LITERATURE REVIEW
Oleh :
Syafiatul Mutammimah
NIM. 16010138
LITERATURE REVIEW
Oleh :
Syafiatul Mutammimah
NIM. 16010138
Skripsi penelitian ini telah diperiksa oleh pembimbing dan telah disetujui untuk
Pembimbing I
Pembimbing II
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tim penguji
Ketua,
Syiska Atik Maryanti, SSiT., M.Keb. Ns. Prestasianita Putri S.Kep., M.Kep.
NIDN. 4017047801 NIDN. 0701088903
Mengesahkan,
Ketua STIKES dr. Soebandi Jember,
iv
LEMBAR PERNYATAAN
dengan Literature Review”. Adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan
Review ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya
secara jelas sesuai dengan norma, kaida, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam proposal ini, saya
berlaku.
Jember, 2020
Syaifiyatul Mutammimah
v
SKRIPSI
LITERATURE REVIEW
REVIEW
Oleh :
Syaifiyatul Mutammimah
NIM. 16010138
Pembimbing :
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
1. Kepada orang tua saya, Papa Maqsudi dan Mama Jumani, Kakak Anita
Zuhriana, kakak Jeni Farah Diba dan Kakak Fahdi Sulaiman tersayang
yang tiada henti selalu memberi semangat, motivasi dan doa selama ini.
Dita, Ustadzah Husniyah dan Ustadzah Iski di UKMKI Ibnu Sina STIKES
kebaikan.
vii
MOTTO
(HR Tirmidzi)
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dibantu oleh berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Drs. H. Said Mardijanto, S.Kep., Ns., MM selaku Ketua STIKES dr. Soebandi
2. Ns. Irwina Angelina Silvanasari, S.Kep., M.Kep. selaku Ketua Program Studi
dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
Syaifiyatul Mutammimah
ix
ABSTRAK
*Peneliti
**Dosen Pembimbing 1
***Dosen Pembimbing 2
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iv
KATA PENGANTAR......................................................................... ix
ABSTRAK........................................................................................... x
DAFTAR ISI........................................................................................ xi
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................. 1
xi
1.4.1. Bagi Peneliti ..................................................... 4
2.2.1. Definisi.............................................................. 5
2.2.3. Klasifikasi.......................................................... 10
2.2.5. Patofisiologi....................................................... 12
xii
2.4. Kerangka Teori ............................................................. 22
xiii
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 41
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 43
LAMPIRAN ........................................................................................ 49
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
xvi
DAFTAR SINGKATAN
LH : Luteinizing Hormone
E2 : Estradiol
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
terpenting dalam pubertas adalah datangnya masa haid atau masa menarche pada
wanita remaja (Maidartati, dkk, 2018). Dismenore atau nyeri haid adalah nyeri
menusuk yang terasa di perut bagian bawah , hal ini terjadi akibat
timbul rasa nyeri. Umumnya nyeri yang biasa terasa dibagian bawah perut itu
terjadi pada hari pertama dan kedua menstruasi. Rasa nyeri akan berkurang
setelah keluar darah yang cukup banyak setelah hari pertama (Azizah, dkk , 2015).
2017). Prevalensi dismenore di Asia sebesar 74,5% dari gadis-gadis yang telah
64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore
yaitu sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36%
1
2
remaja. Hal tersebut menjadi faktor terbanyak absennya para kaum wanita
(remaja) pada jam kerja maupun sekolah [ CITATION Sur18 \l 1057 ] . Ini membuat
wanita yang mengalami disminore primer harus mencari solusi untuk mengatasi
dan dilatasi kanalis servikalis. Tetapi terapi ini dapat berdampak ketagihan dan
memberikan efek samping obat yang berbahaya bagi pasien. Terapi non
musik, akupuntur, akupresure, olahraga, terapi nafas dalam, yoga dan terapi
dikeluarkan dan ditangkap oleh reseptor di dalam hipotalamus dan sistem limbik
lantunan Al-Quran di dasarkan pada suara yang masuk melalui telinga akan
respon oleh setiap sel dalam anggota tubuh. Suara inilah yang dapat mengubah
apakah ada perbedaan dismenore sebelum dan sesudah diberikan terapi alunan
murottal Al Qur’an.
Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah terapi murottal Al-Qur’an pada
penurunan dismenore?”
1.3 Tujuan
Qur’an.
Qur’an.
1.4 Manfaat
Sebagai referensi atau acuan bagi peneliti lain yang ingin mengkaji
dismenore
dismenore dengan cara yang sangat sederhana dan mampu dilakukan oleh
masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
rutin setiap bulan selama masa suburnya kecuali apabila terjadi kehamilan. Pada
saat mesntruasi, darah yang keluar merupakan darah akibat dari peluruhan dinding
endometrium. Proses alamiah ini terjadi rata-rata sekitar 2 sampai 8 hari. Darah
implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh.
Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antar menstruasi dikenal
a. Fase menstruasi
5
6
yang robek.
a. Faktor hormon
wanita yaitu :
hipofisis
b. Faktor enzim
c. Faktor vaskular
d. Faktor protaglandin
2.2.1 Definisi
bagian perut bawah. Istilah dismenore sendiri berasal dari kata Yunani, dis
yang berarti sulit, menyakitkan, atau tidak normal. Meno yang berarti
bulan dan rhea yang berarti aliran. Jika diartikan secara keseluruhan,
2.2.2 Etiologi
a. Dismenore Primer
b. Dismenore sekunder
neoplasma ovarium atau uterus dan polip uterus. IUD juga dapat
a. Dismenore Primer
lebih sering terjadi pada wanita yang belum menikah. Kehamilan dan
dan muntah, sakit kepal, letih, pusing, pingsan, diare dan kelabilan
b. Dismenore sekunder
setelah haid pertama, namun paling sering muncul di usia 20-an atau
AKDR atau trauma. Pada umumnya, nyeri yang dirasakan lebih dari 2
a. Dismenore primer
2) Nyeri pelvis atau perut bawah dimulai saat haid dan berakhir
5) Sakit kepala.
6) Diare.
12
b. Dismenore sekunder
2) Infertilitas.
5) Vaginal discharge.
2.2.5 Patofisiologi
menyebabkan kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi dan tidak teratur sehingga
tekanan intrauteri yang lebih tinggi dan memiliki kadar prostaglandanin dua kali
lebih banyak dalam darah menstruasi dibandingkan dengan wanita yang tidak
aliran darah berkurang sehingga terjadi iskemia atau hipoksia uterus yang
lain yang membuat serat saraf sensori nyeri uterus menjadi hipersensitif terhadap
kerja bradikinin serta stimulus nyeri fisik dan kimiawi lainnya (Reeder,dkk,
2015).
uterus. Nyeri ini dihasilkan ketika pada otot uterus mengalami iskemi akibat dari
selama siklus haid terjadi peningkatan yang bermakna. Ditemukan kadar PGE 2
dan PGF2α yang sangat tinggi dalam endometrium,myometrium dan darah haid
].
2.2.6 Penatalaksanaan
a. Terapi non-farmakologi
b. Terapi farmakologi
Quran adalah rekaman suara Al-Quran yang dilagukan oleh seorang qori’.
kemudian menjadi getaran yang bisa mempengaruhi fungsi gerak sel otak
2019).
2.3.2 Manfaat
sebagai berikut :
rileks ketika ingin memasuki tidur yan lebih dalam atau deep sleep
c. Menurunkan nyeri
menurunkan nyeri.
rangsangan dari luar (terapi musik dan Al-Quran), maka otak akan
17
atau kenyamanan.
oleh melzak dan wall, teori ini lebih komprehensip dalam menjelaskan
tranmisi dan presepsi nyeri, nyeri tergantung dari kerja serta saraf besar
dan kecil yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsang
dkk, 2016)
suara al-Qur’an yang dilagukan oleh seorang qori’/pembaca al-Qur’an. Bacaan al-
Qur’an secara murottal mempunyai irama yang konstan, teratur dan tidak ada
nadanya rendah sehingga mempunyai efek relaksasi dan dapat menurunkan nyeri.
Penurunan intensitas nyeri dalam penelitian ini disebabkan oleh adanya efek
Mendengarkan murottal Al-Quran dengan tempo yang lambat serta diam sambil
menyimak setiap ayat yang dibacakan secara perlahan dapat membuat seseorang
berada dalam kondisi rileks. Shekha, Hassan, dan Othman (2013) melakukan
Secara fisiologis getaran suara bacaan Al-qur’an akan ditangkap oleh daun
telinga yang akan dialihkan ke lubang telinga dan mengenai membrane timpani
(membrane yang ada di dalam telinga) sehingga membuat bergetar. Getaran ini
lainnya. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion kalium dan ion
natrium menjadi aliran listrik melalui saraf N.VII (Vestibule Cokhlearis) menuju
otak tepatnya di area pendengaran. Area ini bertanggung jawab unuk menganalisis
dengan area wernicke. Di area inilah sinyal dari area asosiasi somatic, visual, dan
auditorik bertemu satu sama lain. Area ini sering disebut dengan berbagai nama
interprestasi umum, area diagnostik, area pengetahuan, dan area asosiasi tersier
terdiri dari 78 ayat. Dalam penelitian Annisaa dkk (2020) salah satu surah
bahwa tingkat rasa sakit pasien setelah operasi menurun setelah dilakukan
speaker box music dan earphone mengeluarkan suara atau bunyi yang
yaitu ß-Endorphin melalui jalur decenden masuk melalui spinal cord yang
Selanjutnya terjadi interaksi antara stresor atau stimuli nyeri dengan opiate
2015)
seseorang terhadap Allah SWT, karena ayat pada surat tersebut sebagian
besar menerangkan tentang kasih sayang Allah SWT dan terdapat ayat
Vasodilatasi pembuluh
darah
Nyeri menurun
Perubahan skala
nyeri
BAB III
METODE PENELITIAN
dismenore sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal Al Qur’an. Protokol dan
Literature review adalah bagian dari sebuah karya ilmiah yang memuat
dengan penelitian yang dijelaskan oleh penulis dalam karya tulis tersebut
[ CITATION Iwa19 \l 1057 ]. Pencarian literatur dilakukan pada bulan Mei- Juli 2020.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang
jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam literature review ini disesuaikan dengan
Medical Subject Heading (MESH) [ CITATION Nur11 \t \l 1057 ] dan terdiri sebagai
berikut :
Murottal Dismenore
OR OR
studi sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.
25
4) Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperoleh pada studi terdahulu yang
5) Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang
akan di review.
dibuat ringkasan jurnal meliputi nama peneliti, tahun terbit jurnal, rancangan
studi, tujuan penelitian, sampel, instrumen dan ringkasan hasil dan temuan.
alfabel dan tahun terbit jurnal dan sesuai dengan format yang ada.
artikel yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Hasil pencarian yang sudah
berdasarkan judul (n=13), abstrak (n=5) dan full text (n=8) yang disesuaikan
dengan tema literature review. Hasil seleksi studi dapat digambarkan dalam
Pencarian topik :
Perbedaan dismenore sebelum dan sesudah diberikan terapi
murottal Al Qur’an
BAB IV
4.1 Hasil
Empat artikel yang memenuhi kriteria inklusi berdasarkan topik literature review yaitu
eksperimen dengan pretest posttest design. Jumlah rata rata untuk responden yang diambil
adalah 120 responden. Dengan 2 jurnal menjelaskan faktor usia merupakan berpengaruh
terhadap persepsi nyeri yang dirasakan oleh responden. Semua artikel dilakukan penelitian di
Indonesia.
29
kontrol)
Variabel : Murottal dan
dysmenorrhea pain Hasil menunjukkan
Instrumen : numeric p = 0,000 artinya
rating scale (NRS) <α 0,05 yang
Analisis : Analisis berarti terapi
menggunakan aplikasi murottal dapat
SPSS dengan uji paired mengurangi
T-test dismenore pada
wanita dengan 95%
responden
mengalami
penurunan
dismenore setelah
diberikan
intervensi.
Indrawati, 2019 Jurnal Ners Efektifitas Terapi Desain : quasi Berdasarkan hasil rata- Setelah dilakukan Google
Desni Murottal terhadap experimen dengan the rata tingkat nyeri terapi didapatkan Scholar
Putriadi Nyeri Dismenore one group pretest- sebelum dilakukan hasil 3,67 dengan
pada Remaja Putri di posttest design terapi 5,57 dengan skala minimal skala nyeri
SMA Negeri 2 Sampel : 30 responden nyeri minimal 4 dan 1 dan maksimal
Bangkinang Kota Variabel : Murottal dan maksimal 8. skala nyeri 7.
Tahun 2019 nyeri dismenore
Vol. 3 No. 2 Instrumen : lembar
observasi dengan Hasil uji
menggunakan skala menunjukkan p=
intensitas nyeri 0,000 artinya nilai
Analisis : menggunakan <α 0,05 yang
aplikasi SPSS dengan uji berarti terdapat
paired sample t test perbedaan yang
signifikan sebelum
dan sesudah
32
diberikan terapi
murottal dengan
nilai rata-rata
intensitas nyeri
setelah diberikan
intervensi adalah
3,67.
33
masing-masing artikel. Responden sebanyak 120 responden dari keseluruhan artikel yang
diteliti. Responden berusia rata rata 15 sampai 20 tahun dengan latar belakang pendidikan
Usia menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam mempersepsikan nyeri. Rata-
rata responden berusia 15 sampai 20 tahun. Kejadian dismenore primer sangat dipengaruhi
oleh usia wanita. Semakin tua umur seseorang, semakin sering ia mengalami menstruasi dan
semakin lebar leher rahim maka sekresi hormon prostaglandin akan semakin berkurang.
Selain itu, dismenore primer nantinya akan hilang dengan makin menurunnya fungsi saraf
Artikel yang direview adalah sebanyak 4 artikel. Artikel yang pertama berjudul
“Pengaruh Terapi Murottal Al Qur’an terhadap Perubahan Skala Nyeri Haid ( Dismenorea)
pada Siswi Kelas X, XI dan XII MA Asy-Syafi’iah Bendung Desa Kilang Kecamatan
Montong Gading Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017”. Penelitian ini menggunakan pre
eksperimental design dengan rancangan penelitian one group pretest-posttest design. Dengan
melibatkan 32 orang siswi kelas X,XI dan XII yang mengalami dismenore. Sebelum
diberikan terapi murottal Al Qur’an responden yang mengalami nyeri ringan sebanyak 6
responden dengan skala nyeri 1-3 dan 26 responden mengalami nyeri sedang dengan skala
nyeri 4-6. Setelah diberikan terapi murottal Al Qur’an responden responden yang mengatakan
tidak nyeri 5 responden, nyeri ringan 25 responden dan nyeri sedang 2 responden.
Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan bahwa nilai p value 0,000<α
34
0,05 yang menunjukkan kesimpulan bahwa ada pengaruh terapi murottal Al Qur’an terhadap
perubahan dismenore sehingga dapat dikatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu
terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal Al Qur’an surah Ar
Rahman.
Hasil dari artikel yang kedua “The Effect of Murottal Al Qur’an on Menstrual Pain in
dengan kriteria inklusi dan dibagi dua kelompok menjadi kelompok kontrol dan kelompok.
Dengan hasil sebelum dilakukan terapi pada kelompok intervensi terdapat 3 responden yang
mengalami nyeri ringan, 8 responden merasakan nyeri sedang dan 5 responden merasakan
nyeri berat. Setelah dilakukan terapi didapatkan hasil 3 responden tidak merasakan nyeri, 7
responden merasakan nyeri ringan, 4 responden merasakan nyeri sedang dan 2 responden
merasakan nyeri berat. Kelompok intervensi diberikan terapi murottal Al Qur’an dengan
surah Ar Rahman selama 15 menit dan kelompok kontrol diberikan terapi relaksasi napas
dalam selama 15 menit. Didapatkan hasil untuk kelompok intervensi terdapat perbedaan skala
nyeri sebelum dan sesudah melalui VAS pada semua responden yaitu 16 responden dengan p
value 0,000< α 0,05 menggunakan uji Sign Test dan Mann Whitney U test.
Hasil artikel tersebut sejalan dengan artikel “The Effect of Murattal to Relieve
Dysmenorrhea Pain in Female Student”, Responden sebanyak 30 responden dari siswa kelas
8 SMPN 12 Tasikmalaya dengan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intervensi
dan kelompok kontrol. Dengan menggunakan desain quasy eksperiment pretest-posttest with
contol group. Kelompok intervensi sebelum diberikan terapi terdapat 6 responden (40%)
yang merasakan nyeri ringan dan 9 responden (60%) merasakan nyeri sedang. Setelah
dilakukan terapi didapatkan hasil 13 responden (86,7%) mengalami nyeri ringan dan 2
responden (13,3%) merasakan nyeri sedang. Setelah dianalisis menggunakan SPSS dengan
35
menggunakan uji Paired T test didapatkan kesimpulan bahwa terapi murottal Al Qur’an dapat
Kesimpulan yang sama juga didapatkan pada artikel yang ke 4 “Efektifitas Terapi
Murottal terhadap Nyeri Dismenore pada Remaja Putri di SMA Negeri 2 Bangkinang Kota
Tahun 2019”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment tanpa
menggunakan kelompok kontrol dengan jenis rancangan the one group pretest-postest
design. Responden dalam peneletian berjumlah 30 orang siswa remaja putri di SMA Negeri 2
Bangkinang Kota. Sebelum dilakukan intervensi terapi murottal Al Qur’an surah Ar Rahman
adalah rata-rata 3,67 dengan skala nyeri minimal 4 dan skala nyeri maksimal 8. Tingkat nyeri
terbanyak sebelum dilakukan terapi murottal Al Qur’an dari 30 responden adalah pada skala
5. Setelah dilakukan terapi murottal Al Qur’an murottal Surah Ar Rahman hasil rata-rata 3,67
dengan skala nyeri minimal pada skala 1 dan skala nyeri maksimal pada skala 7. Tingkat
nyeri terbanyak setelah diberikan terapi murottal Al Qur’an adalah berada pada skala 3.
Dengan hasil p value 0,000 yang artinya p < α 0,05 yang berarti ada perbedaan signifikan
sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal Al Qur’an pada dismenore. Hasil analisis
4.2 Pembahasan
Dari jurnal empat jurnal yang telah direview, sebelum diberikan intervensi 24%
responden mengalami dismenore nyeri ringan, 68% responden mengalami nyeri sedang dan
8% responden mengalami nyeri berat. Rata-rata dalam artikel yang direview mayoritas
mengalami nyeri sedang dan nyeri ringan. Dengan skala nyeri ringan minimal 1 dan
Dalam penelitian Ihsan dkk (2015) seseorang dikatakan mengalami dismenore sedang
dengan skala nyeri 4-7 dan mengalami dismenore berat dengan skala nyeri 8-10. Nyeri haid
36
(dismenore) terjadi akibat endometrium mengandung prostagladin dalam jumlah yang tinggi.
Di bawah pengaruh progesteron selama fase luteal pada siklus menstruasi, endometrium yang
Sejalan dengan penelitian dari Amalia dkk (2020) bahwa intensitas nyeri setiap
individu berbeda antara nyeri ringan, sedang dan nyeri berat. Hal ini disebabkan karena
beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, kultur/budaya, dukungan keluarga maupun sosial,
dan koping. Kondisi tubuh setiap individu berbeda satu sama lain disebabkan oleh
perbedaaan kadar endorfin dalam tubuh. Perbedaan kadar endorfin yang tinggi akan sedikit
merasakan nyeri dan kadar endorfin yang sedikit akan merasakan nyeri berlebihan. Endorfin
berfungsi mengatur berbagai fungsi fisiologi transmisi nyeri, emosi, kontrol nafsu makan dan
sekresi hormon.
Semua responden yang ada dalam artikel-artikel yang direview adalah sekitar 15
sampai 20 tahun dan responden mengalami dismenore ringan, sedang dan berat sesuai dengan
skala nyeri yang terukur. Menurut penelitian Aningsih dkk (2018) kejadian dismenore
umumnya terjadi pada usia 15-30 tahun dan sering terjadi pada usia 15-25 tahun. Kejadian
dismenore sangat dipengaruhi oleh usia wanita, rasa sakit yang dirasakan beberapa hari
sebelum dan saat menstruasi biasanya karena meningkatnya sekresi hormon prostaglandin.
Semakin tua umur seseorang, semakin sering mengalami menstruasi dan semakin lebar leher
rahim maka sekresi hormon prostaglandin akan semakin berkurang. Selain itu, dismenore
nantinya akan hilang dengan makin menurunnya fungsi saraf rahim akibat penuaan.
Dari penjelasan diatas, perbedaan nyeri setiap individu bisa dipengaruhi beberapa
faktor, salah satunya adalah usia. Usia menjadi salah satu faktor dalam mempersepsikan nyeri
semakin bertambah umur seseorang maka persepsi nyeri semakin baik karena pengalaman
37
sebelumnya terhadap persepsi nyeri. Usia menarche juga berpengaruh pada nyeri dismenore
dikarenakan semakin dini awal menarche mengalami paparan hormon protaglandin lebih
mengalami penurunan dismenore menjadi 12,6% responden tidak nyeri, 71,4% responden
nyeri ringan, 9,5% responden nyeri sedang dan 3,1% responden mengalami nyeri berat.
Teori Gate Control yang menjelaskan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah
pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan
tersebut merupakan dasar terapi untuk menghilangkan nyeri. Pemblokan ini dapat dilakukan
melalui pengalihan perhatian ataupun dengan teknik relaksasi. lantunan ayat suci Al Qur’an
secara fisik mengandung unsur suara manusia. Suara yang dilantunkan dengan irama dapat
takut, cemas, dan tegang serta memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan
tekanan darah, detak jantung, denyut nadi, aktivitas gelombang otak, dan memperlambat
pernafasan. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lambat tersebut sangat baik untuk
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Ihsan dkk (2015) perubahan dismenore
setelah diberikan terapi murottal Al Qur’an. Lantunan Al Quran secara fisik mengandung
unsur suara manusia yang dapat menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon
pernafasan, denyut nadi, detak jantung serta aktivitas gelombang otak. Hal ini disebabkan
karena gelombang otak pada stimulan terapi musik dan stimulan murottal Al Qur’an
mempunyai kesamaan yaitu didominasi oleh gelombang delta. Adanya gelombang delta ini
38
mengindikasikan bahwa kondisi seseorang dalam keadaan sangat rileks, sehingga stimulan Al
Qur’an ini dapat memberikan ketenangan, ketentraman dan kenyamanan seseorang. Lantunan
ayat Al Quran dalam terapi murottal mempunyai irama yang konstan, teratur, dan tidak ada
perubahan yang mendadak serta nadanya rendah mempunyai efek relaksasi terhadap tubuh.
Dari penjelasan diatas, responden masih ada yang mengalami dismenore sedang
dikarenakan nyeri sebelumnya responden bisa jadi mengalami nyeri berat sehingga masih ada
perubahan dari skala nyeri berat ke nyeri sedang. Perbedaan perubahan skala nyeri pada
responden berhubungan dengan pengalaman nyeri yang bersifat individu sehingga tidak dapat
disamakan dengan orang lain. Persepsi yang positif yang didapatkan setiap individu dari
mendengarkan murottal dengan irama yang teratur mampu memberikan efek relaksasi yang
berbeda-beda sehingga skala nyeri setelah diberikan terapi setiap individu berbeda.
4.2.3 Perbedaan dismenore sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal Al Qur’an
Dari keempat artikel, semua hasil dari artikel yang direview mengalami penurunan
dismenore dengan tingkat signifikan yang sama yaitu p 0,000 < α 0,05 yang berarti terdapat
Dari hasil review, terdapat perbedaan dismenore sebelum dan sesudah diberikan
terapi murottal Al Qur’an dengan surah Ar Rahman. Rekaman suara Al Qur’an yang
dilagukan oleh Qori’ (pembaca Al Qur’an). Lantunan Al Qur’an mengandung suara manusia,
sedangkan suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat
yang paling mudah dijangkau yang dapat menurunkan hormon-hormon setress dan
menurunkan nyeri (Susanti, dkk, 2019). Suara dapat menurunkan hormon-hormon stres,
perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga
menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernapasan, detak jantung, denyut nadi, dan
39
aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat
baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme
Menurut penelitian dari Istiroha & Hariati (2018) murottal surat Ar Rahman yang
diperdengarkan dapat mengeluarkan gelombang suara yang dapat didengar oleh telinga,
listrik kemudian diteruskan ke korteks cerebri. Jika bunyi atau suara dipersepsikan dengan
baik maka menyebabkan ketenangan. Hal ini menyebabkan hipotalamus dan hipofisis
antara stressor dan stimuli nyeri. Mekanisme tersebut akan menurunkan histamin,
bradikinin,serotonin dan substansi peptide sehingga rasa nyeri menurun. Hormon endorphine
adalah neuropeptide yang dihasilkan tubuh saat tenang/rileks. Hormon ini dapat berfungsi
sebagai obat penenang alami yang dapat melahirkan rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sumaryani & Sari (2015) didapatkan hasil
bahwa murottal dengan surah Ar Rahman dapat mengurangi dismenore. Surah Ar Rahman
yang dibacakan secara tartil dapat mempengaruhi keseluruhan fisiologi tubuh manusia
dengan cara mengaktivasi neokorteks dan beruntun ke dalam sistem limbik, hipotalamus, dan
sistem saraf otonom. Perangsangan auditori mempunyai efek distraksi yang mampu
menceritakan tentang luasnya rahmat Allah. Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk
unsur pendidikan. Surah Ar Rahman dimaknai sebagai surah yang menjelaskan pentingnya
bersyukur karena karunia Allah yang sangat luas tersebut, termasuk mensyukuri semua
kondisi. Sakit ataupun dismenore juga dimaknai sebagai karunia Allah, sehingga orang yang
40
memahami makna Surah Ar Rahman akan mampu mencapai kesehatan jasmani, rohani,dan
akal. Dalam memaknai tersebut maka akan timbul persepsi positif yang didapat dari Ar
Dari penjelasan tersebut terapi murottal Al Qur’an dapat menurunkan dismenore pada
saat mensruasi. Hal ini disebabkan karena efek relaksasi yang didapatkan pada saat
medengarkan murottal. Mendengarkan murottal dengan keadaan dan posisi yang nyaman
sehingga didapatkan perasaan rileks yang berpengaruh pada penurunan dismenore. Surah Ar
rahman merupakan surah yang familiar ditelinga masyarakat sehingga penghayatan dan
persepsi positif pada arti surah juga bisa menjadi berpengaruh pada perasaan rileks yang
mendengarkan sehingga nyeri bisa berkurang. Perbedaan suara qori juga bisa berpengaruh
dikarenakan individu akan lebih senang mendengarkan suara qori yang disukai dibandingkan
yang asing ditelinga sehingga pada saat mendengarkan keadaan rileks akan lebih cepat
tercapai.
41
BAB V
5.1 Kesimpulan
murottal Al Qur’an responden mengalami nyeri ringan, nyeri sedang dan berat
murottal Al Qur’an responden mengalami tidak nyeri, nyeri ringan dan nyeri
Rahman dapat mengurangi dismenore. Usia menjadi salah satu faktor terjadinya
dismenore kemudian akan berkurang ketika umur wanita semakin menua karena
yang murah dan mudah dijangkau serta efektif dalam mengurangi dismenore.
5.2 Saran
penelitian selanjutnya.
42
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu topik pembahasan terutama di
dengan surah yang berbeda untuk melihat apakah ada hasil yang berbeda
Menjadi alternatif non farmakologi yang mrah dan mudah dijangkau dalam
penanganan dismenore.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, D. N., Wulandari, P., & Astuti, S. P. (2018). Pengaruh Terapi Murottal Al-
Amalia, A. R., Susanti, Y., & Haryanti, D. (2020). Efektivitas Kompres Air
Hangat dan Air Dingin Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Remaja
Aningsih, F., Sudiwati, N. L., & Dewi, N. (2018). Pengarh Pemberian Teknik
Annisaa, T., Valentina, R., & Chairani, A. (2020). The Relationship between
Azizah, N., Nisak, A. Z., & Nisa, F. N. (2015). Teknik Relaksasi Nafas Dalam
43
Bobak, e. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.
Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi
4. Jakarta: EGC.
Chunaeni, S., Lusiana, A., & Handayani, E. (2016). Efektifitas Terapi Murottal
EGC.
Ihsan, A., Tafwidhah, Y., & Adiningsih, B. (2015). Efektivitas Terapi Murottal
Community , 178.
44
Maidartati, Hayati, S., & Hasanah, A. P. (2018). Efektivtas Terapi Kompres
Pekalongan , 2.
Mulyani, N. S., Purnawan, I., & Upoyo, A. S. (2019). Perbedaan Pengaruh Terapi
Nursafa, A., & Adyani, S. A. (2017). Penurunan Skala Nyeri Haid pada Remaja
Indonesia , 3.
Universitas Airlangga.
dengan Lantunan Ayat Suci Al Qr'an terhadap Skala Nyeri Haid pada
45
Remaja di Panti Asuhan Darul Ulum Yogyakarta. Jurnal Medika Resipati ,
170-171.
Yogyakarta. , 5-6.
Priyanto, & Anggraini, I. I. (2019). Perbedaan Tingkat Nyeri Dada Sebelum dan
Jurnal , 31.
Rahayu, A., Pertiwi, S., & Patimah, S. (2017). Pengaruh Endorphine Massage
46
Rahmah, A. M., & Astuti, Y. (2019). Pengaruh Terapi Murottal dan Aromaterapi
Rohan, H. H., Setyowati, A., Herdyana, E., Komariyah, S., & Agustina, E. (2017).
Susanti, S., Widyastuti, Y., & Sarifah, S. (2019). Pengaruh Terapi Murottal Al-
Syafei, A., & Suryadi, Y. (2018). Pengaruh Pemberian Terapi Audio Murottal
Vianti, R. A., & Ari, D. (2018). Penurunan Nyeri Saat Dismenore dengan Senam
Pekalongan , 15.
47
Wahida, Nooryanto, M., & Andarini, S. (2015). Terapi Murotal Al-Qur'an Surat
Nyeri pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif. Jurnal Kedokteran Brawijaya .
, 17-18.
48
LAMPIRAN
49