Anda di halaman 1dari 67

PERBEDAAN DISMENORE SEBELUM DAN SESUDAH

DILAKUKAN TERAPI ALUNAN MUROTTAL AL-QUR’AN


DENGAN LITERATURE REVIEW
TAHUN 2020

LITERATURE REVIEW

Oleh :
Syafiatul Mutammimah
NIM. 16010138

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
2020
PERBEDAAN DISMENORE SEBELUM DAN SESUDAH
DILAKUKAN TERAPI ALUNAN MUROTTAL AL-QUR’AN
DENGAN LITERATURE REVIEW
TAHUN 2020

LITERATURE REVIEW

Untuk memenuhi persyaratan


Memper Oleh Gelar Sarjana Ilmu Keperawatan (S.Kep)

Oleh :
Syafiatul Mutammimah
NIM. 16010138

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi penelitian ini telah diperiksa oleh pembimbing dan telah disetujui untuk

mengikuti seminar hasil pada Program Studi Ilmu Keperawatan

STIKES dr. Soebandi Jember

Jember, 14 Agustus 2020

Pembimbing I

Syiska Atik Maryanti, SSiT., M.Keb


NIDN. 4017047801

Pembimbing II

Ns. Prestasianita Putri S.Kep., M.Kep


NIDN. 0701088903

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skipsi penelitian yang berjudul Perbedaan Dismenore Sebelum dan Sesudah


dilakukan Terapi Alunan Murottal Al-Qur’an dengan Literature Review telah diuji
dan disahkan oleh Program Studi Ilmu Keperawatan pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 20 Agustus 2020
Tempat : Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES dr Soebandi

Tim penguji
Ketua,

Ns. Iga Ayu Karnasih, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat


NIK.196811051994032002

Penguji II, Penguji III,

Syiska Atik Maryanti, SSiT., M.Keb. Ns. Prestasianita Putri S.Kep., M.Kep.
NIDN. 4017047801 NIDN. 0701088903

Mengesahkan,
Ketua STIKES dr. Soebandi Jember,

Drs. Said Mardijanto, S.Kep., Ns., MM


NIK. 19530302 201108 1 007

iv
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan dengan

sesungguhnya bahan skripsi Literature Review saya yang berjudul “Perbedaan

Dismenore Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Alunan Murottal Al Qur’an

dengan Literature Review”. Adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan

untuk memperoleh gelar kesarjanaan suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penyusunan skripsi Literature

Review ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya

secara jelas sesuai dengan norma, kaida, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam proposal ini, saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Jember, 2020

Syaifiyatul Mutammimah

v
SKRIPSI

LITERATURE REVIEW

PERBEDAAN DISMENORE SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN

TERAPI ALUNAN MUROTTAL AL QUR’AN DENGAN LITERATURE

REVIEW

Oleh :

Syaifiyatul Mutammimah

NIM. 16010138

Pembimbing :

Dosen Pembimbing Utama : Syiska Atik Maryanti, SSiT., M.Keb.

Dosen Pembimbing Anggota : Prestasianita Putri, S.Kep.,Ns.,M.Kep.

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayahnya-Nya sehingga diberikan kemudahan dalam menyelesaikan tugas

akhir. Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada :

1. Kepada orang tua saya, Papa Maqsudi dan Mama Jumani, Kakak Anita

Zuhriana, kakak Jeni Farah Diba dan Kakak Fahdi Sulaiman tersayang

yang tiada henti selalu memberi semangat, motivasi dan doa selama ini.

2. Kepada Ustadzah Weta, Ustadzah Kholifah, Ustadzah Dina, Ustadzah

Dita, Ustadzah Husniyah dan Ustadzah Iski di UKMKI Ibnu Sina STIKES

dr. Soebandi yang selalu memberi semangat dan doanya.

3. Kepada semua Dosen dan keluarga STIKES dr.Soebandi Jember yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

4. Kepada sahabat-sahabatku Ira Indah Lestari, Ainiyah Suyono, Hidayah

Auliyatur, Septiani Puji Lestari, Fifi Hardiyanti yang selalu mendukung

dan menjadi tempat berbagi keluh kesah serta berbagi ilmu.

5. Kepada teman-teman kelas 2016 C yang menjadi tempat berbagi apapun

selama perkuliahan dan dalam proses mengerjakan Karya Tulis Ilmiah

Studi Literature Review.

6. Kepada teman-teman anggota UKMKI Ibnu Sina STIKES dr. Soebandi

yang selalu mendoakan dan menjadi tempat saling mengingatkan dalam

kebaikan.

vii
MOTTO

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”

(HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni)

"Ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran, kelapangan bersama

kesempitan, dan kesulitan bersama kemudahan".

(HR Tirmidzi)

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi penelitian ini dapat diselesaikan.

Skripsi penelitian ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan

menyelesaikan pendidikan ProgramStudi Ilmu Keperawatan STIKES dr. Soebandi

dengan judul “Perbedaan Dismenore Sebelum dan Sesudah dilakukan Terapi

Alunan Murottal Al-Qur’an dengan Literature Review”.

Selama proses penyusunan skripsi penelitian ini penulis di bimbing dan

dibantu oleh berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Drs. H. Said Mardijanto, S.Kep., Ns., MM selaku Ketua STIKES dr. Soebandi

2. Ns. Irwina Angelina Silvanasari, S.Kep., M.Kep. selaku Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan STIKES dr. Soebandi

3. Syiska Atik Maryanti, SSiT., M.Keb. selaku pembimbing I

4. Ns. Prestasianita Putri S.Kep., M.Kep. selaku pembimbing II

5. Ns. Iga Ayu Karnasih M.Kep., Sp.Mat sebagai penguji

Dalam penyusunan proposal penelitian ini penulis menyadari masih jauh

dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk

perbaikan di masa mendatang.

Jember, 9 Juni 2020

Syaifiyatul Mutammimah

ix
ABSTRAK

Mutammimah, Syaifiyatul*, Maryanti, Syiska Atiek**, Putri, Prestasianita***,


Perbedaan Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi Murottal Al
Qur’an Dengan Literature Review. Literature Review. Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember

Pendahuluan : hampir 90% wanita mengalami dismenore pada saat menstruasi.


Dismenore adalah nyeri bagian perut bawah yang berlangsung sampai beberapa
hari selama menstruasi. Penyebabnya adalah tingginya jumlah prostaglandin
didalam endometrium sehingga menyebbkan kontraksi dan mengakibatkan
iskemik dan nyeri. Untuk mengurangi dismenore terdapat terapi farmakologi dan
non farmakologi. Non farmakologi adalah salah satunya murottal Al Qur’an untuk
mengurangi dismenore. Tujuan dari literature review adalah untuk mereview
adakah perbedaan sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal Al Qur’an.
Metode : Pencarian artikel jurnal dilakukan secara elektronik menggunakan
database dari tahun 2015 sampai 2020 dengan keyword “murottal therapy”,
“dismenore”, “ Al Qur’an therapy” dan “pain menstrual” sehingga didapatkan 4
artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi untuk di review dengan populasi jurnal
adalah remaja yang mengalami dismenore berusia rata-rata dari umur 15 sampai
20 tahun. Hasil : Berdasarkan hasil dari 4 penelitian yang didapatkan hasil
analisis menunjukan p 0,000 > α 0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan
dismenore sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal Al Qur’an sehingga
dapat mengurangi dismenore. Analisis : Analisis data menggunakan tabel yang
dibuat ringkasan dari jurnal yang meliputi nama peneliti, tahun terbit, rancangan
studi, instrumen, ringkasan hasil atau temuan. Diskusi : Murottal secara fisik
mengandung unsur suara manusia. Suara yang dilantunkan dengan irama konstan
dapat menurunkan hormon setres dan menmbulkan efek relaksasi sehingga
meningkatkan hormon endorfin alami dalam tubuh yang dapat mengurangi
dismenore pada saat menstruasi. Sehingga terapi murottal Al Qur’an dapat
digunakan menjadi salah satu alternatif non farmakologi dalam penanganan
dismenore.

Kata kunci : dismenore, murottal therapy, Al Qur’an therapy, pain menstrual

*Peneliti
**Dosen Pembimbing 1
***Dosen Pembimbing 2

x
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................... i

HALAMAN JUDUL DALAM .......................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................... v

HALAMAN IDENTITAS TIM PENGUJI ...................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................ vii

MOTTO .............................................................................................. viii

KATA PENGANTAR......................................................................... ix

ABSTRAK........................................................................................... x

DAFTAR ISI........................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xv

DAFTAR TABEL .............................................................................. xvi

DAFTAR SINGKATAN .................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................. 1

1.1. Latar Belakang.............................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah......................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian........................................................... 3

1.3.1 Tujuan Umum .................................................. 3

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................. 3

1.4. Manfaat Penelitian......................................................... 4

xi
1.4.1. Bagi Peneliti ..................................................... 4

1.4.2. Bagi Keperawatan ............................................ 4

1.4.3. Bagi Institusi Kesehatan.................................... 4

BAB 2 TINJAUAN TEORI ............................................................. 5

2.1. Konsep menstruasi........................................................ 5

2.2.1. Definisi.............................................................. 5

2.2.2. Siklus menstruasi .............................................. 5

2.2.3. Faktor-faktor penyebab menstruasi .................. 7

2.2. Konsep dismenore......................................................... 8

2.2.1. Definisi ............................................................ 8

2.2.2. Etiologi ............................................................. 8

2.2.3. Klasifikasi.......................................................... 10

2.2.4. Manifestasi klinis .............................................. 11

2.2.5. Patofisiologi....................................................... 12

2.2.6. Penatalaksanaan ................................................ 13

2.3. Murottal Al Qur’an........................................................ 14

2.3.1. Pengertian murottal Al Qur’an.......................... 14

2.3.2. Manfaat ............................................................. 15

2.3.3. Mekanisme nyeri .............................................. 16

2.3.4. Mekanisme murottal Al Qur’an ........................ 17

2.3.5. Surah yang dapat menurunkan dismenore......... 19

xii
2.4. Kerangka Teori ............................................................. 22

BAB 3 METODE PENELITIAN.................................................... 23

3.1. Strategi Pencarian literature ......................................... 23

3.1.1 Protokol dan Registrasi .................................... 23

3.1.2 Database Pencarian .......................................... 23

3.1.3 Kata Kunci ........................................................ 24

3.2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi......................................... 24

3.3. Analisis Data ................................................................ 26

3.4. Hasil Pencarian ............................................................ 26

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................ 28

4.1 Hasil ............................................................................. 28

4.1.1 Karakteristik Studi ............................................ 28

4.1.2 Karakteristik Responden Studi ........................ 32

4.1.3 Faktor yang Berpengaruh ................................. 32

4.1.4 Hasil dari Studi ................................................. 34

4.2 Pembahasan .................................................................. 35

4.2.1 Dismenore sebelum diberikan terapi................. 35

4.2.2 Dismenore setelah diberikan terapi .................. 37

4.2.3 Perbedaan dismenore sebelum dan sesudah ..... 38

xiii
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 41

5.1 Kesimpulan ................................................................... 41

5.2 Saran ............................................................................. 41

5.2.1 Bagi Institusi .................................................... 41

5.2.2 Bagi Profesi Keperawatan ................................ 42

5.2.3 Bagi Peneliti ..................................................... 42

5.2.4 Bagi Masyarakat ............................................... 42

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 43

LAMPIRAN ........................................................................................ 49

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Teori................................................................ 20

Gambar 3.1 Diagram Flow literature review ....................................... 27

xv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kata Kunci............................................................................ 22

Tabel 3.2 Format PICOS dalam literature review ............................... 25

Tabel 4.1 Hasil Pencarian literature review ........................................ 30

xvi
DAFTAR SINGKATAN

FSH : Follicle Stimulating Hormone

LH : Luteinizing Hormone

PGF-2α : Prostaglandin F2α

E2 : Estradiol

IUD : Intrauterine Device

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

PID : Pelvic Iflammatory Disease

NSAIDs : Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Jurnal 1 ............................................................................. 49

Lampiran 2 Jurnal 2 ............................................................................. 55

Lampiran 3 Jurnal 3 ............................................................................ 63

Lampiran 4 Jurnal 4 ............................................................................. 72

Lampiran 5 Surah Ar Rahman ............................................................ 78

Lampiran 6 Lembar Konsultasi ........................................................... 89

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan

merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Peristiwa

terpenting dalam pubertas adalah datangnya masa haid atau masa menarche pada

wanita remaja (Maidartati, dkk, 2018). Dismenore atau nyeri haid adalah nyeri

menusuk yang terasa di perut bagian bawah , hal ini terjadi akibat

ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan

timbul rasa nyeri. Umumnya nyeri yang biasa terasa dibagian bawah perut itu

terjadi pada hari pertama dan kedua menstruasi. Rasa nyeri akan berkurang

setelah keluar darah yang cukup banyak setelah hari pertama (Azizah, dkk , 2015).

Menurut WHO (2012) didapatkan kejadian sebesar 90% wanita

mengalami dismenore dengan 10-15% mengalami dismenore berat (Rahayu, dkk ,

2017). Prevalensi dismenore di Asia sebesar 74,5% dari gadis-gadis yang telah

mencapai masa menstruasi mengalami nyeri haid. Di Indonesia angka kejadian

nyeri menstruasi berkisar 45-95% dikalangan wanita usia produktif [ CITATION

Via181 \t \l 1057 ]. Angka kejadian dismenore di Indonesia tahun 2008 sebesar

64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore

sekunder (Windastiwi, dkk , 2015). Di Jawa Timur angka kejadian dismenore

yaitu sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36%

dismenore sekunder[ CITATION Umi13 \l 1057 ].

1
2

Dismenore menjadi satu masalah tersendiri yang banyak dialami kaum

remaja. Hal tersebut menjadi faktor terbanyak absennya para kaum wanita

(remaja) pada jam kerja maupun sekolah [ CITATION Sur18 \l 1057 ] . Ini membuat

wanita yang mengalami disminore primer harus mencari solusi untuk mengatasi

nyeri yang di alami selama masa menstruasi. Penanganan dismenore dapat

dilakukan dengan terapi farmakologi dan non-farmakologi yang telah dilakukan

sebagai upaya mengatasi dismenore. Untuk penanganan farmakologi antara lain

pemberian obat-obatan analgetik, terapi hormonal, obat nonsteroid prostaglandin,

dan dilatasi kanalis servikalis. Tetapi terapi ini dapat berdampak ketagihan dan

memberikan efek samping obat yang berbahaya bagi pasien. Terapi non

farmakologi yang biasa dilakukan adalah terapi relaksasi dengan mendengarkan

musik, akupuntur, akupresure, olahraga, terapi nafas dalam, yoga dan terapi

spiritual [ CITATION Ham19 \l 1057 ].

Terapi spritual adalah dengan mendengarkan murottal Al-Qur’an.

Mendengarkan murottal Al-Quran mampu memberikan efek relaksasi karena

mampu mengaktifkan efek relaksasi sehingga dapat mengaktifkan hormon

endorphin dan memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan

darah dan memperlambat pernapasan [ CITATION Ham19 \l 1057 ]. Alunan murottal

terbukti dapat meningkatkan hormon endorfin. Saat seorang mendengarkan

alunan murottal dirinya akan merasa tenang sehingga endorfin akan

dikeluarkan dan ditangkap oleh reseptor di dalam hipotalamus dan sistem limbik

yang berfungsi mengatur emosi. Peningkatan endorfin berhubungan erat dalam

menurunkan nyeri, meningkatkan daya ingat, memperbaiki nafsu makan, tekanan

darah dan pernafasan [ CITATION Wes17 \l 1057 ]. Pengobatan menggunakan


3

lantunan Al-Quran di dasarkan pada suara yang masuk melalui telinga akan

berjalan melalui saraf pendengaran dengan panduan selaput pendengar dan di

respon oleh setiap sel dalam anggota tubuh. Suara inilah yang dapat mengubah

peyimpanan getaran sel yang dapat menyebabkan sakit sehingga bereaksi

menyembuhkan. [ CITATION Mas19 \l 1057 ]

Berdasarkan latar belakang tersebut terapi alunan murottal Al-Qur’an

mampu menurunkan dismenore. Peneliti ingin mengkaji dan mengidentifikasi

apakah ada perbedaan dismenore sebelum dan sesudah diberikan terapi alunan

murottal Al Qur’an.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dapat dirumuskan adalah “

Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah terapi murottal Al-Qur’an pada

penurunan dismenore?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin menganalisa perbedaan sebelum

dan sesudah terapi murottal Al Qur’an pada penurunan dismenore.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi dismenore sebelum diberikan terapi murottal Al

Qur’an.

2. Mengidentifikasi dismenore sesudah diberikan terapi murottal Al

Qur’an.

3. Mengidentifikasi perbedaan dismenore sebelum dan sesudah

diberikan terapi murottal Al Qur’an.


4

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan memperkaya

pandangan ilmiah di bidang keperawatan holistik pada mahasiswa

khususnya pada dismenore

1.4.2 Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan penelitian ini memberikan kontribusi terkait bagaimana

penerapan terapi alunan murottal Al-Qur’an terhadap dismenore

1.4.3 Bagi Peneliti

Sebagai referensi atau acuan bagi peneliti lain yang ingin mengkaji

pengaruh kombinasi terapi alunan murottal Al-Qur’an dalam mengatasi

dismenore

1.4.4 Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian ini memberikan pilihan alternatif untuk mengatasi

dismenore dengan cara yang sangat sederhana dan mampu dilakukan oleh

masyarakat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Mesntruasi

2.1.1 Definisi

Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara

rutin setiap bulan selama masa suburnya kecuali apabila terjadi kehamilan. Pada

saat mesntruasi, darah yang keluar merupakan darah akibat dari peluruhan dinding

endometrium. Proses alamiah ini terjadi rata-rata sekitar 2 sampai 8 hari. Darah

yang keluar umumnya sebanyak 10 hingga 80 mL [ CITATION Apr10 \l 1057 ]

Menstruasi merupakan pendarahan akibat luruhnya dinding sebelah dalam

rahim (endometrium). Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima

implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh.

Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antar menstruasi dikenal

dengan satu siklus menstruasi [ CITATION Pur15 \l 1057 ]

2.1.2 Siklus Menstruasi

Fase menstruasi menurut Rohan dkk (2017) adalah :

a. Fase menstruasi

Fase menstruasi adalah peristiwa luruhnya sel ovum matang yang

tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek.

Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormon

estrogen dan progesteron sehingga kandungan hormon dalam darah

menjadi tidak ada

5
6

b. Fase proliferasi/fase folikuler=

Fase folikuler ditandai dengan menurunnya hormon progesteron

sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan

merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormon

estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi

folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormon estrogen

yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat

menghambat sekresi FSH, tetapi dapat memperbaiki dinding rahim

yang robek.

c. Fase ovulasi/fase luteal

Fase ovulasi/fase luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu

matangnya sel ovum pada hari ke 14 sesudah menstruasi. Sel ovum

yang matang akan meninggalkan folike dan folike akan mengkerut

dan berubah menjadi Corpus luteum. Corpus luteum berfungsi

untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi untuk

mempertebal dinding endometrium yang kaya pembuluh darah.

d. Fase pasca ovulasi/ fase sekresi

Fase pasca ovulasi/fase sekresi ditandai dengan Corpus luteum

yang mengecil dan menghilang, berubah menjadi Corpus albicans

yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormon estrogen dan

progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH.

Dengan terhentinya sekresi progesteron, maka penebalan dinding

endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium

mengering dan robek. Dan terjadilah menstruasi.


7

2.1.3 Faktor-faktor penyebab menstruasi

Faktor-faktor penyebab menstruasi Rohan dkk (2017) adalah :

a. Faktor hormon

Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada seorang

wanita yaitu :

1) Follicle Stimulating Hormone ( FSH ) yang dikeluarkan oleh

hipofisis

2) Estrogen yang dihasilkan oleh ovarium

3) Luteinizing Hormone ( LH ) yang dihasilkan oleh hipofisis

4) Progesteron yang dihasilkan oleh ovarium

b. Faktor enzim

Enzim hirolitik yang terapat dalam endometrium merusak sel yang

berperan dalam sintesis protein, yang mengganggu metabolisme

sehingga mengakibatkan regresi endometrium dan pendarahan.

c. Faktor vaskular

Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam

lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut

tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena, dan hubungan diantara

keduanya. Dengan regresi endometrium, timbul statis alam vena-vena

serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri an

akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan

hematoma, baik dari arteri maupun vena.


8

d. Faktor protaglandin

Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan adanya

desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan

kontraksi miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi

perdarahan pada haid.

2.2 Konsep Dismenore

2.2.1 Definisi

Dismenore adalah nyeri menstruasi, dikarakteristikan sebagai nyeri

singkat sebelum awitan atau selama menstruasi. Nyeri ini biasanya

berlangsung satu sampai beberapa hari selama menstruasi. Dismenore

merupakan salah satu masalah ginekologi yang paling sering terjadi,

mempengaruhi lebih dari 50% wanita mengalami ketidakmampuan untuk

melakukan aktivitas harian selama 1 sampai 3 hari settiap bulannya.

Ketidakhadiran remaja disekolah kurang lebih 25% diakibatkan karena

dismenore (Reeder,dkk, 2015)

Dismenore adalah keluhan yang sering dialami perempuan pada

bagian perut bawah. Istilah dismenore sendiri berasal dari kata Yunani, dis

yang berarti sulit, menyakitkan, atau tidak normal. Meno yang berarti

bulan dan rhea yang berarti aliran. Jika diartikan secara keseluruhan,

dismenore adalah aliran bulanan yang menyakitkan atau tidak normal

[ CITATION Apr10 \l 1057 ]

2.2.2 Etiologi

Dismenore terjadi karena endometrium dalam fase sekresi

memproduksi prostaglandin berlebihan, prostaglandin (PGF-2α) yang


9

menyebabkan hipertonus dan vasokontriksi pada miometrium sehingga

mengakibatkan iskemia, disintegrasi endometrium, perdarahan, dan nyeri

(Morgan & Hamilton, 2003; Wiknjosastro, 2007; Hillard, 2006) (dalam

[ CITATION Jul14 \l 1033 ]).

Menurut buku Bobak dkk (2005) Penyebab dismenore yaitu:

a. Dismenore Primer

Dismenore primer terjadi jika tidak ada penyakit organik, biasanya

dari bulan keenam sampai tahun kedua setelah menarke.

Dismenore ini seringkali hilang pada usia 25 tahun atau setelah

hamil dan melahirkan pervagina. Selama fase luteal dan aliran

menstruasi berikutnya,prostaglandin F2 alfa disekresi. Pelepasan

PGF2α yang berlebihan meningkatkan amplitudo dan frekuensi

kontraksi uterus dan menyebabkan vasospasme arteriol uterus,

sehingga mengakibatkan iskemia dan kram abdomen bawah yang

bersifat siklik. Respon sistemik terhadap pelepasan prostaglandin

seperti nyeri punggung, kelemahan, pegeluaran keringat, gejala

saluran cerna ( mual, muntah, diare, anoreksia ) dan gejala sistem

saraf pusat ( pusing, nyeri kepala dan konsentrasi buruk ).

b. Dismenore sekunder

Dismenore sekunder dikaitkan dengan penyakit pelvis organik,

seperti endometriosis, penyakit radang pelvis, stenosis serviks,

neoplasma ovarium atau uterus dan polip uterus. IUD juga dapat

menyebabkan dismenore ini. Dismenore sekunder dapat


10

disalahartikan sebagai dismenore primer atau dapat rancu dengan

komplikasi kehamilan dini.

2.2.3 Klasifikasi Dismenore

a. Dismenore Primer

Terjadinya dismenore primer dimulai sejak 6 bulan sampai 2 tahun

setelah menarke. Peningkatan nyeri terjadi pada usia 25 tahun dan

akan berkurang setelah usia 30 sampai 35 tahun. Dismenore primer

lebih sering terjadi pada wanita yang belum menikah. Kehamilan dan

melahirkan pervagina dapat mengurangi terjadinya keluhan nyeri

akibat dismenore. Nyeri dimulai beberapa jam sebelum atau

bersamaan dengan menstruasi dan berlangsung selama 48 sampai 72

jam. Nyeri yang berlokasi didaerah suprapubis dapat berupa nyeri

tajam, dalam, kram atau tumpul. Beberapa wanita mengalami mual

dan muntah, sakit kepal, letih, pusing, pingsan, diare dan kelabilan

emosi selama menstruasi (Reeder,dkk, 2015).

b. Dismenore sekunder

Menurut Setyowati (2018), dismenore sekunder berhubungan

dengan prostaglandin. Prostaglandin berpengaruh dalam meningkatkan

kontraksi otot rahim. Dismenore sekunder dapat terjadi kapan saja

setelah haid pertama, namun paling sering muncul di usia 20-an atau

30-an, setelah tahun-tahun normal siklus tanpa nyeri. Peningkatan

prostaglandin dapat berperan pada dismenore sekunder namun secara

pengertian harus ada penyakit pelvis yang menyertai. Penyebab yang


11

umum termasuk : endometriosis leiomyomata, adenomyosis, polip

endometrium, chronic pelvic inflamatory disease, dan penggunaan alat

kontrasepsi atau IUD.

Dismenore sekunder terjadi akibat penyakit panggul organik,

seperti endometriosis, stenosis serviks, kista ovarium, mioma uterus,

malformasi kongenital, PID (Pelvic Iflammatory Disease), pemakaian

AKDR atau trauma. Pada umumnya, nyeri yang dirasakan lebih dari 2

sampai 3 hari selama menstruasi berlangsung. Penderita dismenore

sekunder biasanya merupakan wanita yang pernah memiliki pola

menstruasi normal dan umumnya berusia lebih tua dibandingkan

penderita dismenore primer. Pemeriksaan panggul atau laparoskopi

dapat menunjukkan penyebab dismenore sekunder (Reeder,dkk, 2015)

2.2.4 Manifestasi Klinis

Menurut Setyowati (2018) manifestasi klinis dari dismenore adalah :

a. Dismenore primer

Menurut Laurel D Edmundson (2006) dismenore primer memiliki

ciri khas sebagai berikut :

1) Waktu terjadinya 6-12 bulan setelah menarke (haid pertama).

2) Nyeri pelvis atau perut bawah dimulai saat haid dan berakhir

selama 8-72 jam.

3) Low back pain

4) Nyeri paha dibagian medial atau anterior

5) Sakit kepala.

6) Diare.
12

7) Mual dan muntah.

b. Dismenore sekunder

Menurut Laurel D Edmundson (2006) dismenore primer memiliki

ciri khas sebagai berikut :

1) Terjadi pada usia 20 atau 30 tahunan, setelah siklus haid yang

relatif tidak nyeri di masa lalu.

2) Infertilitas.

3) Darah haid yang tidak banyak ( heavy menstrual flow ) atau

perdarahan yang tidak teratur.

4) Dyspareunia (sensasi nyeri saat berhubungan seks)

5) Vaginal discharge.

6) Nyeri perut bawah atau pelvis diluar masa haid

7) Nyeri yang tidak berkurang dengan terapi NSAIDs

2.2.5 Patofisiologi

Peningkatan produksi protaglandin dan pelepasannya dari endometrium

menyebabkan kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi dan tidak teratur sehingga

timbul nyeri. Selama menstruasi wanita yang mengalami dismenore mempunyai

tekanan intrauteri yang lebih tinggi dan memiliki kadar prostaglandanin dua kali

lebih banyak dalam darah menstruasi dibandingkan dengan wanita yang tidak

mengalami dismenore. Akibat peningkatan aktivitas uterus yang abnormal ini,

aliran darah berkurang sehingga terjadi iskemia atau hipoksia uterus yang

menyebabkan nyeri. Mekanisme nyeri lainnya karena protaglandin dan hormon


13

lain yang membuat serat saraf sensori nyeri uterus menjadi hipersensitif terhadap

kerja bradikinin serta stimulus nyeri fisik dan kimiawi lainnya (Reeder,dkk,

2015).

Adanya prostaglandin berdampak pada peningkatan kontraktiltas dari otot

uterus. Nyeri ini dihasilkan ketika pada otot uterus mengalami iskemi akibat dari

efek vasokontriksi yang dihasilkan oleh prostaglandin. Konsentrasi prostaglandin

selama siklus haid terjadi peningkatan yang bermakna. Ditemukan kadar PGE 2

dan PGF2α yang sangat tinggi dalam endometrium,myometrium dan darah haid

wanita sehingga menderita nyeri haid. Konsentrasi tertinggi dari kadar

prostaglandin adalah pada 2 hari pertama seorang wanita mengalami menstruasi

yang mengakibatkan mengalami kejadian dismenore berat[ CITATION Apr10 \l 1057

].

2.2.6 Penatalaksanaan

a. Terapi non-farmakologi

Beberapa jenis terapi non-farmakologi yang selama ini telah diupayakan

adalah kompres hangat yaitu metode untuk mengurangi nyeri, dimana

panas dapat menurunkan kontraksi uterus. Terapi lain adalah terapi

Mozart, istirahat, konsumsi herbal, akupuntur, akupresure, olahraga,

relaksasi, dan terapi spiritual [ CITATION Anu11 \l 1057 ]

b. Terapi farmakologi

Menurut Setyowati (2018) pengobatan farmakologi adalah :

1) Obat-obatan analgesik sebaiknya bukan dari golongan narkotik

seperti morphin dan codein.


14

2) Obat-obatan tocolitic yaitu obat-obatan untuk mengurangi

kontraksi otot rahim dan memperlancar aliran darah ke dalam

rongga panggul khususnya rahim.

3) Pengobatan hormonal berupa obat-obatan KB yang kombinasi

untuk menghambat pelepasan telur dari ovarium.

4) Obat-obat penghambat pengeluaran hormon prostaglandin seperti

jenis indomethacin dan asam mefenamat.

2.3 Murottal Al-Qur’an

2.3.1 Pengertian Murottal Al-Qur’an

Zahrofi (2013) menjelaskan bahwa terapi murottal Al-Quran

adalah terapi bacaan Al-Quran yang merupakan terapi religi dimana

seseorang dibacakan ayat-ayat AlQuran selama beberapa menit atau jam

sehingga memberikan dampak positif bagi tubuh seseorang. Murottal Al-

Quran adalah rekaman suara Al-Quran yang dilagukan oleh seorang qori’.

Lantunan ayat suci Al-Quran ibarat merupakan gelombang suara yang

memiliki ketukan dan gelombang tertentu, menyebar dalam tubuh

kemudian menjadi getaran yang bisa mempengaruhi fungsi gerak sel otak

dan membuat keseimbangan didalamnya. Benda yang terpengaruh oleh

murottal Al-Quran, getaran neuronnya akan stabil kembali (Aprilini, dkk,

2019).

Murottal Al-Qur’an merupakan rekaman suara Al-Qur’an yang

dilagukan oleh seorang Qori’ (pembaca Al-Qur’an). Lantunan Al-Qur’an

secara fisik mengandung unsur suara manusia, suara manusia merupakan

instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah


15

dijangkau. Suara dapat mengaktifkan hormon endorfin alami,

meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa nyeri.

Pendekatan spiritual dapat membantu mempercepat pemulihan atau

penyembuhan pasien [ CITATION Pri19 \l 1057 ]

2.3.2 Manfaat

Menurut beberapa jurnal manfaat dari murottal Al-Qur’an adalah

sebagai berikut :

a. Menurunkan tingkat insomnia

Menurut hasil penelitian dari Aprilini dkk (2019) setelah diberikan

terapi murottal Al-Qur’an selama 8 hari sebelum tidur pada malam

hari dapat menurunkan tingkat insomnia dengan nilai p 0,031.

Mendengarkan murottal bertujuan membuat subjek merasa lebih

rileks ketika ingin memasuki tidur yan lebih dalam atau deep sleep

serta mendapatkan tidur yang lebih berkualitas.

b. Menurunkan tingkat kecemasan

Hasil penelitian dari Syafei & Suryadi (2018) setelah diberikan

terapi murottal Al-Qur’an selama 25 menit dapat menurunkan

kecemasan pada pasien pre operasi dengan nilai p 0,000. Terapi

dengan alunan bacaan murottal AlQur’an dapat dijadikan alternatif

terapi baru sebagai terapi relaksasi bahkan lebih baik dibandingkan


16

dengan terapi audio lainnya karena stimulan Al-Qur’an dapat

memunculkan gelombang delta sebesar 63,11%.

c. Menurunkan nyeri

Menurut hasil penelitian dari Priyanto & Anggraini (2019) bahwa

murottal qur’an dapat menurunkan nyeri dada dengan tingkat

signifikansi p 0,000. Hal ini dikarenakan suara dapat mengaktifkan

hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan

mengalihkan perhatian dari rasa nyeri. Pendekatan spiritual dapat

membantu mempercepat pemulihan atau penyembuhan pasien. Dari

hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa mendengarkan ayat suci

Al- Qur’an memiliki pengaruh mendatangkan ketenangan dan

menurunkan nyeri.

d. Menurunkan emosi dan tekanan darah

Menurut penelitian dari Aini dkk (2018) bahwa murottal qur’an

dapat menurunkan tekanan darah dengan p 0,000. Hal ini

dikarenakan pengaruh terapi pembacaan Al-Quran berupa adanya

perubahan-perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah,

perubahan detak jantung, dan kadar darah pada kulit. Perubahan

tersebut menunjukkan adanya relaksasi atau penurunan ketegangan

urat saraf reflektif yang mengakibatkan terjadinya pelonggaran

pembuluh nadi dan penambahan kadar darah dalam kulit, diiringi

dengan penurunan frekuensi detak jantung. Terapi musik dan terapi

murotal ini bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh

rangsangan dari luar (terapi musik dan Al-Quran), maka otak akan
17

memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul ini akan

menyangkutkan ke dalam reseptor-reseptor mereka yang ada di

dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa kenikmatan

atau kenyamanan.

2.3.3 Mekanisme nyeri

Teori Pengendalian Gerbang (Gate Control Theory). Dikemukakan

oleh melzak dan wall, teori ini lebih komprehensip dalam menjelaskan

tranmisi dan presepsi nyeri, nyeri tergantung dari kerja serta saraf besar

dan kecil yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsang

pada serat saraf besar akan mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme

sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan

ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang

korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla

spinalis melalui spinalis serat eferen dan reaksinya memengaruhi aktivitas

sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansia

gelatiosa dan membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktivitas

sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri (Chunaeni,

dkk, 2016)

Teori gate control merupakan teori yang mengungkapkan bahwa

nyeri memiliki komponen emosional dan kognitif serta sensasi secara

fisik. Mereka juga mengusulkan bahwa mekanisne “gerbang” yang

berlokasi di sepanjang sistem saraf pusat dapat mengatur atau bahkan

menghambat impuls-impuls nyeri. Teori tersebut mengatakan bahwa

impuls-impuls akan melewati gerbang ketika gerbang dalam posisi terbuka


18

dan akan dihentikan ketika gerbang ditutup. Penutupan ini merupakan

dasar terhadap intervensi nonfarmakologi dalam penanganan nyeri.

Dengan mengerti dan memahami apa saja yang dapat memengaruhi

gerbang-gerbang ini (faktor-faktor yang dapat meningkatkan pelepasan

endorfin), maka akan memperoleh kerangka kerja konseptual untuk

manajemen nyeri [ CITATION Har05 \l 1033 ].

2.3.4 Mekanisme murottal Al-Qur’an terhadap nyeri

Terapi murrottal Al-Qur’an adalah terapi dengan mendengarkan rekaman

suara al-Qur’an yang dilagukan oleh seorang qori’/pembaca al-Qur’an. Bacaan al-

Qur’an secara murottal mempunyai irama yang konstan, teratur dan tidak ada

perubahan yang mendadak. Tempo murottal al-Qur’an yang pendek, serta

nadanya rendah sehingga mempunyai efek relaksasi dan dapat menurunkan nyeri.

Penurunan intensitas nyeri dalam penelitian ini disebabkan oleh adanya efek

relaksasi yang ditimbulkan dari terapi murottal [ CITATION Pri19 \l 1057 ].

Mendengarkan murottal Al-Quran dengan tempo yang lambat serta diam sambil

menyimak setiap ayat yang dibacakan secara perlahan dapat membuat seseorang

berada dalam kondisi rileks. Shekha, Hassan, dan Othman (2013) melakukan

penelitian terhadap 11 mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Salahuddin di

Irak, membandingkan efek antara mendengarkan murottal Al-Quran dan

mendengarkan musik lembut atau musik rock dengan menggunakan

electroencephalogram (EEG) menemukan bahwa, mendengarkan murottal Al-

Quran dapat menghasilkan gelombang alpha dan dapat membantu seseorang

untuk berada dalam kondisi rileks, dibandingkan dengan beristirahat dan

mendengarkan musik lembut atau musik rock (Aprilini, dkk, 2019).


19

Secara fisiologis getaran suara bacaan Al-qur’an akan ditangkap oleh daun

telinga yang akan dialihkan ke lubang telinga dan mengenai membrane timpani

(membrane yang ada di dalam telinga) sehingga membuat bergetar. Getaran ini

akan diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang bertautan antara satu dengan

lainnya. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion kalium dan ion

natrium menjadi aliran listrik melalui saraf N.VII (Vestibule Cokhlearis) menuju

otak tepatnya di area pendengaran. Area ini bertanggung jawab unuk menganalisis

suara kompleks ingatan jangka pendek, perbandingan nada, menghambat respon

motorik yang diinginkan, pendengaran yang serius dan sebagainya. Daerah

pendengaran sekunder (area interprestasi auditorik) sinyal bacaan Alqur’an akan

diteruskan ke bagian posterotemporalis lobus temporalis otak yang dikenal

dengan area wernicke. Di area inilah sinyal dari area asosiasi somatic, visual, dan

auditorik bertemu satu sama lain. Area ini sering disebut dengan berbagai nama

yang menyatakan bahwa area ini mempunyai kepentingan menyeluruh, area

interprestasi umum, area diagnostik, area pengetahuan, dan area asosiasi tersier

[ CITATION Pri19 \l 1057 ].

2.3.5 Surah yang dapat menurunkan dismenore

Surah Ar-Rahman merupakan surah ke 55 dalam Al-Qur’an dan

terdiri dari 78 ayat. Dalam penelitian Annisaa dkk (2020) salah satu surah

dalam Al-Qur’an yang memiliki efek terapeutik adalah surah Ar-Rahman.

Pembacaan surah Ar-Rahman dapat mengurangi setres hormon dan

mengaktifkan hormon endorfin alami yang bisa mengurangi kecemasan

dan meningkatkan efek relaksasi. Dalam sebuah penelitian dikatakan


20

bahwa tingkat rasa sakit pasien setelah operasi menurun setelah dilakukan

murottal selama 15 menit.

Menurut penelitian lain yang dilakukan oleh Rahmah & Astuti

(2019) murottal menggunakan Surah Ar-Rahman merupakan salah satu

surah yang menjelaskan tentang nikmat Allah. Surah Ar-Rahman dapat

memberikan ketenangan jiwa dan relaksasi kepada tubuh. Terapi Ar-

Rahman mampu meningkatkan hormon endorphin yang menenangkan

tubuh dan mengurangi nyeri pada dismenore. Alunan murottal terbukti

dapat meningkatkan hormon endorfin. Saat seseorang mendengarkan

alunan murottal dirinya akan merasa tenang sehingga endorfin akan

dikeluarkan dan ditangkap oleh reseptor di dalam hipotalamus dan sistem

limbik yang berfungsi mengatur emosi.

Bacaan Al-Qur’an yang dilantunkan dengan tempo lambat, lembut

penuh penghayatan dapat menimbulkan suatu respon relaksasi. Faktor lain

adalah keyakinan bahwa Al-Qur'an kitab suci yang mengandung firman

Allah dan merupakan pedoman hidup bagi manusia. Dengan

mendengarkan murottal Ar-Rahman membawa subjek lebih dekat dengan

Tuhannya serta menuntun subjek untuk mengingat dan menyerahkan

segalanya kepada tuhan. Murottal Al Qur’an yang diperdengarkan dengan

speaker box music dan earphone mengeluarkan suara atau bunyi yang

mengalami vibrasi sehingga menghasilkan gelombang suara yang dapat

didengar oleh telinga, kemudian diteruskan Nervus VIII dan diubah

menjadi impuls listrik selanjutnya diteruskan ke korteks serebri yang

berhubngan dengan perasaan untuk dipersepsikan. Hal ini menyebabkan


21

hypothalamus dan hypofise anterior mengeluarkan opiate endogenous

yaitu ß-Endorphin melalui jalur decenden masuk melalui spinal cord yang

diaktifkan oleh receptor µ dan σ dan terjadi modulasi di cornu dorsalis.

Selanjutnya terjadi interaksi antara stresor atau stimuli nyeri dengan opiate

endogenous yaitu ß-Endorphin sehingga mengeliminasi stimuli tersebut

yaitu histamin, bradikinin, serotonin, substansi peptid (Wahida, dkk,

2015)

Dalam penelitian lain dari Mulyani dkk (2019) mendengarkan

murottal surat Ar Rahman dapat lebih cepat meningkatkan spiritualitas

seseorang terhadap Allah SWT, karena ayat pada surat tersebut sebagian

besar menerangkan tentang kasih sayang Allah SWT dan terdapat ayat

yang diulang sampai 31 kali yang menjelaskan tentang begitu besarnya

nikmat yang diberikanNya. Ayat yang diulang-ulang tersebut akan

mengirimkan pengulangan pesan sehingga memberikan instruksi yang

terus-menerus pada pikiran bawah sadar seseorang untuk merangsang

sebuah keyakinan. Keyakinan yang baik dapat meningkatkan spiritualitas

seseorang. Seseorang dengan spiritualitas yang tinggi mampu

mengarahkan pikiran dan perhatiannya pada hal yang positif sehingga

mereka mampu melupakan penderitaanya. Pikiran positif juga mampu

mengubah respon emosional sehingga rasa sakit yang dideritanya

berkurang hingga 60%.


22

2.4 Kerangka Teori


Menstruasi

Gejala dismenore primer


Peningkatan hormon
1. Waktu terjadinya prostaglandin
6-12 bulan
setelah menarke
2. Nyeri pelvis atau
perut bawah
3. Low back pain Kontraksi dinding
4. Nyeri paha uterus
dibagian medial
atau anterior
5. Sakit kepala
6. Diare
7. Mual dan dismenore
muntah.
Terapi non farmakologi :
1. Terapi mozart
Terapi farmakologi :
2. Istirahat
Peningkatan
1. Anti Inflamasi 3. Konsumsi herbal
hormon endorfin 4. Akupuntur
2. Obat tocolitic
3. Obat-obatan pil 5. Akupresure
KB 6. Olahraga
4. Analgesik 7. Relaksasi
Merelaksasikan otot-otot 8. Terapi spiritual
endometrium

Vasodilatasi pembuluh
darah

Nyeri menurun

Perubahan skala
nyeri

Gambar 2.1 Kerangka Teori


23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Strategi pencarian literature

3.1.1 Protokol dan registrasi

Rangkuman yang menyeluruh dalam literature review mengenai perbedaan

dismenore sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal Al Qur’an. Protokol dan

evaluasi dari literature review akan menggunakan PRISMA checklist untuk

menetukan penyelesaian studi yang telah ditemukan dan disesuaikan dengan

tujuan literature review [ CITATION Nur11 \t \l 1057 ].

3.1.2 Database pencarian

Literature review adalah bagian dari sebuah karya ilmiah yang memuat

pembahasan-pembahasan penelitian terdahulu dan referensi ilmiah yang terkait

dengan penelitian yang dijelaskan oleh penulis dalam karya tulis tersebut

[ CITATION Iwa19 \l 1057 ]. Pencarian literatur dilakukan pada bulan Mei- Juli 2020.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh

bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang

didapat berupa artikel jurnal bereputasi baik nasional maupun internasioanl

dengan tema yang sudah ditentukan [ CITATION Nur11 \t \l 1057 ] . Pencarian

literatur dalam literaure review ini menggunakan database Google Schoolar,

Portal Garuda, Sciencedirect, Elsevier.


24

3.1.3 Kata kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan boolean operator

(AND,OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau

menspesifikkan pencarian sehingga mempermudah dalam penentuan artikel atau

jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam literature review ini disesuaikan dengan

Medical Subject Heading (MESH) [ CITATION Nur11 \t \l 1057 ] dan terdiri sebagai

berikut :

Tabel 3.1 Kata kunci

Murottal Dismenore

OR OR

Al Qur’an Therapy Pain menstrual

3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan framework

[ CITATION Nur11 \t \l 1057 ], yang terdiri dari :

1) Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan di analisis

sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

2) Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanaan terhadap kasus

perorangan atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan

studi sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.
25

3) Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan

sebagai pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan kelompok kontrol

dalam studi terpilih.

4) Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperoleh pada studi terdahulu yang

sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

5) Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang

akan di review.

Tabel 3.2 Format PICOS dalam literature review

Kriteria Inklusi Eksklusi


Population Jurnal ilmiah yang Jurnal ilmiah yang tidak
berhubungan dengan topik sesuai dengan topik
penelitian yaitu perbedaan penelitian yaitu perbedaan
dismenore sebelum dan dismenore sebelum dan
sesudah diberikan terapi sesudah diberikan terapi
murottal Al Qur’an murottal Al Qur’an
Intervention Terapi murottal Al Qur’an Terapi murottal Al Qur’an
dengan surah Ar Rahman selain surah Ar Rahman dan
terapi lainnya

Comparation Ada dan Tidak ada


pembanding
Outcome Ada perbedaan dismenore Tidak ada perbedaan atau
sebelum dan sesudah tidak ada perubahan setelah
diberikan terapi murottal Al diberikan terapi murottal Al
Qur’an Qur’an
Study design Quasi experiment pretest Systematic/literature review
posttest
Tahun terbit Artikel atau jurnal yang terbit Artikel atau jurnal yang
tahun 2015-2020 terbit sebelum tahun 2015
Bahasa Bahasa inggris dan bahasa Selain bahasa inggris dan
Indonesia bahasa Indonesia
26

3.3 Analisis Data

Jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria kemudian dikumpulkan dan

dibuat ringkasan jurnal meliputi nama peneliti, tahun terbit jurnal, rancangan

studi, tujuan penelitian, sampel, instrumen dan ringkasan hasil dan temuan.

Ringkasan jurnal peneliian tersebut dimasukkan ke dalam tabel diurutkan sesuai

alfabel dan tahun terbit jurnal dan sesuai dengan format yang ada.

3.4 Hasil pencarian

Berdasarkan hasil pencarian melalui publikasi di database dan menggunakan

kata kunci yang sudah disesuaikan dengan MESH, peneliti mendapatkan 33

artikel yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Hasil pencarian yang sudah

didapatkan kemudian diperiksa duplikasi, ditemukan 2 artikel yang sama sehingga

dikeluarkan dan tersisa 31 artikel. Peneliti kemudian melakukan skrining

berdasarkan judul (n=13), abstrak (n=5) dan full text (n=8) yang disesuaikan

dengan tema literature review. Hasil seleksi studi dapat digambarkan dalam

Diagram Flow dibawah ini :


27

Pencarian topik :
Perbedaan dismenore sebelum dan sesudah diberikan terapi
murottal Al Qur’an

Pencarian artikel melalui database:


Google scholar, Portal Garuda, Elsevier, Sciencedirect

Kata kunci : murottal, Al Qur’an, Keywords: murottal, Al Qur’an,


dismenore, dismenore,

Artikel dari tahun 2015 – Eksklusi (n=20)


2020 Population:
Hasil temuan: Tidak sesuai dengan topik
Google scholar: (n=33) (n=15)
Portal Garuda (n=3) Intervension:
Elsevier (n=0) Terapi tidak sesuai (n=5)
Comparator:
Faktor pembanding (n=0)
Seleksi judul dan duplikat Outcome:
Tidak ada perbedaan
(n=34)
Eksklusi (n=3) (n=0)
Population: Study design:
Tidak sesuai dengan topik Letter to editor (n=0)
(n=0) Identifikasi abstrak
Intervension: (n=8)
Terapi yang dikombinasi
(n=3)
Comparator: Identifikasi jurnal fulltext
Faktor pembanding (n=0) (n= 8)
Outcome:
Tujuan penelitianv tidak
sesuai(n=0)
Study design: Jurnal akhir yang dapat dianalisa dengan
Letter to editor (n=0) tujuan dan rumusan masalah
(n=4)

Gambar 3.1 Diagram Flow literature review berdasarkan PRISMA 2009

[ CITATION Nur11 \t \l 1057 ]


28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2.1 Karakteristik studi

Empat artikel yang memenuhi kriteria inklusi berdasarkan topik literature review yaitu

terapi murottal Al Qur’an terhadap dismenore. Semua artikel menggunakan penelitian

eksperimen dengan pretest posttest design. Jumlah rata rata untuk responden yang diambil

adalah 120 responden. Dengan 2 jurnal menjelaskan faktor usia merupakan berpengaruh

terhadap persepsi nyeri yang dirasakan oleh responden. Semua artikel dilakukan penelitian di

Indonesia.
29

4.1 Tabel pencarian hasil studi literature


Metode
Hasil penelitian
( Desain, sampel,
No Author Tahun Nama Jurnal Judul Database
variabel, instrumen,
Sebelum Sesudah
analisis )
Humaedi 2019 Jurnal Ilmiah Pengaruh Terapi Desain : Desain pre Sebelum dilakukan Setelah dilakukan Google
Lestari, Ilmu Murottal Al Qur’an experimental dengan one intervensi, 6 orang intervensi hasil Scholar
Fahrurrozi, Kesehatan terhadap Perubahan grup pretest-posttest merasakan nyeri ringan yang didapatkan
Febriati Vol. 5 No. 2 Skala Nyeri Haid ( Sampel : 32 responden dengan skala nyeri 1-3 yaitu 5 orang
Astuti Dismenorea) pada Variabel : Terapi dan 26 orang responden tidak
Siswi Kelas X, XI murottal Al Qur’an dan mengalami nyeri nyeri, 25 responden
dan XII MA Asy- Skala nyeri haid ( sedang dengan skala 4- mengalami
Syafi’iah Bendung dismenore) 6. penurunan nyeri
Desa Kilang Instrumen : sedang ke nyeri
Kecamatan Montong Menggunakan kuesioner ringan dan 2
Gading Kabupaten Analisis : Menggunakan responden tetap
Lombok Timur analisi SPSS dengan Uji merasakan nyeri
Tahun 2017 Wilcoxon Signed Ranks sedang.
Test
Hasil penelitian
terdapat pengaruh
penurunan skala
nyeri haid
(dismenore) setelah
dilakukan terapi
murottal Al Qur’an
dengan nilai
signifikan p =
0,000
Yurike 2019 Jurnal Nurse The Effect of Desain : Penelitian Sebelum dilakukan Setelah dilakukan Portal
Septianingru and Health Murottal Al Qur’an eksperimental dengan terapi pada kelompok terapi didapatkan Gauda
m, Nety Vol. 8 on Menstrual Pain prettest posttes design intervensi terdapat 3 hasil 3 responden
30

Mawarda in Nursing Student Sampel : 32 responden responden yang tidak merasakan


of Universitas (16 responden kelompok mengalami nyeri nyeri, 7 responden
Nahdlatul Ulama intervensi dan 16 ringan, 8 responden merasakan nyeri
Surabaya responden kelompok merasakan nyeri sedang ringan, 4 responden
kontrol) dan 5 responden merasakan nyeri
Variabel : Murottal Al merasakan nyeri berat. sedang dan 2
Qur’an dan menstrual responden
pain merasakan nyeri
Instrumen : Lembar berat
observasi Visual Analog
Scale (VAS) Analisis perbedaan
Analisis : menggunakan yang signifikan
aplikasi SPSS dengan nilai VAS pada
Sign test dan Mann- kelompok
Whitney U test intervensi sebelum
dan sesudah
diberikan terapi
murottal yaitu
0,000 < α 0,05
yang menunjukkan
bahwa murottal Al
Qur’an dapat
mengurangi nyeri
haid.
Qanita 2018 Journal Of The Effect of Desain : quasy Kelompok intervensi Setelah dilakukan Google
Chairun Maternity Murattal to Relieve experiment dengan pre- sebelum dibeikan terapi terapi didapatkan Scholar
Nissa, Neni Care and Dysmenorrhea Pain posttest and control terdapat 6 responden hasil 13 responden
Nuraeni, Reproductive in Female Student group design yang merasakan nyeri mengalami nyeri
Hani Health Sampel : 30 responden ringan dan 9 responden ringan dan 2
Handayani (15 responden kelompok merasakan nyeri responden
intervensi dan 15 sedang. merasakan nyeri
responden kelompok sedang.
31

kontrol)
Variabel : Murottal dan
dysmenorrhea pain Hasil menunjukkan
Instrumen : numeric p = 0,000 artinya
rating scale (NRS) <α 0,05 yang
Analisis : Analisis berarti terapi
menggunakan aplikasi murottal dapat
SPSS dengan uji paired mengurangi
T-test dismenore pada
wanita dengan 95%
responden
mengalami
penurunan
dismenore setelah
diberikan
intervensi.
Indrawati, 2019 Jurnal Ners Efektifitas Terapi Desain : quasi Berdasarkan hasil rata- Setelah dilakukan Google
Desni Murottal terhadap experimen dengan the rata tingkat nyeri terapi didapatkan Scholar
Putriadi Nyeri Dismenore one group pretest- sebelum dilakukan hasil 3,67 dengan
pada Remaja Putri di posttest design terapi 5,57 dengan skala minimal skala nyeri
SMA Negeri 2 Sampel : 30 responden nyeri minimal 4 dan 1 dan maksimal
Bangkinang Kota Variabel : Murottal dan maksimal 8. skala nyeri 7.
Tahun 2019 nyeri dismenore
Vol. 3 No. 2 Instrumen : lembar
observasi dengan Hasil uji
menggunakan skala menunjukkan p=
intensitas nyeri 0,000 artinya nilai
Analisis : menggunakan <α 0,05 yang
aplikasi SPSS dengan uji berarti terdapat
paired sample t test perbedaan yang
signifikan sebelum
dan sesudah
32

diberikan terapi
murottal dengan
nilai rata-rata
intensitas nyeri
setelah diberikan
intervensi adalah
3,67.
33

4.2.2 Karakteristik responden studi

Responden dalam penelitian adalah wanita yang mengalami dismenore primer di

masing-masing artikel. Responden sebanyak 120 responden dari keseluruhan artikel yang

diteliti. Responden berusia rata rata 15 sampai 20 tahun dengan latar belakang pendidikan

sekolah menengah dan mahasiswa.

4.2.3 Faktor yang berpengaruh

Usia menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam mempersepsikan nyeri. Rata-

rata responden berusia 15 sampai 20 tahun. Kejadian dismenore primer sangat dipengaruhi

oleh usia wanita. Semakin tua umur seseorang, semakin sering ia mengalami menstruasi dan

semakin lebar leher rahim maka sekresi hormon prostaglandin akan semakin berkurang.

Selain itu, dismenore primer nantinya akan hilang dengan makin menurunnya fungsi saraf

rahim akibat penuaan [ CITATION Rah171 \l 1057 ].

4.2.4 Hasil dari studi

Artikel yang direview adalah sebanyak 4 artikel. Artikel yang pertama berjudul

“Pengaruh Terapi Murottal Al Qur’an terhadap Perubahan Skala Nyeri Haid ( Dismenorea)

pada Siswi Kelas X, XI dan XII MA Asy-Syafi’iah Bendung Desa Kilang Kecamatan

Montong Gading Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017”. Penelitian ini menggunakan pre

eksperimental design dengan rancangan penelitian one group pretest-posttest design. Dengan

melibatkan 32 orang siswi kelas X,XI dan XII yang mengalami dismenore. Sebelum

diberikan terapi murottal Al Qur’an responden yang mengalami nyeri ringan sebanyak 6

responden dengan skala nyeri 1-3 dan 26 responden mengalami nyeri sedang dengan skala

nyeri 4-6. Setelah diberikan terapi murottal Al Qur’an responden responden yang mengatakan

tidak nyeri 5 responden, nyeri ringan 25 responden dan nyeri sedang 2 responden.

Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan bahwa nilai p value 0,000<α
34

0,05 yang menunjukkan kesimpulan bahwa ada pengaruh terapi murottal Al Qur’an terhadap

perubahan dismenore sehingga dapat dikatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu

terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal Al Qur’an surah Ar

Rahman.

Hasil dari artikel yang kedua “The Effect of Murottal Al Qur’an on Menstrual Pain in

Nursing Student of Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya”, jumlah responden sebanyak 32

responden mahasiswa Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya yang sesuai

dengan kriteria inklusi dan dibagi dua kelompok menjadi kelompok kontrol dan kelompok.

Dengan hasil sebelum dilakukan terapi pada kelompok intervensi terdapat 3 responden yang

mengalami nyeri ringan, 8 responden merasakan nyeri sedang dan 5 responden merasakan

nyeri berat. Setelah dilakukan terapi didapatkan hasil 3 responden tidak merasakan nyeri, 7

responden merasakan nyeri ringan, 4 responden merasakan nyeri sedang dan 2 responden

merasakan nyeri berat. Kelompok intervensi diberikan terapi murottal Al Qur’an dengan

surah Ar Rahman selama 15 menit dan kelompok kontrol diberikan terapi relaksasi napas

dalam selama 15 menit. Didapatkan hasil untuk kelompok intervensi terdapat perbedaan skala

nyeri sebelum dan sesudah melalui VAS pada semua responden yaitu 16 responden dengan p

value 0,000< α 0,05 menggunakan uji Sign Test dan Mann Whitney U test.

Hasil artikel tersebut sejalan dengan artikel “The Effect of Murattal to Relieve

Dysmenorrhea Pain in Female Student”, Responden sebanyak 30 responden dari siswa kelas

8 SMPN 12 Tasikmalaya dengan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intervensi

dan kelompok kontrol. Dengan menggunakan desain quasy eksperiment pretest-posttest with

contol group. Kelompok intervensi sebelum diberikan terapi terdapat 6 responden (40%)

yang merasakan nyeri ringan dan 9 responden (60%) merasakan nyeri sedang. Setelah

dilakukan terapi didapatkan hasil 13 responden (86,7%) mengalami nyeri ringan dan 2

responden (13,3%) merasakan nyeri sedang. Setelah dianalisis menggunakan SPSS dengan
35

menggunakan uji Paired T test didapatkan kesimpulan bahwa terapi murottal Al Qur’an dapat

menurunkan dismenore dengan p value 0,000 < α 0,05.

Kesimpulan yang sama juga didapatkan pada artikel yang ke 4 “Efektifitas Terapi

Murottal terhadap Nyeri Dismenore pada Remaja Putri di SMA Negeri 2 Bangkinang Kota

Tahun 2019”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment tanpa

menggunakan kelompok kontrol dengan jenis rancangan the one group pretest-postest

design. Responden dalam peneletian berjumlah 30 orang siswa remaja putri di SMA Negeri 2

Bangkinang Kota. Sebelum dilakukan intervensi terapi murottal Al Qur’an surah Ar Rahman

adalah rata-rata 3,67 dengan skala nyeri minimal 4 dan skala nyeri maksimal 8. Tingkat nyeri

terbanyak sebelum dilakukan terapi murottal Al Qur’an dari 30 responden adalah pada skala

5. Setelah dilakukan terapi murottal Al Qur’an murottal Surah Ar Rahman hasil rata-rata 3,67

dengan skala nyeri minimal pada skala 1 dan skala nyeri maksimal pada skala 7. Tingkat

nyeri terbanyak setelah diberikan terapi murottal Al Qur’an adalah berada pada skala 3.

Dengan hasil p value 0,000 yang artinya p < α 0,05 yang berarti ada perbedaan signifikan

sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal Al Qur’an pada dismenore. Hasil analisis

menggunakan uji Paired sample t test dengan aplikasi SPSS.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Dismenore sebelum diberikan terapi murottal Al Qur’an

Dari jurnal empat jurnal yang telah direview, sebelum diberikan intervensi 24%

responden mengalami dismenore nyeri ringan, 68% responden mengalami nyeri sedang dan

8% responden mengalami nyeri berat. Rata-rata dalam artikel yang direview mayoritas

mengalami nyeri sedang dan nyeri ringan. Dengan skala nyeri ringan minimal 1 dan

maksimal skala nyeri berat 9.

Dalam penelitian Ihsan dkk (2015) seseorang dikatakan mengalami dismenore sedang

dengan skala nyeri 4-7 dan mengalami dismenore berat dengan skala nyeri 8-10. Nyeri haid
36

(dismenore) terjadi akibat endometrium mengandung prostagladin dalam jumlah yang tinggi.

Di bawah pengaruh progesteron selama fase luteal pada siklus menstruasi, endometrium yang

mengandung prostaglandin meningkat menyebabkan kontraksi miometrium yang kuat dan

mampu menyempitkan pembuluh darah, menyebabkan iskemia, disintegrasi endometrium,

perdarahan dan nyeri akan mencapai tingkat maksimum ketika menstruasi.

Sejalan dengan penelitian dari Amalia dkk (2020) bahwa intensitas nyeri setiap

individu berbeda antara nyeri ringan, sedang dan nyeri berat. Hal ini disebabkan karena

beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, kultur/budaya, dukungan keluarga maupun sosial,

dan koping. Kondisi tubuh setiap individu berbeda satu sama lain disebabkan oleh

perbedaaan kadar endorfin dalam tubuh. Perbedaan kadar endorfin yang tinggi akan sedikit

merasakan nyeri dan kadar endorfin yang sedikit akan merasakan nyeri berlebihan. Endorfin

berfungsi mengatur berbagai fungsi fisiologi transmisi nyeri, emosi, kontrol nafsu makan dan

sekresi hormon.

Semua responden yang ada dalam artikel-artikel yang direview adalah sekitar 15

sampai 20 tahun dan responden mengalami dismenore ringan, sedang dan berat sesuai dengan

skala nyeri yang terukur. Menurut penelitian Aningsih dkk (2018) kejadian dismenore

umumnya terjadi pada usia 15-30 tahun dan sering terjadi pada usia 15-25 tahun. Kejadian

dismenore sangat dipengaruhi oleh usia wanita, rasa sakit yang dirasakan beberapa hari

sebelum dan saat menstruasi biasanya karena meningkatnya sekresi hormon prostaglandin.

Semakin tua umur seseorang, semakin sering mengalami menstruasi dan semakin lebar leher

rahim maka sekresi hormon prostaglandin akan semakin berkurang. Selain itu, dismenore

nantinya akan hilang dengan makin menurunnya fungsi saraf rahim akibat penuaan.

Dari penjelasan diatas, perbedaan nyeri setiap individu bisa dipengaruhi beberapa

faktor, salah satunya adalah usia. Usia menjadi salah satu faktor dalam mempersepsikan nyeri

semakin bertambah umur seseorang maka persepsi nyeri semakin baik karena pengalaman
37

sebelumnya terhadap persepsi nyeri. Usia menarche juga berpengaruh pada nyeri dismenore

dikarenakan semakin dini awal menarche mengalami paparan hormon protaglandin lebih

lama sehingga menyebabkan kram dan nyeri perut.

4.2.2 Dismenore sesudah diberikan terapi murottal Al Qur’an

Setelah diberikan intervensi semua artikel yang direview menunjukkan responden

mengalami penurunan dismenore menjadi 12,6% responden tidak nyeri, 71,4% responden

nyeri ringan, 9,5% responden nyeri sedang dan 3,1% responden mengalami nyeri berat.

Dengan minimal tidak merasakan nyeri dan maksimal skala nyeri 7 .

Teori Gate Control yang menjelaskan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah

pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan

tersebut merupakan dasar terapi untuk menghilangkan nyeri. Pemblokan ini dapat dilakukan

melalui pengalihan perhatian ataupun dengan teknik relaksasi. lantunan ayat suci Al Qur’an

secara fisik mengandung unsur suara manusia. Suara yang dilantunkan dengan irama dapat

menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon endorfin alami, menurunkan rasa

takut, cemas, dan tegang serta memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan

tekanan darah, detak jantung, denyut nadi, aktivitas gelombang otak, dan memperlambat

pernafasan. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lambat tersebut sangat baik untuk

menurunkan ketegangan[ CITATION Pra191 \l 1057 ].

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Ihsan dkk (2015) perubahan dismenore

setelah diberikan terapi murottal Al Qur’an. Lantunan Al Quran secara fisik mengandung

unsur suara manusia yang dapat menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon

endorfin alami, meningkatkan relaksasi, mengurangi kecemasan, menurunkan tekanan darah,

pernafasan, denyut nadi, detak jantung serta aktivitas gelombang otak. Hal ini disebabkan

karena gelombang otak pada stimulan terapi musik dan stimulan murottal Al Qur’an

mempunyai kesamaan yaitu didominasi oleh gelombang delta. Adanya gelombang delta ini
38

mengindikasikan bahwa kondisi seseorang dalam keadaan sangat rileks, sehingga stimulan Al

Qur’an ini dapat memberikan ketenangan, ketentraman dan kenyamanan seseorang. Lantunan

ayat Al Quran dalam terapi murottal mempunyai irama yang konstan, teratur, dan tidak ada

perubahan yang mendadak serta nadanya rendah mempunyai efek relaksasi terhadap tubuh.

Dari penjelasan diatas, responden masih ada yang mengalami dismenore sedang

dikarenakan nyeri sebelumnya responden bisa jadi mengalami nyeri berat sehingga masih ada

perubahan dari skala nyeri berat ke nyeri sedang. Perbedaan perubahan skala nyeri pada

responden berhubungan dengan pengalaman nyeri yang bersifat individu sehingga tidak dapat

disamakan dengan orang lain. Persepsi yang positif yang didapatkan setiap individu dari

mendengarkan murottal dengan irama yang teratur mampu memberikan efek relaksasi yang

berbeda-beda sehingga skala nyeri setelah diberikan terapi setiap individu berbeda.

4.2.3 Perbedaan dismenore sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal Al Qur’an

Dari keempat artikel, semua hasil dari artikel yang direview mengalami penurunan

dismenore dengan tingkat signifikan yang sama yaitu p 0,000 < α 0,05 yang berarti terdapat

penurunan dismenore setelah diberikan terapi murottal Al Qur’an.

Dari hasil review, terdapat perbedaan dismenore sebelum dan sesudah diberikan

terapi murottal Al Qur’an dengan surah Ar Rahman. Rekaman suara Al Qur’an yang

dilagukan oleh Qori’ (pembaca Al Qur’an). Lantunan Al Qur’an mengandung suara manusia,

sedangkan suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat

yang paling mudah dijangkau yang dapat menurunkan hormon-hormon setress dan

menurunkan nyeri (Susanti, dkk, 2019). Suara dapat menurunkan hormon-hormon stres,

mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan

perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga

menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernapasan, detak jantung, denyut nadi, dan
39

aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat

baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme

yang lebih baik [ CITATION Bob04 \l 1057 ]

Menurut penelitian dari Istiroha & Hariati (2018) murottal surat Ar Rahman yang

diperdengarkan dapat mengeluarkan gelombang suara yang dapat didengar oleh telinga,

selanjutnya diteruskan ke Nervus Vestibulocochlearis (N.VII) dan diubah menjadi impuls

listrik kemudian diteruskan ke korteks cerebri. Jika bunyi atau suara dipersepsikan dengan

baik maka menyebabkan ketenangan. Hal ini menyebabkan hipotalamus dan hipofisis

anterior mengeluarkan endogenous β endorphin yang selanjutnya akan terjadi interaksi

antara stressor dan stimuli nyeri. Mekanisme tersebut akan menurunkan histamin,

bradikinin,serotonin dan substansi peptide sehingga rasa nyeri menurun. Hormon endorphine

adalah neuropeptide yang dihasilkan tubuh saat tenang/rileks. Hormon ini dapat berfungsi

sebagai obat penenang alami yang dapat melahirkan rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri

pada saat kontraksi [ CITATION Pra191 \l 1057 ]

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sumaryani & Sari (2015) didapatkan hasil

bahwa murottal dengan surah Ar Rahman dapat mengurangi dismenore. Surah Ar Rahman

yang dibacakan secara tartil dapat mempengaruhi keseluruhan fisiologi tubuh manusia

dengan cara mengaktivasi neokorteks dan beruntun ke dalam sistem limbik, hipotalamus, dan

sistem saraf otonom. Perangsangan auditori mempunyai efek distraksi yang mampu

meningkatkan pembentukan endorfin dan merelaksasikan otot. Surah Ar Rahman

menceritakan tentang luasnya rahmat Allah. Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk

yang sebaik-baiknya. Ar Rahman juga menceritakan tentang keseimbangan dan memuat

unsur pendidikan. Surah Ar Rahman dimaknai sebagai surah yang menjelaskan pentingnya

bersyukur karena karunia Allah yang sangat luas tersebut, termasuk mensyukuri semua

kondisi. Sakit ataupun dismenore juga dimaknai sebagai karunia Allah, sehingga orang yang
40

memahami makna Surah Ar Rahman akan mampu mencapai kesehatan jasmani, rohani,dan

akal. Dalam memaknai tersebut maka akan timbul persepsi positif yang didapat dari Ar

Rahman akan merangsang hipotalamus mengeluarkan hormon endorfin.

Dari penjelasan tersebut terapi murottal Al Qur’an dapat menurunkan dismenore pada

saat mensruasi. Hal ini disebabkan karena efek relaksasi yang didapatkan pada saat

medengarkan murottal. Mendengarkan murottal dengan keadaan dan posisi yang nyaman

sehingga didapatkan perasaan rileks yang berpengaruh pada penurunan dismenore. Surah Ar

rahman merupakan surah yang familiar ditelinga masyarakat sehingga penghayatan dan

persepsi positif pada arti surah juga bisa menjadi berpengaruh pada perasaan rileks yang

mendengarkan sehingga nyeri bisa berkurang. Perbedaan suara qori juga bisa berpengaruh

dikarenakan individu akan lebih senang mendengarkan suara qori yang disukai dibandingkan

yang asing ditelinga sehingga pada saat mendengarkan keadaan rileks akan lebih cepat

tercapai.
41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dalam literature review adalah sebelum diberikan terapi

murottal Al Qur’an responden mengalami nyeri ringan, nyeri sedang dan berat

tetapi dengan mayoritas mengalami nyeri sedang. Setelah diberikan terapi

murottal Al Qur’an responden mengalami tidak nyeri, nyeri ringan dan nyeri

sedang dengan mayoritas sudah mengalami nyeri ringan. Terdapat perbedaan

dismenore sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal Al Qur’an. Ini

menunjukkan bahwa terapi murottal Al Qur’an dengan menggunakan surah Ar

Rahman dapat mengurangi dismenore. Usia menjadi salah satu faktor terjadinya

dismenore kemudian akan berkurang ketika umur wanita semakin menua karena

akan terjadi pelebaran rahim dan penurunan hormon prostaglandin. Terapi

murottal Al Qur’an mampu memberikan efek relakasasi sehingga tubuh

mengeluarkan endorfin untuk mengurangi nyeri. Terapi menggunakan murottal Al

Quran dapat dijadikan alternatif penanganan dismenore secara non farmakologi

yang murah dan mudah dijangkau serta efektif dalam mengurangi dismenore.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi institusi

Hasil review ini dapat dijadikan sebagai referensi dan pengembangan

penelitian selanjutnya.
42

5.2.2 Bagi profesi keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu topik pembahasan terutama di

Keperawatan Maternitas untuk menambahkan cara menangani disminore

tanpa menggunakan terapi farmakologi.

5.2.3 Bagi peneliti

Untuk peneliti selanjutnya disarankan melakukan penelitian yang sama

dengan surah yang berbeda untuk melihat apakah ada hasil yang berbeda

dengan surah Ar Rahman.

5.2.4 Bagi masyarakat

Menjadi alternatif non farmakologi yang mrah dan mudah dijangkau dalam

penanganan dismenore.
DAFTAR PUSTAKA

Aini, D. N., Wulandari, P., & Astuti, S. P. (2018). Pengaruh Terapi Murottal Al-

Qur'an terhadap Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Ruang Cempaka

RSUD dr. H. Soewondo Kendal. Jurnal Ners Widya Husada , 7-8.

Amalia, A. R., Susanti, Y., & Haryanti, D. (2020). Efektivitas Kompres Air

Hangat dan Air Dingin Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Remaja

Putri dengan Dismenore. Jurnal Kebidanan Malakbi , 11.

Aningsih, F., Sudiwati, N. L., & Dewi, N. (2018). Pengarh Pemberian Teknik

Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Haid

(Dismenore) pada Mahasiswi di Asrama Sanggau Landungsari Malang .

Nursing News , 100-101.

Annisaa, T., Valentina, R., & Chairani, A. (2020). The Relationship between

Murottal Therapy and Pain Quality in CollegeStudents with

Musculoskeletal Pain in 2019. Scientific Medical Journal , 2.

Aprilini, M., Mansyur, A. Y., & Ridfah, A. (2019). Efektifitas Mendengarkan

Murottal Al-Qur'an dalam Menurunkan Tingkat Insomnia pada Mahasiswa.

Jurnal Psikologi Islami , 148-152.

Azizah, N., Nisak, A. Z., & Nisa, F. N. (2015). Teknik Relaksasi Nafas Dalam

dan Terapi Musik Sebagai Upaya Penurunan Intensitas Nyeri Haid

( Dysmenorrhea ). The 2nd University Research Coloquium , 80.

43
Bobak, e. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.

Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi

4. Jakarta: EGC.

Chunaeni, S., Lusiana, A., & Handayani, E. (2016). Efektifitas Terapi Murottal

terhadap Penurunan Nyeri Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif. Rakernas

Hamdiyah. (2019). Pengaruh Terapi Non Farmakologi dengan Media Murottal

Al-Qur'an Kombinasi Senam Dysmenorrhea terhadap Penurunan Nyeri Haid

di Panti Asuhan Sejahtera Aisyiyah Pangkajene. Jurnal Kebidanan dan

Kesehatan Tradisional , 54.

Hartwigh, & Wilson. (2005). Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:

EGC.

Ihsan, A., Tafwidhah, Y., & Adiningsih, B. (2015). Efektivitas Terapi Murottal

Terhadap Perubahan Tingkat Dismenore Pada Mahasiswi Program Studi

Keperawatan Universitas Tanjungpura Angkatan 2013. ProNers , 4-5.

Istiroha, & Hariati, E. (2018). Terapi Murottal Berpengaruh terhadap Penurunan

Tingkat Nyeri Selama Perawatan Ulkus Diabetikum. Journals Ners

Community , 178.

Julianti, Hasanah, O., & Erwin. (2014). Efektivitas Akupresur terhadap

Dismenore. JOM PSIK , 1.

Laila, N. N. (2011). Buku Pintar Menstruasi . Jogjakarta: Bukubiru.

44
Maidartati, Hayati, S., & Hasanah, A. P. (2018). Efektivtas Terapi Kompres

Hangat terhadap Penurunan Nyeri Dismenore pada Remaja di Bandung.

Jurnal Keperawatan BSI , 157.

Masruroh, & Setyowati, H. (2019). Perbedaan Efektivitas Murottal Al-Qur'an dan

Terapi Akupresure terhadap Nyeri Haid pada Remaja Putri Kelas X di

SMAN Ungaran Kabupaten Semarang. Jurnal Kebidanan Harapan Ibu

Pekalongan , 2.

Mulyani, N. S., Purnawan, I., & Upoyo, A. S. (2019). Perbedaan Pengaruh Terapi

Murottal selama 15 Menit dan 25 Menit terhadap Penurunan Skala Nyeri

pada Pasien Kanker Pasca Bedah. Jurnal Of Bionursing , 85.

Nadliroh, U. (2013). Kecemasan Remaja Putri dalam menghadapi Nyeri Haid

( Dismenorrhea) pada Siswi Kelas VII di SMPN 1 Mojoanyar Kabupaten

Mojokerto. Hospital Mojophait , 108.

Nursafa, A., & Adyani, S. A. (2017). Penurunan Skala Nyeri Haid pada Remaja

Putri dengan Senam Dysmenorhe. Jurnal Keperawatan Widya Gantari

Indonesia , 3.

Nursalam. (2020). Penulisan Literaure Review dan Systematic Review pada

Pendidikan Kesehatan ( Contoh ). Surabaya: Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga.

Pramita, N., & Sari, D. N. (2019). Pengaruh Abdominal Stretching Exercise

dengan Lantunan Ayat Suci Al Qr'an terhadap Skala Nyeri Haid pada

45
Remaja di Panti Asuhan Darul Ulum Yogyakarta. Jurnal Medika Resipati ,

170-171.

Prastiwi, W., & Listyaningrum, T. H. (2017). Pengaruh Alunan Murottal terhadap

Intensitas Nyeri Dismenore Primer pada Siswi Aliyyah di Pondok Pesantren

As Salafiyyah Mlangi Yogyakarta. Jurnal Universitas ‘Aisyiyah

Yogyakarta. , 5-6.

Priyanto, & Anggraini, I. I. (2019). Perbedaan Tingkat Nyeri Dada Sebelum dan

Setelah Dilakukan Terapi Murottal Al-Quran. Jurnal Ilmiah Keperawatan

Stikes Hang Tuah Surabaya , 19.

Purwoastuti, E., & Walyani, E. S. (2015). Panduan Materi Kesehatan Reproduksi

dan Kelarga Berencana. Yogyakarta: Pustakabarupress.

Puspita, S. D. (2018). Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi Dismenorhoe di

SMP Negeri 1 Jenggawah Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. Mid-Z

Jurnal , 31.

Rahayu, A., Pertiwi, S., & Patimah, S. (2017). Pengaruh Endorphine Massage

terhadap Rasa Sakit Dismenore pada Mahasiswi Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Tahun 2017. Midwife Jornal , 23.

Rahayuningrum, D. C. (2016). Perbedaan Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas

Dalam dan Kompres Hangat dalam Menurunkan Disminore pada Remaja

SMA Negeri 3 Padang. Jurnal Medika Saintika Vol 7 .

46
Rahmah, A. M., & Astuti, Y. (2019). Pengaruh Terapi Murottal dan Aromaterapi

Terhadap Intensitas Dismenore pada Mahasiswi Keperawatan. IJNP

(Indonesian Journal of Nursing Practices) , 2.

Reeder, Martin, & Griffin, K. (2015). Keperawatan Maternitas Kesehatan

Wanita,Bayi dan Keluarga Volume1 Edisi 18. Jakarta: EGC.

Rohan, H. H., Setyowati, A., Herdyana, E., Komariyah, S., & Agustina, E. (2017).

Buku Kesehatan Reproduksi : Pengenalan Penyakit Menular Reproduksi

dan Pencegahan. Malang: Intimedia.

Sumaryani, S., & Sari, P. I. (2015). Senam Dismenorhea Berbasis Ar Rahman

terhadap Penurunan Nyeri. Jurnal Ners , 363-364.

Susanti, S., Widyastuti, Y., & Sarifah, S. (2019). Pengaruh Terapi Murottal Al-

Qur'an untuk Menurunkan Nyeri Post Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah

Hari ke 1. Indonesian Journal On Medical Science , 60.

Syafei, A., & Suryadi, Y. (2018). Pengaruh Pemberian Terapi Audio Murottal

Qur’an Surat Ar-Rahman terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre-

Operasi Katarak Senilis. Jurnal Kesehatan , 128-129.

Vianti, R. A., & Ari, D. (2018). Penurunan Nyeri Saat Dismenore dengan Senam

Yoga dan Teknik Distraksi ( Musik Klasik Mozart ). Jurnal Litbang

Pekalongan , 15.

47
Wahida, Nooryanto, M., & Andarini, S. (2015). Terapi Murotal Al-Qur'an Surat

Arrahman Meningkatkan Kadar β-Endorphin dan Menurunkan Intensitas

Nyeri pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif. Jurnal Kedokteran Brawijaya .

Windastiwi, W., Pujiastuti, W., & Mundarwati. (2017). Pengaruh Abdominal

Stretching Exercise terhadap Intensitas Nyeri Dismenore. Jurnal Kebidanan

, 17-18.

48
LAMPIRAN

49

Anda mungkin juga menyukai