Anda di halaman 1dari 17

KLASIFIKASI CAIRAN INFUS

Prof. dr. Habibah Hanum Nasution, SpPD, Kpsi


Klasifikasi Cairan Infus:
• Cairan hipotonik:
osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum
(konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum),
sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas
serum.
Maka cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah
keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah
dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai
akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada
keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien
cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada
pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan
ketoasidosis diabetik.
Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
Cairan Isotonik:

osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati


serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga
terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat
pada pasien yang mengalami hipovolemi
(kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah
terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload
(kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal
jantung kongestif dan hipertensi.
Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan
normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
Cairan hipertonik:

osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,


sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari
jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu
menstabilkan tekanan darah, meningkatkan
produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak).
Penggunaannya kontradiktif dengan cairan
hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45%
hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose
5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.
"Jenis-jenis Cairan Infus"
• Indikasi:
     Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) 
pada kondisi: gastroenteritis akut, demam 
berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok 
ASERING hemoragik, dehidrasi berat, trauma. 
• Keunggulan:
- Asetat dimetabolisme di otot, dan masih 
dapat ditolelir pada pasien yang mengalami 
gangguan hati
- Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA 
mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding 
RL pada neonatus
- Pada kasus bedah, asetat dapat 
mempertahankan suhu tubuh sentral pada 
anestesi dengan isofluran
- Mempunyai efek vasodilator
- Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 
20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat 
meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga 
memperkecil risiko memperburuk edema 
serebral
KA-EN 1B
• Indikasi:
- Sebagai larutan awal bila status
elektrolit pasien belum diketahui,
misal pada kasus emergensi
(dehidrasi karena asupan oral tidak
memadai, demam)
- < 24 jam pasca operasi
- Dosis lazim 500-1000 ml untuk
sekali pemberian secara IV.
Kecepatan sebaiknya 300-500
ml/jam (dewasa) dan 50-100
ml/jam pada anak-anak
- Bayi prematur atau bayi baru
lahir, sebaiknya tidak diberikan
lebih dari 100 ml/jam
KA-EN 3A & KA-EN 3B
Indikasi:
• Larutan rumatan nasional untuk
memenuhi kebutuhan harian air
dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk
mengganti ekskresi harian, pada
keadaan asupan oral terbatas
• Rumatan untuk kasus pasca
operasi (> 24-48 jam)
• Mensuplai kalium sebesar 10
mEq/L untuk KA-EN 3A
• Mensuplai kalium sebesar 20
mEq/L untuk KA-EN 3B
KA-EN MG3
Indikasi :
• Larutan rumatan nasional 
untuk memenuhi kebutuhan 
harian air dan elektrolit 
dengan kandungan kalium 
cukup untuk mengganti 
ekskresi harian, pada 
keadaan asupan oral 
terbatas
• Rumatan untuk kasus pasca 
operasi (> 24-48 jam)
• Mensuplai kalium 20 
mEq/L
• Rumatan untuk kasus 
dimana suplemen NPC 
KA-EN 4A

Indikasi :
• Merupakan larutan infus
rumatan untuk bayi dan
anak
• Tanpa kandungan kalium,
sehingga dapat diberikan
pada pasien dengan
berbagai kadar konsentrasi
kalium serum normal
• Tepat digunakan untuk
dehidrasi hipertonik
KA-EN 4B

Indikasi:
• Merupakan larutan infus
rumatan untuk bayi dan
anak usia kurang 3 tahun
• Mensuplai 8 mEq/L
kalium pada pasien
sehingga meminimalkan
risiko hipokalemia
• Tepat digunakan untuk
dehidrasi hipertonik
Otsu-NS

Indikasi:
• Untuk resusitasi
• Kehilangan Na > Cl,
misal diare
• Sindrom yang berkaitan
dengan kehilangan
natrium (asidosis
diabetikum, insufisiensi
adrenokortikal, luka
bakar)
Otsu-RL

Indikasi:
• Resusitasi
• Suplai ion bikarbonat
• Asidosis metabolik
AMIPAREN

Indikasi:
• Stres metabolik berat
• Luka bakar
• Infeksi berat
• Kwasiokor
• Pasca operasi
• Total Parenteral Nutrition
• Dosis dewasa 100 ml
selama 60 menit
AMINOVEL-600

Indikasi:
• Nutrisi tambahan pada
gangguan saluran GI
• Penderita GI yang
dipuasakan
• Kebutuhan metabolik yang
meningkat (misal luka bakar,
trauma dan pasca operasi)
• Stres metabolik sedang
• Dosis dewasa 500 ml selama
4-6 jam (20-30 tpm)
PAN-AMIN G

Indikasi:
• Suplai asam amino pada
hiponatremia dan stres
metabolik ringan
• Nitrisi dini pasca operasi
• Tifoid
MARTOS-10
Indikasi:
• Suplai air dan karbohidrat
secara parenteral pada
penderita diabetik
• Keadaan kritis lain yang
membutuhkan nutrisi
eksogen seperti tumor,
infeksi berat, stres berat
dan defisiensi protein
• Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
• Mengandung 400 kcal/L
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai