Anda di halaman 1dari 14

1.

Adhita Widya Sastia (172303102186)


2. Akhmad Bahrudin (172303102187)
3. Siti Ainia (172303102136)
1. Normal Saline
Indikasi :
a. Resusitasi
b. Diare
c. Luka bakar
d. Gagal Ginjal Akut
2. Ringer Laktat (RL)
Indikasi: mengembalikan keseimbangan elektrolit
pada keadaan dehidrasi dan syok hipovolemik
3. Ringer Asetat
Indikasi: sebagai pengganti kehilangan cairan akut
(resusitasi), misalnya pada diare, DBD, luka
bakar/syok hemoragik, pengganti cairan selama
prosedur operasi, loading cairan saat induksi
anestesi regional, priming solution pada tindakan
pintas kardiopulmonal, dan juga diindikasikan pada
stroke akut dengan komplikasi dehidrasi.
4. Dekstrosa
Indikasi : sebagai cairan resusitasi pada terapi
intravena serta untuk keperluan hidrasi selama dan
sesudah operasi. Diberikan pada keadaan oliguria
ringan sampai sedang (kadar kreatinin kurang dari
25 mg/100ml).
5. Albumin
Indikasi: Pengganti volume plasma atau protein pada
keadaan syok hipovolemia, hipoalbuminemia, atau
hipoproteinemia, operasi, trauma, cardiopulmonary
bypass, hiperbilirubinemia, gagal ginjal akut,
pancretitis, mediasinitis, selulitis luas dan luka bakar.
6. HES
Indikasi: Penggunaan HES pada resusitasi post trauma
dapat menurunkan permeabilitas pembuluh darah,
sehingga dapat menurunkan resiko kebocoran kapiler.
7. Gelatin
Indikasi : Penambah volume plasma dan mempunyai
efek antikoagulan.
8. Dextran
Indikasi :
a. Penambah volume plasma pada kondisi trauma, syok
sepsis, iskemia miokard, iskemia cerebral, dan penyakit
vaskuler perifer.
b. Mempunyai efek anti trombus, mekanismenya adalah
dengan menurunkan viskositas darah, dan menghambat
agregasi platelet. Pada suatu penelitian dikemukakan
bahwa dextran-40 mempunyai efek anti trombus paling
poten jika dibandingkan dengan gelatin dan HES.
9. ASERING
Indikasi: Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis)
pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah
dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi
berat, trauma.
10. KA-EN 1B
Indikasi: Sebagai larutan awal bila status elektrolit
pasien belum diketahui, misal pada kasus emergensi
(dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
11. KA-EN 3A & KA-EN 3B
Indikasi: Larutan rumatan nasional untuk memenuhi
kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan
kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada
keadaan asupan oral terbatas
a. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
b. Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
c. Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B
12. KA-EN MG3
Indikasi :
a. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan
harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup
untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan
oral terbatas
b. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
c. Mensuplai kalium 20 mEq/L
d. Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan
400 kcal/L
13. KA-EN 4A
Indikasi :
a. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
b. Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada
pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium serum
normal
c. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
14. KA-EN 4B
Indikasi:
a. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
usia kurang 3 tahun
b. Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga
meminimalkan risiko hipokalemia
c. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
15. Otsu-NS
Indikasi:
a. Untuk resusitasi
b. Kehilangan Na > Cl, misal diare
c. Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium
(asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka
bakar)
16. Otsu-RL
Indikasi:
a. Resusitasi
b. Suplai ion bikarbonat
c. Asidosis metabolik

Anda mungkin juga menyukai