Resiko Medikolegal Sering terjadi dalam tiga kategori besar berikut : 1. Pelanggaran privasi dan kerahasiaan 2. Kelalaian medis 3. Penjelasan dan persetujuan (‘informed consent’) Empat resiko bagi penyediacyber medicine : 1. Bertanggung jawab untuk online malpractise 2. Bertanggung jawab terkait dengan eksistensi tempat praktek dokter dan hubungan pasien-dokter di internet 3. Bertanggung jawab terkait dengan terciptanya hubungan dokter-pasien yang tidak disengaja 4. Bertanggung jawab terkait dengan kegagalan proses dan / atau teknologi pendukung yang mengakibatkan penyalahgunaan, pengungkapan rahasia kedokteran terhadap informasi pasien UU ITE Diagnosa Dokter Google Masih beberapa menit lamanya Dr.L duduk termenung dikursi meja tulisnya sambil membayangkan peristiwa yang baru dialaminya : ia baru saja untuk pertama kalinya selama menjalankan praktek dokter telah “mengusir” seorang pasien. Bukan karena pasiennya berbuat kekerasan atau bertindak kasar. Pasiennya adalah seorang gentleman berusia lima puluhan tahun, berpakaian rapi, tampak terawat dan adalah spesialis-software dan direksi dari sebuah bank, yang dengan tenang dan ramah memulai pembicaraan dengan Dr.L. Pasien kemudian memberitakan keluhan rasa ingin sering kencing yang menekan kuat di daerah pubis dengan disertai rasasakit. Ketika Dr.L memulai dengan anamnese yang mengarah ke dugaan penyakit, pasien justru mengambil tablet PC dari tasnya dan mengatakan bahwa semua masalah penyakitnya sudah jelas. “Oh baik, siapakah TS yang merefer Anda ke tempat praktek saya?. Kata Dr.L ingin tahu”. Tidak ada yang merefer saya kemari, saya mempelajari dan menyelidiki keluhan yang saya alami dan rasakan di Internet. Kemudian sang pasien mengatakan, bahwa “Dr. Google” telah memberi 2 kesimpulan diagnosa penyakit terkait keluhan simptomatik yang dideritanya. Pasien sendiri berpendapat bahwa dia menderita bakteri prostatitis dan hanya datang ke poliklinik Dr.L untuk meminta resep. “Anda meminta saya menulis resep obat, tanpa harus memeriksa Anda, hanya karena Anda telah mendapat diagnosa penyakit Anda dari internet?”. Dr.L merasakan bahwa dalam dirinya telah mulai timbul rasa amarah yang meluap, tetapi jiwa profesionalismenya tetap dipegang teguh, dan sebagai dokter dia harus dapat mengekang amarahnya dan mengatasi situasi ini demi sang pasien. “Tidak mungkin jawab Dr.L datar : saya hanya menuliskan resep yang dibutuhkan oleh orang-orang yang secara sukarela mau menjadi pasien saya”. Kemudian Dr.L mengakhiri pembicaraannya dengan sang pasien, yang segera meninggalkan poliklinik. “Media sosial” = Perangkat berbasis internet yang memudahkan individu atau komunitas tertentu untuk berkumpul dan berkomunikasi, serta berbagi informasi, ide, foto, dan konten lainnya. Jenis: Jejaring sosial (contoh: Facebook) Jejaring profesi (contoh: LinkedIn) Media sharing (contoh: YouTube) Content production (contoh: Blog) Memperluas jaringan profesi dan pendidikan Promosi institusi/kesehatan Mempermudah pasien Peran Media mengaksesinformasi kesehatan Sosial bagi Memfasilitasi hubungan komunikasi Dokter profesional tenaga kesehatan Memberikan edukasi Berita dan penemuan- penemuan baru Hukum Indonesia Tentang MedSos : • Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Dilarang !!! Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) • Menyebarkan informasi yang • Undang-Undang Nomor 19 menimbulkan kebencian Tahun 2016 tentang berdasarkan SARA perubahan UU ITE 2008 • Pengancaman/pemerasan • Penghinaan/pencemaran nama baik Isu Etik MedSos bagi Dokter Bagian tak terpisahkan dari profesionalisme : menjaga kerahasiaan medis, etika kesejawatan, penghormatan pada pasien, dsb. Pencampuran tujuan profesi dan pribadi (edukasi vs kebebasan ekspresi) kebebasan pribadi = profesionalitas?) Jika dokter tsb merupakan pengurus teras organisasi profesi, pendapat pribadi = organisasi profesi? Pada tujuan edukasi : Pencampuran materi profesi dengan materi konsumsi masyarakat Beriklan? Tidak menyebar hoax/melakukan kampanye yang merugikan ilmu kedokteran/kesehatan masyarakat Isu Etik MedSos bagi Dokter : Privacy pasien
*bukan di Indonesia, ………………………………………..
Pengaturan EtikMedSos General Medical Council (GMC, Eropa), 2013 : “Doctor’s use of social media” 1. Dokter harus menjaga batasan dengan pasien 2. Menjaga kerahasiaan rekam medik 3. Menghindari pencemaran nama baik 4. Menjaga rasa hormat terhadap sejawat
Belum ada di Indonesia
(terbit di JEKI, segera disusul Fatwa Etik MKEK) Saran untuk Masalah Etik MedSos Buat 2/ lebih dari 2 akun berbeda, untuk : 1 . Akun profesi Edukasi ke masyarakat Sharing ke kalangan profesi 2 . Akun pribadi Tolak pertemanan/akses dengan pasien Dokter Beriklan? Saran untuk Masalah Dokter Beriklan? Hindari yang bersifat memuji diri. Dilarang menggunakan testimoni pasien untuk mempromosikan diri Tidak mengiklankan produk yang memiliki klaim kesehatan di media sosial. Waspada jika menjadi anggota MLM atau skema penjualan terutama pada produk dg klaim kesehatan. Produk non kesehatan sepanjang memperhatikan marwah profesi, tidak masalah. Take Home Messages : • Cyber Medicine sangat beresiko terkait masalah medikolegal. • Penggunaan medsos harus dengan bijak & hati-hati, pisahkan tujuan profesi danpribadi. • Selalu berhati-hati dalam memberikan statement; hindari menyebar hoax dan kampanye yang merugikan kedokteran. • Diperlukan aturan bagi dokter Indonesia dalam menggunakan medsos dan cyber medicine secara baik dan legal. ~ Terima kasih