja lagi (An 6 kelompok 1 putri)

Pengurus juga mengatakan bahwa para santri memang sering pinjam

meminjam baju/kerudung, pakaian solat, kopiah, pengurus juga mengatakan

hal itu mereka lakukan karena malas mencuci pakaian sehingga tidak

mempunyai pakaian ganti lagi, berikut ungkapannya

oh itu juga minjem kalo baju buat gotong royong gitu teh soalnya
kan kotor-kotoran teh....nah kalo ga ada baju kotor suka pada minjem,
trus pakean solat juga suka pada pinjem kalo lagi kotor... kerudung juga
suka pinjem buat mantesin ma baju, santri laki-laki juga suka pinjem
kopiah temannya..

Dari hasil observasi diketahui bahwa ada informan yang memakai

pakaian yang bersih, mengganti pakaian setiap selesai mandi, mengganti

pakaian bila kotor/basah karena keringat/air hujan, mencuci dan menjemur

langsung pakaian luar dan dalam yang kotor di bawah sinar matahari,

mengambil dan melipat pakaian segera setelah kering di jemur, mengganti

pakaian sehari-hari dengan pakaian tidur jika waktunya tidur, mengenakan

pakaian sesuai tempat dan situasinya.

Dari hasil diskusi informan mengatakan mengganti pakaiannya

1xsehari, walaupun mencucinya 1 minggu sekali, dan ada juga yang

mengganti pakaiannya 2 hari sekali. Informan perempuan juga mengatakan

mengganti celana dalamnya 3x sehari kalau sedang haid, tapi kalau tidak haid
2x sehari, berikut ungkapannya

ganti baju 2hari sekali, tapi ya kalau nyucinya sih.. seminggu


sekali (An.2 kelompok 2 putra)
..kalau sedang haid biasanya saya ganti celana dalam 3x sehari, tapi
kalau tida 2x sehari aja (An.4 kelompok 1putri)
Sedangkan beberapa informan lain terlihat menumpuk pakaian kotor

lebih dari 1 hari, bergantian/memakai milik orang lain : selimut, handuk,

pakaian sehari-hari, pakaian solat, pakaian olah raga, pakaian sekolah. Tidak

mengangkat jemuran berhari-hari, merendam pakaian dalam waktu yang

lama.

Dari hasil diskusi dengan informan santri perempuan, ada informan

yang mengatakan bahwa ia memang tidak mencuci celana dalam bekas

haednya langsung kalo sore dengan alasan tempat jemuran pakaiannya gelap.

Informan lain mengatakan bahwa ia menyimpan celana dalam dan pembalut

bekas haednya di dalam lemari setelah dicuci. Ada juga informan yang

mengatakan bahwa ia mencuci pembalutnya namun, tidak membuangnya tapi

menyimpannya di dalam ember cucian.

Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan ustadzah saat wawancara

bahwa informan dapat terlihat cantik/ganteng dari luar pedahal informan

tersebut suka melakukan hal-hal buruk pada pakaiannya seperti yang telah

diungkapkan tadi, ustadzah juga mengatakan hal itu terjadi karena informan

kekurangan biaya, berikut ungkapannya


77

kalo secara sendiri mereka dandan keliatannya rapi-rapi cantik-


cantik ganteng-ganteng, tapi tuh kalo mereka itu pakaian habis di pakai di
simpen di kamar mandi ganti lagi simpen lagi di kamar mandi udah 2-3
hari baru di cuci kadang-kadang kalo habis di cuci dijemur gaaaaaaaa
diangkat-angkat kalo ga di tegor mah, yah tapi ada juga yang sadar ada
juga yang tidak...,(ustadzah)

Hal ini juga sesuai dengan ungkapan informan bahwa ia mencuci

pakean hanya seminggu sekali, dan kalau jemurannya penuh, atau sabun, sikat

cuci, dan embernya tidak ada, nyucinya di tunda lagi. Mereka juga

mengatakan pakaian yang belum sempat dicuci mereka simpan di dalam

lemari atau di atas lemari, informan juga mengatakan takut pakaiannya di sita

kalau lama-lama di simpan di kamar mandi. Berikut ungkapannya

ya kao nyuci saya biasanya satu minggu sekali teh...tapi kalo hari
minggu itu jemurannya penuh ya terpaksa nyucinya di tunda sampe besok,
biasanya pakean kotornya saya simpan di lemari atau di atas lemari,
soalnya kalau di simpen di ember di kamar mandi suka di tumpahin sama
yang nyuci duluan atau kalau kelamaan disimpen di kamar mandinya
suka di sita teh...

Pengurus juga mengatakan bahwa hukuman bagi santri yang tidak

memelihara barang miliknya adalah menyita barang tersebut, dan kalau ingin

kembali harus menebusnya, dan bagi pelanggar terberat akan diumumkan

dalam acara Laporan Pertanggung Jawaban pengurus di hadapan seluruh

santri dan ustadz/ustadzah. Berikut ungkapannya

sanksi biasanya ya..... bayar, nebus barangnya yang di sita, satu


barang Rp 200,- terus kalau LPJ sok di umumkan siapa yang paling jorok
dihadapan semua santri dan para ustadz/ustadzah
Ungkapan tersebut di perkuat lagi oleh ustadzah pengasuhan bahwa

santri yang tidak melakukan kebersihan diri seperti tidak mencuci dan

membuang pembalut pada tempatnya akan di beri sanksi 100x bending

sampai 1000x bending, semua itu ustadzah lakukan agar dapat menumbuhkan

kesadaran pentingnya melakukan kebersihan diri. Seperti ungkapan

Kalo itu ,menyangkut hal yang sangat dasar gitu ya, misalkan ada
yang membuang pembalut tidak pada tempat sampah...itu saya langsung
cari siapa orangnya sampai dapat kemudian santri tersebut saya bending
100x kalo tidak ada yang mau mengaku ya semua santri suruh bending
1000x, ya itu maksudnya agar tumbuh kesadaran dalam diri mereka,
pernah terjadi saat ibu memeriksa lemari para santri oooo ternyata ada
seorang santri menyimpan pembalutnya di dalam lemari masih penuh
dengan darah yang sudah kering di bungkus plastik hitam dan itu terjadi
karena dia malas mencuci pembalut dan kita melarangnya membuang ke
saluran air
77

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan yang tidak dapat dihindarkan dalam penelitian ini

antara lain :

1. Adanya hambatan dalam mengumpulkan informan santri karena

kesibukan kegiatan pesantren, sehingga FGD dilakukan pada jam sekolah

di ruangan yang sudah di sediakan akibatnya informan tidak dapat

mengikuti kegiatan belajar di kelas.

2. Kegiatan observasi yang dilakukan secara langsung seperti mencuci

tangan, mencuci kaki, perawatan mata, hidung dan telinga tidak bisa

dilakukan dengan maksimal karena sebagian dilakukan di dalam kamar

mandi sehingga kekurangannya ditanyakan dalam FGD, akibatnya

kualitas jawaban diskusi tergantung dari kejujuran responden dalam

menjawab pertanyaan sehingga bisa saja terjadi bias karena responden

menjawab sesuai keinginan responden tersebut.

B. Gambaran Perilaku Personal Higien Santri

1. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai mandi

Dalam penelitian ini hampir semua informan mengetahui bahwa cara

membersihkan badan adalah dengan mandi, informan juga mengetahui bahwa


manfaat mandi adalah untuk menghilangkan bau badan, agar terasa lebih

segar, agar bersih dan sehat, terhindar dari kuman, enak di pandang lawan

jenis, dan khusu beribadah. Ananto (2006) mengatakan bahwa cara

membersihkan kulit secara keseluruhan umumnya dilakukan dengan mandi,

karena mandi berguna untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada

permukaan kulit; menghilangkan bau keringat, merangsang peredaran darah

dan syaraf, serta mengembalikan kesegaran tubuh.

Informan juga mengatakan bahwa jika ia tidak mandi badannya akan

terasa lengket. Informan lain juga mengatakan bahwa kalau tidak mandi badan

akan tercium bau. Sesuatu yang dialami dan dirasakan oleh informan tersebut

adalah pengalamannya yang dapat mempengaruhi pengetahuannya.

Pengalaman tersebut dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau

pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003) dan dengan pengalamannya

informan dapat menghilangkan bau keringat dan kotoran yang melekat di

tubuhnya dengan mandi.

Hasil penelitian juga di dapatkan bahwa walaupun hampir semua

informan memiliki alat dan bahan untuk mandi tapi masih ada informan yang

tidak memiliki alat dan bahan mandi seperti sabun mandi, air bersih, handuk,

dan gayung. Akibatnya informan sering meminjam atau meminta alat dan

bahan untuk mandi tersebut kepada temannya seperti meminjam atau meminta

sabun mandi dan handuk, dan ada juga diantara mereka yang mandinya jarang

memakai sabun mandi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
79

Heryanto tahun 2004 bahwa 18,5% responden santri kadang-kadang mandi

menggunakan sabun, dan 15,5% responden santri menggunakan handuk

bersama. Para santri tidak menyadari bahwa tindakannya tersebut dapat

menularkan penyakit terutama penyakit kulit diantara mereka (Badri, 2007).

Beberapa penyakit lain pun akan timbul akibat tidak menggunakan air bersih

seperti diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit

kulit atau keracunan (Depkes RI, 2008).

Informan juga mengatakan bahwa selain dari malas ngantri biaya kerap

menjadi penyebab informan jarang mandi memakai sabun mandi. Hasil

observasi juga ditemukan bahwa informan khususnya laki-laki menyimpan

alat dan bahan mandinya di sekitar kamar mandi sehingga memudahkan

informan lain atau santri lain untuk meminjam atau meminta tanpa ijin.

Walaupun rasa kebersamaan sangat erat di kalangan santri tapi kepedulian

informan (santri) untuk menjaga alat dan bahan mandi milik orang lain

maupun milik sendiri sangatlah kurang, sehingga informan harus terus

kekurangan biaya untuk alat dan bahan yang hilang. Informan juga

mengatakan bahwa orang tuanya kadang-kadang telat mengirimkan biaya

untuknya bahkan kadang ada pengurangan bekal yang diberikan dari

biasanya. Menurut penelitian Badri yang dilakukan tahun 2006 bahwa salah

satu faktor pendukung santri untuk melakukan personal higien adalah biaya

dan dukungan dari pihak lain (dalam hal ini orang tua).

Namun walaupun dengan biaya yang minim informan tetap melakukan


mandi tanpa harus menunggu kiriman biaya untuk membeli alat dan bahan

mandi. walaupun ada juga yang mandi 1x sehari, tapi ada juga yang frekuensi

mandinya sampai lebih dari 2x sehari. Hal ini sejalan dengan yang

dikemukaan oleh Depkes RI dalam Mariance 2004 bahwa semakin sering

seseorang mandi maka semakin banyak pula usahanya mencegah penyakit

yang ditularkan melalui sentuhan kulit.

2. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai menggosok gigi

Hasil penelitian didapatkan bahwa informan ada yang mempunyai alat

dan bahan untuk menggosok gigi yang lengkap, ada juga yang tidak lengkap.

Informan mempunyai alat dan bahan tidak lengkap mengatakan tetap

menyikat giginya dengan cara meminjam atau meminta alat dan bahan

tersebut kepada temannya, hal yang sama juga dikemukakan oleh Heryanto

dalam penelitiannya tahun 2004 bahwa 17,4% responden santri menggunakan

sikat gigi bersama. Akibatnya bakteri akan berpindah dari orang yang satu ke

orang yang lain dengan sikat gigi yang dipinjamkan atau yang di pinjam

tersebut meski sudah di bersihkan sekalipun (Anonim). Sedangkan informan

lain dalam penelitian ini menggunakan jari tangannya sebagai sikat gigi

akibatnya tidak dapat membersihkan makanan pada celah antara gigi dan gusi.

Selain itu ada juga informan yang memilih tidak menggosok gigi, hal ini tentu

saja akan mengakibatkan terjadinya pembusukan gigi, karena pada dasarnya

sebagian plak dan bakteri di permukaan gigi akan menghilang dengan

menyikat gigi. Seperti yang dituliskan dalam buku karangan Diagram group
81

1999 gigi harus disikat segera setelah makan, karena asam akan segera mulai

terbentuk dan plak akan terbentuk hanya dalam beberapa jam saja.

Di dapatkan pula bahwa frekuensi menggosok gigi mereka dipengaruhi

oleh kurangnya biaya informan untuk membeli lagi alat dan bahan untuk

menggosok gigi yang habis atau hilang karena di pinjam atau diminta

temannya tanpa ijin. Selain itu didapatkan pula beberapa informan yang

membuka botol, meretakan biji keras seperti es batu, dan memutuskan benang

dengan gigi. Hal ini tentu dapat membuat gigi menjadi rusak dan aus. Seperti

yang dituliskan dalam buku karangan Diagram group 1999 gigi dapat rusak

karena kebiasaan yang tidak hati-hati atau karena gagal melindunginya

dengan benar dalam situasi tertentu.

3. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan rambut

Perry dan Potter 2005 mengatakan bahwa penampilan dan kesejahteraan

seseorang sering kali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai

rambutnya. Dalam penelitian ini dilakukan informan dengan cara sering-

sering menyisir rambut setiap kali sehabis mandi dan tiap kali membuka

kerudung, ada juga yang mengatakan menyisir rambut tiap kali melihat sisir

rambut dan cermin. Selain itu informan juga menggunakan minyak rambut

tiap kali setelah mandi, ada juga informan yang mengatakan apabila kepala

terasa gatal maka setiap sebelum tidur ia menyisir rambutnya dengan sisir

kutu. Informan lain mengatakan bahwa ia mencuci rambutnya dengan sampo


tiap kali ia mandi. Perry dan Potter dalam Fundamental Keperawatan, 2005

menuliskan bahwa penyisiran dapat membentuk gaya rambut dan mencegah

rambut kusut, sedangkan keramas dapat membersihkan rambut dari debu, dan

mengurangi produksi minyak berlebih di kulit kepala sehingga rambut tidak

menjadi lengket, dan kulit kepala pun menjadi bersih.

Dalam penelitian ini diketahui bahwa informan memiliki bahan dan alat

yang digunakan untuk merawat rambut seperti sampo, handuk milik sendiri,

air mengalir atau air yang belum dipakai, sisir rambut milik sendiri, sisir kutu

milik sendiri, minyak rambut milik sendiri, tutup kepala milik sendiri. Ada

juga informan yang tidak memiliki bahan dan alat yang lengkap sehingga

harus meminjam sisir, handuk, kerudung/kopiah (tutup kepala) pada temannya

hal ini bertentangan dengan yang dikatakan Diagram group 1999 bahwa

jangan meminjamkan sikat rambut atau sisir kepala kepada siapapun atau pun

meminjam sikat dan sisir orang lain karena penularan penyakit rambut dan

kulit kepala bisa terjadi lewat barang yang dipinjam/yang dipinjamkan. Ada

juga informan yang meminta sampo kepada temannya atau mengurangi

frekuensi bersampo. Dari hasil observasi juga diketahui bahwa ada beberapa

informan laki-laki yang belum mencukur rambutnya sekalipun sudah agak

panjang, Ananto 2006 dalam bukunya bahwa anak laki-laki memangkas

rambutnya bisa 1-2 bulan sekali atau sesuai keadaan.

Informan mengatakan bahwa terjadinya pinjam meminjam atau minta

meminta alat dan bahan untuk merawat rambut, rambut panjang yang tidak
83

dipangkas pada anak laki-laki karena uang yang diberikan orang tua tidak

cukup untuk membiayai hidupnya di pondok, informan juga mengatakan

kadang mereka juga dikejar waktu untuk melaksanakan disiplin pondok,

sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk merawat rambut.

Diantara informan ada juga yang menutup kepalanya secara permanen,

hal itu karena informan merasa malu dengan jenis rambut gimbalnya

sekalipun telah dipotong sangat pendek. Berbeda dengan Diagram group 1999

yang menyebutkan bahwa salah satu dari hal-hal yang jangan dilakukan pada

rambut adalah menutup rambut secara permanen dengan kerudung atau topi

karena udara sangatlah penting untuk kesejahteraan rambut dan kulit kepala.

Beberapa informan juga menyebutkan langkah-langkah mencuci rambut

yang mereka ketahui dari orang tuanya sendiri atau dari teman. Informan juga

menyebutkan kalau ia pernah di beri tahu oleh temannya bahwa perempuan

yang sedang haid tidak boleh memotong rambutnya. Perilaku seseorang

dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu

penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk

dicontoh (Notoatmodjo, 2007).

4. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan mata


Dari hasil penelitian ditemukan bahwa beberapa informan tidak

membaca di tempat yang terang, hal tersebut karena memang lampulampu

yang digunakan untuk belajar cahayanya kurang, informan juga ada yang

membaca dengan jarak yang dekat karena tulisan yang mereka baca kecil-

kecil. Sedangkan informan yang membaca sambil tiduran karena mereka tidak

mempunyai meja belajar. Informan lain juga terlihat menggosok matanya

dengan tangan yang kotor atau dengan lengan bajunya. Ketidak tahuan

informan dalam merawat mata karena ustadzah hanya memberitahukannya

ketika ada yang sakit mata saja, sehingga yang mengetahui hanya beberapa

orang saja

Perry dan potter 2005 mengatakan bahwa secara normal tidak ada

perawatan khusus yang diperlukan untuk mata, karena secara terus-menerus

dibersihkan air mata, kelopak mata dan bulu mata yang mencegah masuknya

partikel asing. Namun kebiasaan yang terus-menerus yang dilakukan oleh

mata dapat melelahkan mata sehingga fungsi mata akan berkurang jika tidak

di rawat dengan baik.

5. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan hidung

Perawatan hidung dapat dilakukan dengan mengangkat sekresi hidung

secara lembut dengan membersihkan kedalam dengan tissue lembut (Perry

dan Potteer, 2005). Dalam penelitian ini hampir semua informan mengatakan

bahwa hidungnya dibersihkan setiap hari walaupun tidak dengan


85

menggunakan tissu, informan lain mengatakan bahwa ia membersihkan

hidungnya saat mandi. Informan juga mengatakan bahwa ia mengetahui cara

menjaga kebersihan hidung dari orang tuanya.

6. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan telinga

Dalam penelitian ini diketahui bahwa informan tidak mengetahui cara

merawat telinga, walaupun ada juga yang membersihkan telinganya dengan

rumput ilalang informan mengaku hal itu dilakukan agar pendengarannya

lebih tajam, hal ini bertentangan dengan yang dikatakan Noerbaeti dalam

jurnal Astuti 2006 bahwa mengorek telinga cukup di bagian yang kelihatan

oleh mata saja, karena telinga mempunyai mekanisme sendiri untuk

mengeluarkan dan menghambat benda asing yang masuk. dan ada juga yang

membersihkan telinga saat mandi. Perry dan Potter, 2005 menuliskan dalam

bukunya bahwa pembersihan telinga dilakukan saat mandi dengan

menggunakan waslap yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga dengan

lembut.

7. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai mencuci

tangan/merawat tangan

Pada umumnya informan santri mempunyai bahan dan alat yang

digunakan untuk mencuci tangan yaitu sabun milik sendiri, handuk/kain

bersih milik sendiri untuk mengelap tangannya, dan air mengalir. Ada juga

informan yan mempunyai gunting kuku, walaupun ada juga beberapa diantara
informan yang tidak memiliki alat dan bahan yang lengkap. Karena itulah

informan menggunakan bahan dan alat lain seperti mencuci tangan dengan air

yang ada di bak mandi yang belum di kuras, mencuci tangan dengan sabun

bekas cuci piring, mengeringkan tangannya dengan rok/celana yang mereka

pakai, ada juga yang mencuci tangan tanpa sabun, dan ada juga yang tidak

mencuci tangannya sama sekali. Akibatnya kuman dan bakteri penyebab

penyakit dari air tidak bersih tersebut berpindah ke tangan, atau kuman dan

bakteri penyebab penyakit yang memang sudah ada pada tangan, karena tidak

mencuci tangan atau tidak mencuci tangan dengan benar, kuman dan bakteri

tersebut akan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit

seperti diare, kolera, disentri, typhus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Flu burung atau Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS). Depkes RI, 2008 juga didapatkan data bahwa mencuci

tangan menggunakan sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh

kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.

Dari hasil penelitian juga di dapatkan bahwa informan sudah

mengetahui manfaat dari mencuci tangan yaitu sebagai langkah awal

mencegah penularan penyakit. Pengetahuan tersebut mereka dapatkan dari

orang tua, teman, ustadzah, informasi yang ada dalam tiap kemasan alat dan

bahan personal higien seperti kemasan sabun mandi dan pasta gigi, dan dari

televisi yang mereka lihat saat mereka pulang ke rumah.

Pengetahuan juga tidak selalu dapat menyebabkan perilaku, hal tersebut


87

dapat dibuktikan dengan di dapatkannya informan yang mengatakan mencuci

tangan hanya ketika mandi saja, informan lain juga mengatakan wudlu juga

sebagai cuci tangan, informan lain juga mengatakan mencuci tangannya saat

sebelum dan sesudah makan saja, ada juga informan yang mengatakan cuci

tangan sebelum dan sesudah masak saja. Beberapa diantara informan juga

terlihat ada yang menunda mencuci tangan karena asik bercerita saat makan,

informan laki-laki juga terlihat tidak langsung cuci tangan setelah buang air

besar karena kamar mandinya berjauhan dengan letak jamban cemplung yang

mereka gunakan, sama halnya dengan penelitian penelitian Heryanto 2004

bahwa 32,7% santri tidak mencuci tangan sebelum makan, dan 67,3% tidak

mencuci tangan setelah buang air besar, hal tersebut dikarnakan kondisi

lingkungan Pondok Pesantren jumlah (kondisi) air bersih, kamar mandi dan

jamban kurang. Diantara mereka juga ada yang memelihara kukunya tetap

panjang, berbeda dengan penelitian Lipriyana 2003 bahwa 82% santri

berkuku pendek, ada juga informan yang mengikir habis sudut kukunya, ada

juga informan yang membiarkan kotoran kuku tetap berada di bawah kuku.

Akibatnya kuku menjadi tidak menarik dan tidak higienis; selain itu kuku pun

dapat dihuni bakteri (Diagram group, 1999) yang dapat menyebabkan sakit

dan menyebarkan penyakit.


8. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan kaki

Perawatan kaki dalam penelitian ini dilakukan informan dengan

mempunyai alas kaki yang pas panjangnya, lebarnya dan kedalamnya. Ada

juga informan yang tidak menggunakan kaos kaki karena informan tersebut

tidak memiliki kaos kaki, beberapa informan tidak peduli dengan kesehatan

dan kebersihan kaki dan kuku kakinya, hal tersebut dapat dilihat dari perilaku

informan yang tidak memotong kuku kakinya, informan yang tidak

membersihkan kotoran di bawah kuku kakinya, tidak memakai alas kaki

(sandal) saat keluar dan masuk asrama, keluar masuk masjid, dan keluar

masuk kamar mandi. Tidak langsung mencuci kaki saat kakinya kotor yang

mengakibatkan kotoran dan keringat yang ada di kaki tidak terbuang

(Diagram group, 1999), ada juga informan yang mengalami badosi pada

kakinya. Beberapa informan mengatakan tidak memakai alas kaki sudah

menjadi hal biasa yang mereka lakukan sejak dari rumah mereka, sehingga

tidak memakai sandal bukanlah suatu masalah bagi informan. Informan lain

mengatakan walaupun tidak memakai sandal tapi kalau mau masuk masjid

tetap harus mencuci kaki terlebih dahulu atau memakai sandal orang lain

dahulu kemudian cuci kakinya. Akibatnya bibit penyakit akan masuk ke

dalam tubuh melalui kulit telapak kaki yang tidak memakai alas kaki (sepatu

atau sandal) (Ananto,2006).

Walaupun begitu ada beberapa orang juga yang merawat dan

membersihkan kaki dan kuku kakinya. Mereka mengakui mengetahui hal


89

tersebut dari ustadzah, teman, dan orang tua mereka.

9. Gambaran perilaku personal higien santri merawat pakaian

Ananto 2006 menyebutkan dalam bukunya bahwa pakaian berguna

untuk melindungi kulit dari kotoran yang berasal dari luar, untuk membantu

mengatur suhu tubuh, untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh.

Pada umumnya semua informan dalam penelitian ini mempunyai pakaian

ganti dan pakaian dalam ganti, namun jumlahnya berbeda-beda ada yang

melebihi ketentuan, ada yang sesuai ketentuan, ada juga yang memiliki

kurang dari jumlah pakaian yang ditentukan. Jumlah pakaian yang di tentukan

oleh pondok pesantren dalam penelitian ini adalah 6 stel pakaian, 2 buah kaos

dalam, 3 buah bra, 4 buah celana dalam.

Hasil penelitian juga ditemukan informan bergantian pakaian dengan

temannya seperti selimut, handuk, pakaian sehari-hari, pakaian solat, pakaian

olahraga, pakain sekolah, namun untuk pakaian dalam informan mengatakan

tidak pernah bergantian pakaian dalam dengan temannya. Sama halnya

dengan penelitian yang dilakukan oleh Heryanto tahun 2004 bahwa 15, 5%

responden santri menggunakan handuk bersama. Ada juga informan yang

mengganti pakaian dan pakaian dalamnya 2x dalam sehari dan mengganti

pakaian dalam 3x dalam sehari ketika haed, berbeda halnya dengan penelitian

yang dilakukan Heryanto tahun 2004 bahwa ganti bersih pakaian setiap 3 hari

23,5%, ganti bersih pakaian dalam setiap 3 hari 15,0%. Akibatnya pakaian
tidak dapat melindungi kulit dari kotoran yang berasal dari luar juga tidak

dapat mencegah masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh, maka dari itu

pakaian hendaknya diganti setiap selesai mandi dan bila kotor atau basah

karena keringat atau kena air hujan (Ananto, 2006).

Informan lain juga terlihat tidak mengangkat jemurannya walaupun

sudah berhari-hari akibatnya warna pakaian menjadi pudar dan terlihat lusuh,

ada juga informan lainnya yang merendam pakaiannya dalam waktu yang

lama di kamar mandi hal ini mengakibatkan pakaian cepat lusuh, serat kain

menjadi rapuh, dan kuman semakin berkembang biak. Ada juga yang

menumpuk pakaian kotor di dalam lemari karena takut diberi sangsi oleh

bagian kebersihan sehingga informan hanya mencuci 1x dalam seminggu,

Akibatnya kuman-kuman dari pakaian kotor berkembangbiak lebih banyak,

dan akan berpindah ke pakaian bersih yang membuat gatal di badan serta

menyebabkan alergi dan tumbuhnya jamur-jamur di kulit (Hario dkk, 2005).

Maka pakaian yang kotor sebaiknya dicuci sesegera mungkin. Ustadzah

mengatakan hal tersebut terjadi karena orang tua kurang mendukung anaknya

tinggal di Pondok Pesantren, dan kebanyakan orang tua memberi bekal yang

pas-pasan pada anaknya.

Perilaku santri tersebut disebabkan oleh faktor sosial budaya pondok

yang menjungjung tinggi kebersamaan termasuk dalam hal berpakaian,

jumlah santri yang banyak, pengawasan dari pimpinan pondok dan ustadzah

pengasuhan yang kurang, fasilitas yang kurang mendukung dan faktor


91

kebiasaan sebelum datang ke pondok (Badri, 2007).

Beberapa informan lain yang menjaga kebersihan pakaiannya dengan

baik mengakui mengetahui hal tersebut dari ustadzah, dan orang tua. Depkes

RI, 1997 juga menyebutkan untuk mengganti dan mencuci pakaian setiap hari

agar terhindar dari penyakit. Selain itu pula diupayakan untuk tidak bergantian

baju, selimut, handuk, untuk menghindari resiko penularan penyakit kulit.


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Informan mempunyai bahan dan alat untuk mandi seperti handuk, sabun

mandi, pakaian bersih, deodorant, hand body, gayung. Informan yang tidak

mempunyai alat dan bahan terpaksa meminjam/meminta, atau mandi tanpa

memakai alat dan bahan mandi. Informan menggunakan air yang sudah

dipakai (bak besar) informan yang mempunyai alat dan bahan melakukan

langkah-langkah mandi dengan teratur. Kebiasaan santri jika mandi pagi jam

09.00 pagi tapi kadang-kadang menjadi jam 11.30 siang dan mandi sore jam

17.00. Informan juga mengetahui manfaat mandi dan sikap informan

terhadap mandi juga baik. Rata-rata informan mandi 2x sehari. Sebagian

besar informan mengetahui pentingnya mandi dari informasi dalam kemasan

sabun mandi, ustadzah, dan orang tua informan. Biaya yang diberikan

sebagian besar informan tidak mencukupi jika harus dibelikan sabun mandi,

deodorant dan handbody.

2. Informan mempunyai bahan dan alat untuk menyikat gigi seperti sikat gigi,

pasta gigi, gayung bersih/gelas bersih, lap kering/tissu dan hanya sedikit

sekali informan yang mempunyai obat kumur. Informan yang tidak

mempunyai alat dan bahan terpaksa meminjam/meminta, atau menggunakan

alat dan bahan seadanya saja, atau menyikat gigi menggunakan jari atau tidak
93

menggosok gigi. Kebiasaan santri biasanya menyikat gigi setiap kali ia mandi

dan tergantung ada tidaknya pasta dan sikat gigi. Sebagian informan

mengetahui manfaat menyikat gigi dan sikap informan dalam menyikat gigi

juga baik. Rat-rata informan menyikat gigi 2x sehari. Sebagian besar

informan mengetahui pentingnya menyikat gigi dari informasi dalam

kemasan pasta gigi, ustadzah, televisi, dan orang tua informan. Biaya yang

diberikan sebagian besar informan tidak mencukupi jika harus dibelikan pasta

gigi atau sikat gigi, karena informan diberi bekal perminggu dan terkadang

telat.

3. Informan mempunyai bahan dan alat untuk merawat rambut seperti sampo,

handuk, penutup kepala/kerudung, namun untuk alat dan bahan lain seperti

halnya juga tutup kepala/kerudung, handuk, sisir rambut, sisir kutu, informan

saling meminjamkan alat tersebut. Informan juga menggunakan air yang

sudah dipakai (bak besar) untuk keramas. Sebagian informan yang tidak

mempunyai sampo sehingga mencuci rambutnya tanpa sampo atau meminta

sampo pada temannya. Informan biasanya menyisir rambutnya tiap kali

informan menemukan sisir dan cermin walaupun sisir tersebut bukan

miliknya. Informan juga ada yang menutup kepalanya secara permanen

karena malu. Rata-rata informan berkeramas 2x sehari, menyisir rambut

setiap kali menemukan sisir rambut dan membuka kerudung, menyisir

rambut dengan sisir kutu kalau gatal saja. Sebagian besar informan

mengetahui pentingnya merawat rambut dari ustadzah, dan orang tua


informan, teman, dan televisi. Biaya yang diberikan sebagian besar informan

tidak mencukupi jika harus dibelikan sampo.

4. Informan kurang memperhatikan kebersihan dan kesehatan mata, hidung dan

telinga, walaupun ada juga informan yang memperhatikan kebersihan dan

kesehatan hidung dan telinga.

5. Informan mencuci tangan tidak menggunakan sabun sebagian kecil mencuci

tangan menggunakan daun jambu, dan tidak menggunakan air bersih,

informan juga mengelapkan tangannya pada rok/celana yang mereka

kenakan. Sebagian informan memilih memanjangkan kukunya dan sebagian

lagi memilih kukunya tetap pendek, walaupun begitu informan mengetahui

pentingnya mencuci tangan dan menggunting kuku, juga cara mencuci tangan

yang baik dari teman dan media informasi dari tiap kemasan alat mandi.

6. Informan mempunyai sandal, namun sebagian besar informan juga tidak

mempunyai sepatu, kaos kaki, dan gunting kuku. Walaupun begitu informan

tetap mencuci kakinya jika akan memasuki masjid. Informan lebih menyukai

berjalan kaki tanpa alas kaki walaupun mengetahui pentingnya memakai alas

kaki. Informan mencuci kaki dengan sabun hanya ketika mandi saja, sebagian

informan yang tidak mempunyai sandal terpaksa meminjam sandal temannya.

Ustadzah pun sering melakukan pemeriksaan sandal.

7. Informan dalam merawat pakaiannya dengan cara mencuci, menjemur,

melipat, dan memberi pewangi pada pakaiannya. Informan yang tidak


95

mempunyai sabun cuci, sikat cuci, dan pewangi mengatakan terpaksa

meminjam/meminta pada temannya atau menumpuk pakaian kotornya di

dalam/diatas lemarinya. Informan juga sering bergantian selimut, handuk,

pakaian sehari-hari, pakaian solat, pakaian olahraga, pakaian sekolah dengan

temannya. Untuk informan perempuan sebagian besar informan tidak

menjemur pakaian dalam bekas haid, malah menyimpannya di dalam lemari

atau ember cucian. Informan juga tidak membuang pembalut bekas ia pakai,

malah menyimpannya di dalam lemari atau ember.

B. Saran

1. Memberikan informasi yang menyeluruh kepada semua santri tentang

personal higien dan pelatihan mengenai kebersihan rambut, pakaian dalam,

penggunaan pembalut, cara melakukan personal higien saat haid, perawatan

kaki, dan mencuci tangan. Melakukan pengawasan yang konsisten (disiplin

tinggi) dalam mengawasi dan menindak setiap pelanggar peraturan yang

berkaitan dengan personal higien dengan melibatkan pengurus organisasi.

Menambahkan sarana dan fasilitas untuk kegiatan personal higiene.

2. Sebaiknya mengadakan rapat orang tua murid atau pemberitahuan mengenai

kebutuhan personal higien santri di pondok pesantren setiap setengah tahun

atau satu tahun sekali untuk menigkatkan dukungan keluarga terhadap

pembiayaan anaknya di pondok pesantren

3. Sebaiknya puskesmas bekerja sama dengan pesantren dalam mengadakan dan


mengoptimalkan Poskestren untuk meningkatkan pengoptimalan perilaku

personal higiene demi terciptanya kesehatan dan kesejahteraan warga

pesantren. Dan memberikan pendidikan kesehatan kepada warga pesantren.

4. Penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan studi penelitian kuantitatif yang

berhubungan dengan status ekonomi dan dukungan keluarga terhadap status

personal higien anaknya di pondok pesantren


97

DAFTAR PUSTAKA

Ananto, Purnomo (2006). UKS Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah. Bandung: Yrama widya

______, Menggosok Gigi Yang Baik. Artikel ini di unduh dari: http//encana.netai.net/?

Menggosok_Gigi_Yang_Baik. Diakses tanggal 30 September 2010


97

Astuti, Marfuah P, (2006) (akces), Serba-serbi Merawat Telinga. Artikel ini di unduh
dari: http://www.mail-archive.com/milis-nikita@news.gramedia-majalah.com/
diakses tanggal 22 april 2009

Badri, Mohammad, (2007), Hygiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren Wali


Songo Ponorogo. Article from journal Media Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Vol.17 No. 02 hal 20-27. Depkes RI: jakarta

Diagram goup (1999), Tubuh Sehat Pedoman Pemeliharaan. Alih bahasa Susi
Purwoko, Jakarta: Arcan

Depdiknas, (2008) KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA, edisi

keempat, PT gramedia pustaka utama, jakarta

Depkes RI, Laporan Hasil Riskesdas Profinsi Banten.2007. Jakarta : Badan


Litbangkes

Depkes RI (1997). Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Jumsih : Depkes RI. Jakarta

Depkes RI, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (1997). Bunga Rampai Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga. Depkes RI: jakarta

Depkes RI (1998). Pedoman Prilaku Higiene. Depkes RI, jakarta (saduran Drs. H
suklan , Skm.Msc)

Depkes RI, (2008). Pembangunan Kesehatan di Indonesia Tahun 2004-2007: Depkes


RI Jakarta

Depkes RI, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat (2007). Pedoman


Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren: Depkes RI,
Jakarta

Depkes RI, Pusat Promosi Kesehatan (2008) Rumah Tangga Ber-Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat: Depkes RI, Jakarta
Dinkes Kabupaten Karawang, (2008)

Fitria, Ana (2007). Pamduan Lengkap Kesehatan Wanita. Yogyakarta: GALA ILMU
SEMESTA

Haedari, HM Amin, dkk (2000). Masa Depan Pesantren dalam Tantangan


Modernitas dan Tantangan Komplesitas Global. Jakarta: IRD PRESS

Handajani, Sri (2007). Hubungan antara Praktik Kebersihan Diri dengan Kejadian
Skabies di Pondok Pesantren Nihayatul Amal Waled Kabupaten Cirebon.
Artikel ini diunduh dari:
97

http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=3264. Diakses tanggal


04 juni 2009

Hario tilarso dkk, (2005). Panduan Peningkatan Kesehatan Santri. cv Jakarta :


Kutabuloh Manunggal
97

Herryanto, (2004). Model Peningkatan Higiene Sanitasi Pondok Pesantren di


Kabupaten Tangerang Tahun 2004. Artikel ini diunduh dari:
http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/abstrak/Herryanto200401.pdf. di akses
tanggal 11 maret 2009 di kampus pasca sarjana

Hinchliff, sue (1999). Kamus Keperawatan. ed 17. Jakarta : EGC

Hidayat,A.aziz Alimul. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa


Data. Jakarta: Salemba Medika

Kozier et al, (1998), Fundamental of Nursing Concepts, Proses and Practice. 5th ed,
addison-wesley: california.

Kresno, sudarti, dkk. (1999). Aplikasi Penelitian Kualitataif dalam Pemantauan dan
Evaluasi Program Kesehatan. Depok : FKM UI dan Pusat Data Kesehatan
Depkes RI.

Lipriyana (2003). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Santri Berkaitan


dengan Kebersihan Diri dan Kesehatan Lingkungan di Pondok Pesantren
Assidiqiyah Kebon Jeruk Jakarta Barat Tahun 2003. Depok: FKM UI

Magfirah, Nurlaela (2002). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku


Higiene Perorangan pada Siswa SLTP di Panti Sosial Asuhan Anak Kota
Depok Tahun 2002. Depok: FKM UI

Mariance, Octavia (2004). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Praktek


Kebersihan Perorangan pada Anak Didik Lapas Anak Pria Tahun 2004.
Depok: FKM UI

Marfuah, (2008). Studi Kualitatif Pengetahuan dan Perilaku Menstruasi Pada Siswi
Kelas 1 SMPN 1 dan MTS Al-Furqan Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang
Tahun 2008. Depok : FKM UI

Masyhud M Sulthon, Moh Khusnurdilo. (2004). Manajemen Pondok Pesantren.


Jakarta: Diva pustaka

Nuraeni (2005). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Santri Berkaitan dengan


Kebersihan Diri di Pondok Pesantren Al-Inayah di Serang Ilir Karang Asem
Cibeber Cilegon Banten. STIKES Faletehan Prodi Keperawatan, Serang

Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan Pedoman


Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. ed.2. Jakarta: Salemba
Medika

Notoatmodjo, S (2007). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

Potter, Patricia A dan Anne Griffin Perry, (2005), Buku Aja Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Volume 1. ed.4. Jakarta : EGC

Potter, Patricia A dan Anne Griffin Perry (2005). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik.Volume 2. ed.4. Jakarta : EGC
97

Pradjawanto A, (2009), Personal Higiene (Kebersihan Diri). Artikel ini di unduh


dari: http://www.kreasimahasiswa.page.tl/KEPERAWATAN-DASAR-
_I.htm?PHPSESSID=63467ff4a54100dde414138a6e8c1165. di akses tanggal 05
april 2009
97

Riskesdas, (2007). Presentase Rumah Tangga yang berPHBS. Artikel ini diunduh
dari: http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=447. Diakses tanggal 12
mei 2009

Sari S, dkk. Hubungan Faktor Predisposisi dengan Perilaku Personal Higiene Anak
Jalanan Bimbingan Rumah Singgah Yayasan Masyarakat Sehat Bandun.
Majalah Keperawatan Unpad, Volume 8 No XV September 2006 Maret
2007, Bandung: FIK Universitas Padjajaran
97

Saroso, sulianti (2007). Cuci Tangan. Artikel ini diunduh dari:


http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=169#top. Diakses tanggal 05 april
2009
97

Sholihah, Nikmatus (2006). Gender dan Jenis Kelamin. artikel ini diunduh dari:
http://pmiiliga.wordpress.com/2006/10/09/nikmatus-sholihah-gender-dan-jenis-
kelamin/. Diakses tanggal 10 juni 2009

Suliswati, dkk (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Syaifuddin (2006). Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan,ed 3, EGC:


jakarta

Tambunan, Raymond (2009). Kualitatif. Artikel ini diunduh dari :

http//rumahbelajarpsikologo.com. Diakses tanggal 25 November 2009


97

Wijayanti, Fitriana (2008). Hubungan antara Perilaku Sehat dengan Angka Kejadian
Pedikulosis Kapitis pada Santriwati Pondok Pesantren Darul Ulum
Jombang. Artikel ini diunduh dari: http://digilib.unej.ac.id/go.php?id=gdlhub-
gdl-clipp-2008-fitrianawi-1718&PHPSESSID=dd6ff3db79616702c252bf6b6a00cbf2.
Diakses tanggal 4 juni 2009
97

Yulfira Media (2002). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penduduk dalam Kaitannya
dengan Kesehatan Lingkungan dan Higiene Perorangan di Kabupaten
Subang, Jawa Barat. Artikel ini di unduh dari:
http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-grey-2002-yulfira-489-
personal&node=198&start=6 diakses tanggal 10 maret 2009 di kosan
Lampiran.
Lembar cheklist

Nomor Item yang diamati Ya Tidak

I Perawatan rambut:

Bahan / barang dan alat yang digunakan :

1. Sampo

2. Handuk milik sendiri

3. Air mengalir atau air yang belum dipakai

4. Sisir milik sendiri

5. Sisir kutu milik sendiri

6. Minyak rambut milik sendiri

7. Penutup kepala / kerudung milik sendiri

Hal-hal baik yang dilakukan pada rambut :

1. Menggunting rambut secara teratur 1 bulan sekali

Hal-hal buruk yang dilakukan pada rambut :

1. Sering menggaruk kepala karena gatal disebabkan oleh


kutu rambut

2. Menutup kepala dengan tutup kepala / kerudung secara


permanen

II Perawatan kulit :

Bahan / barang dan alat yang digunakan:

1. Handuk milik sendiri

2. Sabun mandi milik sendiri

3. Air mengalir/air yang belum pernah dipakai

4. Hand body milik sendiri

5. Deodorant milik sendiri

6. Pakaian yang bersih

7. Gayung
III Perawatan gigi dan gusi :

Bahan / barang dan alat yang digunakan:

1. Sikat gigi milik sendiri

2. Pasta gigi milik sendiri

3. Gayung yang bersih atau gelas yang bersih

4. Lap kering yang bersih atau tissue / handuk milik


sendiri

5. Obat kumur

Hal-hal buruk yang dilakukan pada gigi :

1. Membuka botol,

2. meretakan biji keras

3. memutuskan benang dengan gigi

4. menggunakan tusuk gigi untuk membersihkan


makanan sisa di gigi

IV Perawatan tangan:

Bahan / barang yang digunakan:

1. Sabun milik sendiri

2. Air yang mengalir

3. Handuk/kain bersih milik sendiri

4. Gunting kuku milik sendiri

Langkah-langkah mencuci tangan:

1. Menggunakan air yang belum pernah dipakai

2. Membasahi tangan dengan air yang mengalir

3. Menyabuni tangan

4. Menggosok tangan satu sama lain sampai berbusa

5. Mengalirkan air pada tangan sampai semua sabun


dapat dibersihkan

6. Bila perlu, mengulang langkah-langkah sebelumnya


sampai kotorannya hilang

7. Mengeringkan tangan tanpa rekontaminasi dengan


cara:
a. Mengipas-ngipaskan tangan

b. Mengeringkan dengan handuk/kain yang bersih

Hal-hal baik yang dilakukan pada tangan :

1. Mencuci tangan sebelum makan

2. Mencuci tangan setelah makan

3. Mencuci tangan setelah buang air besar dan buang air


kecil

4. Menjaga kebersihan kuku dan merawat kuku tetap


pendek dengan gunting kuku

Hal-hal buruk yang dilakukan pada tangan :

1. Memelihara kuku tetap panjang

2. Tidak mencuci tangan dengan segera ketika tangannya


kotor

3. Memotong atau mengikir habis sudut kuku

4. Memotong kuku dengan gigi / menghisap jari

5. Membiarkan kotoran tetap berada di bawah kuku


V
Perawatan pakaian dan pakaian dalam

Bahan / barang dan alat yang digunakan :

1. Pakaian ganti 6 stel

2. Pakaian dalam :

a. Kaos dalam sedikitnya 2 buah

b. Bra sedikitnya 3 buah

c. Celana dalam sedikitnya 4 buah

3. Sikat cuci milik sendiri

4. Sabun cuci / deterjen cuci milik sendiri

5. Pewangi pakaian milik sendiri

Hal-hal baik yang dilakukan pada pakaian :

1. Memakai pakaian yang bersih

2. Mengganti pakaian :

a. Setiap selesai mandi


b. Bila kotor / basah karena keringat / air hujan

3. Mencuci dan menjemur langsung pakaian luar dan


dalam yang kotor di bawah sinar matahari

4. Mengambil dan melipat pakaian segera setelah kering


di jemur

5. Mengganti pakaian sehari-hari dengan pakaian tidur


jika waktunya tidur

6. Mengenakan pakaian sesuai tempat dan situasinya

Hal-hal buruk yang dilakukan pada pakaian :

1. Menumpuk pakaian kotor lebih dari 1 hari

2. Bergantian / memakai milik orang lain :

a. Selimut

b. Handuk

c. Pakaian sehari-hari

d. Pakaian solat

e. Pakaian olah raga

f. Pakaian sekolah

3. Tidak mengangkat jemuran berhari-hari

4. Merendam pakaian dalam waktu yang lama

Perawatan kaki
VI
Bahan / barang dan alat yang digunakan :

1. Sandal

2. Sepatu

3. Kaos kaki

4. Gunting kuku

Hal-hal baik yang dilakukan pada kaki :

1. Mengenakan alas kaki yang pas, panjang, lebar dan


kedalamannya

2. Jika memakai kaos kaki pakailah kaos kaki yang bersih


tiap hari

3. Potong kuku kaki lurus rata


4. Mengenakan alas kaki setiap ke luar asrama dan masjid

5. Mengenakan alas kaki setiap ke kamar mandi

6. Mencuci kaki setiap kali kotor

7. mengeringkan kaki yang basah dengan handuk


terutama sela-sela jari

Hal-hal buruk yang dilakukan pada kaki :

1. Mengenakan alas kaki yang sempit

2. Mengenakan kaus kaki yang sempit dan kotor

3. Mengorek bagian bawah kuku kaki untuk


membersihkannya
VII Perawatan mata, hidung, dan telinga

1. Membaca di tempat yang terang

2. Membaca dengan jarak tidak kurang dari 30


cm

3. Membersihkan mata dengan boorwater/air


hangat

4. Tissu untuk membersihkan telinga dan hidung


Lampiran
PEDOMAN PERTANYAAN FGD (FOCUS GROUP DISCUSSION)
Informan kunci (santri)

Nama fasilitator/moderator :
Nama pencatat :
Tanggal / hari :
Mulai jam :
Selesai jam :
Jumlah peserta FGD :
Penggunaan tape recorder : Ya____ Tidak____
Mengapa :
Informasi umum :
- Peserta diskusi ada yang dominan : Ya____ Tidak____
- Mempengaruhi kelompok : Banyak____ Sedikit_____
- Partisipasi peserta FGD selama diskusi

Partisipasi peserta Sebagian besar Sebagian Sebagian kecil


FGD
Cukup
Terus menerus
Sangat berfliktuasi /
turun naik
Perkenalan :
Assalamualaikum, adik-adik, Nama saya..................dan teman saya bernama...............
kami ucapkan terimakasih atas kehadiran adik-adik dan diijinkan untuk boleh
berkunjung kesini berjumpa dengan adik-adik sekalian.
Penjelasan tujuan diskusi :
Kami datang kesini untuk memperoleh informasi dari adik-adik tentang perilaku
personal higiene di pondok pesantren ini. Informasi ini nantinya akan digunakan
untuk mengembangkan program kesehatan di pondok pesantren ini terutama untuk
program perilaku personal higiene. Kami tidak akan menilai jawaban adik-adik, tidak
ada jawaban yang benar atau salah. Adik-adik dipersilahkan untuk mengeluarkan
pendapat masing-masing. Kami harapkan adik-adik dapat mengikuti acara ini sampai
dengan selesai.
Prosedur :
Kami mohon ijin untuk menggunakan perekam supaya kami bisa mencatat semua
informasi yang adik-adik sampaikan. Kami juga akan menjaga kerahasiaan identitas
adik-adik. Adik adik boleh menanggapi pendapat adik-adik yang lain, namun kami
akan senang kalau pembicaraan dilakukan secara bergiliran. Acara ini akan
berlangsung sekitar 60 90 menit. Dengan demikian kami mohon kesabaran adik-
adik untuk tetap mengikuti acara ini.
Perkenalan peserta :
Sekarang bagaimana kalau kita saling berkenalan? Silahkan adik-adik menyebutkan
nama, umur, pendidikan, kelas, lama tinggal di pondok pesantren ini.

A. Perilaku Personal Higiene santri

1. Bagaimana adik-adik merawat badan agar badan menjadi bersih dan

sehat? (pengetahuan, kepercayaan, sikap)

2. Apa yang menyebabkan anda ingin melakukan personal higiene?

3. Hambatan apa yang dialami yang menyebabkan tidak bisa dan atau tidak

ingin melakukan personal higien?

4. Seberapa sering informan melakukan tiap-tiap kegiatan personal higien?


(perawatan kulit, perawatan kaki dan kuku, perawatan rambut, higiene

mulut, mencuci tangan, perawatan hidung, perawatan telinga, kebersihan

pakaian) (berapa kali, kapan)

5. Menurut adik-adik apa saja yang biasanya digunakan untuk melakukan

setiap kegiatan personal higiene? (perawatan kulit (mandi), kuku dan kaki,

rambut, hidung, mata, telinga, higiene mulut, mencuci tangan, kebersihan

pakaian)

6. Bagaimana jika bahan dan alat yang digunakan personal higien kurang

memadai?

7. Berapa banyak uang yang di dapatkan dari orang tua anda perbulan?

Digunakan untuk apa saja?

8. Siapa yang mengajari anda melakukan tiap-tiap perilaku personal higien?

(keluarga, guru, ustadz/ustadzah pondok, pengurus organisasi)

9. Siapa yang mengingatkan adik-adik untuk melakukan tiap-tiap personal

higien? (keluarga, guru, ustadz/ustadzah pondok, pengurus organisasi)

10. Apa yang adik-adik lakukan jika tidak ada yang mengingatkan adik-adik

untuk melakukan tiap-tiap tindakan personal higiene?

11. Bagaimana cara adik-adik melakukan tiap-tiap tindakan personal higien?

(langkah-langkah berurutan tiap tindakan)

12. Perilaku personal higien apa saja yang dilakukan adik-adik selaama 24
jam terakhir?

Lampiran

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

Informan Pendukung ( Pengurus organisasi santri )

A. Identitas pewawancara

1. Nama pewawancara :

2. Tanggal pewawancara :

3. Waktu wawancara :

4. Tempat wawancara :

B. Identitas pengurus organisasi santri

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan

4. Kelas :

C. Perilaku personal higiene


1. Apa yang menyebabkan para santri ingin melakukan personal higiene?

2. Apa yang menyebabkan para santri tidak ingin melakukan personal

higiene?

3. Perilaku personal higiene apa saja yang para santri lakukan setiap

harinya?

4. Siapa yang mengingatkan para santri untuk melakukan tiap-tiap tindakan

personal higiene? (keluarga, guru, ustadz/ustadzah pondok, petugas

puskesmas, pengurus organisasi)

5. Dari mana para santri mendapatkan informasi melakukan tindakan

personal higiene yang baik dan benar? (perawatan kulit, perawatan kaki

dan kuku, perawatan rambut, higiene mulut, mencuci tangan, perawatan

hidung, perawatan telinga, kebersihan pakaian)

6. Apa yang dilakukan pengurus jika para santri tidak mau melakukan tiap-

tiap personal higiene setelah diingatkan?

7. Bagaimana pendapat anda tentang informasi yang diberikan kepada santri

untuk berprilaku personal higiene di ponpes jihadul ukhro?

8. Bagaimana menurut pendapat anda tentang kepatuhan santri terhadap

peraturan yang berkaitan dengan perilaku personal higiene di ponpes

jihadul ukhro?

9. Sanksi apa yang biasanya diberikan jika santri melanggar peraturan yang
berkaitan dengan perilaku personal higiene di ponpes jihadul ukhro?

10. Bagaimana menurut pendapat anda tentang kepatuhan santri terhadap

peraturan yang berkaitan dengan perilaku personal higiene di ponpes

jihadul ukhro?

Lampiran

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

Informan Pendukung (Ustadz/ustadzah pengasuh pondok pesantren)

D. Identitas pewawancara

5. Nama pewawancara :

6. Tanggal pewawancara :

7. Waktu wawancara :

8. Tempat wawancara :

E. Identitas pengurus organisasi santri

5. Nama :

6. Umur :
7. Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan

F. Perilaku personal higiene

1. Kegiatan bersama apa saja yang diadakan ustadz/ustadzah untuk menarik

perhatian para santri agar mau melakukan tiap-tiap kegiatan personal

higiene?

2. Bagaimana semua santri melakukan tiap-tiap kegiatan personal

higienenya? Apakah sesuai dengan yang diajarkan/tidak?

3. Apa peran ustadz/ustadzah terhadap perilaku personal higiene santri?

4. Tindakan apa yang dilakukan ustadz/ustadzah jika ada santri yang tidak

melakukan personal higiene?

5. Apa yang menyebabkan para santri ingin melakukan personal higiene?

6. Apa yang menyebabkan para santri tidak ingin melakukan personal

higiene?

7. Seberapa sering para santri melakukan tiap-tiap tindakan personal

higiene? Berapa kali sehari? Kapan?


Lampiran. Matriks : pemikiran dan perasaan informan
Kelompok informan Pertanyaan : bagaimana biasanya informan merawat badannya agar....
Santri
Santri putri Santri putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 - Rajin mandi - Tidak telat makan - Olahraga - Mandi teratur
- Tidak meminjamkan - Mandi teratur - Mandi teratur - Ganti pakean
pakaian - Menjaga kebersihan - Makan teratur - Sikat gigi teratur
- Tidak mejemur baju badan, kaki, tangan - Ganti pakean
lama-lama - Nyuci baju
- Menggunting kuku
- Mengangkat kotoran
kuku
2 - Mandi - Mandi - Jaga pakean tetap - Mandi
- Pakaiannya di cuci - Sikat gigi harum - Gosok gigi
langsung - Mandi teratur pake - Di sampo
- Tidak merendam sabun - Ganti baju
pakaian terlalu lama - Makan teratur
3 - Tidak saling pinjem - Mandi - Olahraga. - mandi
baju - Nyuci baju - Mandi pake
- Tidak saling tuker peralatan mandi
lemari yang kumplit
- Menggunting kuku
4 - Harus mandi Ganti pakean kotor - Mandi pake sabun, - Mandi
- Sikat gigi pake odol dengan pakean yang sampo, sikat gigi san - Nyuci pakean
bersih odol - Nyikat gigi
- Cuci tangan - Ngupil
- Ngorek kuping
5 - Keramas - Mandi - Mandi pake sabun, - Mandi
- Pake baju 1x sehari - Ganti baju dan sampo, - Nyuci
daleman - Cuci pakean
- Cuci muka - Bersihin lemari
- Gosok gigi
6 Memakai sabun mandi batang - Mandi - Mandi, - Mandi
dan sikat gigi bersama - Cuci tangan - Olahraga - Makan
- Makan teratur - Gosok gigi
- Banyak-banyak
minum air putih
Lampiran. Matriks : ...............
Kelompok informan Pertanyaan : apa yang menyebabkan informan ingin melakukan personal higiene
Santri
Santri putri Santri putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 - Supaya bersih - Biar ibadahnya seger Ingin dilihat bersih sama Ya gitu sama teh biar bersih,
- Terhindar dari dan khusu temen-temen rapih katingalna
penyakit
2 - Biar sehat Biar terhindar dari kuman Biar kelihatan ganteng lah Biar enak, badannya ga
- Ga kotor lengket badannya
- Ga bau
- Supaya ada yang
mandang
- Enak liatnya
3 - Biar sempurna - Biar bersih Biar terlihat fresh oleh teman- Biar ga bau dan biar sehat
- Badannya harum - Keramas biar teman atau siapa aja
kutunya hilang
4 - Biar terhindar dari - Supaya badan sehat karena perempuan, ingin Biar kelihatan rapih sama
penyakit - Terhindar dari sehat saja, enak dilihatnya orang lain
- Biar harum kuman
5 Biar ga kumel ga dekil kalo Biar kumana marecatan Ya sama biar fresh, enak Ngeliat orang lain nyaman
di liat orang dilihatnya sama orang melakukannya
6 Biar wanginya harum Biar badan sehat Supaya terlihat ceria, fresh, Biar terlihat bagus dan rapih
Biar seger ganteng, segar, cool gitu bila dilihat orang lain

Lampiran. Matriks : ...................

Kelompok informan santri Pertanyaan : apa yang menyebabkan informan tidak ingin melakukan personal higiene
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 - Males karena - Males semua - Ga punya uang - Jemuran penuh
Ngantri, Ngantuk, tergantung cuaca - Jemuran penuh
Dingin
- Takut ketinggalan ke
mesjid
2 Males karena nunggu yang - Males - Males - Males
mandi terlalu lama - Terburu-buru - Lupa
3 Males bangun pagi Tergantung cuaca - Males karena - Ga da uang
nanggung
4 Males ke air Males karena dingin - Dingin - Males
5 - Males mandi pagi, Males mandi karena dingin - Males - Males
- repot
6 - Males - Takut ke air - Males - Males
- sabun cuci hilang - Takut di hukum - Ngantri
- kehabisan uang - Lupa

Lampiran. Matriks : ....................


Kelompok informan santri Pertanyaan : apa saja hambatan yang informan alami saat melakukan personal higiene
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 - Sabun cuci hilang di - Ngantri lama yang - Diambil sama orang - Ya gitu suka ada
kamar mandi mandi lama banget lain yang ngambil
- Yang punya Ember - Males - Ga punya uang lagi - Ga punya uang lagi
buat nyuci sedikit
2 - Sabun cuci hilang di Yang punya ember Cuma - Suka ada yang pake - ngantri
kamar mandi sedikit jadi cepet habisnya - lupa
- Yang punya ember - Lupa mau beli lagi
Cuma sediit - males
- Naro baju kotor
lama-lama di kamar
mandi suka di sita
3 Yang mandi di dalam kamar - Dingin Ga punya uang Ga punya uang
mandi suka lama - Baknya banyak Kiriman kadang tepat kadang
cacingnya karna telat
belum di kuras-kuras
- Jemuran gelap jadi
takut ngejemur dan
buang sampah softek
malem-malem
4 - WC kurang karna Males karena ngajinya - Ga punya uang Ga punya uang
mampet kemaleman - Di pake orang lain
- Tempat jemuran - Hilang
gelap jadi takut kalo
ngejemur malem
5 Kalo dingin yang haed mandi sorenya Uang habis Sabun cuci hilang
Ga punya uang terakhiran jadi ngejemur Kiriman telat Banyak kegiatan
dalemana takut, soalna
jemuran gelap
6 Kalo baju belum kering ya ga Jemuran gelap takut ke Dipake orang, saat mau Suka ada yang ngambil
pernah ganti baju kan Cuma tempat sampah belakang dipake ga ada Kan jadi ga jadi beberesih
punya baju 2
Ngirit uang jadi 1 untuk
berdua
Kiriman telat

Kelompok informan Pertanyaan : apa yang menyebabkan para santri ingin melakukan personal higiene?
Ustadzah pengasuhan - Ingin di puji
- Sedang dalam masa puber

Kelompok informan Pertanyaan : Apa yang menyebabkan para santri tidak ingin melakukan personal higiene?

Ustadzah pengasuhan - Ga punya alat/ bahan untuk personal higiene


- Ga punya uang

Kelompok informan Pertanyaan : bagaimana pengetahuan informan tentang.......


Pengurus organisasi Pengertian Motivasi Hambatan Kepatuhan
Hmmm.....ga tau teh..... Biar bersih Alat dan bahannya suka hilang Kadang patuh, kadang ngga
Contoh peraturan yang dilanggar?
Harus memakai alat mandi sendiri
Kalo baju dan celana, sisir dan
kerudung?
Sama pinjam meminjam juga
Peraturan apalagi yang suka
dilanggar?
Jangan menyimpan cucian lebih dari
1 hari di kamar mandi,
Kalo rambut?
Laki-laki rambut ga boleh panjang -
panjang
Lampiran. Matriks : sumber-sumber daya (frekuensi)
Kelompok informan santri Pertanyaan : seberapa sering informan melakukan tiap-tiap.....(berapa kali, kapan)
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 - Mandi 2x1 hari, pagi - Mandi 2x1 hari, pagi - Mandi minimal 3x - Mandi 2x 1 hari,
dan sore dan sore sehari pagi jam 9 dan jam
- Nyuci baju tiap da - Sikat gigi 3x1 hari, - Ganti pakean 1x1 17.00 sore
yang kotor kalo ga pagi, sore, sebelum hari - Ganti pakean 1x 2
lagi repot tidur - Olah raga 1x1 hari
- Pake obat kumur minggu - Sikat gigi 2 x 1 hari,
tiap setelah sikat gigi tiap mandi
- Cuci tangan sebelum
dan sesudah makan
- Cuci kaki kalo kotor
2 - Keramas 2x1 hari - Cuci baju tiap ada - Sikat gigi 2x1 hari - Mandi 2/3 x 1 hari,
tiap mandi yang kotor - Mandi 2x1, pagi dan jam 12 siang dan
- Mandi 2x1 hari, pagi - Mandi 2x1 hari, pagi sore jam 17 sore
dan sore dan sore - Sikat gigi 2x1 hari,
- Nyisir rambut 3x1 tiap mandi
hari - Di sampo 2x1 hari,
tiap mandi
- Ganti baju 1x 2 hari
- Nyuci baju 1x
seminggu, hari
minggu
3 - Mandi 3x1 hari, - Mandi 2/1x1 hari, - Mandi 3x1 hari, - Mandi 4x1 hari,
pagi, siang, sore pagi dan sore pagi, siang, sore sebelum sholat
- Pake rexona 3x1 hari - Sikat gigi dan sabun subuh, pagi, sebelum
setiap sehabis mandi mandi tiap mandi dzuhur, sore
- Pake sampo 2x1 hari
4 - Nyisir rambut tiap - Mandi 2x1 hari, pagi - Cuci kaki tiap mau - Mandi 5x, sesudah
buka kerudung dan sore tidur ngaji subuh, sebelum
- Ganti softek 3x1 - Ganti baju tiap hari - Cuci tangan sebelum sholat dzuhur,
hari, pagi, siang, tidur, sebelum dan sebelum sholat
sore sesudah makan ashar, sesudah ngaji
- Ganti celana dalem mandi 2x1 hari kalo ashar
3x1 hari kalo lagi inget - Nyuci pakaian
haed kalo ngga 2x1 1xseminggu
hari, pagi dan sore - Sikat gigi tiap mandi
- Ngeluarin kotoran
hidung tiap mandi
- Membersihkan
telinga tiap 2x1hari
5 - Menggunting kuku - Mandi 2x1 hari, pagi - Mandi maksimal 3x - Mandi 2/3x1 hari,
kalo panjang dan sore minimal 2x1 hari siang dan sore
- Cuci kaki setelah - Ganti softek 3x1 hari pagi dan sore, sikat - Nyuci baju kalo
dari kamar madi dan kalo lagi banyak, gigi 1x2 hari sedang mau
kalo ga pake sendal pagi, sore, mau tidur - Pake sampo 1x1 hari
- Cuci tangan sesudah - Cuci kaki tiap kotor kalo sampona ada
dan sebelum tidur
6 - Nyisir rambut kalo - Mandi 2/3x1 hari, - Mandi 2x1 hari, pagi - Mandi 3x1 hari,
kusut pagi, siang sore dan sore pagi, dzuhur, ashar
- Pake hand body - Cuci tangan sebelum - Pake sabun mandi - Sikat gigi tiap mandi
setelah mandi dan sesudah makan 1x1 hari, kalo ga dan sesudah makan
- Ganti baju 1x1 hari - Keramas 1x1 hari pagi ya sore
- Nyari kutu tiap - Cuci baju tiap ada - Cuci tangan tiap
sebelum tidur yang kotor wudlu
- Nyisir rambut kalo
mau dan ada sisirnya

Lampiran. Matriks : alat dan bahan


Kelompok informan santri Pertanyaan : menurut informan apa saja yang biasanya digunakan dalam .......
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 Mandi : odol, sabun mandi, Sabun mandi, odol, sikat gigi, Sikat gigi, odol, sabun mandi, Anduk, sabun muka, sikat
shampoo handuk sendiri, sisir sendiri, shampoo, handuk sendiri, gigi, odol, minyak rambut,
obat kumur baju ganti, deodorant, minyak deodorant man
rambut, minyak wangi, sabun
cuci, sikat cuci, gunting kuku
2 Mandi : odol, sabun mandi, Sabun mandi, odol, sikat gigi, Handuk sendiri, sikat gigi, Shampoo, sabun mandi, sikat
shampoo shampoo odol, sabun mandi, sabun gigi, odol,
Cuci baju pake sabun cuci. cuci, hand body
3 Keramas pake shampoo Sabun mandi, odol, sikat gigi Sabun colek, sabun mandi, Sabun mandi, odol, sikat gigi,
Keluar asrama / ke kamar sikat gigi, odol, sarung handuk sendiri, minyak
mandi pake sendal sebagai handuk rambut, minyak wangi, hand
body
4 Gunting kuku, sabun cuci Handuk sendiri, sabun, Odol, sikat gigi, sabun mandi, Sabun mandi, odol, sikat gigi,
tangan, handuk milik sendiri, shampoo, odol, sikat gigi cukuran kumis, handuk sendiri, shampoo,
bedak sendiri minyak rambut
5 Sabun mandi, lampu terang Gunting kuku, hand body Sabun mandi, shampoo, sikat Sikat gigi, odol, sabun mandi,
untuk membaca gigi, odol, handuk sendiri, sabun cuci
sabun cuci
6 Sisir, hand body Sampo, baju ganti, ganti Handuk sendiri, sikat gigi Odol, sikat gigi, sabun mandi,
daleman, softex ganti minyak wangi

Lampiran. Matriks : alternatif lain (modivikasi)

Kelompok informan santri Pertanyaan : bagaimana jika bahan dan alat untuk melakukan personal higiene kurang memadai...
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 - Kadang cumi (Cuma Suka beli dulu sebelum habis Ya terpaksa minjem atau Kalo ngga ada ya pake ja
minjem / Cuma minta....soalnya ga betah amis seadanya kecuali sikat gigi
minta) langsung beli lagi. Kalo ngga
- Kadang ga pake ya pake jari ja
2 - Ya terpaksa minta / Beli dulu sebelum habis Ya ngga ngebersihin badan... Minjem / minta ja y gimana
minjem lagi
- Baju kotor di taro di
tempat khusus di
lemari
3 Kalo minjem baju ga pernah Kalo belum beli yang baru Ya sama gitu pinjem / minta Iya terpaksa minjem/minta
tapi kalo minjem yang lain terpaksa minjem/minta kalo habis kalo ngga pake ja yang
iya tergeletak deket kamar mandi
4 Alhamdulillah ana suka beli Beli dulu sebelum habis Kadang minta/punjem Ya terpaksa minjem/minta
sebelum habis tapi Kadang ngga pake gitu
CD setelah di cuci kalo
magrib-magrib d taro di
lemari ja karena gelap
5 Iya sebelum alat/ bahan habis Biasanya beli dulu sebelum Minta / minjem ma orang lain Minjem / minta ja sama yang
udah beli yang baru habis, tapi kalo lupa ya alat/bahannya tergeletak
terpaksa minjem / minta deket kamar mandi
6 - Suka beli sebelum Ga pernah pinjem/ minta jadi Kalo odol dan sabun mandi Ngga pernah minjem/minta,
habis ya ngga pake... ya terpaksa pinjem / minta pake sepunya nya ja, pernah
- Kalo ga pake ja dulu kalo ngga ada juga sikat gigi pake telunjuk
seadanya
Lampiran. Matriks : biaya
Kelompok informan santri Pertanyaan : berapa banyak uang yang di dapatkan dari orang tua anda per bulan
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 80 ribu, untuk jajan, beli alat 150 ribu, untuk jajan, beli alat 90 ribu / 150 ribu, untuk 300 ribu untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, jajan, beli alat dan bahan dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, dan kebersihan diri, ikut kegiatan ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras beli lauk buat makan. Beras pondok, dan beli lauk buat beli lauk buat makan. Beras
13 liter 15 liter makan. Beras 15 liter 15 liter
2 90 ribu, untuk jajan, beli alat 150 ribu, untuk jajan, beli alat 300 ribu untuk jajan, beli alat 250 ribu untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, makan ikut kegiatan pondok, Beras
beli lauk buat makan. Beras beli lauk buat makan. Beras 180 ribu makan 180 ribu
15 liter 15 liter
3 146 ribu, untuk jajan, beli alat 200 ribu, untuk jajan, beli alat 60 ribu untuk jajan, beli alat 300 ribu untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras beli lauk buat makan. Beras beli lauk buat makan. Beras 7 beli lauk buat makan. 7 liter
15 liter 13 liter liter
4 300 ribu, untuk jajan, beli alat 270 ribu, untuk jajan, beli alat 90 ribu/60 ribu untuk jajan, 200 ribu untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, beli alat dan bahan dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, makan kebersihan diri, ikut kegiatan ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras 180 ribu pondok, dan beli lauk buat beli lauk buat makan. Beras
10 liter makan. Beras 7 liter 20 liter
5 240 ribu, untuk jajan, beli alat 80 ribu, untuk jajan, beli alat 120 ribu termasuk untuk 200 ribu untuk jajan, beli alat
dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, iuran kegiatan, alat/ bahan dan bahan kebersihan diri,
ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, dan kebersihan diri dari rumah, ikut kegiatan pondok, dan
beli lauk buat makan. Beras beli lauk buat makan. Beras makan 180 ribu beli lauk buat makan. Beras
10 liter 13 liter 15 liter
6 150 ribu, untuk jajan, beli alat 150 ribu, untuk jajan, beli alat 150 ribu untuk jajan, dan ikut 200/240 rebu untuk jajan,
dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, kegiatan pondok beli alat dan beli alat dan bahan
ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, dan bahan kebersihan diri, dan kebersihan diri, ikut kegiatan
beli lauk buat makan. Beras beli lauk buat makan. Beras beli lauk buat makan. Beras pondok, dan beli lauk buat
10 liter 15 liter 15 liter makan. Beras 15 liter

Kelompok informan Pertanyaan : Seberapa sering para santri melakukan tiap-tiap tindakan personal higiene ? (kapan, dimana)

Ustadzah pengasuhan - Setiap akan ke mesjid mereka dandan dan bersih-bersih


- Setiap bangun subuh anak laki-laki kencing, sikat gigi wudlu sebagian mereka malah ada yang mandi, ganti pakean
ngaji
- Setiap subuh anak perempuan kencing, wudlu, dandan, ganti pakean

Lampiran. Matriks : orang penting sebagai referensi (figur / teladan)


Kelompok informan santri Pertanyaan : siapa yang mengajari .....
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 - Tahu dari bacaan di - Umi - Teman - Sama emih
info produk - Tahu sendiri dari - Teman
- Dari ustadzah info produk
2 - Teman - Orang tua - Sama mamah - Mamah
- Suka baca sendiri d - Teteh
tulisan produknya
3 - Dari ustadzah - Mamah - Ibu - Orang tua
- Nenek - Bapak
4 - Mamah - Bapa - liatin temen - Umi
- Mamah - sama ustadzah - Bapak
- Teteh - baca di info pruduk
5 - Sama ustadzah... - Bapa - Dari TV - Tahu dari info
- Tahu dari info produk
pruduk - Dari ustadzah
- Liatin temen
6 - Suka baca sendiri di - Bapa - Liat temen - Bapak
tulisan produknya - Emih

Lampiran. Matriks : ..........


Kelompok informan Pertanyaan : Kegiatan bersama apa saja yang diadakan ustadz / ustadzah untuk menarik perhatian para santri agar mau
(penyuluhan) melakukan tiap-tiap kegiatan personal higiene?

Ustadzah pengasuhan - Lomba kecantikan


- Merapihkan lemari tiap hari minggu
- Merapihkan rambut dengan gunting tiap hari jumat
- Mencuci tangan dan kaki tapi hanya pada beberapa orang saja dan mereka akan memberi tahukan pada yang lain
- Meminta bagian kebersihan untuk memeriksa siapa saja yang mempunyai kutu rambut dan memberinya peditok
Kelompok informan Apa peran ustadz/ustadzah terhadap perilaku personal higiene santri?
(peran)
Ustadzah pengasuhan - Mengasuh mereka
- Memberitahukan mereka jika ada kejanggalan-kejanggalan dalam tindakan mereka

Kelompok informan Pertanyaan : Tindakan apa yang dilakukan ustadz/ustadzah jika ada santri yang tidak melakukan personal higiene?
(sanksi)
Ustadzah pengasuhan - Mencari orang yang tidak melakukan personal higiene dan menghukumnya dengan 100x bending
- Bending 1000x jika tidak ada yang mau mengakuinya
- Memberi nasihat pada santri mengenai pentingnya melakukan personal higiene

Lampiran. Matriks :.......................

Kelompok informan santri Pertanyaan : siapa yang mengingatkan informan .....


Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 Ga ada yang ngingetin - Kalo di rumah Umi - Mother - Di sini diingetin
- Kslo disini ga ada - Father teman
- Di rumah diingetin
eumih
2 Ga ada yang ngingetin Ga ada yang ngingetin ya - Mamah - Disini diingetin
inget sendiri gitu ustadzah
- Di rumah diingetin
kaka
3 Ga ada yang ngingetin - Kalo di rumah nenek - Ibu ama ayah - Disini ga ada yang
- Kalo disini ustadzah ngingetin
- Di rumah dingetin
ibu
4 Ga ada yang ngingetin baik di Ga da yang ngingetin, inget - Euma - Ga ada yang
rumah maupun di sini sendiri ja ngingetin, inget
sendiri
5 Diingetin teman kadang- Di sini ga da yang ngingetin, - Ibu - Teman
kadang di rumah juga ga da yang
ngingetin, inget sendiri ja
6 Ga da yang ngingetin, inget - Kalo di rumah - Kake Ga ada yang ngingetin sih,
sendiri seh diingetin bapak - Mamah Cuma kalo liat temen suka
- Kalo di sini ga da, ikutan
inget sendiri sih

Lampiran. Matriks : ................


Kelompok informan santri Pertanyaan : apa yang informan lakukan jika tida ada yang meningatkan......
Putra Putri
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 Ya tetep ngelakuin Ya tetap ngelakuin, kan udah Nya ngga teh tetep berjalan, Nya tetep ngalakkeun
tau gimana harusnya tetep di pake
2 Ya kalo lagi males trus ga ada Ya tergantung teh kalo males Nya suka ngelakuin ko kalo Tetap melakukan tapi
yang ngingetin ya ngga di ya ngga di lakuin lagi mau mah seingatnya
lakuin
3 Biarpun ga ada yang Kalo mau ja ngelakuinnya Ya kalo termasuk penting ya Ya tetep merawat dan
ngingetin tetep suka ngerawat dilakuin membersihkan
badan
4 Sebenarnya sih ada yang Ya tetep ngelakuin Ya kerasa sendiri meski ga Ya tetep ngelakuin karna kalo
ngingetin atau ngga tidak diingetin juga sama panca ngga ngga betah
begitu berpengaruh karena indra
gimana kitanya
5 Kalo lagi males mah ya ngga Ya tetep ngelakuin Iya ya kalo lagi mau mah ya Ya iya dong nanti di katain
di lakuin... dilakuin bau lagi...
6 Suka inget sendiri Ya tetep ngelakuin teh Ya tetep berjalan teh Ya iya lah suka ngelakuin

Kelompok informan Siapa yang mengingatkan dan memberitahu informan......../ apa sanksinya jika....
Pengurus organisasi Yang mengingatkan Yang memberi info Sanksi
Ustadzah - Tahu sendiri - Kalo barang di sita @ Rp 200
Apakah mengikuti setelah - Ustadzah - Kalo kuku, sandal, baju, diperiksa
diingatkan? - TV satu-satu
Iya tapi saat itu saja - Pengurus organisasi - Rambut dipotong paksa
Apakah anda tidak memberi tahu? - Di umumkan kalo LPJ yang paling
Udah sampe bosen ngasih tahunya jorok
Sudah di beri contoh?
Sudah
Diingetin kalian ga nurut?kenapa?
Iya, ga percaya, suka balik bertanya
Lampiran. Matriks : sosial budaya (langkah-langkah)
Kelompok informan santri Pertanyaan : bagaimana cara informan melakukan tiap-tiap tindakan .....(langkah-langkah)
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FDG 3 FGD 4
1 Cuci tangan : siram tangan Mandi : basahin badan dulu Nyikat gigi jangan terlalu Beresin lemari : pakean di
dengan air, trus di sabunin, trus pake sabun trus siram neken dan kencang lomari di keluarkan,trus
siram lagi dengan air dulu badannya. (bertenaga). lemari di bersihin, trus
Cuci kaki juga sama seperti Sikat gigi : basahin sikat Pake sabun mandi direndem pakean di lipat yang rapih
itu caranya tapi pake kasih odol, sikat gigi kiri, dulu sabun dalam air samakan kanan kiri depan
sabunnya itu hanya saat kanan, depan, belakang segayung dikocokin baru di dan belakang, trus simpannya
mandi saja Keramas : basahin rambut siram ke badan di kelompokan biar rapih.
pake sampo gosok-gosok
rambut trus siram.
Cuci kaki dan cuci tangan :
siram air dulu pake sabun trus
di siram lagi.
2 Cuci tangan dan cuci kaki Sama lah, mandi : mandi Kalo pake sabun mandi kasih Cara mandi : badan dibasahin
yang pake sabun hanya saat pake sabun dulu trus sikat sedikit air biar berbusa kalo dulu trus pake sabun ratakan
mandi saja. gigi. digosokan ke badan ke seluruh badan, trus siram
Mandi : badan di siram air, Nyimpen pakean kotor di lagi badannya.
pake sabun, siram lagi, trus lemari tapi di khususkan Sikat gigi : sikat giginya di
sikat gigi trus di sampo. tempatnya kasih odol trus di gosok-
gosok trus kumur-kumur
3 Sama mandinya sama Sikat di basahin dulu, di Bersihin telinga pake rumput Nyuci baju : siapkan ember,
Cuci tangannya sama tuangin odolna trus kumur- ilalang isi air, masukan airnya, ambil
Ga pernah tukeran baju kumur disikat deh depan satu persatu pakean dalam
samping belakang gigi ember tadi untuk di cuci
dengan sabun cuci, sikat
dengan sikat cuci, kucek
sebentar bilas di ember lain
yang berisi air bersih, trus
siram lagi dalam siraman air
satu demi satu, trus di jemur,
di angkat trus di lipet
4 Ga mau tukeran baju Keluar asrama pake sendal Mandi pake sabun ke tangan Sikat gigi : odol di simpan
Ke kamar mandi pake sendal dulu trus kaki, badan kana sikat trus di basahin
termasuk alat kelamin. dulu sikat yang sudah ada
Buat muka pake daun jambu odolnya tadi biar kenyal, trus
biji digosok di tangan setelah di gosokan pada gigi depan
agak lembut di oleskan ke belakang samping kanan dan
muka biar seger. kiri, trus berkumur
Cuci tangan : disabunin di
ratain sabuna trus dikeluarin
kotoran kukuna di bawah
pancuran air.
Telinga di bersihin pake
sabun daun telinganya,
lubangnya pake rumput
ilalang
5 Cuci kaki setelah dari kamar Ya sama, cuci tangan pake Pakean kotor simpen di atas Cuci tangan : Tangan di
mandi. sabun lemari tunggu satu minggu basahin dulu trus disabunin
Sikat gigi pake odol baru cuci. trus sabun diratakan sampe ke
Buang kotoran hidung pake sela-sela tangan trus di
jari telunjuk. bersihin dengan air bersih
Cuci tangan: tangan di trus dilapkan ke celana yang
sabunin diratain sabuna trus di pake
di siram biar busanya hilang
6 Baju kotor langsung dicuci. Baju kotor di simpen di Nyisir rambut katukangkeun Rambut dibasahin dulu trus
Ganti baju kamar mandi nyisirana. sampona di taro di tangan
Sikat gigi pake odol Baju kotor dicuci langsung Mandi 2x tapi pake sabuna 1x sedikit trus di gosokan ke
Mandi pake sabun mandi dilipet di simpen di lemari rambut biar kutu atau
Tapi sikat sama sabun masih ketombe hilang trus di siram
pake bersama sama sodara lagi sampe busa hilang.

Lampiran. Matriks :........


Kelompok informan santri Pertanyaan : perilaku personal higiene apa saja yang dilakukan informan selama 24 jam terakhir
Putri Putra
FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1 - Mandi - Mandi - Cuci tangan - Nyuci
- Beresin lemari - Cuci tangan - Mandi - Ngangkat pakean
- Gosok gigi - Keramas - Keramas - Lipat baju
- Ganti baju - Gosokgigi - Gosok gigi - Mandi
- Nyuci baju - Kumur-kumur - Nyisir rambut - Pake sabun mandi
- Ganti baju - Sikat gigi
- Nyuci baju
2 - Keramas - Mandi - Mandi - Mandi
- Tidur - Pake hand body - Gosok gigi - Nyikat gigi
- Nyisir rambut - Menggunting kuku - Ganti pakean - Pake sabun
- mandi
3 - Mandi - Keramas - Mandi - Nyuci
- Pake deodorant - Mandi - Nyuci baju - Sikat gigi
- Gosok gigi - Cuci tangan - Pake sabun mandi
- Cuci tangan
4 - Ganti softex - Mandi - Cuci tangan - Mandi
- Ganti CD - Cuci tangan - Cuci kaki - Sikat gigi
- Cuci kaki - Mandi - Pake sabun mandi
- Gosok gigi - Keramas
- Cuci tangan - Bersihin hidung
- Bersihin telinga
5 - Mandi pake sabun - Ganti softek - Cuci tangan - Mandi
- Gunting kuku - Ganti celana dalem - Keramas - Nyikat gigi
- Cuci kaki - Cuci tangan - Mandi - Pake sabun mandi
- Nyuci baju - Cuci kaki
- Cuci tangan
6 - Nyisir rambut - Cuci kaki - Mandi - Mandi
- Ganti baju - Keramas - Cuci tangan - Nyikat gigi
- Pake hand body - Ganti softek - Pake sabun mandi
- Pake sabun mandi - Ganti celanna dalem - Ganti baju luar dan
- Sikat gigi - Nyuci baju dalam
- Menjemur baju - Menggunting kuku
- Menyisir

Lampiran. Matriks : ................


Kelompok informan Pertanyaan : Bagaimana semua santri melakukan tiap-tiap kegiatan personal higienenya? (sesuai dengan yang diajarkan
/ tidak)
Ustadzah pengasuhan - Sangat jauh dari yang di ajarkan
- Terlihat rapih dalam penampilannya saja tapi di dalam kamar dan lemarinya sangat berantakan
- Menumpuk pakean kotor 2-3 hari
- Pakaian yang udah kering di jemur ga diangkat-angkat

Kelompok informan Pertanyaan : perilaku personal higiene apa saja yang dilakukan santri setiap hari?
Pengurus organisasi Mandi, cuci tangan, gosok gigi, nyuci baju, keramas

Lampiran. Kesimpulan matriks

Lampiran. Matriks : FGD Pemikiran dan Perasaan


Pertanyaan PUTRI PUTRA
1. Bagaimana cara adik-adik merawat badan Sebagian besar santri putri : Sebagian besar santri putra :
agar badan menjadi bersih dan sehat? - Mandi - Mandi
- Mencuci pakaian - Ganti pakean
- Tidak saling pinjam-meminjam baju - Menyikat gigi
- Menyikat gigi dengan sikat gigi sendiri - Makan teratur
- Mengganti pakaian kotor dengan pakaian - Mencuci pakaian
bersih - Keramas
- Cuci tangan - Olah raga
Sebagian kecil santri putri : - Menggunting kuku
- Tidak menjemur baju lama-lama Sebagian kecil santri putra :
- Tidak telat makan - Mengangkat kotoran kuku
- Tidak merendam pakaian terlalu lama - Menjaga pakean tetap harum
- Mencuci kaki - Mencuci tangan
- Mencuci muka - Ngupil (membersihkan hidung)
- Keramas - Ngorek telinga
- Tidak tukar menukar lemari - Membersihkan lemari
- Banyak minum air putih

2. Apa yang menyebabkan informan ingin sebagian besar santri : Sebagian besar santri :
melakukan personal higiene - Biar bersih - Biar fresh
- Biar sehat - Biar bersih
- Terhindar dari kuman - Biar terlihat rapih
- Terhindar dari penyakit - Biar sehat
- Biar seger - Biar gantengnya terlihat
- Biar ga kotor - Biar nyaman dilihat
- Biar harum Sebagian kecil :
- Biar enak dilihat - Biar badannya terasa nyaman
Sebagian kecil santri : - Biar ga lengket
- Biar ada yang mandang - Biar ga bau
- Biar kutunya hilang - Karena melihat orang lain
- Biar khusu ibadahnya - Biar terlihat cool
- Sepaya terlihat sempurna - Biar terlihat ceria
- Biar ga bau - Karena ada santri perempuan

Sebagian besar santri :


3. Hambatan apa yang dialami yang - Males karena : Sebagian besar santri :
menyebabkan tidak bisa atau tidak ingin Ngantri - Tidak punga uang
melakukan personal higiene Ngantuk - Jemuran penuh jadi ga jadi nyuci
Dingin - Sabun cuci hilang
Terburu-buru - Males karena :
Repot Ngantri
- Sabun cuci hilang Dingin
- Ember buat nyuci sedikit - Uangnya habis
- Nyimpen baju lebih dari 1 hari di kamar Sebagian kecil :
mandi disita - Banyak kegiatan
- Yang mandi suka lama mandinya - Kiriman telat
- Kehabisan uang
- Kiriman telat
Sebagian kecil santri :
- Takut ketinggalan ke masjid
- Takut ke kamar mandi
- Takut dihukum
- Semua tergantung cuaca
- Takut ngejemur baju setelah magrib,
soalnya jemurannya gelap
- Takut buang pembalutnya soalnya lobang
sampah di belakang pondok
Lampiran. Matriks : FGD frekuensi
Pertanyaan PUTRI PUTRA
1. Seberapa sering informan melakukan tiap- Sebagian besar informan : Sebagian besar informan :
tiap kegiatan personal higiene (berapa kali, - Mandi 2x sehari, pagi dan sore - Mandi 2x sehari, pagi jam 09.00 dan jam
kapan) - Mandi 3x sehari, pagi, siang dan sore 17.00 sore
- Nyuci baju tiap ada yang kotor kalo lagi ga - Ganti pakean 2 hari sekali
repot - Sikat gigi 2x sehari, tiap mandi pagi dan
- Cuci tangan sebelum dan sesudah makan sore
- Cuci kaki kalo kotor - Mandi 2-3 x sehari jam 12 siang dan jam
- Keramas 2x sehari, pagi dan sore 17 sore
- Ganti pembalut 3x sehari, pagi, siang, dan - Nyuci baju 1x seminggu, hari minggu
sore Sebagian kecil informan :
- Ganti baju tiap hari - Mandi minimal 3x sehari, pagi, siang, sore
Sebagian kecil informan : - Ganti pakaian 1x sehari
- Sikat gigi 3x sehari, pagi, sore, dan - Olah raga 1x seminggu
sebelum tidur - Keramas 2x sehari, pagi dan sore
- Nyisir rambut 3x sehari - Mandi 4x sehari, sebelum sholat subuh,
- Pake reksona 3x sehari tiap sehabis mandi pagi, sebelum dzuhur, sore
: pagi, siang, sore - Cuci kaki tiap mau tidur
- Sikat gigi 2x sehari, pagi dan sore ketika - Mandi 5x sehari, sebelum subuh, sesudah
mandi ngaji subuh, sebelum sholat dzuhur,
- Pake sabun mandi 2x sehari, pagi dan sore sebelum sholat ashar, sesudah ngaji ashar.
ketika mandi - Sikat gigi 5x sehari, sebelum subuh,
- Nyisir rambut tiap buka keridung sesudah ngaji subuh, sebelum sholat
- Ganti celana dalam 3x sehari kalau head, dzuhur, sebelum sholat ashar, sesudah
2x sehari kalau tidak head ngaji ashar.
- Menggunting kuku kalau panjang - Ngupil (ngeluarin kotoran hhidung)
- Cuci kaki setelah dari kamar mandi, dan - Membersihkan telinga 2x sehari
kalau ga pake sandal - Mandi maksimal 3x sehari, minimal 2x
- Nyisir rambut kalau kusut sehari
- Pake handbody setelah mandi - Sikat gigi 2x sehari
- Nyari kutu tiap sebelum tidur - Keramas 1x sehari kalau ada samponya
- Keramas 1x sehari - Nyuci baju kalau mau
- Memakai sabun mandi 1x sehari, pagi
atau sore
- Cuci tangan tiap wudlu
- Nyisir rambut kalau mau dan ada sisirnya
- Sikat gigi tiap mandi dan sesudah makan
Lampiran. Matriks : Alat dan Bahan
Pertanyaan PUTRI PUTRA
1. Apa saja yang digunakan .... Sebagian besar informan : Sebagian besar informan :
- Pasta gigi - Sikat gigi
- Sabun mandi - Pasta gigi
- Shampo - Sabun mandi
- Sikat gigi - Shampo
- Handuk sendiri - Handuk sendiri
- Sisir sendiri - Minyak rambut
- Gunting kuku - Minyak wangi
- Handbody - Sikat cuci
Sebagian kecil informan : - Handbody
- Obat kumur - Deodoran
- Sabun cuci - Sabun cuci
- Sabun cuci tangan Sebagian kecil informan :
- Sandal - Baju ganti
- Bedak - Gunting kuku
- Lampu terang untuk membaca - Sabun muka
- Baju ganti - Sarung sebagai handuk
- Baju ganti daleman - Cukuran kumis
- Pembalut ganti

2. Bagimana jika bahan dan alat yang Sebagian besar informan : Sebagian besar informan :
digunakan untuk melakukan personal - Membeli alat dan bahan dulu sebelum habis - Terpaksa meminjam/meminta bahan dan
higiene kurang memadai - Terpaksa meminjam bahan dan alat sama alat punya teman
teman - Memakai bahan dan alat seadanya saja
- Meminta bahan dan alat punya teman - Sikat gigi memakai jari saja kalau alat dan
- Tidak memakai bahan dan alat personal bahannya tidak ada
higgiene Sebagian kecil informan :
Sebagian kecil informan : - Memakai alat dan bahn yang tergeletak di
- Menumpuk pakaian kotor di tempat khusus di dekat kamar mandi
lemari sampai alat dan bahannya ada, kalau di - Tidak usah ngebersihin badan
simpan di kamar mandi biasanya di sita - Kadang minta/pinjam, kadang tidak
- Menyimpan celana dalam di dalam lemari memakai bahan dan alat
setelah di cuci karena tempat jemuran bajunya
gelap jadi takut
- Memakai bahan dan alat personal higiene
seadanya saja
Lampiran. Matriks : Biaya
Pertanaan PUTRI PUTRA
1. Berapa banyak uang yang didapatkan Sebagian besar informan : - 90/150 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
dari orang tua anda perbulan - 150 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan
(digunakan untuk apa saja) kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter
beli lauk buat makan. Beras 15 liter - 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
- 80 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan
kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter
beli lauk buat makan. Beras 13 liter - 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
Sebagian kecil informan : kebersihan diri, dan ikut kegiatan pondok.
- 90 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan Makan 180 ribu
kebersihan diri, ikut kegiatan pondok dan - 60 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
beli lauk buat makan. Beras 15 liter kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan
- 146 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan ikut kegiatan pondok. Beras 7 liter
kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan - 90/60 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
beli lauk buat makan. Beras 15 liter kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan
- 200 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan ikut kegiatan pondok. Beras 7 liter
kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan - 120 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
beli lauk buat makan. Beras 13 liter kebersihan diri, dan ikut kegiatan pondok.
- 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan Makan 180 ribu
kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan - 150 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
beli lauk buat makan. Beras 10 liter kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan
- 270 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter
kebersihan diri, dan ikut kegiatan pondok. - 250 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
Makan 180 ribu kebersihan diri, dan ikut kegiatan pondok.
- 240 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan Makan 180 ribu
kebersihan diri, beli lauk buat makan, dan - 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
ikut kegiatan pondok. Beras 10 liter kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan
- 150 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan ikut kegiatan pondok. 7 liter
kebersihan diri, beli laik buat makan, dan - 200 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
ikut kegiatan pondok. Beras 10 liter kebersihan diri, beli lauk untuk makan dan
ikut kegiatan pondok. Beras 20 liter
- 200 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan
ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter
- 200/240 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan
kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan
ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter
Lampiran. Matriks : Teladan
Pertanyaan PUTRI PUTRA
1. Siapa yang mengajari anda melakukan Sebagian besar informan : Sebagian besar informan :
tiap-tiap perilaku personal higiene - Dari ustadzah - Mamah
- Dari mamah - Teman
- Tahu dari bacaan di info produk - Tahu dari bacaan di info produk
Sebagian kecil informan : - Bapak
- Teman - Ustadzah
- Kedua orang tua Sebagian kecil informan :
- Nenek - Teteh
- Bapak - Kedua orang tua
- Dari TV

2. Siapa yang mengingatkan informan untuk Sebagian besar informan : Sebagian besar informan :
melakukan tiap-tiap personal higiene - Ga ada yang ngingetin - Ibu
Sebagian kecil informan : - Teman
- Mamah - Ga ada ngingetin
- Nenek Sebagian kecil informan :
- Ustadzah - Ayah
- Teman - Ayah dan ibu
- Bapak - Kake

3. Apa yang informan lakukan jika tidak ada Sebagian besar informan : Sebagian besar informan :
yang mengingatkan - Ya tetep melakukan - Kebersihan diri tetap di jalankan
- Kalau lagi males dan tidak ada yang - Kalau mau aja baru dikerjakan
mengingatkan ya tidak dilakukan Sebagian kecil informan :
Sebagian kecil informan : - Dikerjakan seingatnya saja
- Ngebersihin badannya kalau mau aja - Kalau kebersihan dirinya termasuk yang
- Tergantung mau apa tidaknya penting banget, ya dilakukan
- Tetap merawat dan membersihkannya
Lampiran. Matriks : Kebudayaan (Langkah-langkah dan kebiasaan)
Pertanyaan PUTRI PUTRA
1. Bagaimana cara informan melakukan tiap- Sebagian besar informan : Sebagian besar informan :
tiap tindakan personal higiene - Cuci tangan : tangan disiram dengan air - Mandi : badan di basahin dulu, terus pake
- Cuci kaki : kaki disiram dengan air bersih sabun ratakan ke seluruh badan, terus
- Mandi : basahin badan dulu terus pake siram lagi badannya
sabun, terus siram lagi dengan air sampai - Sikat gigi : sikatnya dikasih pasta gigi,
busa hilang terus di gosok-gosok, terus kumur-kumur
- Baju kotor langsung dicuci, di jemur dan - Cuci tangan : kalo pake sabun pertama
dilipat, masukin ke lemari tangan dibasahin dulu, terus di sabunin,
- Sikat gigi : Sikat dibasahin dulu, di ratakan sampai ke sela-sela tangan terus
tuangin pasta giginya, terus kumur-kumur, dibersihin dengan air, terus dilap kan ke
disikat deh depan, samping, belakang gigi. celana yang dipake
- Mengganti baju kotor dengan baju bersih - Pakean kotor di simpan di atas lemari,
- Keramas : basahin rambut, pake sampo, setelah seminggu baru di cuci
gosok-gosok rambut terus siram - Rambut dibasahin dulu terus sampona di
taro di tangan sedikit terus digosokan ke
rambut biar kutu atau ketombe hilang terus
siram lagi sampe busa hilang.
- Nyuci baju : siapkan ember, isi air,
masukan airnya, ambil satu persatu pakean
dalam ember tadi untuk di cuci dengan
sabun cuci, sikat dengan sikat cuci, kucek
sebentar bilas di ember lain yang berisi air
bersih, trus siram lagi dalam siraman air
satu demi satu, trus di jemur, di angkat trus
di lipet
Sebagian kecil informan : Sebagian kecil informan :
- Cuci tangan : siram tangan dengan air, - Nyikat gigi jangan terlalu ditekan dan
terus disabunin, siram lagi dengan air bertenaga
- Cuci kaki : siram kaki dengan air, terus di - Kalo mandi pake sabun mandi kasih
sabunin, siram lagi dengan air sedikit air biar berbusa kalau di gosokan
- Pakaian kotor disimpan di dalam lemari ke badan
tapi tempatnya di kususkan - Mandi pake sabun ke tangan dulu trus
- Tidak pernah mau tukeran baju kaki, badan termasuk alat kelamin.
- Baju kotor di simpen di kamar mandi - Buat muka pake daun jambu biji digosok
di tangan setelah agak lembut di oleskan
ke muka biar seger.
- Cuci tangan : disabunin di ratain sabuna
trus dikeluarin kotoran kukuna di bawah
pancuran air.
- Telinga di bersihin pake sabun daun
telinganya, lubangnya pake rumput ilalang

2. Perilaku Personal Higiene apa saja yang Sebagian besar informan : Sebagian besar informan :
dilakukan informan selama 24 jam terakhir - Mandi - Mandi dengan sabun mandi
- Gosok gigi - Cuci tangan
- Nyuci baju - Gosok gigi
- Keramas - Mencuci baju
- Cuci tangan - Ganti baju luar dan dalam
- Ganti pembalut - Keramas
- Cuci kaki - Cuci kaki
- Gunting kuku - Menyisir rambut
- Ganti celana dalam Sebagian kecil informan :
- Ganti baju - Mengambil jemuran pakaian
- Memakai handbody - Melipat baju
- Menyisir rambut - Membersihkan hidung
Sebagian kecil informan : - Membersihkan telinga
- Ngejemur baju - Menggunting kuku
- Kumur-kumur
- Tidur
- Memakai deodorant

Anda mungkin juga menyukai