Anda di halaman 1dari 11

Abstrak Pendahuluan

Judul
Metode
Judul jurnal telah menggambarkan isi Jumlah kata dalam abstrak Pendahuluan belum sesuai
jurnal. jurnal ini, terdiri dari 219 dengan komponen
Tetapi penulisan judul penelitian ini kata, sesuai dengan kaidah penulisan yang baik. Metode, lokasi dan
terdapat 25 kata dalam bahasa indonesia. penulisan dimana abstrak Bagian pendahuluan waktu penelitian,
Hal ini belum sesuai dengan kaidah yang baik terdiri dari 200- hanya mengemukakan populasi, sampel,
penulisan judul jurnal yang baik yaitu tidak 250. alasan penulisan dan tidak variabel, teknik
lebih dari 12-15 kata dalam bahasa Abstrak pada jurnal ini sudah mengemukakan tujuan pengolahan data, dan
indonesia. merangkum latar belakang, dilakukannya sebuah analisis data
metode penelitian, hasil penulisan. Pendahuluan
Pada jurnal ini penulisan nama penulis
pada jurnal ini didukung
dikemukakan dengan
sudah sesuai dengan kaidah yang baik penelitian, pembahasan dan cukup baik dalam
karena telah mencantumkan nama penulis kesimpulan. Akan tetapi oleh pustaka yang kuat
dan relevan ditandai bagian metode pada
artikel tanpa gelar akademik, nama abstrak pada jurnal belum jurnal ini.
lembaga asal dan alamat email penulis. mencantumkan tujuan dengan adanya sitasi pada
penelitian. setiap gagasan.
Pembahasan
Pada pembahasan telah
dikemukakan hal-hal yang
relevan dan cukup menjabarkan Kesimpulan Daftar pustaka
upaya pemecahan masalah Kesimpulan yang dibuat pada Pada jurnal ini, daftar pustaka
terhadap faktor-faktor yang jurnal ini sudah merangkum disusun menggunakan metode
menjadi resiko terjadinya data pada penelitian dan penulisan Harvard sesuai
masalah yang menjadi topik pembahasan. penulisan sitasi.
utama jurnal. Pembahasan pada
jurnal ini cukup baik, jelas,
terstruktur, lengkap dan aplikatif
 Jurnal ini merupakan The Indonesian Journal of Public Health dengan rancangan
penelitian observasional pendekatan cross sectional.
 Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015 di Desa Wijimulyo yang merupakan daerah
endemis dan Desa Banyuroto yang merupakan daerah non endemis DBD di Wilayah
Kerja Puskesmas Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
 Populasi penelitian adalah seluruh rumah tangga di Desa Wijimulyo dan Desa
Banyuroto di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan jumlah sampel 94 responden terdiri dari ibu rumah tangga
atau anggota keluarga yang mengetahui keadaan rumah.
 Penelitian ini menggunakan uji Chi-Square. Penelitian ini menganalisis hubungan
perilaku PSN-DBD (pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat) terhadap keberadaan
jentik nyamuk Aedes aegypti.
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
 ada hubungan antara sikap PSN-DBD dengan keberadaan jentik nyamuk di
desa endemis maupun desa non endemis dengan p value sebesar 0,009 di desa
endemis dan p value sebesar 0,011 di desa non endemis (p < 0,05);
 ada hubungan antara tindakan PSN-DBD dengan keberadaan jentik nyamuk di
desa endemis maupun di desa non endemis dengan p value sebesar 0,009 di
desa endemis dan 0,040 di desa non endemis (p < 0,05);
 tidak ada hubungan antara pengetahuan PSN-DBD dengan keberadaan jentik
nyamuk di desa endemis maupun di desa non endemis dengan p value sebesar
0,200 di desa endemis dan p value sebesar 0,590 di desa non endemis
(p < 0,05).
 Berdasarkan hasil survei di desa endemis ditemukan responden yang:
 Memiliki kesadaran yang kurang pada penanggulangan penyakit demam
berdarah secara bersama-sama;
 Masyarakat memiliki tindakan yang kurang dalam merapikan pakaian di
gantung, belum ada tindakan untuk mengeringkan kolam yang sudah
tidak untuk memelihara ikan, masyarakat kurang dalam membersihkan
tempat penampungan air seperti drum, bak mandi dan tempayan,
masyarakat juga belum terbiasa menutup tampungan air dan menguras
bak mandi secara berkala;
 Responden sudah memiliki pengetahuan yang baik mengenai informasi
PSN- DBD namun masih kurang ditindaklanjuti dengan pemberantasan
sarang nyamuk dikarenakan kesibukan aktif itas responden.
 Jurnal ini dapat diaplikasikan di puskesmas Way
Kandis untuk mengevaluasi program PSN-DBD serta
mengetahui faktor apa yang belum berjalan secara
maksimal sehingga dapat ditindaklanjuti.
• Papulasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga di Desa Wijimulyo
(endemis DBD) dan Desa Banyuroto (non endemis DBD) di Wilayah Kerja
Puskesmas Nanggulan.
• DBD masih menjadi masalah kesehatan di Puskesmas Nanggulan
Populasi • kasus DBD yang selalu terjadi dalam 4 tahun berturut-turut (tahun 2012: 8 kasus,
Problem tahun 2013: 9 kasus, tahun 2014: 2 kasus, tahun 2015: 2 kasus).
• Kasus DBD terbanyak ke 3 dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulon.
• Kurangnya kesadaran masyarakat dalam perilaku PSN serta mendukunya situasi
lingkungan dalam perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

Intervention
• Tidak ada intervensi.

Comparison
• Pengetahuan, sikap dan tindakan PSN-DBD dengan keberadaan jentik nyamuk.

• Ada tidaknya hubungan antara pengetahuan, sikap serta tindakan masyarakat


Outcome mengenai PSN-DBD terhadap keberadaan jentik nyamuk di Puskesmas Nanggulan.

Anda mungkin juga menyukai