Anda di halaman 1dari 23

HIDUNG

SUSI
406181020
Anatomi Hidung
■ Hidung Luar (Nasus Eksternus):
- Dorsum nasi
- Apeks nasi
- Radiks nasi
- Ala nasi
■ Hidung dalam (Nasus Internus):
- Rongga hidung
- Septum nasi
■ Sinus Paranasalis:
- sinus frontalis
- sinus maksilaris
- sinus (sel-sel) ethmoidalis
- sinus sfenoidalis
Hidung dalam
■ Cavum nasi (Rongga hidung)
- Atap  lamina cribriformis os ethmlidale, disini terdapat n.olfaktorius
- Dasar  Proc. Palatinus os maxilla dan lamina horizontalis os palatina
- os nasale
- os vomer
■ Cavum nasi (rongga hidung)
■ terdapat tonjolan & lipatan selaput lendir hidung yg disebut konka tdd :
- konka nasalis inferior
- konka nasalis media
- konka nasalis superior
■ Meatus nasi inferior : ruang antara dasar cavum nasi dengan konka nasalis inferior
■ Meatus nnasi media : ruang antara konka nasalis
inferior dengan media
■ Mearus nasi superior : ruang antara konka nasalis
media dengan superior
■ Septum nasi
– Lamina perpendicularis os ethmoidalis
– Os vomer
– Cartilago septi nasi
Anatomi & Fisiologi Hidung
■ Batang hidung (dorsum nasi):
– Bagian keras (kranial) : os nasalis kanan/kiri, pros.frontalis os.maxilla
– Bagian lunak (kaudal) : kartilago lateralis dan kartilago alaris
■ Diantara konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit (meatus) :
– Meatus inferior  terdapat muara ductus nasolakrimalis
– Meatus medius  terdapat muara sinus frontalis, sinus maksilaris dan sinus
etmoid anterior
– Meatus superior  terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid
■ Septum nasi
 Menopang dorsum nasi dan membagi 2 kavum nasi.
• Bagian posterior terdiri atas tulang: lamina perpendikularis os ethmoidalis, vomer
• Bagian anterior terdiri atas rawan : kartilago quadrangularis
Septum dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan periosteum pada
bagian tulang, luarnya dilapisi oleh mukosa hidung
■ Kompleks ostiomeatal (KOM)
 Celah pada dinding lateral hidung yg dibatas oleh konka media dan lamina
papirasea
 Struktur anatomi yg membentuk KOM :
- Pros. Unsinatus
- Infundibulum etmoid
- Hiatus semilunaris
- bula etmoid
- agger nasi
- resesus frontalis
 KOM  unit fungsional yg merupakan
tempat ventilasi dan drainase dari sinus yang
letaknya di anterior : sinus maksilaris,
etmoid anterior dan frontal
■ Inervasi hidung
 Mukosa dekat atap kavum nasi (medial & lateral) mengandung serabut-serabut
nervus olfaktorius
■ Vaskularisasi Rongga hidung
■ Anterior septum, anastomosis dari a.sphenopalatina, a.palatina mayor, a.labialis
superior & a.etmoidalis anterior yang membentuk PLEKSUS KIESSELBACH atau
LITTLE AREA terletak superfisial sehingga menajdi sumber perdarahan yang terse
ring pada epiktasis anterior.
■ Posterior septum, terdapat pleksus Woodruff yang di bentuk oleh anastomosis dari
a. sfenopalatina, a.nasalis posterior dan a.faringeal ascendens
Fisiologi Hidung
■ Fungsi Respirasi: air conditioning, penyaring udara, humidifikasi, penyeimbang
dalam pertukaran tekanan, mekanisme imunologik lokal
■ Fungsi Penghidu: terdapat mukosa olfaktorius
■ Fungsi Fonetik: resonansi suara, membantu proses bicara, dan mencegah hantaran
suara sendiri melalui konduksi tulang
■ Fungsi Statik & Mekanis : u/ meringankan beban kepala, proteksi thd trauma dan
pelindung panas
■ Refleks Nasal: Mukosa hidung reseptor yang berhubungan dengan saluran cerna,
kardiovaskular, dan pernapasan. Contoh:
– Iritasi mukosa hidung menyebabkan reflex bersin dan batuk terhenti
– Rangsangan dari bau tertentu menyebabkan sekresi dari kelenjar liur, lambung
dan pankreas
Fisiologi Hidung
■ Alat penciuman terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak n.olfaktorius
■ Serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lender hidung --> area olfaktoria
■ N.olfaktorius dilapisi oleh sel-sel yg sangat khusus yang mengeluarkan fibril-fibril yg
halus, terjalin dengan serabut dari bulbus olfaktorius
■ Bulbus olfaktorius merupakan lanjutan dari otak yang ujung-ujung akhirnya
menembus lempeng kribiformis dasar tulang otak (os ethmoidalis) yg berlubang-
lubang
■ N.olfaktorius terletak pada os ethmoidalis
■ Dari bulbus olfaktorius, penciuman dihantarkan melalui traktus
olfaktorius menuju pusat olfaktoria pada otak bagian lobus
temporalis, tempat penciuman ditafsirkan
■ Bau yg masuk ke rongga hidung akan merangsang n.olfaktorius
dibulbus olfaktorius
■ Indera bau bergerak lewat traktus olfaktorius dengan perantaraan
stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dalam
pusat olfaktorius pada lobus temporalis di otak besar tempat
penafsiran bau tersebut
■ Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang masuk dan akan mudah
hilang pada bau yang sama dalam waktu lama
■ Rangsangan reseptor hanya berespon terhadap senyawa-senyawa
yang kontak dengan epitel olfaktorius dan di larutkan dalam lapisan
tipis mucus yg menutupinya
■ Ambang olfaktorius yang menggambarkan sensitivitas hebat reseptor
olfaktorius terhadap sejumlah senyawa yang dapat dicium pada
konsentrasi >500pg/L diubah 30% dari sebelum dapat di deteksi
■ Molekul penghasil bau mengandung 3-20 atom karbo yang memiliki
bau yang berbeda
■ Manusia dapat membedakan 2000-4000 bau yg berbeda dan
menghasilkan pola ruang yg berbeda dari peningkatan aktivitas
metabolik di dalam olfaktoria
■ Bau khusus bergantung pada pola ruang perangsangan reseptor
dalam membran mukosa olfaktorius
■ Bila seseorang secara continue terpapar pada bau yang paling tidak
disukai, maka persepsi bau menurun lalu berhenti. Ini disebabkan
oleh adaptasi yang cukup cepat yang timbul dalam system olfaktorius
Indera penciuman:
■ Akan melemah bila selaput lendir hidung sangat kering, terlalu basah, atau
membengkak seperti saat influenza
■ Akan menghilang akibat cedera pada kepala
■ Batas ambang meningkat seiring pertambahan usia

Kelainan penghidu:
■ Anostomia = tidak adanya indera penciuman
■ Hiposmia = pengurangan sensitivitas olfaktorius
■ Disosmia = indera penciuman berubah
Anatomi & Fisiologi Sinus Paranasalis
1. Gol. Anterior:
- Sinus maksilaris, sinus etmoidalis anterior, sinus frontalis
- Ostia dari sinus ini didapati dalam meatus medius
- Pus dalam meatus medius mengalir ke vestibulum nasi
2. Gol. Posterior:
- Sinus etmoidalis posterior, sinus sfenoidalis
- Ostia dari sinus ini didapati dalam meatus superior
- Pus dalam meatus superior mengalir kedalam faring
Sinus paranasal
■ ada 8 sinus paranasal  4 kanan dan 4 kiri
■ Merupakan hasil pneumatiisasi tulang-tulang kepala  terbentuk rongga di dalam
tulang
■ Dilapisi oleh mukosa yg merupakan lanjutan dari mukosa hidung
Fisiologi Sinus Paranasalis
■ Fungsi sinus paranasalis belum diketahui secara pasti
■ Beberapa teori yg dikemukakan ttg fungsi sinus paranasalis:
– Sebagai pengatur kondisi udara
– Sebagai penahan suhu
– Membantu resonansi suara
– Peredam perubahan tekanan udara
– Membantu produksi mucus u/ membersihkan rongga hidung
– Keseimbangan kepala

Anda mungkin juga menyukai