Anda di halaman 1dari 18

Pembimbing:

dr. Siti Nurhikmah, Sp.THT-KL, M.Kes


 Pusing adalah gejala yang biasanya terkait dengan cedera
kepala. Pusing bisa muncul dengan rasa ingin pingsan,
disorientasi, ketidakseimbangan, dan vertigo.
 Betahistin dihidroklorida (BDh) digunakan sebagai
antivertigo.
 Efek terapi dan keamanan telah banyak dibuktikan pada
studi klinis, tidak memiliki efek sedatif pada model hewan
ataupun pasien sehat.
 Pendukung rehabilitasi vestibular  pemaparan berulang
terhadap stimulus sensoris yang ditimbulkan dari gerakan
kepala, sehingga menyarankan rehabilitasi vestibular awal
untuk mempromosikan kompensasi vestibular.
 Dikontraindikasikan mereka yang merekomendasikan
rehabilitasi vestibular digunakan ketika pasien telah gagal
kompensasi setelah 2-3 bulan atau gagal berespon
terhadap tatalaksana farmakologis.
 Pasien
 60 pasien dengan gangguan keseimbangan pasca trauma kepala
 Kriteria eksklusi  Pasien dengan cedera servikal tidak stabil,
tidak dapat berjalan,dan kondisi dapat diperburuk dengan tes
vestibular
 Kriteria inklusi  Tidak memiliki riwayat gangguan keseimbangan
otologis sebleumnya, dan tidak menggunakan obat sedatif/obat
tidur.
 Cedera kepala diklasifikasikan sesuai GCS menjadi berat (≤ 8),
sedang (9-12), dan ringan (13-15)
 Evaluasi Pasien
 Evaluasi pasien  riwayat THT, PF THT, PF Saraf, dan CT leher, otak
dan tengkorak
 Videonystagmography
 Diagnosis, pembagian, dan monitoring gangguan keseimbangan
dilakukan dengan videonystagmography (VNG).
 Merekam gerak mata dengan sinar inframerah.
 Analisis pada  24jam, 1 minggu, 2 minggu, 1 bulan, dan setiap
bulannya sampai pulih.
 Videonystagmography
 3 kelompok uji VNG, menilai fungsi sistem oculomotor dan
vestibular serta interaksi mereka.
 Kelompok pertama  fungsi okulomotor visual dan pergerakan
mata sentral (nonvestibular)
 Kelompok kedua  gerak mata abnormal sehubung dengan
perubahan posisi kepala.
 Kelompok ketiga  fungsi vestibulo-oculomotor dengan tes
kalorik bithermal, meniliai disfungsi labirin perifer
 Tidak dapat mentolerir tes  istirahat 2 jam sebelum melanjutkan.
 Desain Penelitian
 60 pasien dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing 20.
 Kelompok 1  diberikan BDh tablet 48mg/hari
 Kelompok 2  program rehabilitasi vestibular sesuai Shepard et.
al, BPPV dilakakukan maneuver Epley.
 Kelompok 3  diberiikan BDh dengan program rehabilitasi
vestibular sesuai kelompok 2.
 Analisis statiska
 Dianggap signifikan bila P-value ≤ 0,05.
 60 pasien; 43 pria dan 17 wanita. Usia berkisar dari 20-50
tahun. 20-30 tahun 24 orang (40%), 31-40 tahun 21 orang
(35%), 41-50 tahun 15 orang (25%), usia rerata 30 tahun.
 Kelompok 1 dan 2, masing-masing 14 pria dan 6 wanita.
Kelompok 3 15 pria dan 5 wanita.
 Semua pasien menyelesaikan penelitian. Kelompok 2, mual
dan muntah gejala umum, semakin lama semakin
membaik, 8 (40%) pasien diberikan anti-emetik.
 Gangguan keseimbangan
menurut VNG; vestibular
perifer 30 (50%),
vestibular pusat 11 (18%),
vestibular campuran 13
(22%), dan BPPV 6 (10%).
 Klasifikasi cedera kepala
menurut GCS; ringan 22
(37%), sedang 23 (38%),
dan berat 15 (25%).
 Pada semua kelompok, pemulihan
gangguan keseimbangan >2
minggu.
 Pemulihan total; tidak ada gejala
subjektif gangguan
keseimbangan, tidak ada
nistagmus, nilai uji VNG ke
batasan normal.
 Tidak ada perbedaan signifikan
antara jenis lesi dan durasi
pemulihan pada semua
kelompok. Cedera kepala ringan
lebih sedikit dibanding dengan
sedang/berat.
 Kelompok 2 (BDh + rehabilitasi
Vestibular)  80% sembuh 2
bulan pertama, 20% dalam bulan
ke-3.
 Kelompok 1 (BDh)  85%
sembuh bulan ke-2 dan 3, sisanya
setelah bulan ke-3
 Durasi rata-rata pemulihan:
 Kelompok 1  62,1 hari (SD 20,8
hari)
 Kelompok 2  37,6 hari (SD 18,2
hari)
 Kelompok 3  34,4 hari (SD 14,0
hari)
 Berdasarkan hasil penelitian ini, pasien yang mendapatkan
rehabilitasi vestibular awal dengan BDh paling cepat pulih
 pemulihan total dalam 2 bulan.
 Secara statistika  rehabilitasi vestibular lebih cepat pulih
dibanding pengobatan BDh saja.
 2 konsep utama rehabilitasi vestibular  habituasi dan
adaptasi.
 Rehabilitasi yang digunakan pada penilitian ini efektif
untuk lesi vestibular perifer, pusat, dan campur, sesuai
VNG.
 Semua kasus pada penelitian ini sembuh total, lesi
vestibular perifer lebih cepat sembuh, dibanding campur
dan pusat.
 Penyembuhan lebih cepat pada trauma kepala ringan
dibandingkan sedang dan berat.
 Banyak penulis rekomendasi penundaan rehab 2-3 bulan
setelah cedera kepala, kompensasi alami.
 Penyembuhan spontan cedera kepala ringan, 3-9 bulan,
persistensi gejala >1 tahun pada 10-15%
 Hasil menunjukan, semua pasien rehabilitasi dengan atau
tanpa BDh sembuh dalam 3 bulan pertama cedera kepala.
 Adanya pengurangan ketidakseimbangan yang dipicu oleh
gerakan kepala didokumentasikan dengan VNG.
 Data ini menunjukan bahwa rehabilitasi vestibular awal
setelah trauma kepala  mempersingkat waktu disabilitas
dan mempercepat pemulihan.
 Respon reaktif yang kuat dalam bentuk mual muntah pada
minggu pertama yang kemudian menurun  anti-emetik.
 Pasien BPPV, rehabilitasi medis berupa maneuver Epley,
dengan atau tanpa BDh.
 Tidak ada perbedaan waktu penyembuhan antara Epley
saja dan yang diberikan BDh.
 BDh antagonist receptor H3  pelepasan Histamin pada
telinga dalam dan labirin perifer  meningkatkan sirkulasi
darah ke telinga tengah dan memiliki efek anti mual dan
muntah  pasien diberikan BDh mengalami mual muntah
lebih sedikit, dibanding yang hanya rehabilitasi.
 Keterbatasan Penelitian
 Jumlah pasien yang sedikit pada setiap kelompok,
 Desain penelitian bukan double-blind, placebo-controlled
 Pada kelompok BDh saja, tidak ada pasien dengan BPPV
dapat menimbulkan bias..
 Penggunaan bersamaan rehabilitasi vestibular awal
dengan BDh mungkin lebih efektif untuk tatalaksana pasien
dengan gangguan keseimbangan pasca cedera kepala,
dibanding menggunakan salah satu pengobatan saja.
 Pada penelitian ini, rehabilitasi vestibular awal
mempercepat pemulihan, yang ditingkatkan dengan
penggunaan BDh yang menekan efek samping mual dan
muntah.

Anda mungkin juga menyukai