di Lingkungan DJBC
Jakarta, 19-20 Juli 2017
Penerapan MR di
Depkeu
“Road-map terkait
Penerapan MR di
MR” PMK Nomor Kemenkeu
191/PMK.09/2008
Pedoman Strategi Dan PMK Nomor Kick Off Pembahasan
Kebijakan Depkeu 12/PMK.09/2016
Perubahan PMK 12
KEP No.464/ KMK.01/2005
Apr ‘16
2008 2016 Des ‘16
2005 Jan ‘16
Mar ’16
“Penerapan MR tahun
Sosialisasi PMK 12 2017”
“Adanya unsur penilaian
risiko dalam SPIP” PMK Nomor
171/PMK.01/2016
Sistem Pengendalian Intern &
Pemerintah (SPIP) KMK Nomor
PP Nomor 60/2008
845/KMK.01/2016
refreshment
practice
review
Lapindo Brantas BP
• NO risk management, NO emergency response, • On 20 April 2010, a huge fire engulfed a
and NO preparedness. Deepwater Horizon petroleum-drilling rig that
• The impact is beyond comprehension
had exploded in the Gulf of Mexico, killing 11
platform workers and injuring 7 others. After
burning for hours, the rig sank on 22 April,
resulting in the spread of a large oil slick from
the location of the former rig. Over a period of
100 days, attempts were made to stop the oil’s
gushing and to control its spread. In early
June, the U.S. government imposed fishing
restrictions covering 37 per cent of U.S. federal
waters in the Gulf. Finally, on 15 July, British
Petroleum (BP) succeeded in fitting a tight
sealing containment cap, which stemmed the
leak (TRF 2010). U.S. government data show
that 4.9 million barrels of oil leaked before the
well was capped.
risk
Sasaran
risk risk
risk
risk
risk
risk
risk risk
Tingkat risiko (level of Ukuran besar suatu risiko atau beberapa risiko yang
risk / risk rating) dinyatakan dalam kombinasi dari dampak dan
kemungkinannya
Perlakuan risiko (risk Proses untuk merubah risiko
treatment)
Pengendalian (control) Upaya untuk merubah risiko
Penerimaan risiko (risk Keputusan yang matang untuk menerima suatu risiko
acceptance) tertentu.
• Kesimpulan Video
SEBAB KEJADIAN DAMPAK SASARAN
Alarm rusak Bangun terlambat • Taksi datang, John belum siap;
• Terlambat berangkat ke stasiun KA;
• Terlambat datang ke rapat
Ada pemogokan supir Taksi tidak datang • Tidak dapat pergi ke stasiun
taksi • Terlambat datang ke rapat
Datang ke rapat tepat
waktu (09.00)
Ada gangguan cuaca KA terlambat datang • KA terlambat sampai stasiun tujuan
• Terlambat datang ke rapat
Ada demo yang ricuh Jalan ke tempat rapat • Terpaksa mengambil jalan memutar
ditutup • Terlambat datang ke rapat
Kesimpulan awal
Risiko timbul karena adanya sasaran , kalau tidak ada sasaran maka
tidak ada risiko;
Sumber risiko adalah “ketidakpastian” yang berdampak pada
sasaran;
Uraian risiko yang baik harus menggambarkan:
o Adanya suatu sebab (cause of risk);
o Kejadian yang timbul dari sebab tersebut (risk event) dan;
o Dampak dari kejadian tersebut pada sasaran (consequence)
Risiko hanya dapat ditangani dengan baik, apabila ada KEJELASAN
SASARAN
Sasaran yang jelas harus memenuhi kriteria SMART yaitu S-spesific,
M-measureable, A-achieavable, R-relevant and realistic, dan T-time
bound
Identifikasi risiko
Risiko perlu diuraikan secara jelas sehingga tidak menimbulkan kerancuan
pengertian, sehingga diperoleh pemahaman yang sama dan dapat ditangani
secara lebih benar dan akurat.
• “karena terjadi sesuatu <sebab>, maka akan terjadi peristiwa <risiko> ,
sehingga mengakibatkan <dampak pada sasaran>.”
“ Karena kurangnya kompetensi pejabat peneliti dokumen maka akan terjadi kesalahan klasifikasi
sehingga mengakibatkan penerimaan Kepabeanan dan Cukai tidak tercapai ”
Setiap peserta berlatih mendeskripsikan/ menetapkan sasaran masing-masing (boleh dalam konteks
pribadi maupun pekerjaan), dan membuat identifikasi risikonya.
Sasaran:
Sistematika Mekanisme
Identifikasi Risiko Kriteria Dampak
4 20 13 8 4 2
Terjadi
Kadang
3 22 15 11 7 5
Terjadi
Jarang
2 24 19 14 12 9
Terjadi
Hampir
1 Tidak 25 23 21 18 16
terjadi
Tingkatan Level Risiko Besaran Risiko Warna
Tingkatan Level Risiko Besaran Risiko Warna
5 Sangat Tinggi 1-3
5 Sangat Tinggi 20 – 25 Merah
4 Tinggi 4–8
4 Tinggi 16 – 19 Oranye
3 Sedang 9 – 17
3 Sedang 12 – 15 Kuning
2 Rendah 18 – 22
2 Rendah 6 – 11 Hijau
1 Sangat Rendah 23 – 25
1 Sangat Rendah 1-5 Biru
UPR Struktur MR
Eselon I a. Pemilik Risiko : Direktur Jenderal
b. Koordinator Risiko : Seluruh Pejabat Eselon II
c. Pelaksana Harian KR : Direktur PPS
d. Pengelola Risiko (MRU) : Kasubdit MR
Penerapan Pokok masalah: Sebagian besar UPR tidak memiliki rencana kontijensi
Usulan Solusi: Penegasan agar setiap UPR memiliki rencana kontijensi
rencana • Untuk tetap menjamin pelayanan Kepabeanan dan Cukai
Kontijensi • Diperlukan saat kondisi kahar, contoh : jika terjadi sistem otomasi down.
1. Nilai tambah
2. Bagian terpadu dari proses Mandat &
organisasi Komitmen
3. Bagian dari pengambilan Penetapan Konteks
keputusan
4. Secara khusus menangani
Penilaian Risiko
Desain kerangka
waktu untuk mengelola
6. Berdasarkan informasi terbaik yang risiko
Analisis Risiko
ada
7. Khas dan unik untuk pemakaianya
(tailored) Perbaikan
kontinyu Implementasi MR Evaluasi Risiko
8. Mempertimbangkan factor
kerangka MR
manusia dan budaya
9. Transparan dan inklusif
10. Dinamis, berulang dan responsive Pantau dan kaji Penanganan Risiko
thd perubahan ulang kerangka
11. Memfasilitasi perbaikan sinambung MR
dan peningkatan organisasi
Prinsip manajemen risiko sebagai landasan Kerangka kerja manajemen risiko Proses manajemen risiko menjadi
paradigma manajemen risiko harus merupakan fondasi dan tata laksana bagian yang tidak terpisahkan dari
dipahami oleh setiap individu dalam penerapan manajemen risiko untuk praktik bisnis, budaya, dan khas
Perusahaan seluruh tingkatan dan keseluruhan proses terhadap kondisi dan proses bisnis
bisnis dalam Perusahaan Perusahaan.
1. Mengurangi kejutan
2. Eksploitasi peluang
Tujuan 3. Meningkatkan perencanaan, kinerja, dan
efektivitas organisasi
1. Meningkatkan kemungkinan pencapaian 4. Hubungan dengan pemangku kepentingan
tujuan dan peningkatan kinerja yang lebih baik komunikasi timbal balik
5. Meningkatnya mutu informasi untuk
2. Mendorong manajemen yang proaktif
pengambilan keputusan
3. Memberikan dasar yang kuat dalam 6. Meningkatkan reputasi
pengambilan keputusan dan
perencanaan 7. Perlindungan terhadap pimpinan
8. Meningkatnya akuntabilitas dan governance
4. Meningkatkan efektivitas alokasi dan
organisasi
efisiensi penggunaan sumber daya
organisasi
5. Meningkatkan kepatuhan kepada
6.
ketentuan
Meningkatkan kepercayaan para
Manfaat
pemangku kepentingan
7. Meningkatkan ketahanan organisasi
Sumber : PMK 171/PMK.01/2016
Pendekatan 5W 1H :
Menentukan batas waktu penerapan
Menentukan ruang lingkup yang berisi tugas dan fungsi unit
Menetapkan sasaran organisasi (dari SS dan dapat
ditambahkan yang lain)
Memahami pihak yang berinteraksi (stakeholder)
Memahami kewenangan, tanggung jawab, tusi, dan kewajiban
unit UPR melalui identifikasi peraturan perundang-undangan
Menetapkan Kategori Risiko*
Menetapkan Kriteria Risiko*
Menetapkan Matriks Analisis Risiko dan Level Risiko*
Menetapkan Selera Risiko*
1. Sasaran Organisasi
Risiko fiskal Risiko yang disebabkan oleh segala sesuatu yang dapat menimbulkan tekanan fiskal terhadap
APBN, baik yang berasal dari deviasi APBN maupun kewajiban kontinjensi pemerintah pusat atau
sumber risiko fiskal sebagaimana dinyatakan dalam Nota Keuangan.
Risiko Risiko yang disebabkan oleh adanya penetapan kebijakan organisasi atau kebijakan dari internal
kebijakan maupun eksternal organisasi yang berdampak langsung terhadap organisasi.
Risiko Risiko yang disebabkan organisasi atau pihak eksternal tidak mematuhi dan/atau tidak
kepatuhan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
Risiko legal Risiko yang disebabkan oleh adanya tuntutan hukum kepada organisasi.
Risiko fraud Risiko yang disebabkan oleh kecurangan yang disengaja oleh pihak internal yang merugikan
keuangan negara.
Risiko Risiko yang disebabkan oleh menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan eksternal
reputasi yang bersumber dari persepsi negatif terhadap organisasi.
Risiko Risiko yang disebabkan oleh:
operasional 1) ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, dan
kegagalan sistem.
2) adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional organisasi.
Kriteria Risiko terdiri atas kriteria kemungkinan terjadinya risiko, kriteria dampak risiko
dan level risiko
Kriteria Skala 1-5 (Hampir pasti terjadi, sering terjadi, kadang terjadi, jarang terjadi
Kemungkinan dan hampir tidak terjadi)
Kriteria Level Skala 1-5 (Sangat tinggi,tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah)
Risiko Level risiko merupakan kombinasi kemungkinan dan dampak risiko
Level Besaran
Tingkatan Warna
Risiko Risiko
5 Sangat 20 – 25
Merah
Tinggi
4 Tinggi 16 – 19 Oranye
3 Sedang 12 – 15 Kuning
2 Rendah 6 – 11 Hijau
1 Sangat 1-5
Biru
Rendah
Selera Risiko adalah Level Risiko yang secara umum dapat diterima oleh manajemen
dalam rangka mencapai sasaran organisasi
Sasaran
Deskripsi sasaran
Periksa
• Specific
• Measureable
• Achievable
• Relevant/ Realistic
• Time bound
1
Pahami Sasaran Organisasi
(Sasaran Strategis dalam peta strategi UPR dan sasaran lainnya yang mengacu pada
dokumen perencanaan strategis Kemenkeu, diantaranya KSKK, Renstra, Renja, BSC
dan inisiatif strategis)
3 2 4
Cari Penyebab Identifikasi Kejadian Tentukan Dampak
Tentukan akar masalah yang Kenali proses bisnis, Tentukan akibat
menyebabkan terjadinya pelaksanaan inisiatif langsung yang timbul
risiko strategis atau faktor yang dan dirasakan setelah
mempengaruhi dalam Risiko terjadi
Metode yang dapat digunakan
rangka mencapai sasaran Dampak harus mengacu
misalnya fishbone diagram Tentukan kesalahan atau pada salah satu area
kegagalan yang mungkin
dampak yang ada
5 terjadi pada proses bisnis,
Apabila terdapat
Tentukan Kategori Risiko etc
Perhatikan Loss Event beberapa dampak,
Tentukan kategori risiko
Database (LED) gunakan area dampak
berdasarkan penyebab dengan urutan paling
risiko tinggi
3 2 4
Penyebab Kejadian Dampak
5
Kategori Risiko
Risiko Operasional
RISIKO
SO
Proses METODE
Bisnis (Probis, RBS,
& FMEA, CRSA,
Eksternal FB, dll)
Input :
Brainstorming
• Tolok Ukur Kinerja
Risiko • SOP
• LHA
• Data Historis
• Benchmarking
Man Stakeholders
Machine Economics
Material Law
Methode Politics
Money Others
Areaof
Impact
Compliance Financial
Reputation &
Human & Asset
Relationship
Environment
Berdasarkan Latihan 1 dan 2, setiap peserta diminta untuk mengidentifikasi risiko sasaran
yang telah ditetapkan.
Sasaran:
Tahapan /
circumstance /
Hal Penting
Uraian
Risiko
• Sebab
• Kejadian
• Dampak
2
KEJADIAN Estimasi LEVEL 4
RISIKO KEMUNGKINAN
5
Tentukan LEVEL
Susun PETA
DAN BESARAN
RISIKO
RISIKO
3
DAMPAK RISIKO Estimasi LEVEL
DAMPAK
PENYEBAB
1
Kurangnya
kompetensi pejabat SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL yang dilaksanakan:
peneliti dokumen
2
KEJADIAN: LEVEL KEMUNGKINAN: 3 (Kadang Terjadi)
Kesalahan penetapan
klasifikasi 4
LEVEL:
Sedang
3 BESARAN
RISIKO:
DAMPAK: 14
Penerimaan negara di LEVEL DAMPAK: 3 (moderat)
bidang KC tidak
optimal
(area dampak; BKU
(non fraud))
Level Besaran
Tingkatan Warna
Risiko Risiko
5 Sangat 20 – 25
Tinggi Merah
4 Tinggi 16 – 19 Oranye
3 Sedang 12 – 15 Kuning
2 Rendah 6 – 11 Hijau
1 Sangat 1-5
Biru
Rendah
Selera Risiko adalah Level Risiko yang secara umum dapat diterima oleh manajemen
dalam rangka mencapai sasaran organisasi
Menyusun Menentukan
Menetapkan IRU
Risiko
Prioritas Risiko Utama
(Indikator
Risiko Utama)
1 2 3 4
Besaran Area Dampak Kategori Risiko* Judgement
25 – 1 1. Beban Keuangan 1. Fiskal Pemilik risiko
Negara 2. Kebijakan
2. Penurunan Reputasi 3. Kepatuhan
3. Sanksi Pidana, Perdata, 4. Legal
dan/atau Administratif 5. Fraud
4. Kecelakaan Kerja 6. Reputasi
5. Gangguan Terhadap 7. Operasional
Layanan Organisasi
6. Penurunan Kinerja
C 5 Sangat
Besaran risiko B dan C sama, namun
2
(Area Dampak: diurutkan berdasarkan area dampak, maka
4 Tinggi 24 risiko C adalah prioritas ke-2
Beban Keuangan
Negara)
(5)
Suatu ukuran yang dapat memberikan informasi sebagai sinyal awal tentang
adanya peningkatan besaran Risiko
Contoh:
Contoh:
Jumlah
Jumlahpegawai
pegawai
yang
yang
teridentifikasi
teridentifikasi
kasus
kasus
korupsi
korupsi
IRU yang hanya memiliki batas
bawah
Contoh: Persentase pemenuhan jamlat
pegawai Unit Pengawasan
Penyebab antara
Root Cause
Ketidaktahuan
Petunjuk pengisian
pengguna jasa dalam Kesalahan pengisian Time realese barang
dokumen BC2.0 tidak
mengisi dokumen dokumen BC2.0 bertambah
informatif
BC2.0
Root Cause
Wartawan
Berita negatif di
Kurang ngupi bareng tidak/belum paham
media masa
tusi DJBC
Memilih opsi
Menyusun Menetapkan Menjalankan
penanganan Memantau
rencana aksi Level Risiko rencana aksi
risiko yang Risiko
penanganan residual penanganan
akan tersisa
Risiko harapan Risiko
dijalankan
4 5
79 Subdirektorat Manajemen Risiko
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Opsi Penanganan Risiko (Lanjutan)
1 2 3
Jika penanganan Risiko yang telah dilaksanakan tidak dapat menurunkan Level Risiko maka
diperlukan penetapan rencana aksi penanganan Risiko yang baru
Pemilihan rencana aksi penanganan Risiko mempertimbangkan biaya dan manfaat atau nilai
tambah yang diberikan bagi organisasi
Rencana aksi tersebut harus memuat informasi berikut:
kegiatan dan tahapan kegiatan berdasarkan opsi penanganan yang dipilih;
output yang diharapkan atas kegiatan tersebut;
target kuantitatif sesuai output yang telah ditetapkan;
jadwal implementasi kegiatan penanganan Risiko; dan
penanggung jawab yang berisi unit yang bertanggung jawab dan unit pendukung atas
setiap tahapan kegiatan penanganan Risiko.
Penanganan yang berhasil menurunkan kemungkinan dan/atau dampak dimasukkan sebagai
aktivitas pengendalian pada periode berikutnya, kecuali rencana penanganan Risiko yang
sifatnya proyek.
81 Subdirektorat Manajemen Risiko
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Contoh Penanganan Risiko
Opsi
Rencana Aksi Penanganan Jadwal Penanggun
Penanganan Output Target
Risiko Implementasi g Jawab
Risiko
Mengurangi • Diklat pejabat peniliti dokumen • Diklat • 1 Diklat Januari s.d. Ses
Kemungkinan • Forum group discussion • FGD • 1 FGD Desember 2017 Dit. TK
• Pengetatan syarat menjadi • Aturan • 1 Atrn
Pejabat peneliti dokumen
Opsi
Rencana Aksi Penanganan Jadwal Penanggun
Penanganan Output Target
Risiko Implementasi g Jawab
Risiko
Menurunkan • Penelitian ulang • Penul • 1 Penul Januari s.d. KPU/KPPBC
dampak • Proses Audit • LHA • 1 LHA Desember 2017 Dit. Audit
SO
Ringkasan
Ringkasan
Penerimaan
Risiko
Identifikasi Risiko
negara di sektor kepabeanan dan cukai yang optimal
Penerimaan negara yang optimal adalah tingkat pencapaian penerimaan bea masuk, bea keluar, dan cukai
sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam APBN atau APBN-P yang dicerminkan atas pelaksanaan
PENJELASAN SO
perencanaan dan proyeksi penerimaan, pencatatan, monitoring dan evaluasi, pemeriksaan, penelitian dan
penetapan perhitungan pungutan, penagihan piutang, keberatan banding dan dukungan teknis
4 20 13 8 4 2
Terjadi
Kadang
3 22 15 11 7 5
Terjadi
Jarang
2 24 19 14 12 9
Terjadi
Hampir
1 Tidak 25 23 21 18 16
terjadi
Tingkatan Level Risiko Besaran Risiko Warna
Tingkatan Level Risiko Besaran Risiko Warna
5 Sangat Tinggi 1-3
5 Sangat Tinggi 20 – 25 Merah
4 Tinggi 4–8
4 Tinggi 16 – 19 Oranye
3 Sedang 9 – 17
3 Sedang 12 – 15 Kuning
2 Rendah 18 – 22
2 Rendah 6 – 11 Hijau
1 Sangat Rendah 23 – 25
1 Sangat Rendah 1-5 Biru
Pemantauan
Audit
Pemantauan berkala
Reviu Manajemen
berkelanjutan (triwulanan
Risiko
/tahunan)
Implementasi
Oleh masing-masing UPR MR TKPMR
(Oleh Itjen)
Oleh Itjen
(Oleh UKI/
Pengelola Risiko)
Peserta Rapat
No Tingkat Periode Penanggung Jawab
Pemantauan
1. Kementerian Triwulanan Menteri Keuangan dan Pelaksana harian
(Kuartalan) Pejabat Eselon I koordinator Risiko
Kementerian
2. Eselon I Triwulanan Masing-masing Pelaksana harian
(Kuartalan) Pimpinan Unit Eselon I koordinator Risiko
dan Pejabat Eselon II Unit Eselon I
3. Eselon II Triwulanan Masing-masing Pelaksana harian
(Kuartalan) Pimpinan Unit Eselon koordinator Risiko
II dan Pejabat Eselon Unit Eselon II
III
4. Eselon III Triwulanan Masing-masing Pelaksana harian
(Kuartalan) Pimpinan Unit Eselon koordinator Risiko
III dengan Pejabat Unit Eselon III
Eselon IV
Dokumen yang berisi catatan Risiko yang terjadi pada tahun berjalan baik
yang telah diidentifikasi dalam profil Risiko maupun tidak
Periode Penyampaian:
Laporan Piagam Manajemen Risiko : 31 Januari
Laporan pemantauan : triwulanan dan tahunan
Dokumen yang berisi catatan Risiko yang terjadi pada tahun berjalan baik
yang telah diidentifikasi dalam profil Risiko maupun tidak