2. Anik Rizkyna 3. Ila Mamik Madu Rahmawati 4. Riza Amilus Solihah 5. Sukma Wahyu Anggraini 6. Sulistyowati 7. Yunita Sulastiningsih 8. Yunita Triwardani Keluarga Berencana Adalah suatu upaya manusia untuk mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum dan moral Pancasila untuk kesejahteraan keluarga (Ritonga, 2005:87). KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kehamilan dalam hubungan dengan umur suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (BKKBN, 2009). Tujuan KB Menurut BKKBN (2012) adalah: • Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada umumnya. • Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran Implant Adalah obat kontrasepsi yang berbentuk seperti tabung kecil, sebesar korek. Didalamnya terkandung hormon progesterone yang akan dikeluarkan sedikit demi sedikit Menurut Sulistyawati (2010:81) profil Implant terdiri dari: • Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau Implanon • Nyaman • Dapat dipakai oleh semua Ibu dalam usia Reproduksi • Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan • Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut • Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea • Aman dipakai pada masa laktasi Jenis implant
Menurut Prawirahardjo (2006:MK-53) terdapat
3 jenis implant yaitu: 1. Norplant 2. Implanon 3. Jadena dan Indoplant
Menurut Handayani (2010:116) terdapat macam
implant ada 2 yaitu: 1. Non Biodograndable implant 2. Biodegrodable Implant Cara Kerja 1. Mengentalkan lendir serviks. 2. Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi. 3. Mengurangi transportasi sprema. 4. Menekan ovulasi. Efektifitas Menurut Hanafi (2004:182) efektivitas implant yaitu: 1. Efektivitas tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun pertama. 2. Efektivitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke 6 kira – kira 2,5 - 3% akseptor menjadi hamil. 3. dalam jumlah besar yang tidak diduga sebelumnya, yaitu sebesar 5-6%. Penyebab belum jelas, disangka terjadi penurunan dalam pelepasan hormonnya. Keuntungan Keuntungan implant menurut Noviawati (2009:146) antara lain: 1. Keuntungan menurut kontrasepsi – Daya guna tinggi. – Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun). – Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. – Tidak memerlukan pemeriksaan dalam. – Bebas dari pengaruh estrogen. – Tidak mengganggu kegiatan senggama. – Tidak mengganggu ASI. – Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. – Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan. 2. Keuntungan menurut Non kontrasepsi – Mengurangi nyeri haid. – Mengurangi jumlah darah haid. – Mengurangi/ memperbaiki anemia. – Melindungi terjadinya kanker endomentrium. – Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara. – Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul. – Menurunkan angka kejadian endometriosis. Kerugian Kerugian implant menurut Anggraini (2011:200) antara lain: • Tidak memberikan efek protektif terhadap penyakit Menular Seksual, termasuk AIDS. • Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan. • Akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan. • Dapat mempengaruhi baik penurunan maupun kenaikan berat badan • Memiliki semua risiko sebagai layaknya setiap tindak bedah minor (infeksi, hematoma dan perdarahan). • Secara kosmetik susuk Norplant dapat terlihat dari luar • Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan terjadinya perubahan pola daur haid • Timbulnya keluhan-keluhan yang mungkin berhubungan dengan pemakaian susuk Norplant Efek Samping • Menurut Handayani (2010:114) efek samping dan penanganan implant adalah sebagai berikut: 1. Amenorea 2. Perdarahan bercak (spotting) ringan 3. Ekspulsi 4. Infeksi pada daerah insersi 5. Berat badan naik / turun Waktu Memulai Menggunakan Implan menurut Saifudin (2006:MK-56) sebagai berikut: 1. Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke – 7. Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan. 2. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke – 7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. 3. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. 4. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain. 5. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. 6. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikam, implant dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain. 7. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontasepsi nonhormonal kecuali Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan implant, insersi implant dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya. 8. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid dari hari ke – 7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selam 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut. 9. Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan. Prosedur Pemasangan • Prosedur pemasangan menurut Handayani (2010:122 ) yaitu : 1. Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap mungkin mengenal norplant ini sehingga calon akseptor benar – benar mengerti dan menerimanya sebagai cara kontrasepsi yang akan dipakainya dan diberikan informed consent untuk 2. ditanda tangani oleh suami isteri. 3. Persiapan alat – alat yang diperlukan: – Sabun antiseptik – Kasa steril – Cara aseptik – Kain steril yang mempunyai lubang – Obat anestesi lokal – Semprit dan jarum suntik – Trokar no. 10 – Sepasang sarung tangan steril – Satu set kapsul norplant (2 buah) – Scapel yang tajam • Teknik Pemasangan – Tenaga kesehatan mencuci tangan dengan sabun • Daerah tempat pemasangan (lengan kiri bagian atas) dicuci dengan sabun antiseptik • Calon akseptor dibaringkan terlentang ditempat tidur dan lengan kiri diletakkan pada meja kecil disamping tempat tidur akseptor. • Gunakan hand scoon steril dengan benar. • Lengan kiri pasien yang akan dipasang diolesi dengan cairan antiseptik / betadin. • Daerah tempat pemasangan norplant ditutup dengan kain steril yang berlubang. • Dilakukan injeksi obat anestesi kira – kira 6 – 10 cm diatas lipatan siku. • Menguji efek anestesi sebelum melakukan insisi pada kulit. • Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5 cm dengan scapel yang tajam. • Trokar dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit. • Kemudian kapsul dimasukan didalam trokar. • Demikian dilakukan berturut – turut dengan kapsul kedua, kapsul dibawah kulit diletakkan demikian rupa sehingga susunannya seperti kipas. • Setelah semua kapsul berada dibawah kulit, trokar ditarik pelan pelan keluar. • Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak. • Dekatkan luka dan beri plester kemudian dibalut dengan perban untuk mencegah perdarahan dan agar tidak terjadi hematom. • Nasehat pada aseptor agar luka jangan basah, selama lebih kurang 3 hari dan datang kembali jika terjadi keluhan – keluhan yang menganggu. Implan norplant Gambar Jenis Implan Implanon