6. Café Coronary
5. Strangling / Strangulation
Cafe coronary telah dilaporkan
Pencekikan pada leher dengan bahwa seseorang yang sedang
menggunakan tangan. Penyebab duduk di cafe atau bar mengalami
kematian pada strangling biasanya kolaps dan kematian. Hal ini seolah
karena adanya kombinasi iskemia orang tersebut mengalami serangan
dengan kompresi arteri karotis dan jantung mendadak. Namun pada
obtruksi pernafasan dengan pemeriksaan post-mortem, terdapat
kompresi dari trakea atau laring sisa makanan atau tulang ikan terlihat
(James et all, 2003) di saluran pernafasan yang
mengindikasikan orang tersebut
meninggal karena asfiksia dan bukan
PJK.
Internal (Cellular Level)
Proses ventilasi
Hipoksia dan Suplai O2 ke paru
terganggu
Hiperkapnea menurun
•1
•3
Fase Dispneu Pre-terminal •5
Terjadi dispneu
Respiratory Pause kehilangan gerakan
saat proses Tidak ada aktivitas sistem pernafasan:
ekspirasi dengan pernafasan, paralisis saluran hilangnya reflek dan
peningkatan RR, nafas dan pusat sirkulasi,
sianosis, dan •2 takikardi, hipertensi sistemik.
dilatasi pupil. Durasi
selama 1-4 menit.
takikardi. Pada
fase dispenu
Fase Konvulsif
Durasi selama 60-120 detik.
•4
dengan
peningkatan RR Kehilangan Mulai timbul nafas
biasanya tidak kesadaran, distress seperti terenga-engah
terjadi pada pernafasan, kongesti karena reflek primitif
sufokasi hypoxic. facial, bradikardi, pernafasan
Berlangsung hipertensi, dan
selama 60 – 80 konvulsi. Durasi
detik. selama 2 menit.
Temuan Eksternal Temuan Internal
Hipoksia Perdarahan intra-kranial
Sianosis Edema cerebral
Congesti dan edema Pulmonary edema
Petekie hemoragik Perdarahan visceral
Fluidity of blood
Kongesti visceral
Pembengkakan jantung kanan
PaO2
PaO2 : 80-100
pH
mmhg (normal)
60-80 mmHg pH : 7,35-7,45 PCO2
(hipoksia ringan) SaO2 (normal)
40-60 mmHg PaCO2 : 35-45
(hipoksia sedang) SaO2 : 95%-97% mmHg (normal)
< 40 mmHg (normal)
(berat) >45 mmHg
<90% (dapat (hipoventilasi)
mengindentifika
si hipoksemia) <35 mmHg
(hiperventilasi)
Penatalaksanaan jika tersedak:
1. Pindahkan korban ke tempat yang aman dan datar
2. Pastikan ABC korban baik
3. Berikan oksigenasi yang adekuat
4. Pertahankan tekanan darah arterial dalam batas normal
5. Longgarkan pakaian korban
6. Bila korban dalam keadaan sadar mintalah korban untuk muntah
7. Bila korban tak sadarkan diri, lakukan prosedur pembebasan jalan nafas
8. Berikan bantuan hidup dasar, CPR dan lakukan manuver Heimlich
Kardiovaskuler Hati
Dapat mengalami Hati dapat
iskemia miokardial mengalami
transien. Secara Ginjal kerusakan yang GI Tract
klinis dapat berat sehingga Resiko
menimbulkan
ditemukan gejala fungsinya dapat terjadinya
gangguan
gagal jantung. terganggu. iskemia
perfusi dan
dilusi ginjal saluran cerna
dan
serta kelainan enterokolitis
filtrasi nekrotin
glomerulus
1. Kebersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan gangguan ventilasi
akibat obstruksi mekanik.
2. Gangguan pertukaran gas yang
berhubungan dengan ketidakadekuatan
suplai oksigen, ventilasi-perfusi
3. Risiko penurunan perfusi jaringan
jantung berhubungan dengan
hipoventilasi
4. Risiko asfiksia berhubungan dengan
mekanis atau adanya obstuksi fungsional
pada aliran udara
5. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan
dengan hipoksia dan hiperkapnea
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan penurunann kadar
oksigen
o Drowning didefiniskikan sebagai
sebuah gangguan pernafasan yang
diakibatkan terendam dalam cairan
(World Congress On Drowning, 2002)
o Proses drowning dimulai ketika jalan
nafas pasien diisi dengan cairan,
biasanya air, yang –jika proses ini
terus berlanjut- mungkin atau juga
bisa tidak menimbulkan kematian
(Vincen, et all, 2011).
Anak lebih muda, khusunya <4 Epilepsi, penyakit jantung,
tahun diabetes, retardasi mental dan
Penelantaran dan kesalahan geriatrik.
pengurusan anak Bunuh diri, pembunuhan. Trauma
Intoksikasi alcohol : 40-50 % tumpul, terjebak, cidera saat
nyaris tenggelam akibat melompat, kecelakaan perahu, arus
penggunaan alcohol bawah yang berlawanan dengan
arus pada permukaan air laut
Penyalahgunaan obat (undertow).
Gangguan kejang Terjun ke dalam kolam di gua atau
ke dalam danau di pegunungan.
BERDASARKAN JENIS AIR
Tekanan
Cerebral Fibrilasi
darah
anoksi ventrikel
menurun
Air Tawar Air laut
Osmolaritas < darah Osmolaritas > darah
Hipotonis Hipertonis
Hipervolemia Hipovolemia
Hemodilusi Hemokonsentrasi
Kategori C (Comatase)
Kategori A (Awake) Kategori B (Blunted)
Sadar / GCS 15, Stupor Koma
sianosis, apnea Respons terhadap
Respons abnormal
beberapa menit, rangsang
dilakukan pertolongan terhadap nyeri
Distress pernapasan,
kembali bernapas sianosis, takipneu, Pernapasan sentral
spontan perubahan auskultasi abnormal(mati batang
Hipotermi ringan dada otak)
Perubahan radiologis Perubahan radiologis Hipotermi
ringan pada dada dada
Lab BGA : asidosisi Lab BGA abnormal
Lab BGA : asidosis
metabolic, hipoksemia, metabolic, hiperkarbia,
pH <7.1 hipoksemia
Perubahan cairan dan
elektrolit
PERUBAHAN Perubahan pada
• Aspirasi air laut mengakibatkan
PADA PARU-PARU kardiovaskular perubahan elektrolit dan
perubahan cairan karena
Aspirasi paru Perubahan pada besarnya kadar Na dan
terjadi pada kardivaskuler yang osmolaritasnya
terjadi pada hampir
90% korban tenggelam sebagian • Hiperkalemia dapat terajdi
tenggelam, besar karena karena kerusakan jaringan
dan 80-90% Perubahan perubahan tekanan akibat hipoksia yang luas.
pada korban pada SSP parsial oksigen dan
gangguan asam basa Perubahan pada
hampir Kehilangan ginjal
tenggelam kesadaran, distress
pernafasan, kongesti
Kerusakan ginjal progresif
facial, bradikardi, akan mengakibatkan tubular
hipertensi, dan nekrosis akut akibat
konvulsi. Durasi hipoksemia berat, asidosis
selama 2 menit. laktat dan perubahan aliran
darah ke ginjal.
Pulse Oksimetri
Copnometry
Fibrosis interstitial
pulmonal
Komplikasi:
Pneumonia aspirasi
Baird, Mariane Saunorus. 2005. Manual Of Critical Care Nursing: Nursing Interventions And Collaborative
Management 5th Edition. Missouri: Elsevier Mosby
Behrman, R. E., Kliegman, R. M., & Arvin, A. M. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 1 (ed. 15). Jakarta:
EGC.
James et all. 2003. Forensic Medicine: Clinical And Pathological Aspects. London: Greenwich Medical Media.
Oman, Kathleen S, K. M. (2008). Panduan Belajar: Keperawatan Emergensi. Jakarta: EGC.
Schwartz, M. W. (2005). Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: EGC
Sharma, RK. 2008. Concice Textbook Of Forensic Medicine & Toxicology 2nd Edition. New Delhi: Elsevier
Stewart, kent. (2012). Forensic Nursing Science. St. Louis. Missouri: Elsevier Mosby
Vincent, et all. 2011. Textbook Of Critical Care 6th Edition. Missouri: Elsevier Mosby