0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan18 halaman
Betahistine Dihydrochloride With and Without Early Vestibular Rehabilitation for the Management of Patients With Balance Disorders Following Head Trauma: A Preliminary Randomized Clinical Trial
Betahistine Dihydrochloride With and Without Early Vestibular Rehabilitation for the Management of Patients With Balance Disorders Following Head Trauma: A Preliminary Randomized Clinical Trial
Betahistine Dihydrochloride With and Without Early Vestibular Rehabilitation for the Management of Patients With Balance Disorders Following Head Trauma: A Preliminary Randomized Clinical Trial
Pusing adalah gejala yang biasanya terkait dengan cedera kepala. Pusing bisa muncul dengan rasa ingin pingsan, disorientasi, ketidakseimbangan, dan vertigo. Betahistin dihidroklorida (BDh) digunakan sebagai antivertigo. Efek terapi dan keamanan telah banyak dibuktikan pada studi klinis, tidak memiliki efek sedatif pada model hewan ataupun pasien sehat. Pendukung rehabilitasi vestibular pemaparan berulang terhadap stimulus sensoris yang ditimbulkan dari gerakan kepala, sehingga menyarankan rehabilitasi vestibular awal untuk mempromosikan kompensasi vestibular. Dikontraindikasikan mereka yang merekomendasikan rehabilitasi vestibular digunakan ketika pasien telah gagal kompensasi setelah 2-3 bulan atau gagal berespon terhadap tatalaksana farmakologis. Pasien 60 pasien dengan gangguan keseimbangan pasca trauma kepala Kriteria eksklusi Pasien dengan cedera servikal tidak stabil, tidak dapat berjalan,dan kondisi dapat diperburuk dengan tes vestibular Kriteria inklusi Tidak memiliki riwayat gangguan keseimbangan otologis sebleumnya, dan tidak menggunakan obat sedatif/obat tidur. Cedera kepala diklasifikasikan sesuai GCS menjadi berat (≤ 8), sedang (9-12), dan ringan (13-15) Evaluasi Pasien Evaluasi pasien riwayat THT, PF THT, PF Saraf, dan CT leher, otak dan tengkorak Videonystagmography Diagnosis, pembagian, dan monitoring gangguan keseimbangan dilakukan dengan videonystagmography (VNG). Merekam gerak mata dengan sinar inframerah. Analisis pada 24jam, 1 minggu, 2 minggu, 1 bulan, dan setiap bulannya sampai pulih. Videonystagmography 3 kelompok uji VNG, menilai fungsi sistem oculomotor dan vestibular serta interaksi mereka. Kelompok pertama fungsi okulomotor visual dan pergerakan mata sentral (nonvestibular) Kelompok kedua gerak mata abnormal sehubung dengan perubahan posisi kepala. Kelompok ketiga fungsi vestibulo-oculomotor dengan tes kalorik bithermal, meniliai disfungsi labirin perifer Tidak dapat mentolerir tes istirahat 2 jam sebelum melanjutkan. Desain Penelitian 60 pasien dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing 20. Kelompok 1 diberikan BDh tablet 48mg/hari Kelompok 2 program rehabilitasi vestibular sesuai Shepard et. al, BPPV dilakakukan maneuver Epley. Kelompok 3 diberiikan BDh dengan program rehabilitasi vestibular sesuai kelompok 2. Analisis statiska Dianggap signifikan bila P-value ≤ 0,05. 60 pasien; 43 pria dan 17 wanita. Usia berkisar dari 20-50 tahun. 20-30 tahun 24 orang (40%), 31-40 tahun 21 orang (35%), 41-50 tahun 15 orang (25%), usia rerata 30 tahun. Kelompok 1 dan 2, masing-masing 14 pria dan 6 wanita. Kelompok 3 15 pria dan 5 wanita. Semua pasien menyelesaikan penelitian. Kelompok 2, mual dan muntah gejala umum, semakin lama semakin membaik, 8 (40%) pasien diberikan anti-emetik. Gangguan keseimbangan menurut VNG; vestibular perifer 30 (50%), vestibular pusat 11 (18%), vestibular campuran 13 (22%), dan BPPV 6 (10%). Klasifikasi cedera kepala menurut GCS; ringan 22 (37%), sedang 23 (38%), dan berat 15 (25%). Pada semua kelompok, pemulihan gangguan keseimbangan >2 minggu. Pemulihan total; tidak ada gejala subjektif gangguan keseimbangan, tidak ada nistagmus, nilai uji VNG ke batasan normal. Tidak ada perbedaan signifikan antara jenis lesi dan durasi pemulihan pada semua kelompok. Cedera kepala ringan lebih sedikit dibanding dengan sedang/berat. Kelompok 2 (BDh + rehabilitasi Vestibular) 80% sembuh 2 bulan pertama, 20% dalam bulan ke-3. Kelompok 1 (BDh) 85% sembuh bulan ke-2 dan 3, sisanya setelah bulan ke-3 Durasi rata-rata pemulihan: Kelompok 1 62,1 hari (SD 20,8 hari) Kelompok 2 37,6 hari (SD 18,2 hari) Kelompok 3 34,4 hari (SD 14,0 hari) Berdasarkan hasil penelitian ini, pasien yang mendapatkan rehabilitasi vestibular awal dengan BDh paling cepat pulih pemulihan total dalam 2 bulan. Secara statistika rehabilitasi vestibular lebih cepat pulih dibanding pengobatan BDh saja. 2 konsep utama rehabilitasi vestibular habituasi dan adaptasi. Rehabilitasi yang digunakan pada penilitian ini efektif untuk lesi vestibular perifer, pusat, dan campur, sesuai VNG. Semua kasus pada penelitian ini sembuh total, lesi vestibular perifer lebih cepat sembuh, dibanding campur dan pusat. Penyembuhan lebih cepat pada trauma kepala ringan dibandingkan sedang dan berat. Banyak penulis rekomendasi penundaan rehab 2-3 bulan setelah cedera kepala, kompensasi alami. Penyembuhan spontan cedera kepala ringan, 3-9 bulan, persistensi gejala >1 tahun pada 10-15% Hasil menunjukan, semua pasien rehabilitasi dengan atau tanpa BDh sembuh dalam 3 bulan pertama cedera kepala. Adanya pengurangan ketidakseimbangan yang dipicu oleh gerakan kepala didokumentasikan dengan VNG. Data ini menunjukan bahwa rehabilitasi vestibular awal setelah trauma kepala mempersingkat waktu disabilitas dan mempercepat pemulihan. Respon reaktif yang kuat dalam bentuk mual muntah pada minggu pertama yang kemudian menurun anti-emetik. Pasien BPPV, rehabilitasi medis berupa maneuver Epley, dengan atau tanpa BDh. Tidak ada perbedaan waktu penyembuhan antara Epley saja dan yang diberikan BDh. BDh antagonist receptor H3 pelepasan Histamin pada telinga dalam dan labirin perifer meningkatkan sirkulasi darah ke telinga tengah dan memiliki efek anti mual dan muntah pasien diberikan BDh mengalami mual muntah lebih sedikit, dibanding yang hanya rehabilitasi. Keterbatasan Penelitian Jumlah pasien yang sedikit pada setiap kelompok, Desain penelitian bukan double-blind, placebo-controlled Pada kelompok BDh saja, tidak ada pasien dengan BPPV dapat menimbulkan bias.. Penggunaan bersamaan rehabilitasi vestibular awal dengan BDh mungkin lebih efektif untuk tatalaksana pasien dengan gangguan keseimbangan pasca cedera kepala, dibanding menggunakan salah satu pengobatan saja. Pada penelitian ini, rehabilitasi vestibular awal mempercepat pemulihan, yang ditingkatkan dengan penggunaan BDh yang menekan efek samping mual dan muntah.